Anda di halaman 1dari 9

HUKUM DALAM WARIS

(Mapel Pendidikan Agama Islam)

Disusun Oleh:

Kelompok 2
Feny Eriska
Gustinu
Harizky Maolana
Iwan arpani

KELAS XII DPIB


SMK NEGERI 2 KOTABARU
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Tidak ada kata-kata yang lebih tepat bagi penulis selain ungkapan rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan makalah berjudul "Hukum
Dalam Waris ."

Tidak lupa pula, terima kasih atas dukungan baik secara materil maupun moril,
yang telah diberikan selama proses penyusunan makalah ini

Kotabaru, Senin, 19 February 2024

PENDAHULUAN

2
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, sehingga membutuhkan
orang lain untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Setelah dewasa manusia
mempunyai keinginan untuk dapat membentuk keluarga guna meneruskan
keturunan yaitu dengan melakukan perkawinan. Namun, dalam kenyataannya
tidak semua orang dapat mempunyai keturunan sehingga timbul suatu usaha
untuk dapat memenuhi keinginan tersebut, salah satunya dengan melakukan
pengangkatan anak (adopsi) melalui Lembaga Pengangkatan Anak (Lembaga
Adopsi) yang ada.

Apa itu Istilah hukum dalam waris?


Berikut ini beberapa istilah dalam hukum waris:

Pewaris adalah orang yang meninggal dunia dan meninggalkan harta benda untuk dibagikan
kepada yang berhak (Ahli Waris).

Hukum Dalam Waris adalah semua peninggalan pewaris yang berupa hak dan kewajiban
atau semua harta kekayaan yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dunia setelah
dikurangi semua utangnya.Boedel adalah warisan yang berupa kekayaan saja, dan yang
perlu segera dikeluarkan dari harta orang meninggal dunia antara lain ialah:Biaya
pengurusan mayat;Dibayarkan utangnya ;Dilaksanakan wasiatnya/hibah wasiatnya; Dalam
hukum waris islam diambil zakatnya/sewanya; danSisanya adalah harta warisan. Wasiat
adalah suatu keputusan dari seseorang (biasanya dituangkan dalam suatu akta) yang harus
dilaksanakan setelah ia meninggal dunia. Wasiat karena perbuatan sepihak dapat ditarik
kembali.Legitime portie adalah bagian mutlak yaitu bagian dari harta peninggalan yang tidak
dapat dikurangi dengan testament dan pemberian lainnya oleh pewaris. Ahli waris yang
berhak atas bagian ini disebut “legitimaris” yaitu para ahli waris dengan garis lurus menurut
undang-undang

PEMBAHASAN
3
Hukum Waris Islam

Sumber utama dalam hukum Waris Islam adalah Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 11,
12, dan 176. hukum Waris Islam atau ilmu faraidh adalah ilmu yang diketahui. siapa
yang berhak mendapat waris dan siapa yang tidak berhak, dan juga berapa ukuran
untuk setiap ahli waris.[5]

Ilmu Faraidh termasuk ilmu yang paling mulia tingkat bahayanya, paling tinggi
kedudukannya, paling besar ganjarannya, oleh karena pentingnya, bahkan sampai
Allah Subhanahu wa ta’ala sendiri yang menentukan takarannya, Dia terangkan jatah
harta warisan yang didapat oleh setiap ahli waris, dijabarkan kebanyakannya dalam
beberapa ayat yang jelas, karena harta dan pembagiannya merupakan sumber
ketamakan bagi manusia.

Sebagian besar dari harta warisan adalah untuk laki-laki dan perempuan, besar dan
kecil, mereka tidak ada yang lemah dan kuat disesuaikan dengan tatanan adat dan
budaya yang diberlakukan, sehingga tidak terdapat padanya kesempatan untuk
berpendapat atau berbicara dengan hawa nafsu. Karena di Indonesia Pengembangan
Hukum Undang-undan serta Peraturan Pemerindah berdasarkan hukum islam dan
hukum adat. Sehingga Hukum Islam dan Hukum Adat tidak berlawanan dengan
pengembangan Hukum di Indonesia[6]

Unsur-Unsur Hukum Waris

Dalam hukum waris dikenal beberapa istilah sebagai berikut.

1. Waris

Waris merujuk pada orang yang berhak menerima pusaka (peninggalan) orang yang
telah meninggal.

4
2. Warisan

Warisan merupakan harta peninggalan, pusaka, dan surat wasiat. Warisan tidak hanya
berupa harta, tetapi dapat berupa hutang yang harus dibayar oleh orang yang masih
hidup dan menjadi pewaris atau ahli warisnya.

3. Pewaris

Pewaris adalah orang yang memberi pusaka, yakni orang yang meninggal dunia dan
meninggalkan sejumlah harta kekayaan, pusaka, maupun surat wasiat. Umumnya,
pewaris memberikan harta, kewajiban, ataupun hutang kepada orang lain atau ahli
waris.

4. Ahli Waris

Ahli waris merujuk pada sekalian orang yang menjadi waris, berarti orang-orang
yang berhak menerima harta peninggalan pewaris. Ahli waris ini memiliki hak secara
hukum untuk menerima seluruh harta, kewajiban, bahkan hutang yang ditinggalkan
pewaris.

5. Mewarisi

Mewarisi merujuk pada makna mendapat harta pusaka, biasanya segenap ahli waris
adalah mewarisi harta peninggalan pewarisnya.

6. Proses Pewarisan

5
Istilah proses pewarisan mempunyai dua makna sebagai berikut.Penerusan atau
penunjukan para waris ketika pewaris masih hidup.

Pembagian harta warisan setelah pewaris meninggal.

Manfaat-Manfaat Waris dalam Islam

Waris dalam Islam membawa banyak manfaat yang mendalam bagi setiap keluarga
dan masyarakat Muslim secara keseluruhan. Mari eksplorasi sepuluh manfaat utama
yang terkait dengan konsep waris ini.

1. Keadilan dalam Distribusi Harta

Salah satu manfaat terpenting dari hukum warisan dalam Islam adalah prinsip
keadilan yang diterapkan dalam pembagian harta. Dengan aturan yang jelas dan adil,
setiap ahli waris mendapatkan bagian mereka sesuai dengan ketentuan agama. Ini
mencegah ketidakadilan dalam pembagian harta dan memastikan bahwa semua pihak
mendapatkan bagian yang adil.

2. Kepemilikan yang Terjamin

Waris dalam Islam memberikan hak kepemilikan yang terjamin kepada ahli waris.
Hal ini memberi mereka kepastian hukum dan hak untuk memiliki properti yang telah
mereka warisi. Dengan jaminan kepemilikan, setiap individu dapat mengelola dan
mengembangkan aset warisan mereka dengan penuh keyakinan dan keamanan.

3. Perlindungan Hak Perempuan

Islam memberikan hak-hak warisan kepada perempuan dengan jelas dan tegas. Dalam
pembagian harta warisan, perempuan memiliki hak yang setara (dalam mendapatkan
warisan yang pantas) dengan laki-laki, yang mencerminkan nilai-nilai keadilan dalam
Islam.

4. Pembagian yang Terstruktur


6
Waris dalam Islam mengatur pembagian harta secara terstruktur. Hal ini dapat
membantu mencegah konflik di antara ahli waris dan menjaga ketertiban dalam
pembagian harta. Dengan aturan yang jelas dan pembagian yang terstruktur, ahli
waris memiliki panduan yang jelas tentang bagaimana harta harus dibagi, mengurangi
potensi perselisihan dan memastikan bahwa proses tersebut berjalan dengan tertib.

5. Kepentingan Keluarga

Konsep waris dalam Islam menekankan pentingnya kepentingan keluarga di atas


kepentingan pribadi. Hal ini dapat membantu menjaga keharmonisan dalam keluarga,
karena setiap anggota keluarga memperoleh haknya dan diperlakukan dengan adil.
Dengan menekankan kepentingan keluarga, waris dalam Islam membantu menjaga
keutuhan keluarga dan menghindari konflik internal yang dapat merusak hubungan
keluarga.

6. Kepedulian Terhadap Orang Lain

Dalam Islam, konsep waris mencerminkan nilai-nilai kepedulian terhadap orang lain.
Ahli waris yang menerima warisan diberi kesempatan untuk membantu mereka yang
membutuhkan, yang menciptakan rasa saling peduli dalam masyarakat. Dengan
demikian, manfaat waris dalam Islam tidak hanya terbatas pada individu, tetapi juga
mempromosikan kepedulian dan kontribusi kepada masyarakat yang lebih luas.

7. Persiapan Apabila Terjadi Risiko Kematian

Pembagian warisan membantu untuk selalu ingat akan adanya ahli waris yang akan
kita tinggalkan di dunia dan yang dapat kita bantu dari segi finansial. Dengan
memahami bahwa kehidupan di dunia ini bersifat sementara, setiap orang diingatkan
untuk mempersiapkan perlindungan finansial bagi keluarga yang ditinggalkan. Ini
merupakan bentuk perhatian dan cinta kepada keluarga, memastikan mereka tetap
terlindungi meski kita sudah berpulang.8. Pengembangan Harta

Dengan menerima warisan, ahli waris dapat mengelola dan mengembangkan aset-aset
tersebut. Hal ini dapat memberikan peluang untuk berinvestasi dan mengembangkan
7
asetsecara berkelanjutan. Dengan demikian, manfaat waris dalam Islam
memungkinkan individu untuk mengelola harta warisan dengan bijak dan
mengembangkannya, sehingga menciptakan masa depan finansial yang lebih baik.

9. Keseimbangan Antara Dunia dan Akhirat

Konsep waris dalam Islam menciptakan keseimbangan antara kehidupan dunia dan
akhirat. Hal ini mengingatkan manusia bahwa harta benda dunia hanya sementara
sehingga harus dikelola dengan baik bagi diri sendiri dan ahli waris. Dengan menjaga
keseimbangan ini, setiap orang dapat menjalani kehidupan yang seimbang baik secara
spiritual maupun materi.

10. Bentuk Amal Kebaikan

Pembagian warisan dapat menjadi bentuk amal kebaikan bagi orang yang
meninggalkan hartanya. Dengan memberikan warisan kepada ahli waris atau bahkan
sebagai wakaf, pewaris dapat memperoleh pahala dan berbagi berkah dengan mereka
yang masih hidup. Hal ini menciptakan lingkungan kasih sayang dan berbagi dalam
masyarakat.

PENUTUP

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyakkekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya
pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya
dengan makalah ini Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman
memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah

8
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembacakhusus pada
penulis. Aamiin

Anda mungkin juga menyukai