Anda di halaman 1dari 1

Waris

Dalam banyak literatur, waris didefinisikan dengan pemindahan harta dari seorang yang meninggal kepada ahli
waris. Pengertian ini, juga terlaku untuk pengertian waris menurut hukum negara di Indonesia. Perbedaanya, jika
waris dalam Islam diatur oleh Fiqih, maka waris dalam kajian hukum negara diatur oleh undang-undang.

Pertanyaannya, mengapa hukum waris diperlukan, baik dalam Islam maupun hukum negara? Sudah diketahui,
bahwa setiap manusia pasti akan menemui ajal. Di sisi lain, setiap orang yang meninggal selalu meninggalkan harta
peninggalan. Harta inilah yang kemudian menjadi hak bagi ahli waris.

Dengan begitu, perlu ditentukan siapa saja yang termasuk ahli waris dan mendapat bagian. Bagian yang didapat
juga harus diatur. Tujuannya untuk menghindari perselisihan akibat berebut harta peninggalan. Di sinilah hukum
waris menjalankan fungsinya.

Lantas mengapa setiap negara memiliki hukum waris berbeda? Ini lumrah. Sebab tidak semua negara menggunakan
hukum Islam, lebih-lebih terkait harta peninggalan. Maka tidak heran, jika kemudian muncul undang-undang yang
mengatur harta peninggalan.

Nah, dalam Islam sendiri, Fiqih yang khusus mempelajari hukum waris disebut Ilmu Faroidh. Ilmu ini banyak
diajarkan di pesantren-pesantren sebagai salah materi wajib dalam sistem pembelajaran mereka. Mengapa? Sebab
orang yang mengerti ilmu ini semakin sedikit dan sulit ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai