Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

PE NE GA KAN H U K UM T E R H ADA P M AS YARA KAT YAN G


MELAKUKAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN ONLINE DI POLSEK
MANDAU MENURUT UNDANG-UNDANG NO 19 TAHUN 2016
TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Diajukan Dalam Rangka Penulisan Skripsi Di Fakultas Hukum


Universitas Lancang Kuning

Oleh :

NAMA : SHYVA HAZZARIAH VANNY


NIM : 1974201153

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2022/2023
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

C. Tujuan Dan Kegiatan Penelitian ......................................................... 6

D. Kerangka Teori .................................................................................. 7

E. Metode Penelitian .............................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di era

modern pada saat ini menjadi hal yang sudah tidak asing lagi.

Terknologi informasi saat ini berkembang memang jauh lebih pesat dari

tahun tahun sebelumnya yakni transformasi dari teknologi masalalu

menjadi teknologi yang lebih canggih, mudah dan cepat. Teknologi

Informasi ini dapat memudahkan masyarakat dalam mendapatkan dan

memberikan informasi yang lebih luas. Selain memberikan dampak

positif, teknologi irfomasi juga berdampak negatif bagi masyarakat

yang telah meningkatkan berbagai macam kejahatan yang terjadi

dilingkungan masyarakat. Pada saat ini kejahatan yang sering terjadi

tidak hanya di dunia nyata saja melainkan juga melalui dunia maya

atau yang disebut dengan Cyber Crime.

Secara umum Cyber Crime merupakan suatu tindakan ilegal

dengan menggunakan pengetahuan teknologi komputer untuk

melakukan kejahatan, seperti pencurian perangkat lunak dan perangkat

keras, manipulasi data, pengaksesan sistem computer yang dilakukan

secara ilegal dengan telepon dan mengubah program. Fuady

berpendapat bahwa Cyber Crime merupakan perbuatan melawan hukum

yang dilakukan dengan memakai komputer sebagai sarana/alat atau

1
komputer sebagai objek, baik untuk memperoleh keuntungan ataupun

tidak yang merugikan pihak lain. 1 Cyber crime juga sangat berkitan

dengan yang namanya Cyberspace. Cyberspace menjadi sebuah dunia

baru bagi pengguna jejaringnya yang menghubungkan antar masyarakat

untuk saling mengeksplor dan membagi berbagai aktifitas

kesehariannya yang sama sekali berbeda dengan apa yang dilakukannya

sehari-hari.

Dengan seiring berkembangnya cyber crime pada saat ini

banyak muncul kejahatan-kejahatan seperti Perjudian Online yang

sedang marak terjadi dilingkungan masyarakat saat ini. Perjudian

online merupakan sebuah kejahatan cyber crime yang menggunakan

komputer dan internet sebagai salah satu alat untuk melakukan

perjudian tersebut. Perjudian adalah sebuah permainan yang dimana

seorang pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan diantara beberapa

pilihan di mana hanya satu pilihan saja yang benar dan jadi

pemenangnya. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum

pertandingan dimulai.

Kejahatan Tindak Pidana Perjudian yang kerap dilakukan di

dunia maya ini sangat sulit untuk diatasi, karena sifatnya yang tertutup

sehingga memudahkan orang untuk melakukannya. Perjudian bukan

hanya menjadi masalah nasional, tetapi sudah menjadi masalah

internasional, karena ditiap-tiap negara pun memiliki kasus perjudian


1
Fuady, “CyberCrime”: Fenomena Serangan melalui Internet di Indonesia,. Jurnal
Komunikasi Vol 6 No 2.

2
didalamnya. Tindakan kriminal ini setiap harinya terus meninggkat, dan

bentuknya pun juga terus berubah-ubah.

Pada dasarnya perjudian online ini sangat bertentangan dengan

norma agama, kesusilaan dan moral pancasila. Dampak yang

ditimbulkan dari perjudian ini mengandung unsur unsur kriminal yang

dapat pula membahayakan bukan hanya pada diri sendiri namun juga

akan berdampak kepada orang lain, perjudian tidak selalu

menguntungkan karena dalam setiap permainan pasti ada yang menang

dan ada yang kalah, tidak sedikit pula orang yang mengalami

kekalahan. Orang yang sudah kecanduan atau ketergantungan untuk

berjudi tidak akan memikirkan efeknya bahkan mereka tidak takut

untuk menaruhkan seluruh harta benda yang dimilikinya untuk di

jadikan bahan judi, dan hasilnya hanyalah kekalahan. Hal ini juga dapat

merusak mental dan mengakibatkan stress akibat kekalahan yang secara

terus menerus. Oleh sebab itu, kejahatan Cyber Crime terutama

perjudian online tersebut sangat memerlukan penegakan hukum agar

dapat memberantas serta mencegah akan terjadinya kejahatan perjudian

online.

Penegakan Hukum merupakan sebuah upaya menegakkan

hukum yang dilakukan oleh aparat penegak hukum untuk meciptakan,

memelihara dan mempertahankan kedamaian masyarakat dan Negara.

Dalam kejahatan Cyber Crime terutama perjudian online ini, upaya

penegakan hukum oleh aparat penegakan hukum dilakukan oleh aparat

3
Kepolisian. Hal ini disebabkan karena kepolisian merupakan garda

terdepan dalam mengantisipasi berbagai ancaman keamanan dan

menegakan hukum di Indonesia.

Wilayah kota Duri pada saat ini sedang marak terjadinya kasus

terkait perjudian online hal tersebut terbukti dengan adanya kasus

perjudian online di Duri yang berhasil diringkus oleh tim Opsnal Polsek

Mandau. Penggerebekan tersebut menghasilkan tertangkapnya satu

orang yang berinisial AM (60 Tahun). Terdapat juga beberapa barang

bukti yang ditemukan dan disita oleh tim opsnal Polsek Mandau yakni

berupa uang tunai sejumlah Rp 3.050.000,- (tiga puluh juta lima puluh

ribu rupiah), peralatan elektronik, buku rekapan, kartu atm serta dompet

kulit berwarna hitam. Kasus ini terungkap berkat kinerja tim opsnal

Polsek Mandau serta adanya informasi dari masyarakat setempat bahwa

adanya pelaku perjudian online tersebut. Penyelidikan ini dilakukan

terkait indikasi maraknya judi online di Duri. Terkait kasus tersebut

dapat diketahui Kepolisian Daerah Kota Duri telah melakukan upaya

penegakan hukum terhadap salah satu kasus perjudian online.

Kepolisian Daerah kota Duri sebagai instutusi penegak hukum yang

tentunya memiliki upaya-upaya penegakan hukum terhadap kasus

perjudian online tersebut. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di Kepolisian Daerah kota Duri terkait dengan

wewenang dari institusi Kepolisian Daerah kota Duri untuk

memberantas dan melakukan upaya penegakan hukum terhadap kasus

4
perjudian online. Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka

peneliti tertarik mengajukan penelitian dengan judul “PENEGAKAN

HUKUM TERHADAP MASYARAKAT YANG MELAKUKAN

TINDAK PIDANA PERJUDIAN ONLINE DI POLSEK MANDAU

MENURUT UNDANG-UNDANG NO 19 TAHUN 2016 TENTANG

INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka

penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan undang-undang nomor 19 tahun 2016

tentang informasi dan transaksi elektronik terhadap masyarakat

yang melakukan tindak pidana perjudian online di Polsek Mandau?

2. Apakah faktor penghambat dalam pelaksanaan undang-undang

nomor 19 tahun 2016 tentang informasi dan transaksi elektronik

terhadap masyarakat yang melakukan tindak pidana perjudian

online di Polsek Mandau?

3. Bagaimanakah upaya untuk mengatasi hambatan dalam

pelaksanaan undang-undang nomor 19 tahun 2016 tentang

informasi dan transaksi elektronik terhadap masyarakat yang

melakukan tindak pidana perjudian online di Polsek Mandau?

5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah :

a. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan undang-undang nomor

19 tahun 2016 tentang informasi dan transaksi elektronik

terhadap masyarakat yang melakukan tindak pidana perjudian

online di Polsek Mandau telah dilaksanakan dengan baik.

b. Untuk mengetahui apakah yang menjadi faktor penghambat

dalam pelaksanaan undang-undang nomor 19 tahun 2016 tentang

informasi dan transaksi elektronik terhadap masyarakat yang

melakukan tindak pidana perjudian online di Polsek Mandau.

c. Untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan untuk

mengatasi hambatan dalam pelaksanaan undang-undang nomor

19 tahun 2016 tentang informasi dan transaksi elektronik

terhadap masyarakat yang melakukan tindak pidana perjudian

online di Polsek Mandau.

2. Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini kegunaan yang diharapkan adalah agar

dapat bermanfaat bagi perkembangan hukum pidana khususnya

dalam penegakan hukum terhadap tindak pidana kejahatan yang

berkaitan dengan perjudian online, yakni dengan mencantumkan

data-data penelitian yang akurat, sehingga dengan adanya penelitian

ini, diharapkan bermanfaat bagi penulis sendiri, pelajar atau

6
mahasiswa, dan lainnya. Dalam penelitian ini juga merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar S1 pada program studi Ilmu

Hukum.

D. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan suatu gambaran atau rencana yang

berisi tentang penjelasan dari semua permasalahan yang akan dijadikan

sebagai bahan penelitian yang berlandaskan pada hasil dari penelitian

tersebut.

1. Teori Tindak Pidana

Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Tindak Pidana dikenal dengan istilah Strafbaarfeit atau yang biasa

dipergunakan dengan istilah delik.

Istilah tindak pidana merupakan suatu masalah yang

berhubungan erat dengan kriminalisasi (criminal policy) yang

diartikan sebagai proses penetapan perbuatan seseorang yang

semula bukan merupakan tindak pidana menjadi tindak pidana,

proses penetapan ini merupakan masalah perumusan perbuatan-

perbuatan yang berada di luar diri seseorang.

Berdasarkan dari pengertian diatas berikut Unsur-unsur tindak

pidana yaitu:

7
a. Unsur Objektif

Unsur yang terdapat di luar si pelaku. Unsur-unsur yang ada

hubungannya dengan keadaan, yaitu dalam keadaan di mana

tindakan-tindakan si pelaku itu hanya dilakukan terdiri dari:

1) Sifat melanggar hukum atau wederrechtelijkheid

2) Kualitas dari si pelaku, misalnya “keadaan sebagai

orang pegawai negeri” di dalam kejahatan jabatan

menurut Pasal 415 KUHP atau “keadaan sebagai

pengurus atau komisaris dari suatu perseroan

terbatas” di dalam kejahatan menurut Pasal 398

KUHP.

b. Unsur Subjektif

1) Kesengajaan atau ketidaksengajaan.

2) Maksud atau voornemen pada suatu percobaan atau

poging seperti yang dimaksud di dalam Pasal 53 ayat

(1) KUHP.

3) Macam-macam maksud atau oormerk seperti yang

terdapat misalnya di dalam kejahatan-kejahatan

pencurian, penipuan, pemerasan, pemalsuan dan lain-

lain.

4) Merencanakan terlebih dahulu atau voorbedachte raad

seperti yang misalnya yang terdapat di dalam

kejahatan pembunuhan menurut Pasal 340 KUHP.

8
5) Perasaan takut atau vress seperti yang antara lain

terdapat di dalam rumusan tindak pidana menurut

Pasal 308 KUHP.

2. Teori Penegakan Hukum

Dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 dalam pasal 1 ayat (3), yang menyatakan bahwa “negara

Indonesia merupakan negara hukum” yang artinya setiap warga

negara yang berada dalam negara kesatuan republik Indonesai harus

tunduk dan patuh pada aturan yang berlaku. Apabila ada warga

negara yang tidak menikuti aturan ataupun melakukan perbuatan

yang dilarang oleh undang-undang, maka keadilan hukum akan

ditegakkan.

Menurut Satjipto Rahardjo, penegakan hukum merupakan upaya

untuk mewujudkan ide dan konsep menjadi suatu kenyataan.

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, secara konseptual, esensi

makna penegakan hukum terletak pada harmonisasi hubungan nilai-

nilai yang dituangkan dalam aturan yang kokoh dan sikap final

untuk menciptakan, memelihara, dan memelihara kehidupan sosial

yang damai.2

Pada umumnya suatu keberhasilan penegakan hukum

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempunyai arti yang netral,

sehingga dampak negatif dan positifnya terletak pada isi faktor-

2
Soerjono Soekanto. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.
(Jakarta:Rajawali.1983), h. 24

9
faktor tersebut. Faktor-faktor ini mempunyai nilai yang saling

berkaitan dengan erat. Faktor-faktor tersebut adalah :

a. Hukum ( Undang-undang )

b. Penegakan hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk

maupun menerapkan hukum.

c. Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

d. Masyarakat, yaitu dimana hukum itu diterapkan

e. Faktor kebudayaan,yaitu sebagai hasil karya cipta dan rasa

yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan

hidup.

3. Teori Perjudian Online

Perjudian online merupakan permainan untung-untungan yang

dimainkan mengunakan komputer atau smartphone dengan koneksi

pada jaringan internet dan permainan tersebut menggunakan taruhan

dalam permainannya. Perjudian online saat ini sangat banyak

dimainkan oleh kalangan masyarakat, dikarenakan masyarakat

menganggap perjudian online merupakan permainan yang

menguntungkan dan menghasilkan uang dengan begitu mudah,

aman dan cepat, dibandingkan dengan bermain judi seperti

biasanya. Perjudian online merupakan perbuatan yang illegal yang

di atur dalam Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Nomor 19 tahun

2016 perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008

10
Undang-Undang Informasi Elektronik. 3 Yang berbunyi :

“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan

dan/atau menstransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya

Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki

muatan perjudian”.

Dengan ketentuan pidana Pasal 45 ayat (1) yang berbunyi :

“Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 27 ayat(1), ayat (3), atau ayat(4) dipidana dengan

pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling

banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”.

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yang

dimaksud perjudian adalah taiap-tiap permainan, dimana pada

umumnya kemungkinan mendapatkan untung tergantung pada

peruntungan belaka, juga karena permainannya lebih terlatih atau

lebih mahir. Disitu termasuk segala peraturan tentang keputusan

perlombaan atau permainan lain-lainnya, yang tidak di adakan

antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga

segala pertaruhan lainnya.

3
Hery Sulisyanto, Lindu Ardjayeng, Tinjauan Yuridis tentang Perjudian Online Ditinjau
dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,
Dinamika Hukum Dan Masyarakat, volume 1, Nomor 1, 2018, hal. 1-19.

11
E. Metode Penelitian

Metode Penelitian merupakan sebuah langkah-langkah yang

akan digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan ata serta informasi

yang akan diolah dan di analisis secara ilmiah dan berdasarkan

peraturan yang ada. Oleh karena itu pada penelitian ini metode

penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian Hukum Sosiologis yaitu metode penelitian yang

membahas tentang penegakan hukum terhadap masyarakat yang

melakukan tindak pidana perjudian online di polsek mandau

berdasarkan undang-undang nomor 19 tahun 2016 tentang informasi

dan transaksi elektronik.

2. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian hukum sosiologis ini lokasi penelitian akan

dilakukan di Polsek Mandau yang bertempat di Kota Duri. Hal ini

disebabkan karena sedang maraknya perjudian online dilingkungan

masyarakat Kota Duri.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi yang

terdiri tas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

12
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dapat

berupa himpunan orang, benda, kejadian, kasus-kasus, waktu

atau tempat, dengan sifat atau ciri yang sama. Berdasarkan

pengertian tersebut akan menjadi salah satu acuan penulis dalam

menentukan populasi. Dalam penelitian ini populasi yang akan

digunakan adalah sebagai berikut :

a) Tim Opsnal Polsek Mandau

b) Pelaku Perjudian

c) Masyarakat setempat

b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan

dijadikan objek penelitian. Metode penetapan sampel yang

digunakan adalah Metode Random dengan klasifikasi populasi

untuk dijadikan sampel yang dapat dilihat pada tabel di bawah

ini :

Tabel 1

Populasi dan Sampel

No Jenis Populasi Jumlah Jumlah Persentase


Populasi Sampel (%)
1 Kepala Tim Opsnal 1 1 100
Polsek Mandau
2 Pelaku Perjudian 10 5 50
3 Masyarakat Setempat 100 15 15
Sumber : Data Primer

13
4. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa data yang

bersumber dari :

a. Data Primer adalah sebuah data yang penulis peroleh secara

langsung dari hasil penelitian lapangan. Data primer yang dicari

dalam peneltian ini yaitu hasil dari wawancara yang dilakukan

kepada Polsek Mandau dan hasil observasi yang diperoleh oleh

penulis.

b. Data Sekunder adalah subuah data pendukung data primer yang

bersal dari buku atau literatur-literatur yang bersangkutan dengn

penelitian tersebut. Dalam penelitian ini data sekunder yang

digunakan yakni data yang bersumber dari bahan-bahan hukum,

seperti Undang-Undang No 19 Tahun 2016, serta peraturan

perundang-undangan lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

c. Data Tersier adalah sebuah data yang mendukung adanya data

primer dan data sekunder. Data tersier yang baiasa digunakan

dalam penelitian ini yaitu dengan penggunaan kamus atau

ensiklopedia yag berhubungan dengan penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

permasalahan yang sedang diselidiki.

14
b. Wawancara adalah sebuah teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung

kepada responden dengan maksud untuk memperoleh gambaran

yang jelas tentang permasalahan yang sedang diteliti.

c. Kajian pustaka adalah sebuah teknil pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mempelajari data-data tertulis.

6. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara

kualitatif dengan menggunakan uraian kalimat yang teratur, logis,

dan efektif. Hasil dari analisis data tersebut kemudian disimpulkan

secara deduktif yaitu cara berfikir yang menarik suatu kesimpulan

dari suatu pernyataan atau dalil yang bersifat umum menjadi suatu

pernyataan atau kasus yang bersifat khusus.

15
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang

Undang-Undang No 19 Tahun 2016 Tentang Tentang Informasi Dan Transaksi

Elektronik

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Buku

Ishaq, Pengantar Hukum Indonesia, Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2019.

Jurnal

Enik Isnaini, “Tinjauan Yuridis Normatif Perjudian Online Menurut Hukum

Positif Di Indonesia”, Jurnal Independent.

Fuady, “CyberCrime”: Fenomena Serangan melalui Internet di Indonesia, Jurnal

Komunikasi Vol 6 No 2.

Hery Sulisyanto, Lindu Ardjayeng, Tinjauan Yuridis tentang Perjudian Online

Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik, Dinamika Hukum Dan Masyarakat, Vol 1 No 1, 2018, hal.

1-19.

16

Anda mungkin juga menyukai