Anda di halaman 1dari 7

KEBIJAKAN HUKUM TERHADAP CYBERCRIME GUNA

MENCIPTAKAN KENYAMANAN DALAM BERTEKNOLOGI

Abstrak

Perubahan paradigma massyarakat dari yang bersifat nyata menuju massyarakat


yang bersifat maya (digital) semakin terlihat. Hal ini berubah seiring dengan
kemajuan teknologi di era Revolusi Industri 4.0. Perkembangan internet yang
mengalami perkembangan pesat membawa dampak bagi massyarakat.
Keuntungan yang didapat massyarakat dengan kemajuan teknologi yaitu semakin
dipermudahkan hidup manusia. Selain itu banyak dampak negatif dari adanya
perkembangan teknologi bagi penggunanya, yaitu terbukanya ruanng bagi pelaku
kejahatan khususnya kejahatan dunia digital (Cybercrime). Perkembangan
teknologi yang sangat pesat menciptakan peluang terjadinya cybercrime, yaitu
suatu bentuk kejahatan yang tercipta melalui kecanggihan teknologi. Pemerintah
menerbitkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 (UU ITE) sebagai langkah
pencegahan kejahatan duia maya untuk menciptakan kenyamanan berteknologi.

Kata Kunci : Perkembangan teknologi, Kejahatan cyber crime, UU ITE

A. PENDAHULUAN

Era revolusi Industri 4.0 telah membawa kita kepada Kemajuan teknologi dan
tidak dapat kita hindari. Teknologi pada hakikatnya dibuat untuk memudahkan
segala aktifitas manusia. Namun demikian, teknologi juga memberikan peluang
kejahatan baru seperti cyber crime yang mengancam para pengguna teknologi
(Ngafifi, 2014).

Di era kemajuan teknologi saat ini, maraknya kasus kejahatan di dunia digital
yang menimbulkan banyak kerugian yang diderita para korban. Oleh sebab itu,
pemerintah menerbitkan Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 (UU ITE) atas
perubahan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Transaksi Elektronik
sebagai bentuk aksi tanggap pemerintah dan juga sebagai dasar hukum untuk
memberantas kejahatan cybercrime.
Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 (UU ITE) atas perubahan Undang-
Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Transaksi Elektronik ini mengakomodir
berbagai perlindungan hukum salah satunnya kejahatan cyber criime. Selain itu
UU ITE juga memberikan kepastian dan perlindungan kepada pelaku usaha
internet dengan dilegalkannya tanda tangan elektronik sebagai alat bukti yang sah
di dalam pengadilan. Dengan hadirnya UU ITE ini menjadi bukti bahwa Indonesia
melakukan perlindungan terhadap rakyatnya secara nyata ataupun dalam dunia
elektronik (Unknown, 2022)..

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, paper ini akan


membahas mengenai: (i) Bagaiama bentuk Pelanggaran norma yang terjadi di
dunia maya akibat kemajuan teknologi; dan (ii) Bagaimana kebijakan
hukum terhadap kejahatan cyber crime sebagai upaya menciptakan
kenyamanan dalam berteknologi.

Rumusan Masalah

1. Bagaiama Jenis Pelanggaran Norma yang Terjadi di Dunia Maya sebagai


Akibat dari Perkembangan Teknologi (Cybercrime) ?
2. Bagaimana kebijakan hukum terhadap kejahatan cybercrime sebagai upaya
menciptakan kenyamanan dalam berteknologi ?

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini bersifat normatif yuridis. Penelitian ini menggunakan


pendekatan pengkajian hukum tertulis yaitu berdasarkan Undang-undanng yang
berlaku. Dalam peneltian ini menggunakan teknik pengumpulan bahan dari
berbagai buku, literatur, dan bahan hukum lainnya. Hasil data diannalisis dengan
metode kualitatif yang kemudian disajikan secara deskriptif.

B. HASIL DAN PEMBAHASAN


Jenis pelanggaran norma yang terjadi di Dunia Maya sebagai Akibat dari
Perkembangan Teknologi (Cybercrime)
Kejahatan dunia maya atau cybercrime merupakan tindakan salah satu
bentuk perbuatan melawan hukum dengan memanfatkan teknologi sebagai
alat kejahatan utama. Berdasarkan jenisnya, cybercrime diklasifikasikan
menjadi beberapa kategori (Joe, 2015) , yaitu :
1. Unauthorized Acces (pengaksesan secara ilegal)
Unauthorized Access merupakan salah satu kejahatan yang
dilakukan dengan melakukan akses dengan cara ilegal ke sebuah sistem
milik orang lain. (Muntaha, 2020)
2. Illegal Conntent
Konten ilegal adalah kejahatan memasukan informasi ke dunia
maya yang berisi konten palsu, tidak etis, dan ilegal. Contohnya berita
palsu, pornografi, dan konten SARA.
3. Penyebar Virus secara sengaa
Penyebaran virus komputer secara sengaja (ransomeware).
Akibatnya data dari sisem yang terkena virus bisa diketahui oleh pelaku
dan akan disebar untuk mendapatkan keuntungan.
4. Data Forgery (pemalsuan data)
Kejahatan pemalsuan data dokumen penting di internet. Kejahatan
ini biasanya menyasar instansi atau lembaga yang memiliki dokumen
digital penting. Kejahatan ini seringkali dimotivasi secara politis oleh
bebarapa oknum untuk mencari informasi tentang penting pesaing.
5. Carding
Carding merupakan salah satu kejahatan yang sering terjadi dengan
mengincar pemilik kartu kredit sebgai korban. Kejahatan ini sama seperti
pencurian, tetapi carding sangat sulit untuk di deteksi pelakunya. Cara
kerja pelaku untuk mendapatkan uang dengan mencuri nomor kartu kredit
milik korban dan setelah itu pelaku menggunakannya untuk membeli gift
card prabayar.
6. Hacking dan Cracking
Hacking dan cracking merupkan dua hal yang berbeda, walaupun
sama-sama membobol sistem, tetapi hacking memberikan manfaat bagi
orang lain. Hacking merupakan salah satu kejahata siber dengan
membobol sebuah sistem untuk mencari kelemahan dari situs tersebut,
sedangkan cracking merupakan sebuah kejahatan siber yang merusak dan
merugikan orang lain.

Kebijakan Hukum Terhadap Kejahatan CyberCcrime Sebagai Upaya


Menciptakan Kenyamanan Dalam Berteknologi.

Cybercrime merupakan hasil dari kemajuan teknologi dan terdapat


dampak positif dan negatif dari perkembangan teknologi. Berbagai
kemudahan untuk mengakses atau memperoleh berbabagai informasi
merupakan salah satu bentuk dampak positif dari kemajuan teknologi. Namun
perkembangan teknologi juga memberikan peluang kejahatan baru yang
memanfaatkan teknologi sebagai tempat berbuat kejahatan, seperti, peretasan,
carding, banyaknya berita hoax dll.

Dalam mencegah dan memberantas kejahatan dunia maya, perlu adanya


dasar hukum yang mengatur tentang kejahatan dunia digital. Cyber law atau
hukum yang mengatur aspek berteknologi yang diperlukan untuk mencegah
dan menangani kasus cybercrime. Kebutuhan akan Cyber Law pada era
digital saat ini merupakan suatu persoalan yang sangat fundamental sebagai
dasar hukum untuk memberantas kejahatan Cyber.

Peraturan perundang-undangan merupakan alat penting untuk


Penanggulangan cyber crime yang dilakukan oleh penegak hukum. Sebelum
disahkannya UU ITE, dasar hukum penegakan hukum kejahatan cyber crime
melalui :

a) Undang-Undang No.14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaaan


informasi pblik.
b) Undang-Undang No.36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi
c) Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta atas
Perubahan Undang-Undang No. 19 Tahun 2002.
d) Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
e) Undang-Undang No. 15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Terorisme.

Pemerintah saat ini telah mengatur secara khusus kejahatann siber


(Cybercrime) yang diatur dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2016
(UU ITE) atas perubahan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008,
Tentang Transaksi Elektronik. Di dalam peraturan tersebut memuat
larangan yang terdapat dalam UU ITE (Pratama, 2019), seperti :

 Pasal 27 ; Larangan mendistribusikan, mentransmisikan,


membuat dapat diaksesnya informasi elektronik/dokumen
elektronik
 Pasal 28 : berita bohong
 Pasal 29 : ancaman kekerasan atau menakut-nakuti
 Pasal 30 :Mengakses sitem milik orang lain
 Melakukan intersepsi atau penyadapan
 Larangan mengubah informasi elektronik/dokumen secara
ilegal
 Memgganggu sistem elektronik
 Larangan menyediakan dam memfasilitasi kejahatan
Cybercrime
 Pemalsuan dokumen elektronik

Hadirnya UU ITE diharapkan akan memperkecil peluang adanya


kejahatan Cybercrime. Selain itu kesadaran massyarakat sangat
diperlukan dalam berteknologi agar penegakan hukum terhadap
kejahatan Cybercrime optimal (Nugraha, 2021).

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahsan diatas, ada beberarapa kesimpulan, yaitu :


1. Cybercrime atau kejahatan dunia maya adalah jenis kegiatan
ilegal yang menggunakan teknologi sebagai alat kriminal
utamanya. Cybercrime berjalan sering dengan pesatnya
perkembangan teknologi.
2. Cybercrime merupakan perbuatan yang dilarang dan telah diatur
dalam Undang-undang No. 19 Tahun 2016 (UU ITE) mengubah
Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Transaksi
Elektronik. Bentuk-bentuk cybercrime yang terdapat di UU ITE
seperti penyebaran berita hoax, penjebolan sistem secara ilegal,
konten-konten ilegal, dll.
3. Pemerintah telah berupaya untuk mencegah dan menanggulangi
kejahatan siber, yaitu dengan menerbitkan Undang-Undang No.
19 Tahun 2016 (UU ITE) mengubah Undang-Undang No. 11
Tahun 2008 Tentang Transaksi Elektronik.

Saran

Diharapkan peraturan mengenai etika yang baik dalam berteknoloi


yang telah dibuat pemerintah dapat berjalan efektif sehingga dapat
menciptakan kenyamanan dalam berteknologi. Selain itu pemerintah
diharapkan dapat melakukan kerjasama dengan instansi terkait
pencegahan dan penanggulangan kejahatan siber dan memberikan
sanksi yang tegas bagi pelaku kejahatan.

Daftar Pustaka

Unknown. 2022. Pengaturan Cyber Crime dalam Undang-Undang ITE.


Pengaturan Cyber Crime dalam Undang-Undang ITE ~ KEJAHATAN
PHISING DAN SKIMMING (okudoku.com) . diakses Tanggal 22-11-2022

Muntaha, Israr. 2020. Apa Itu Unauthorized Access? Bagaimana Cara


Menghadapinya di Masa Kini? .
https://www.kompasiana.com/muhammadisramuntaha8920/5fc7aa8643b45b3
41f6e7b12/apa-itu-unauthorized-access-bagaimana-cara-mengahadapinya-di-
masa-kini . Diakses Tanggal 23 November 2022

Ngafifi, M (2014). Kemajuan Teknologi dan Pola Hidup Manusia dalam


perspektif Sosial Budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan : Fondasi dan
Aplikasi, 2(1), hal 33-47

Nugraha, Riko. (2021). PERSPEKTIF HUKUM Indonesia (CYBERLAW)


PENANGANAN KASUS CYBER DI INONESIA. Jurnal Ilmiah Hukum
Dirgantara. Vol 11 No. 2

Pratama, Bambang. 2019. Perbuatan yang Dilarang Dalam UU ITE.


PERBUATAN YANG DILARANG DALAM UU-ITE (binus.ac.id) , Diakses
tanggal 23 November 2022

Perundang-undangan

Undang-undang No. 19 Tahun 2016 (UU ITE) atas perubahan Undang-Undang


No. 11 Tahun 2008 Tentang transaksi elektronik.

Anda mungkin juga menyukai