Anda di halaman 1dari 8

Lex et Societatis, Vol. V/No.

5/Jul/2017

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM ATAS yang dilakukan mengarah pada komputer


TINDAK PIDANA JUDI ONLINE DITINJAU DARI maupun menggunakan komputer sebagai salah
PRESPEKTIF HUKUM PIDANA1 satu sarana untuk melakukan kejahatan disebut
Oleh : Stevin Hard Awaeh2 cybercrime dan kejahatan tersebut tidak
menggunakan kekerasan fisik.Salah satu
ABSTRAK kejahatan yang sedang berkembang adalah
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk kejahatan perjudian online. Jenis kejahatan ini
mengetahui bagaimana pengaturan tindak belum begitu dikenal olehmasyarakat luas.
pidana judi Online ditinjau dari prespektif Selain cara untuk melakukan perjudian
Hukum Pidana dan bagaimana memerlukan sarana yang lebih maju yakni
Pertanggungjawaban Hukum Tindak Pidana Judi komputer dan chip, masyarakat lebih
Online ditinjau dari Prespektif Hukum Pidana. mengetahui berbagai macam judi secara
Dengan menggunakan metode penelitian konvensional seperti judi togel, capjikia, dan
yuridis normatif, disimpulkan: 1. Undang- lain sebagainya. Pada hakikatnya, judi yang
Undang Nomor 11 Tahun 2008 jo Undang- dilakukan secara konvensional ataupun secara
Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang online adalah perbuatan yang bertentangan
Informasi dan Transaksi Elektronik yaitu dalam dengan norma agama, moral, kesusilaan,
Pasal 27 Ayat (2) akan tetapi pengaturan dalam maupun hukum, serta membahayakan bagi
pasal ini hanya mengakomodir tentang layanan penghidupan dan kehidupan masyarakat,
yang digunakan untuk perjudian tetapi untuk Bangsa dan Negara, terutama terhadap
pemberian sanksi terhadap pemain tidak generasi muda.
diatur. Namun jika ditafsirkan secara lebih luas, Pengaturan pelarangan tindak pidana
maka pasal ini sudah mengakomodir mengenai tersebut tertuang dalam Pasal 303 dan Pasal
tindak pidana perjudian online dan dapat 303 bis Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
dikenakan kepada siapa saja yang melanggar dan beberapa peraturan diluar Kitab Undang-
ketentuan dari pasal tersebut. 2. Undang- Undang Hukum Pidana yaitu, Undang-Undang
Undang Nomor 11 Tahun 2008 jo Undang- Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban
Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perjudian, Pasal 27 Ayat (2) Undang-Undang
Informasi dan Transaksi Elektronik yaitu dalam Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Pasal 27 Ayat (2) dengan ancaman pidana pada Transaksi Elektronik4, dan Peraturan
Pasal 45 Ayat (1) ketentuan pasal ini dapat Pemerintah Nomor 9 Tahun 1981 tentang
dikenakan pada tindak pidana perjudian online Pelaksanaan Penertiban Perjudian. Secara
karena telah mengakomodir sarana yang garis besar, sistem pertanggungjawaban pidana
digunakan si pemain yaitu melalui media dalam tindak pidana perjudian online
elektronik yang berbasis internet yang memuat menggunakan sistem pertanggungjawaban
muatan perjudian. penyertaan dan sistem pertanggungjawaban
Kata kunci: Pertanggungjawaban Hukum, korporasi. Sehingga, baik manusia pribadi
Tindak Pidana, Judi Online. maupun badan hukum (subyek hukum) dapat
dimintai pertanggungjawaban pidana jika
PENDAHULUAN mereka melakukan tindak pidana judi online.
A. Latar Belakang Meskipunpengaturan pelarangan tindak pidana
Saat ini kejahatan di dunia maya tersebut telah diatur dalam peraturan
(cybercrime), makin banyak jumlahnya, makin perundang-undangan baik dalam KUHP dan
canggih modus-nya, makin bervariasi undang-undang lainnya ternyata masih
karakteristik pelakunya, dan makin serius mengandung beberapa kelemahan, yaitu
akibatnya.3 Secara sederhana, setiap kejahatan perundang-undangan hanya mengatur
1
Artkel Skripsi. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Telly Sumbu,
4
SH, MH; Fonny Tawas, SH, MH Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 27 Ayat (2):
13071101599 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
3
Widodo. 2013. Memerangi Cybecrime Karakteristik, mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau
Motivasi, dan Strategi Penanganannya dalam Perspektif membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Kriminologi. Yogyakarta: CV. Aswaja Pressindo, hlm. 2 Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian.

159
Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017

perjudian yang dijadikan mata pencaharian, efek jera. Sehingga kemajuan teknologi yang
sehingga kalau seseorang melakukan perjudian sudah terfasilitasi memberi ruang kepada para
yang bukan sebagai mata pencaharian maka pelaku untuk terus melakukan perjudian online.
dapat dijadikan celah hukum yang Untuk itu penulis mengangkat judul skripsi,
memungkinkan perjudian tidak dapat yaitu Pertanggungjawaban Hukum atas Tindak
dikenakan hukuman pidana. Perundang- Pidana Judi Online ditinjau dari Prespektif
undangan hanya mengatur tentang batas Hukum Pidana.
maksimal hukuman tetapi, tidak mengatur
tentang batas minimal hukuman. Selain itu B. Perumusan Masalah
peraturan yang telah mengatur tentang 1. Bagaimana Pengaturan Tindak Pidana Judi
perjudian yang dilakukan melalui media Online ditinjau dari Prespektif Hukum
internet hanya lebih menekankan kepada Pidana?
sarana dan cara untuk melakukan perjudian. 2. Bagaimana Pertanggungjawaban Hukum
Tapi untuk memberi sanksi terhadap pemain Tindak Pidana Judi Online ditinjau dari
tidak dapat dikenakan sanksi sehingga dalam Prespektif Hukum Pidana?
praktek peradilan, majelis hakim seringkali
dalam putusannya sangat ringan hanya C. Metode Penelitian
beberapa bulan saja atau malah dibebaskan. Penelitian ini merupakan penelitian hukum
Pasal 303 dan Pasal 303 bis hanya mengatur normatif (juridis normatif) yang menggunakan
tentang perjudian yang dilakukan secara data sekunder, yakni Bahan Hukum Primer,
konvensional sedangkan untuk pasal tersebut Bahan Hukum Sekunder, dan Bahan Hukum
tidak bisa dikenakan untuk perjudian yang Tersier.
dilakukan secara online. Selain itu pada Pasal
303 bis Ayat (1) Angka 2, hanya dikenakan PEMBAHASAN
terhadap perjudian yang bersifat ilegal, A. Pengaturan Tindak Pidana Judi Online
sedangkan perjudian yang bersifat legal atau ditinjau dari Prespektif Hukum Pidana
adanya izin dari penguasa sebagai pengecualian Salah satu syarat untuk hidup sejahtera
sehingga tidak dapat dikenakan pidana dalam masyarakat adalah tunduk kepada tata
terhadap pelakunya. Dalam praktek izin tertib atas peraturan di masyarakat atau
penguasa ini sangat mungkin disalahgunakan, negara. Pengaturan mengenai perjudian
seperti adanya KKN (Korupsi, Kolusi, dan onlinetidak hanya terdapat didalam Undang-
Nepotisme) dengan pejabat yang berwenang. Undang Nomor 11 Tahun 2008 dan
Sehingga, dari peraturan yang ada perubahannya tetapi ada beberapa peraturan
bertentangan dengan Pasal 1 Undang-Undang perundang-undangan diluar Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Informasi dan Transaksi Elektronik yang
Perjudian5 yang menyatakan bahwa semua pengatur tentang halnya perjudian online
tindak pidana perjudian sebagai kejahatan. tersebut. Berikut ini penulis akan menguraikan
Perjudian Online dilarang keras dalam Kitab beberapa pengaturan mengenai perjudian
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) online dalam peraturan perundang-undangan di
maupun dalam perundang-undangan yang Indonesia.
diatur diluar KUHP dan menjadi masalah yang 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
serius dalam hukum pidana karena sangat juncto Undang-Undang Nomor 19 Tahun
berdampak dalam kehidupan masyarakat dan 2016 tentang Informasi dan Transaksi
Negara. Sehingga sanksi hukum yang tegas dan Elektronik.
pemberantasan dari penegak hukum bagi Undang-Undang Informasi dan Transaksi
pelaku judi online menjadi harapan besar dari Elektronik telah menetapkan perbuatan-
masyarakat. Namun dalam prakteknya para perbuatan mana yang termasuk tindak pidana
pelaku sulit ditindaki karena lemahnya di bidang ITE (cybercrime) dan telah ditentukan
instrumen hukum yang ada untuk memberikan sifat jahatnya dan penyerangan terhadap
berbagai kepentingan hukum dalam bentuk
5
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 Pasal 1 rumusan-rumusan tindak pidana tertentu.
Menyatakan semua tindak pidana perjudian sebagai Tindak pidana ITE diatur dalam 9 pasal, dari
kejahatan.

160
Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017

pasal 27 sampai dengan Pasal 35. Dalam 9 pasal merupakan lexspecialis dari tindak pidana
tersebut dirumuskan 20 bentuk/jenis tindak perjudian Pasal 303 dan 303 bis KUHP. Apabila
pidana ITE. Sementara ancaman pidananya dilihat dari sudut pendapat yang kedua perihal
ditentukan di dalam Pasal 45 sampai Pasal 52.6 “kesusilaan” dalam Ayat (1) maka
Salah satu tindak pidana yang dilarang dalam mencantumkan kata perjudian dalam Ayat (2)
UU ITE yaitu tindak pidana yang melarang ini sangat berlebihan. Alasannya karena tindak
setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak pidana perjudian Pasal 303 dan 303 bis adalah
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan merupakan bagian dari tindak pidana
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi kesusilaan. Oleh karena hal perjudian menjadi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang unsur yang ditempatkan tersendiri di luar Ayat
memiliki muatan perjudian yang diatur dalam (1), maka harus diartikan bahwa pembentuk UU
Pasal 27 Ayat (2). ITE menghendaki perjudian di Pasal 27 Ayat (1)
Pasal 27 Ayat (2) menyatakan bahwa: Setiap UU ITE bukan merupakan bagian dari tindak
Orang dengan sengaja dan tanpa hak pidana kesusilaan. Oleh sebab itu, untuk
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan mencari arti perjudian yang dimaksud dalam
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Ayat (2) tidak perlu menghubungkannya
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang dengan istilah kesusilaan. Melainkan lebih
memiliki muatan perjudian dipidana dengan khusus berdasarkan pada Pasal 303 dan 303 bis
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun KUHP.
dan/atau denda paling banyak Rp Batasan mengenai Informasi Elektronik
1.000.000.000,00 (satu miliyar rupiah).7 maupun Dokumen Elektronik yang diatur dalam
Apabila rumusan tersebut di atas dirinci, UU ITE sangat luas cakupannya. Maka dapat
terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut : ditarik kesimpulan bahwa apabila dalam praktik
Unsur subjektif: nanti akan ada kasus yang bentuk informasinya
1. Kesalahan: dengan sengaja; mengandung dan memuat muatan perjudian
Unsur objektif: namun tidak termasuk didalam ruang lingkup
2. Melawan Hukum: tanpa hak pengaturan UU ITE, jika ditafsirkan secara lebih
3. Perbuatan: luas maka perbuatan tersebut dapat dijerat
- mendistribusikan; dan/atau dengan UU ITE.
- mentransmisikan; dan/atau
- membuat dapat diaksesnya; B. Pertanggungjawaban Hukum Tindak Pidana
4. Objek: Judi Online ditinjau dari Prespektif Hukum
- Informasi Elektronik; dan/atau Pidana
- Elektronik yang memiliki muatan Berikut ini penulis menguraikan beberapa
perjudian.8 ketentuan perundang-undangan yang
Frasa yang dicetak miring merupakan bagian mengatur tentang pertanggungjawaban pidana
dari unsur formil yang membentuk tindak perjudian yang dilakukan secara online:
pidana yang bersangkutan. Kepentingan hukum 1. Pertanggungjawaban Pidana Dalam Undang-
yang dilindungi oleh Pasal 27 Ayat (2) adalah Undang Nomor 11 Tahun 2008 juncto
kepentingan demi tegak dan terjaganya nilai- Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
nilai kesusilaan didalam kehidupan masyarakat. Sanksi pidana perjudian online diatur dalam
Tindak pidana yang dimaksudkan pada Pasal 27 Ayat (2): Setiap Orang dengan sengaja
pokoknya merupakan perjudian sedangkan dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
sarana yang digunakan yaitu jaringan ITE. mentransmisikan dan/atau membuat dapat
Apabila kita perhatikan indikator/syarat suatu diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
tindak pidana lexspecialisdari suatu Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
lexgeneralis, maka tindak pidana ITE dalam perjudian.9 Pasal 45 Ayat (1): Setiap orang yang
Pasal 27 Ayat (2) jo 45 Ayat (1) ini adalah memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4)
6
Adami Chazawi dan Ardy Ferdinan. Op. Cit., hlm. 3
dipidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
7
Lihat selengkapnya dalam Undang-Undang Nomor 11
9
Tahun 2008 dan Perubahannya Lihat Selengkapnya dalam Undang-Undang Nomor 11
8
Adami Chazawi dan Ardy Ferdinan. Op. Cit., hlm. 53 Tahun 2008

161
Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017

dan atau denda paling banyak Rp pidana penjara selama-lamanya sepuluh tahun
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). atau pidana denda paling banyak dua puluh
Kedua pasal dalam UU ITE diatas dapat lima juta rupiah. Sedangkan ancaman pidana
dikenakan dalam kasus perjudian online yang pada Pasal 303 bis KUHP Ayat (1) pidana
menggunakan media teknologi. Tetapi kedua penjara paling lama empat tahun atau pidana
pasal tersebut ternyata memiliki kekurangan denda paling banyak sepuluh juta rupiah dan
yaitu UU ITE hanya mengatur tentang batas Ayat (2) menjadi pidana penjara selama-
maksimal hukuman, namun tidak mengatur lamanya enam tahun atau denda sebanyak-
tentang batas minimal hukuman. Hukuman banyaknya lima belas juta rupiah.12 Melihat
hanya dikenakan terhadap perjudian yang rumusan peraturan hukum pidana tersebut
bersifat ilegal, sedangkan yang legal tidak ada berarti sudah jelas bahwa perjudian dilarang
hukumannya padahal dalam Pasal (1) Undang- oleh norma hukum pidana karena memenuhi
Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang rumusan seperti yang dimaksud. Pasal-pasal
Penertiban Perjudian menyatakan semua tersebut dapat digunakan karena mengandung
tindak perjudian sebagai kejahatan terlebih unsur perjudian namun dalam penerapannya
semua agama melarang segala tindak para penegak hukum seringkali kebingungan
perjudian.10 Selain itu bagi pihak-pihak yang dikarenakan pasal tersebut tidak mengatur
sudah disebutkan dalam Pasal 27 Ayat (2) akan tentang perjudian yang dilakukan lewat media
tetapi terlibat dalam tindak pidana perjudian elektronik. Perjudian online dengan
online misalnya para penjudi tidak dikenakan menggunakan teknologi tidak diatur dalam
sanksi pidana. KUHP tetapi pengaturannya diatur dalam
peraturan perundang-undangan diluar KUHP
2. Pertanggungjawaban Pidana Dalam Kitab sebagai lexspecialis.
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Peraturan perundang-undangan yang telah
Aturan peralihan Pasal II Undang-Undang mengatur tentang tindak pidana perjudian
Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 1 online menjelaskan siapa saja yang dimintakan
Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana pertanggungjawabnnya jika melakukan tindak
merupakan landasan berlakunya Kitab Undang- pidana perjudian tersebut, yakni Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP). Keberadaan Undang Hukum Pidana, Undang-Undang Nomor
KUHP di Indonesia menjadi pangkal peraturan 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian,
dari pada hukum pidana yang berlaku di Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Indonesia. Masyarakat tidak hanya Informasi dan Transaksi Elektronik, dan
menginginkan agar kepentingan- Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1981
kepentingannya dilayani oleh hukum, tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian.
melainkan juga menginginkan agar dalam Dalam peraturan tersebut dapat disimpulkan
masyarakat terdapat peraturan-peraturan yang siapa saja yang dapat dikenakan sanksi pidana
menjamin kepastian dalam hubungan mereka atau dimintakan pertanggungjawaban pidana
satu sama lain. Akan tetapi kepastian hukum yakni:
bukan tujuan akhir karena prinsip tersebut 1. Mengadakan atau memberi kesempatan
merupakan sarana untuk mencapai keadilan. main judi tersebut sebagai pencaharian.
Dalam KUHP pasal yang mengatur tentang Jadi, seorang bandar atau orang lain yang
pertanggungjawaban pidana perjudian dimuat sebagai perusahaan membuka perjudian.
dalam Pasal 303 dan Pasal 303 bis11 Hal ini Orang yang turut campur dalam hal ini juga
sudah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 7 dihukum. Disini tidak perlu perjudian
Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian yang ditempat umum atau untuk umum,
merubah ancaman pidana pada Pasal 303 dan meskipun di tempat yang tertutup atau
Pasal 303 bisdiperberat sehingga ancaman kalangan yang tertutupsudah cukup, asal
pidana dalam Pasal 303 (1) KUHP menjadi perjudian tersebut belum mendapatkan izin
dari izin yang berwenang;
10
Lihat selengkapnya dalam Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1974
11 12
Lihat selengkapnya dalam Kitab Undang-Undang Hukum Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang
Pidana Penertiban Perjudian

162
Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017

2. Sengaja mengadakan atau memberi balik asas legalitas atau sebaliknya negara
kesempatan untuk main judi kepada dapat merampas hak-hak individu dengan
umum. Di sini tidak perlu lagi sebagai menggunakan asas hukum yang sama.
pencaharian, tetapi harus di tempat umum Penegakkan hukum pada hakekatnya
atau di tempat yang dikunjungi oleh umum. merupakan bagian dari politik kriminal yang
Apabila telah ada izin dari yang berwenang pada hakekatnya menjadi bagian yang tidak
maka tidak dihukum; terpisahkan dari kebijakan sosial. Kemudian
3. Turut bermain judi sebagai pencaharian; kebijakan ini diimplentasikan ke dalam sistem
4. Dipidana sebagai pelaku tindak pidana; peradilan pidana yang mempunyai dimensi
a. Mereka yang melakukan, yang fungsional ganda. Di satu pihak berfungsi
menyuruh melakukan, dan yang turut sebagai sarana masyarakat untuk menahan dan
serta melakukan perbuatan; mengendalikan kejahatan pada tingkatan
b. Mereka yang dengan memberi atau tertentu (crime containment system), dilain
menjanjikan sesuatu dengan pihak sistem peradilan pidana juga berfungsi
menyalahgunakan kekuasaan atau untuk pencegahan sekunder (secondary
martabat, dengan kekerasan, ancaman prevention) yaitu mencoba mengurangi
atau penyesatan, atau dengan memberi kriminalitas dikalangan mereka yang pernah
kesempatan, sarana atau keterangan, melakukan tindak pidana dan mereka yang
sengaja menganjurkan orang lain bermaksud melakukan kejahatan. Kaitannya
supaya melakukan perbuatan. dengan penegakkan hukum terhadap tindak
5. Terhadap penganjur, hanya perbuatan yang pidana perjudian, efisiensi maupun efektivitas
sengaja dianjurkan sajalah yang juga tergantung kepada faktor-faktor yang
diperhitungkan, beserta akibat-akibatnya; mempengaruhinya antara lain:
6. Setiap orang dengan sengaja tanpa hak 1. Faktor Perundang-undangan
mendistribusikan dan/atau Meskipun eksistensi pengaturan tindak
mentransmisikan dan/atau membuat dapat pidana perjudian tidak hanya dalam
diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan tentang Penertiban Perjudian, tetapi juga
perjudian. terdapat dalam Kitab Undang-Undang
Pelarangan terhadap keharusan atau Hukum Pidana. Namun masih terdapat
larangan-larangan yang ditetapkan negara bentuk-bentuk tindak pidana perjudian
dalam hukum pidana diancam dengan yang belum mendapatkan pengaturan,
hukuman. Negara dapat menangkap orang atau khususnya yang menyangkut
memasukannya kedalam penjara, menjatuhkan penyalahgunaan teknologi canggih dalam
hukuman mati, menyita hartanya, dan lain-lain. melakukan perjudian. Salah satu asas
Ini merupakan suatu tindakan yang luar biasa dalam hukum pidana, menentukan bahwa
dari Negara terhadap diri seseorang. Padahal tiada perbuatan yang dilarang dan diancam
hukum itu bermaksud untuk melindungi jiwa dengan pidana jikalau hal itu terlebih
dan kemerdekaan serta harta benda setiap dahulu belum dinyatakan dalam suatu
orang. Maka dari itu sikap negara yang aturan perundang-undangan (asas
menjatuhkan hukuman yang berupa siksaan legalitas). Maka pengaturan atas tindak
dapat dibenarkan. Karena pengaturan suatu pidana perjudian yang masih belum
tindak pidana yang jelas dalam peraturan yang terakomodir dalam perundang-undangan
berlaku saat ini dapat mempengaruhi dimaksud sifatnya cukup penting.
penegakan hukum yang berkualitas. Secara operasional perundang-undangan
Perwujudan kepastian hukum sebagai pidana mempunyai kedudukan yang
tujuan penegakkan hukum dijiwai oleh strategis terhadap sistem peradilan pidana.
semangat individualisme yang mengagungkan Sebab hal tersebut memberikan definisi
kepada kebebasan individu dan kekuasaan tentang perbuatan-perbuatan apa yang
negara untuk menegakkan hukum dalam dirumuskan sebagai tindak pidana.
yurisdiksinya. Sehingga dengan asas Mengendalikan usaha-usaha pemerintah
individulitas seseorang dapat berlindung di untuk memberantas kejahatan dan

163
Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017

memidana si pelaku, memberikan batasan lembaga penegak hukum dengan beberapa


pidana yang dapat diterapkan untuk setiap pakar dan spesialis dibidangnya seperti ahli
kejahatan. Dengan perkataan lain forensik, pakar telematika, serta dana
perundang-undangan pidana menciptakan operasional yang memadai adalah
legislated environment (lingkungan merupakan faktor pendukung guna
legislatif) yang mengatur segala prosedur mengadili dan memidana ataupun
dan tata cara yang harus dipatuhi di dalam mempersempit ruang gerak pelaku tindak
pelbagai peringkat sistem peradilan pidana. pidana perjudian.
2. Faktor Penegak Hukum 4. Faktor Budaya Hukum Masyarakat
Keberhasilan misi hukum pidana untuk Tidak kalah penting dengan faktor-faktor
menanggulangi tindak pidana perjudian yang lain, faktor budaya hukum masyarakat
tidak hanya ditentukan oleh sempurnanya ini juga memiliki pengaruh dan memainkan
formulasi postulat hukum yang dirumuskan peranan yang penting dalam proses
dalam hukum positif, melainkan telah lebih penegakkan hukum dalam tindak pidana
dari itu keberhasilannya sangat bergantung perjudian. Pluralismebudaya hukum di
kepada aparat yang melaksanakannya atau tengah masyarakat merupakan fenomena
dalam hal ini adalah mereka para penegak yang unik dan mengandung resiko yang
hukum mulai dari tingkat penyidikan potensial, sehingga seringkali
sampai tingkat eksekusi. Hal ini dikarenakan menempatkan posisi dan profesi aparat
karakteristik yang khas dari tindak pidana penegak hukum kedalam kondisi yang
yang bersifat konvensional yang kini juga dilematis, yang ada pada giliran dapat
dapat dikategorikan sebagai kejahatan menimbulkan perasaan yang tidak sadar
inkonvensional karena dapat dilakukan ternyata bertentangan dalam
dengan menggunakan sarana teknologi melaksanakan peranan aktualnya.
informasi yang begitu maju. Konsekuensi Kepatuhan masyarakat terhadap hukum,
logisnya, aparat penegak hukum harus ketidakdisiplinan sosial, tidak
memiliki kemampuan lebih dan profesi di diindahkannya etika sosial, mudahnya
dalam menangani tindak pidana perjudian anggota masyarakat tergiur oleh suatu
profesionalismedan keberanian moral bentuk perjudian yang menawarkan
aparat penegak hukum dituntut sekaligus keuntungan diluar kelaziman dan lain
diuji untuk melakukan penemuan hukum sebagainya adalah sederet contoh dari
(rechtfinding), sehingga tidak ada alasan bentuk-bentuk budaya hukum yang rawan
klasik yang tersembunyi dibalik asas serta berpotensi untuk terjadinya tindak
legalitas sempit bahwa aturan perundang- pidana perjudian.
undangan tidak lengkap atau belum ada
perundang-undangan yang mengaturnya. PENUTUP
Aparat penegak hukum harus memiliki A. Kesimpulan
kemampuan lebih di dalam melakukan 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
penyidikan, pembuktian baik pada jo Undang-Undang Nomor 19 Tahun
pemeriksaan pendahuluan maupun dalam 2016 tentang Informasi dan Transaksi
proses peradilan. Pengetahuan dan Elektronik yaitu dalam Pasal 27 Ayat (2)
wawasan yang luas atas delik materiel akan tetapi pengaturan dalam pasal ini
maupun peristiwa hukumnya serta hanya mengakomodir tentang layanan
kedisplinan dan dedikasi yang tinggi dalam yang digunakan untuk perjudian tetapi
melaksanakan pemidanaannya. untuk pemberian sanksi terhadap
3. Faktor Infrastruktur Sarana dan Prasarana pemain tidak diatur. Namun jika
Faktor ini dapat dikatakan sebagai tulang ditafsirkan secara lebih luas, maka
punggung penegakan hukum tindak pidana pasal ini sudah mengakomodir
perjudian. Sebab eksistensinya merupakan mengenai tindak pidana perjudian
penopang keberhasilan untuk menemukan online dan dapat dikenakan kepada
suatu kebenaran materil. Oleh karena siapa saja yang melanggar ketentuan
jalinan kerjasama yang harmonis antara dari pasal tersebut.

164
Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Kritis Melalui Konsistensi antara Asas,


jo Undang-Undang Nomor 19 Tahun Teori, dan Penerapannya). Prenadamedia
2016 tentang Informasi dan Transaksi Group. Jakarta, 2016
Elektronik yaitu dalam Pasal 27 Ayat (2) Frans Maramis, Hukum Pidana Umum Dan
dengan ancaman pidana pada Pasal 45 Tertulis Di Indonesia. Rajawali Pers.
Ayat (1) ketentuan pasal ini dapat Jakarta, 2013
dikenakan pada tindak pidana Poerdarminta. Kamus BesarBahasa Indonesia
perjudian online karena telah Edisi Kedua. Balai Pustaka. Jakarta, 1995
mengakomodir sarana yang digunakan Dali Mutiara. Tafsiran Kitab Undang-Undang
si pemain yaitu melalui media Hukum Pidana. Ghalia Indonesia. Jakarta,
elektronik yang berbasis internet yang 1962
memuat muatan perjudian. WirjonoProdjodikoro. Tindak-Tindak Pidana
Tertentu Di Indonesia. RefikaAditama.
B. Saran Bandung, 2012
1. Kepada pemerintah, kiranya dapat DanrivantoBudhijanto. Hukum Telekomunikasi,
membuat peraturan perundang-undangan Penyiaran dan Teknologi Informasi
yang dapat menjerat setiap pelaku yang (Regulasi dan Konvergensi). Refika
terlibat di dalam perjudian online Aditama. Bandung, 2013.
dikarenakan hal tersebut sangat merugikan Eddy O.S. Hiariej. Prinsip-Prinsip Hukum Pidana.
baik bagi diri sendiri, generasi muda CahayaAtma Pustaka. Yogyakarta, 2016.
sebagai tulang punggung penerus bangsa D. Schaffmaister, N. Keijezer, E. dan PH Sutorus.
dan negara. Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti.
2. Perlu adanya pembaharuan hukum yang Bandung, 2007
mengikuti perkembangan dan perubahan SoetandyoWignyosoebroto. Faktor-Faktor Yang
zaman yang ada serta dapat mengantisipasi Mempengaruhi Keefektifan Dalam
munculnya berbagai perbuatan hukum Menjalankan Fungsinya Sebagai Sarana
yang baru khususnya dalam bidang Kontrol Sosial. RefikaAditama. Bandung,
teknologi 1975
3. Penyadaran pola pikir masyarakat tentang P.A.F. Lumintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana
dampak dari perjudian online serta Indonesia. PT. Citra Aditya Bakti.
peningkatan kesadaran hukum yang dapat Bandung , 1996
dilakukan dengan cara memberikan
berbagai penyuluhan hukum oleh Peraturan Perundang-Undangan:
pemerintah setempat kepada masyarakat. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 jo
DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
AdamiChasawi dan Ardi Ferdinan.Tindak Pidana tentang Informasi dan Transaksi
Informasi dan Transaksi Elektronik. Elektronik
Media Nusa Creative, Malang.2015 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang
Widodo. MemerangiCybecrime Karakteristik, Penertiban Perjudian
Motivasi, dan Strategi Penanganannya
dalam Perspektif Kriminologi. CV. Aswaja Internet:
Pressindo, Yogyakarta.2013 http://saifudiendjsh.blogspot.com/2009/08/per
Umar Said Sugianto.Pengantar Hukum tanggungjawaban-pidana.htmldiakses
Indonesia. Sinar Grafika. Jakarta,2013 pada tanggal: 25 Juni 2017, pada pukul:
Donald Albert Rumokoy dan Frans Maramis. 22.00
Pengantar Ilmu Hukum. PT RajaGrafindo DigilibUnila, diunduh pada:
Persada. Jakarta, 2016 http://digilib.unila.ac.id/9318/12/BAB%2
Moeljatno. Asas-Asas Hukum Pidana. Rineka 011.pdf, diakses pada tanggal: 26 Juni
Cipta. Jakarta, 2013 2017, Pada Pukul: 02.33
Agus Rusianto, Tindak Pidana dan Diunduhpada:
Pertanggungjawaban Pidana (Tinjauan http//plus.google.com/11343333977668

165
Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017

3516327/posts/hWoqg76giF5, diakses
pada tanggal: 24 Agustus 2017, Pada
pukul 22.38 Wita
Diunduh pada: http://vika
mandala.blogspot.co.id/2015/05/bab-i-
pendahuluan-1.html?m= diakses pada
tanggal: 26 Agustus 2017, Pada Pukul:
14.48 Wita.
DigilibUnila, diunduh pada:
http://digilib.unila.ac.id/1254/8/BAB%20
11.pdf, diakses pada tanggal: 25 Agustus
2017, Pada Pukul: 23.52 Wita.
Diunduh pada:
http://costumslawyer.wordpress.com/20
14/05/09/tanggung-jawab-badan -
hukum-dalam-tindak-pidana.html diakses
pada tanggal: 06 September 2017, pada
pukul: 10.56 Wita
Diunduh pada:
http//mbahdaur.blogspot.co.id/2012/05/
macam-macam-perjudian-di-
indonesia.html?m=1, diakses pada
tanggal: 6 September 2017, Pada pukul
11.37 Wita

166

Anda mungkin juga menyukai