Anda di halaman 1dari 7

HUKUM BISNIS

Disusun oleh:

Mahdar Arianto (1501202068)


Fitriana manik (1501218458)

ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS UNIVERSITAS TELKOM
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Konsep - Konsep Motivasi Dasar ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Perilaku Organisasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Konsep - Konsep Motivasi Dasar bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

ii
TEORI

1. Pengertian Warisan
Pengertian warisan merupakan segala sesuatu peninggalan (bisa asset dan
bisa utang) yang ditinggalkan oleh pewaris (orang yang meninggal) dan
diwasiatkan kepada Ahli waris.

2. Wujud Warisan
Wujud warisan tersebut dapat berupa harta (harta yang bergerak dan harta
tidak bergerak) dan termasuk juga diwarisi utang (kewajiban).

3. Hukum Waris di Indonesia


Di Indonesia ada tiga jenis hukum waris yang berlaku, yaitu hukum waris
perdata, hukum waris adat dan hukum waris menurut Ajaran Agama Islam.
Warga Negara Indonesia (WNI) wajib memilih salah satu hukum waris yang akan
digunakannya dan ditulis dalam surat wasiat (testamen). Ketiga jenis hukum waris
tersebut berbeda-beda dalam mengatur tentang warisan.
• Hukum Waris Adat
Hukum waris adat adalah hukum waris yang diyakini dan dijalankan oleh
suku tertentu di Indonesia.
Beberapa hukum waris adat aturannya tidak tertulis, namun sangat dipatuhi
oleh masyarakat pada suku tertentu dalam suatu daerah, dan bila ada yang
melanggarnya akan diberikan sanksi.
Jenis hukum ini banyak dipengaruhi oleh hubungan kekerabatan serta
struktur kemasyarakatannya. Selain itu, jenis pewarisannya pun juga
beragam, antara lain:
Sistem Keturunan, pada sistem ini dibedakan menjadi tiga macam yaitu
garis keturunan bapak, garis keturunan ibu, serta garis keturunan keduanya.
Sistem Individual, merupakan jenis pembagian warisan berdasarkan
bagiannya masing-masing, umumnya banyak diterapkan pada masyarakat
suku Jawa.

3
Sistem Kolektif, Merupakan system pembagian warisan dimana
kepemilikannya masing-masing ahli waris memiliki hak untuk
mendapatkan warisan atau tidak menerima warisan. Umumnya bentuk
warisan yang digunakan dengan jenis ini adalah barang pusaka pada
masyarakat tertentu.
Sistem Mayorat, merupakan system pembagian warisan yang diberikan
kepada anak tertua yang bertugas memimpin keluarga. Contohnya pada
masyarakat lampung dan Bali.
• Hukum Waris Islam
Hukum Waris Islam hanya berlaku pada masyarakat yang memeluk agama
Islam, dimana sistem pembagian warisannya menggunakan prinsip
individual bilateral. Jadi dapat dikatakan ahli waris harus berasal dari garis
ayah atau ibu. Selain itu makna warisan adalah jika harta atau aset yang
diberikan orang yang memberikan sudah meninggal dunia, jika orangnya
masih hidup istilahnya disebut Hibah bukan warisan.
Hal yang terpenting juga adalah orang yang menjadi ahli waris harus yang
memiliki hubungan keluarga atau hubungan keturunan. Sebagai contoh
paman, anak, cucu, dan lain sebagainya.
• Hukum Waris Perdata
Hukum waris perdata adalah hukum waris yang paling umum di Indonesia
dan beberapa aturannya mirip dengan budaya barat. Warisan dapat
diberikan kepada ahli waris yang terdapat surat wasiat atau keluarga yang
memiliki hubungan keturunan atau kekerabatan, seperti anak, orang tua,
saudara, kakek, nenek hingga saudara dari keturunan tersebut.

4
ANALISIS MASALAH

Ketika seorang pengusaha meninggal dunia dan bagaimana kelanjutan


usahanya tergantung dari perikatan yang dibuatnya semasa hidup.
Dari teori diatas Ketika pengusaha tadi semasa hidupnya menyepakati untuk
menggunakan hukum adat, maka kelanjutan usahanya akan diberikan sesuai dengan
pewaris yang disepakati, karena dalam hukum adat memiliki pewaris yang beragam
yaitu system keturunan, berarti usahanya diberikan kepada garis keturunan bapak,
ibu ataupun keduanya. Selanjutnya system individual, berarti pembagian
warisannya berdasarkan bagian masing-masing. Selanjutnya system kolektif,
berarti warisannya memiliki hak unduk mendapatkan atau tidak. Kemudian system
mayorat, berarti usahanya dilanjutkan oleh anak tertua yang bertugas memimpin
keluarga.
Jika pengusaha yang meninggal semasa hidupnya menyepakati untuk
menggunakan hukum waris Islam, berarti usahanya dijalankan oleh anaknya atau
yang memiliki hubungan keluarga.
Dan jika pengusaha yang meninggal semasa hidupnya menyepakati untuk
menggunakan hukum waris perdata, maka usahanya dilanjutkan oleh sesuai yang
tertulis pada surat wasiat yang dibuatnya dan disaksikan oleh pihak yang
berwenang.
Permasalahan Ketika seorang pengusaha meninggal dan kelanjutan usahanya
diberikan kepada ahli warisnya belum selesai Ketika ahli warisnya tidak mau
menjalankan usaha yang diwariskannya kepada dia. Ketika ahli waris tidak ingin
melanjutkan, ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu usaha yang diwariskan itu
dijual dan hasilnya dibagikan kepada saudara atau berjalan begitu saja tapi tidak
dapat berkembang dan cepat atau lambat usahanya akan mati.

5
KESIMPULAN
Usaha yang dimiliki oleh orang yang sudah meninggal akan dilanjutkan atau
diwariskan sesuai dengan hukum waris yang sudah dipilih semasa hidupnya.
Hukum waris yang dimaksud ialah hukum waris adat, hukum waris Islam dan
hukum waris perdata.

6
REFERENSI

Finansialku. (2021, Oktober 19). Pengertian dan Ragam Hukum Warisan di


Indonesia. Retrieved from Finansialku.com:
https://www.finansialku.com/pengertian-waris-dan-3-hukum-waris-di-
indonesia/

Anda mungkin juga menyukai