5/Jul/2017
159
Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017
perjudian yang dijadikan mata pencaharian, efek jera. Sehingga kemajuan teknologi yang
sehingga kalau seseorang melakukan perjudian sudah terfasilitasi memberi ruang kepada para
yang bukan sebagai mata pencaharian maka pelaku untuk terus melakukan perjudian online.
dapat dijadikan celah hukum yang Untuk itu penulis mengangkat judul skripsi,
memungkinkan perjudian tidak dapat yaitu Pertanggungjawaban Hukum atas Tindak
dikenakan hukuman pidana. Perundang- Pidana Judi Online ditinjau dari Prespektif
undangan hanya mengatur tentang batas Hukum Pidana.
maksimal hukuman tetapi, tidak mengatur
tentang batas minimal hukuman. Selain itu B. Perumusan Masalah
peraturan yang telah mengatur tentang 1. Bagaimana Pengaturan Tindak Pidana Judi
perjudian yang dilakukan melalui media Online ditinjau dari Prespektif Hukum
internet hanya lebih menekankan kepada Pidana?
sarana dan cara untuk melakukan perjudian. 2. Bagaimana Pertanggungjawaban Hukum
Tapi untuk memberi sanksi terhadap pemain Tindak Pidana Judi Online ditinjau dari
tidak dapat dikenakan sanksi sehingga dalam Prespektif Hukum Pidana?
praktek peradilan, majelis hakim seringkali
dalam putusannya sangat ringan hanya C. Metode Penelitian
beberapa bulan saja atau malah dibebaskan. Penelitian ini merupakan penelitian hukum
Pasal 303 dan Pasal 303 bis hanya mengatur normatif (juridis normatif) yang menggunakan
tentang perjudian yang dilakukan secara data sekunder, yakni Bahan Hukum Primer,
konvensional sedangkan untuk pasal tersebut Bahan Hukum Sekunder, dan Bahan Hukum
tidak bisa dikenakan untuk perjudian yang Tersier.
dilakukan secara online. Selain itu pada Pasal
303 bis Ayat (1) Angka 2, hanya dikenakan PEMBAHASAN
terhadap perjudian yang bersifat ilegal, A. Pengaturan Tindak Pidana Judi Online
sedangkan perjudian yang bersifat legal atau ditinjau dari Prespektif Hukum Pidana
adanya izin dari penguasa sebagai pengecualian Salah satu syarat untuk hidup sejahtera
sehingga tidak dapat dikenakan pidana dalam masyarakat adalah tunduk kepada tata
terhadap pelakunya. Dalam praktek izin tertib atas peraturan di masyarakat atau
penguasa ini sangat mungkin disalahgunakan, negara. Pengaturan mengenai perjudian
seperti adanya KKN (Korupsi, Kolusi, dan onlinetidak hanya terdapat didalam Undang-
Nepotisme) dengan pejabat yang berwenang. Undang Nomor 11 Tahun 2008 dan
Sehingga, dari peraturan yang ada perubahannya tetapi ada beberapa peraturan
bertentangan dengan Pasal 1 Undang-Undang perundang-undangan diluar Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Informasi dan Transaksi Elektronik yang
Perjudian5 yang menyatakan bahwa semua pengatur tentang halnya perjudian online
tindak pidana perjudian sebagai kejahatan. tersebut. Berikut ini penulis akan menguraikan
Perjudian Online dilarang keras dalam Kitab beberapa pengaturan mengenai perjudian
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) online dalam peraturan perundang-undangan di
maupun dalam perundang-undangan yang Indonesia.
diatur diluar KUHP dan menjadi masalah yang 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
serius dalam hukum pidana karena sangat juncto Undang-Undang Nomor 19 Tahun
berdampak dalam kehidupan masyarakat dan 2016 tentang Informasi dan Transaksi
Negara. Sehingga sanksi hukum yang tegas dan Elektronik.
pemberantasan dari penegak hukum bagi Undang-Undang Informasi dan Transaksi
pelaku judi online menjadi harapan besar dari Elektronik telah menetapkan perbuatan-
masyarakat. Namun dalam prakteknya para perbuatan mana yang termasuk tindak pidana
pelaku sulit ditindaki karena lemahnya di bidang ITE (cybercrime) dan telah ditentukan
instrumen hukum yang ada untuk memberikan sifat jahatnya dan penyerangan terhadap
berbagai kepentingan hukum dalam bentuk
5
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 Pasal 1 rumusan-rumusan tindak pidana tertentu.
Menyatakan semua tindak pidana perjudian sebagai Tindak pidana ITE diatur dalam 9 pasal, dari
kejahatan.
160
Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017
pasal 27 sampai dengan Pasal 35. Dalam 9 pasal merupakan lexspecialis dari tindak pidana
tersebut dirumuskan 20 bentuk/jenis tindak perjudian Pasal 303 dan 303 bis KUHP. Apabila
pidana ITE. Sementara ancaman pidananya dilihat dari sudut pendapat yang kedua perihal
ditentukan di dalam Pasal 45 sampai Pasal 52.6 “kesusilaan” dalam Ayat (1) maka
Salah satu tindak pidana yang dilarang dalam mencantumkan kata perjudian dalam Ayat (2)
UU ITE yaitu tindak pidana yang melarang ini sangat berlebihan. Alasannya karena tindak
setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak pidana perjudian Pasal 303 dan 303 bis adalah
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan merupakan bagian dari tindak pidana
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi kesusilaan. Oleh karena hal perjudian menjadi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang unsur yang ditempatkan tersendiri di luar Ayat
memiliki muatan perjudian yang diatur dalam (1), maka harus diartikan bahwa pembentuk UU
Pasal 27 Ayat (2). ITE menghendaki perjudian di Pasal 27 Ayat (1)
Pasal 27 Ayat (2) menyatakan bahwa: Setiap UU ITE bukan merupakan bagian dari tindak
Orang dengan sengaja dan tanpa hak pidana kesusilaan. Oleh sebab itu, untuk
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan mencari arti perjudian yang dimaksud dalam
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Ayat (2) tidak perlu menghubungkannya
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang dengan istilah kesusilaan. Melainkan lebih
memiliki muatan perjudian dipidana dengan khusus berdasarkan pada Pasal 303 dan 303 bis
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun KUHP.
dan/atau denda paling banyak Rp Batasan mengenai Informasi Elektronik
1.000.000.000,00 (satu miliyar rupiah).7 maupun Dokumen Elektronik yang diatur dalam
Apabila rumusan tersebut di atas dirinci, UU ITE sangat luas cakupannya. Maka dapat
terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut : ditarik kesimpulan bahwa apabila dalam praktik
Unsur subjektif: nanti akan ada kasus yang bentuk informasinya
1. Kesalahan: dengan sengaja; mengandung dan memuat muatan perjudian
Unsur objektif: namun tidak termasuk didalam ruang lingkup
2. Melawan Hukum: tanpa hak pengaturan UU ITE, jika ditafsirkan secara lebih
3. Perbuatan: luas maka perbuatan tersebut dapat dijerat
- mendistribusikan; dan/atau dengan UU ITE.
- mentransmisikan; dan/atau
- membuat dapat diaksesnya; B. Pertanggungjawaban Hukum Tindak Pidana
4. Objek: Judi Online ditinjau dari Prespektif Hukum
- Informasi Elektronik; dan/atau Pidana
- Elektronik yang memiliki muatan Berikut ini penulis menguraikan beberapa
perjudian.8 ketentuan perundang-undangan yang
Frasa yang dicetak miring merupakan bagian mengatur tentang pertanggungjawaban pidana
dari unsur formil yang membentuk tindak perjudian yang dilakukan secara online:
pidana yang bersangkutan. Kepentingan hukum 1. Pertanggungjawaban Pidana Dalam Undang-
yang dilindungi oleh Pasal 27 Ayat (2) adalah Undang Nomor 11 Tahun 2008 juncto
kepentingan demi tegak dan terjaganya nilai- Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
nilai kesusilaan didalam kehidupan masyarakat. Sanksi pidana perjudian online diatur dalam
Tindak pidana yang dimaksudkan pada Pasal 27 Ayat (2): Setiap Orang dengan sengaja
pokoknya merupakan perjudian sedangkan dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
sarana yang digunakan yaitu jaringan ITE. mentransmisikan dan/atau membuat dapat
Apabila kita perhatikan indikator/syarat suatu diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
tindak pidana lexspecialisdari suatu Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
lexgeneralis, maka tindak pidana ITE dalam perjudian.9 Pasal 45 Ayat (1): Setiap orang yang
Pasal 27 Ayat (2) jo 45 Ayat (1) ini adalah memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4)
6
Adami Chazawi dan Ardy Ferdinan. Op. Cit., hlm. 3
dipidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
7
Lihat selengkapnya dalam Undang-Undang Nomor 11
9
Tahun 2008 dan Perubahannya Lihat Selengkapnya dalam Undang-Undang Nomor 11
8
Adami Chazawi dan Ardy Ferdinan. Op. Cit., hlm. 53 Tahun 2008
161
Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017
dan atau denda paling banyak Rp pidana penjara selama-lamanya sepuluh tahun
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). atau pidana denda paling banyak dua puluh
Kedua pasal dalam UU ITE diatas dapat lima juta rupiah. Sedangkan ancaman pidana
dikenakan dalam kasus perjudian online yang pada Pasal 303 bis KUHP Ayat (1) pidana
menggunakan media teknologi. Tetapi kedua penjara paling lama empat tahun atau pidana
pasal tersebut ternyata memiliki kekurangan denda paling banyak sepuluh juta rupiah dan
yaitu UU ITE hanya mengatur tentang batas Ayat (2) menjadi pidana penjara selama-
maksimal hukuman, namun tidak mengatur lamanya enam tahun atau denda sebanyak-
tentang batas minimal hukuman. Hukuman banyaknya lima belas juta rupiah.12 Melihat
hanya dikenakan terhadap perjudian yang rumusan peraturan hukum pidana tersebut
bersifat ilegal, sedangkan yang legal tidak ada berarti sudah jelas bahwa perjudian dilarang
hukumannya padahal dalam Pasal (1) Undang- oleh norma hukum pidana karena memenuhi
Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang rumusan seperti yang dimaksud. Pasal-pasal
Penertiban Perjudian menyatakan semua tersebut dapat digunakan karena mengandung
tindak perjudian sebagai kejahatan terlebih unsur perjudian namun dalam penerapannya
semua agama melarang segala tindak para penegak hukum seringkali kebingungan
perjudian.10 Selain itu bagi pihak-pihak yang dikarenakan pasal tersebut tidak mengatur
sudah disebutkan dalam Pasal 27 Ayat (2) akan tentang perjudian yang dilakukan lewat media
tetapi terlibat dalam tindak pidana perjudian elektronik. Perjudian online dengan
online misalnya para penjudi tidak dikenakan menggunakan teknologi tidak diatur dalam
sanksi pidana. KUHP tetapi pengaturannya diatur dalam
peraturan perundang-undangan diluar KUHP
2. Pertanggungjawaban Pidana Dalam Kitab sebagai lexspecialis.
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Peraturan perundang-undangan yang telah
Aturan peralihan Pasal II Undang-Undang mengatur tentang tindak pidana perjudian
Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 1 online menjelaskan siapa saja yang dimintakan
Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana pertanggungjawabnnya jika melakukan tindak
merupakan landasan berlakunya Kitab Undang- pidana perjudian tersebut, yakni Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP). Keberadaan Undang Hukum Pidana, Undang-Undang Nomor
KUHP di Indonesia menjadi pangkal peraturan 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian,
dari pada hukum pidana yang berlaku di Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Indonesia. Masyarakat tidak hanya Informasi dan Transaksi Elektronik, dan
menginginkan agar kepentingan- Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1981
kepentingannya dilayani oleh hukum, tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian.
melainkan juga menginginkan agar dalam Dalam peraturan tersebut dapat disimpulkan
masyarakat terdapat peraturan-peraturan yang siapa saja yang dapat dikenakan sanksi pidana
menjamin kepastian dalam hubungan mereka atau dimintakan pertanggungjawaban pidana
satu sama lain. Akan tetapi kepastian hukum yakni:
bukan tujuan akhir karena prinsip tersebut 1. Mengadakan atau memberi kesempatan
merupakan sarana untuk mencapai keadilan. main judi tersebut sebagai pencaharian.
Dalam KUHP pasal yang mengatur tentang Jadi, seorang bandar atau orang lain yang
pertanggungjawaban pidana perjudian dimuat sebagai perusahaan membuka perjudian.
dalam Pasal 303 dan Pasal 303 bis11 Hal ini Orang yang turut campur dalam hal ini juga
sudah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 7 dihukum. Disini tidak perlu perjudian
Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian yang ditempat umum atau untuk umum,
merubah ancaman pidana pada Pasal 303 dan meskipun di tempat yang tertutup atau
Pasal 303 bisdiperberat sehingga ancaman kalangan yang tertutupsudah cukup, asal
pidana dalam Pasal 303 (1) KUHP menjadi perjudian tersebut belum mendapatkan izin
dari izin yang berwenang;
10
Lihat selengkapnya dalam Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1974
11 12
Lihat selengkapnya dalam Kitab Undang-Undang Hukum Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang
Pidana Penertiban Perjudian
162
Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017
2. Sengaja mengadakan atau memberi balik asas legalitas atau sebaliknya negara
kesempatan untuk main judi kepada dapat merampas hak-hak individu dengan
umum. Di sini tidak perlu lagi sebagai menggunakan asas hukum yang sama.
pencaharian, tetapi harus di tempat umum Penegakkan hukum pada hakekatnya
atau di tempat yang dikunjungi oleh umum. merupakan bagian dari politik kriminal yang
Apabila telah ada izin dari yang berwenang pada hakekatnya menjadi bagian yang tidak
maka tidak dihukum; terpisahkan dari kebijakan sosial. Kemudian
3. Turut bermain judi sebagai pencaharian; kebijakan ini diimplentasikan ke dalam sistem
4. Dipidana sebagai pelaku tindak pidana; peradilan pidana yang mempunyai dimensi
a. Mereka yang melakukan, yang fungsional ganda. Di satu pihak berfungsi
menyuruh melakukan, dan yang turut sebagai sarana masyarakat untuk menahan dan
serta melakukan perbuatan; mengendalikan kejahatan pada tingkatan
b. Mereka yang dengan memberi atau tertentu (crime containment system), dilain
menjanjikan sesuatu dengan pihak sistem peradilan pidana juga berfungsi
menyalahgunakan kekuasaan atau untuk pencegahan sekunder (secondary
martabat, dengan kekerasan, ancaman prevention) yaitu mencoba mengurangi
atau penyesatan, atau dengan memberi kriminalitas dikalangan mereka yang pernah
kesempatan, sarana atau keterangan, melakukan tindak pidana dan mereka yang
sengaja menganjurkan orang lain bermaksud melakukan kejahatan. Kaitannya
supaya melakukan perbuatan. dengan penegakkan hukum terhadap tindak
5. Terhadap penganjur, hanya perbuatan yang pidana perjudian, efisiensi maupun efektivitas
sengaja dianjurkan sajalah yang juga tergantung kepada faktor-faktor yang
diperhitungkan, beserta akibat-akibatnya; mempengaruhinya antara lain:
6. Setiap orang dengan sengaja tanpa hak 1. Faktor Perundang-undangan
mendistribusikan dan/atau Meskipun eksistensi pengaturan tindak
mentransmisikan dan/atau membuat dapat pidana perjudian tidak hanya dalam
diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan tentang Penertiban Perjudian, tetapi juga
perjudian. terdapat dalam Kitab Undang-Undang
Pelarangan terhadap keharusan atau Hukum Pidana. Namun masih terdapat
larangan-larangan yang ditetapkan negara bentuk-bentuk tindak pidana perjudian
dalam hukum pidana diancam dengan yang belum mendapatkan pengaturan,
hukuman. Negara dapat menangkap orang atau khususnya yang menyangkut
memasukannya kedalam penjara, menjatuhkan penyalahgunaan teknologi canggih dalam
hukuman mati, menyita hartanya, dan lain-lain. melakukan perjudian. Salah satu asas
Ini merupakan suatu tindakan yang luar biasa dalam hukum pidana, menentukan bahwa
dari Negara terhadap diri seseorang. Padahal tiada perbuatan yang dilarang dan diancam
hukum itu bermaksud untuk melindungi jiwa dengan pidana jikalau hal itu terlebih
dan kemerdekaan serta harta benda setiap dahulu belum dinyatakan dalam suatu
orang. Maka dari itu sikap negara yang aturan perundang-undangan (asas
menjatuhkan hukuman yang berupa siksaan legalitas). Maka pengaturan atas tindak
dapat dibenarkan. Karena pengaturan suatu pidana perjudian yang masih belum
tindak pidana yang jelas dalam peraturan yang terakomodir dalam perundang-undangan
berlaku saat ini dapat mempengaruhi dimaksud sifatnya cukup penting.
penegakan hukum yang berkualitas. Secara operasional perundang-undangan
Perwujudan kepastian hukum sebagai pidana mempunyai kedudukan yang
tujuan penegakkan hukum dijiwai oleh strategis terhadap sistem peradilan pidana.
semangat individualisme yang mengagungkan Sebab hal tersebut memberikan definisi
kepada kebebasan individu dan kekuasaan tentang perbuatan-perbuatan apa yang
negara untuk menegakkan hukum dalam dirumuskan sebagai tindak pidana.
yurisdiksinya. Sehingga dengan asas Mengendalikan usaha-usaha pemerintah
individulitas seseorang dapat berlindung di untuk memberantas kejahatan dan
163
Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017
164
Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017
165
Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017
3516327/posts/hWoqg76giF5, diakses
pada tanggal: 24 Agustus 2017, Pada
pukul 22.38 Wita
Diunduh pada: http://vika
mandala.blogspot.co.id/2015/05/bab-i-
pendahuluan-1.html?m= diakses pada
tanggal: 26 Agustus 2017, Pada Pukul:
14.48 Wita.
DigilibUnila, diunduh pada:
http://digilib.unila.ac.id/1254/8/BAB%20
11.pdf, diakses pada tanggal: 25 Agustus
2017, Pada Pukul: 23.52 Wita.
Diunduh pada:
http://costumslawyer.wordpress.com/20
14/05/09/tanggung-jawab-badan -
hukum-dalam-tindak-pidana.html diakses
pada tanggal: 06 September 2017, pada
pukul: 10.56 Wita
Diunduh pada:
http//mbahdaur.blogspot.co.id/2012/05/
macam-macam-perjudian-di-
indonesia.html?m=1, diakses pada
tanggal: 6 September 2017, Pada pukul
11.37 Wita
166