Disusun Oleh :
Unsur-unsur pasal ini telah terpenuhi dengam pembobolan situs KPU yang
dilakukan oleh Dani secara ilegal dan tidak sah, karena dia tidak memilik hak atau
izin untuk itu, selain itu Dani Firmansyah juga dituduh melanggar pasal 38 bagian
ke 11 UU Telekomunikasi yang berbunyi ”Setiap orang dilarang melakukan
perbuatan yang dapat menimbulkan gangguan fisik dan elektromagnetik terhadap
penyelenggaran telekomunikasi”, internal sendiri dipandang sebagai sebuah jasa
telekomunikasi .pasal ini juga bisa diterapkan pada kasus ini,sebab apa yang
dilakukan oleh Dani juga menimbulkan gangguan fisik bagi situs milik KPU.
Dapat dilihat bahwa dari kasus Dani Firmansyah maka dapat dijerat juga dengan
UU ITE, yaitu sebagai berikut;
Penanggulangan Global
The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
telah membuat guidelines bagi para pembuat kebijakan yang berhubungan dengan
computer-related crime, dimana pada tahun 1986 OECD telah mempublikasikan
laporannya yang berjudul Computer-Related Crime : Analysis of Legal Policy.
Menurut OECD, beberapa langkah penting yang harus dilakukan setiap negara
dalam penanggulangan cybercrime adalah :
1. Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya.
2. Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar
internasional.
3. Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai
upaya pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang
berhubungan dengan cybercrime.
4. Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta
pentingnya mencegah kejahatan tersebut terjadi.
5. Meningkatkan kerjasama antarnegara, baik bilateral, regional maupun
multilateral, dalam upaya penanganan cybercrime.
Pasal 30
a. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun.
b. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan
untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
c. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar,
menerobos, melampaui, atau men9jebol sistem pengamanan.
Pasal 35
a. Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap seolah‐olah data
yang otentik.
Pasal 46
Pasal 51
Kasus phising yang pernah terjadi yang dilakukan oleh seorang laki-
laki bernama Steven Haryanto yaitu seorang hacker dan jurnalis. Lelaki asal
bandung tersebut dengan sengaja membuat situs asli tapi palsu sebuah
layanan internet banking Bank Central Asia (BCA). Steven Haryanto membeli
domain-domain dengan nama yang hampir mirip dengan situs asli Internet
Banking BCA yaitu “www.klikbca.com”. Nama-nama domain yang dibelinya
adalah dengan nama domain wwwklik-bca.com, klikbca.com,
clickbca.com, klickca.com, dan klikbac.com. Tampilan dan isi situs-
situs tersebut hampir mirip dengan situs aslinya. Jika nasabah BCA salah
mengetik nama domain situs BCA yang asli, maka nasabah tersebut dapat
masuk perangkap situs palsu yang telah dibuat oleh Steven Haryanto apalagi
nasabah memasukkan informasi pribadinya seperti username dan
passwordnya, nomor kartu kredit, Pin, nomor rekening, tanggal lahir, atau
nama ibu kandung sehingga Steven Haryanto mengetahui informasi pribadi
nasabah tersebut.
Pasal 28 ayat (1) jo Pasal 45A ayat (1) dirumuskan sebagai berikut:
Contoh pelanggaran hak cipta di internet seperti : peniruan tampilan pada web
page suatu situs milik orang lain secara illegal, penyiaran suatu informasi di
Internet yang ternyata merupakan rahasia dagang orang lain, dan melakukan
pembelian barang-barang mewah diluar negeri, dengan kartu kredit milik
orang lain lintas negara.
Ancaman pidana dari Pasal 28 ayat (2) UU ITE tersebut diatur dalam Pasal
45A ayat (2) UU 19/2016, yakni:
Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi
yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku,
agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 1 miliar.
Ancaman pidana dari Pasal 33 UU ITE tersebut diatur dalam Pasal 49,
yakni:
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33,
dipidana denganpidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
denda paling banyakRp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pemaparan dari semua bab-bab di atas penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
a. Banyak terdapat modus kejahatan di dunia maya atau biasa dikenal dengan modus
operandi. Modus kejahatan ini dikelompokkan dalam beberapa bentuk, seperti data
forgery, phising dan Offense Against Intellectual Property.
b. Data forgery adalah kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen
penting yang tersimpan sebagai scripless document melalui Internet. Kejahatan data
forgey ini lebih ditujukan untuk pemalsuan juga pencurian data-data maupun dokumen-
dokumen penting baik di instansi pemerintahan maupun perusahaan swasta.
c. Phising adalah tindakan penipuan yang menggunakan email palsu atau situs website
palsu yang bertujuan untuk mengelabui user sehingga pelaku bisa mendapatkan data
user tersebut
d. Offence Against Intellectual Property adalah bentuk kejahatan yang ditujukan terhadap
hak atas kekayaan intelektual. Pelaku kejahatan ini mengincar terhadap hak atas
kekayaan intelektual yang dimiliki oleh korban lain.
e. Kejahatan-kejahatan di bidang teknologi informasi ini sangat berpengaruh terhadap
keamanan Negara dan kemanan Negara dalam negeri.
3.2 Saran
Dari hasil pemaparan dari semua bab-bab di atas kita bisa membuat saran sebagai
berikut :
a. Dalam menggunakan suatu situs internet kita sebagai pemakai harus lebih berhati-hati
b. Penggunaan firewall dan engkripsi sehingga data-data yang dikirimkan tidak mudah
disadap oleh orang yang tidak dikenal
DAFTAR PUSTAKA
Arifah, D. A. (2011). Kasus cybercrime di indonesia. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 18(2).
Rahmadian, F., Maksum, M., & Rambe, M. S. (2020). Perlindungan Nasabah Bank
Terhadap Tindakan Phishing Studi Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
JOURNAL of LEGAL RESEARCH, 2(2), 351–372.