2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
KELAS : A
NIM: 1965142030
NOABSEN : 30
CONTOH KASUS
KEBIJAKAN PENEGAKAN
HUKUMDALAMSISTEMPERADILANPIDANAINDO
NESIA
ViviAriyanti
Fakultas Syari’ahIAINPurwokerto
Jl. AhmadYaniNo. 40-APurwokertoJawaTengah
Email:viviariyanti@iainpurwokerto.ac.id
Abstrak
Penegakanhukummerupakansuatukeharusanyangdijalankannegaradalammelindungiwar
ganya,karenapenegakanhukumadalahmenegakkannilai-
nilaikebenarandankeadilan.Usahapenanggulangankejahatandenganhukumpidanapadaha
kikatnyaadalahbagiandariusahapenegakanhukumpidana.Penegakanhukumpidanadiwuju
dkanmelaluisuatukebijakanhukumyangmerupakanbagiandaripolitikhukumnasional.Hali
ni melibatkan berbagai unsur dalam negara, mulai dari pembuat undang-undang,
aparatpenegakhukum,sampaiwarganegara.Fokuspembahasanmakalahiniadalahbagaiman
akah kebijakan penegakan hukum pidana terhadap penanggulangan kejahatan,dan faktor
apakah yang dapat menunjang penerapan kebijakan penegakan hukum pidanaterhadap
penanggulangan kejahatan. Pembahasan makalah ini terdiri dari empat poinutama, yaitu
kebijakan penegakan hukum, faktor perundang-undangan, faktor
penegakhukum,danfaktorbudayahukummasyarakat.Kajianiniberkesimpulanbahwakebija
kanpenegakan hukum pidana dapat dimulai dengan pembentukan produk hukum yang
tepatdansesuaidenganperkembanganmasyarakat.Adapunkendalayangdihadapipenegakan
hukum dapat bersumber dari perundang-undangan, aparat penegak hukum, dan
budayahukummasyarakat.
KataKunci:KebijakanHukum,PenegakanHukum,HukumPidana,SistemPeradilanPidana,
BudayaHukum
33
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
Abstract
Lawenforcementisanecessitycarriedoutbythestateinprotectingitscitizens, becauselaw
enforcement is upholding the values of truth and justice. Efforts to tackle crime
withcriminal law are essentially part of criminal law enforcement policies. Criminal
lawenforcementisrealizedthroughalegalpolicywhichispartofnationallawpolicies.Thisinv
olves various elements in the country, ranging from legislators, law
enforcementofficials, to citizens. The focus of discussion in this paper is how is the
policy of criminallaw enforcement against crime prevention, and what factors can
support the applicationof criminal law enforcement policies against crime prevention.
The discussion of thispaper consists of four main points, namely law enforcement
policies, legislative
factors,lawenforcementofficerfactors,andthecitizens’legalculturefactors.Thisstudyconclu
ded that the policy of criminal law enforcement can begin with the
establishmentofappropriatelegalproductsthatareinaccordancewiththedevelopmentofsoci
ety.Theconstraints faced by law enforcement can be derived from legislation, law
enforcementofficials,andcitizens'legalculture.
34
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
Keywords:LawPolicy,LawEnforcement,CriminalLaw,CriminalJusticeSystem,LegalCultur
e
A. PENDAHULUAN
1. LatarBelakang
Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 (UUD 1945), yaitu “untuk membentuk
suatu Pemerintah
NegaraIndonesiayangmelindungisegenapbangsaIndonesiadanseluruhtumpahdarahIndon
dan keadilan sosial”. Menurut M. Solly Lubis, “melindungi segenap bangsa danseluruh
alatkekuasaanyangada,sehinggadinegarainiterdapattataaturanyangmenjamintatatertibdal
fisikmaupun mental, melalui tata hukum yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang
tidaktertulis.2
Selain itu, UUD 1945 melalui Pasal 1 ayat (3) juga menetapkan bahwa
negaraIndonesia adalah negara hukum. Dari Pasal ini dapat ditarik pemahaman bahwa
negaraIndonesiaberdasarkanhukum(rechtstaat),danbukanberdasarkankekuasaaanbelaka
1
Erfandi,“ImplementasiNilai-
NilaiPancasiladalamPembangunanSistemHukumPidanadiIndonesia”,JurnalIlmiahPendidikanPancasiladan
Kewarganegaraan, Th. 1,Nomor1,Juni2016.
35
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
2
M.SollyLubis, PembahasanUUD’45,Bandung:Alumni, 1985,hlm.24.
36
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
(machstaat).NegaraIndonesiamerupakannegarahukumyangdemokratisdanberlandaskan
pada konstitusi yang telah diterima oleh seluruh bangsa Indonesia. Karenaitulah, aparat
danmenjaminsemuawarganegarabersamaankedudukannyadidalamhukumdanpemerintah
an serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak adakecualinya.
oleh warga negara sebagai suatu kewajiban, hal-hal yang dibolehkan untukdilakukan
sebagai suatu pilihan serta hal-hal yang tidak dibolehkan untuk dilakukansebagai suatu
bentuk larangan. Sistem hukum mempunya tujuan dan sasaran tertentu.Tujuan dan
sasaran hukum tersebut dapat berupa orang-orang yang secara nyata berbuatmelawan
hukum, juga berupa perbuatan hukum itu sendiri, dan bahkan berupa alat atauaparat
bekerjanyahukumtersebutmerupakanbentukdaripenegakanhukum. 3
yangmendesak untuk diatasi agar tercapai kehidupan yang harmonis, tertib dan
penegakan hukumpidana banyak diberitakan oleh media massa baik cetak maupun
ketertiban, dankeadilannya.
3
BardaNawawiArief,PembaharuanHukumPidanadalamPerspektifKajianPerbandingan,Bandung:Ci
traAdityaBakti, 2011, hlm.3.
37
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
2. RumusanMasalah
pembahasanmakalahiniadalahsebagaiberikut:
1. Bagaimanakahkebijakanpenegakanhukumpidanaterhadappenanggulangankejahatan?
pidanaterhadappenanggulangankejahatan.
Pembahasanmakalahiniterdiridariempatpoinutama,yaitukebijakanpenegakanhu
kum,faktorperundang-undangan,faktorpenegakhukum,danfaktorbudaya
hukummasyarakat.
B. PEMBAHASAN
1. KebijakanPenegakanHukumPidana
apayangdimaksuddengankebijakanhukumpidana.Hukumpidanasecaraumummengandun
g setidaknya dua jenis norma, yakni norma yang harus selalu dipenuhi agarsuatu
tindakan dapat disebut sebagai tindak pidana, dan norma yang berkenaan
denganancamanpidanayangharusdikenakanbagipelakudarisuatutindakpidana.Secaraterin
dapatdijatuhkanbagiseorangpelaku,2)jenispidanayangbagaimanakahyangdapatdijatuhka
nbagipelakutersebut,3)untukberapalamapidanadapatdijatuhkanatauberapa
38
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
besarnya pidana denda yang dapat dijatuhkan, dan 4) dengan cara bagaimanakah
pidanaharusdilaksanakan.4
Sudahumumdiketahuibahwatindakpidanamerupakanpelanggaranataskepentinga
olehpengklasifikasian ilmu hukum di mana hukum pidana adalah bagian dari hukum
publikyangtidakmembolehkancampurtanganindividu. 5Disinilahletakpentingnyakebijaka
pidana.Dalammenentukansuatutindakpidana digunakankebijakanhukumpidana.
Penegakanhukumpidanamerupakansalahsatubentukdariupayapenanggulangank
ejahatan.Penggunaanhukumpidanasebagaialatuntukpenanggulangankejahatanmerupakan
bagiandarikebijakankriminal.Upayapenanggulangankejahatandenganhukumpidanaterseb
utdilakukandalamrangkauntukmencapaitujuanakhirdarikebijakankriminalitusendiri,yaitu
memberikanperlindunganmasyarakatagarterciptaketertibandankesejahteraan.Upayauntu
kmencegahdanmenanggulangikejahatandenganmenggunakansaranahukumpidanadisebut
jugadengan istilah penal policy atau kebijakan penal. Kebijakan hukum pidana tidak
tertentu.Tetapilebihdariitu,kebijakanhukumpidanamemerlukan
pendekatanyangmenyeluruhyangmelibatkanberbagaidisiplinilmuhukumselainilmuhuku
mpidanasertakenyataandidalammasyarakatsehinggakebijakanhukumpidanayangdigunak
antidakkeluardari
4
P.A.F. Lamintang dan Theo Lamintang, Hukum Penitensier Indonesia, edisi ke-2, cet. 2,
Jakarta:SinarGrafika, 2012, hlm. 1.
5
Mudzakkir,“PosisiHukumKorbanKejahatandalamSistemPeradilanPidana”,Disertasi,ProgramPasca
sarjanaFakultas HukumUiniversitasIndonesia,Jakarta,2001,hlm.145.
39
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
konsep yang lebih luas yaitu kebijakan sosial dan rencana pembangunan nasional
dalamrangka mewujudkankesejahteraanmasyarakat. 6
Sudartomenjelaskan,sebagaimanadikutipBardaNawawiArief,bahwakebijakanpe
nalmempunyaduaarti,yaituartisempityangmemilikicakupankeseluruhanasasdanmetodeya
carakerja daripengadilandanpolisi.7
dogmatik,jugamemerlukanpendekatanyuridisfaktualyangdapatberupapendekatansosiolo
berbagai
disiplinsosiallainnyadanpendekatanintegraldengankebijakansosialdanpembangunannasi
onalpadaumumnya.8
criminal
law,danpenalpolicy.Dalamhalpenalpolicy,Ancelmenyatakanbahwaituadalahsuatuilmuse
memberikan pedomantidakhanyakepadapembuatundang-
undang,tetapijugakepadapengadilanyang
6
EllenBenoit,“NotJustaMatterofCriminalJustice:States,Institutions,andNorthAmericanDrugPolicy”,
40
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
41
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
menerapkanundang-
undang,danjugakepadaparapenyelenggaraataupelaksanaputusanpengadilan. 9
tiapmasyarakatyangterorganisirmemilikisistemhukumpidanayangterdiridari:1)peraturan-
peraturanhukumpidanadansanksinya,2)suatuprosedurhukumpidana,dan
3)suatumekanismepelaksanaanpidana.10
Pengambilansuatukebijakanuntukmembuatperaturanhukumpidanayangbaikpada
sehinggakebijakan hukum pidana juga merupakan bagian dari politik kriminal. Dengan
kata
lain,dilihatdarisudutpolitikkriminal,makakebijakanhukumpidanaidentikdenganpengertian“
kebijakanpenanggulangankejahatandenganhukumpidana”.11
kebijakan yangdibuat oleh negara dalam rangka menegakkan aturan demi terwujudnya
sampingitu,usahapenanggulangankejahatanmelaluipembuatanundang-
perlindungan
masyarakat(socialdefence),danusahamencapaikesejahteraanmasyarakat(socialwelfare),s
9
Ibid.,hlm.23.
10
Ibid.,hlm.27.
42
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
11
Ibid.,hlm.28.
12
FachryBey,“SejarahViktimologi”,ProceedingPelatihanViktimologiIndonesia,FakultasHukum,Uni
versitasJenderalSoedirman,Purwokerto18-20September2016.
43
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
dari kebijakan sosial (social policy). Kebijakan sosial (social policy) itu sendiri
masyarakatdansekaligusmencakupperlindunganmasyarakat.Jadi,didalampengertiansocia
penanggulangankejahatanmelaluisaranahukumpidana,meskipunsifatdarihukumpidanaleb
ihmenekankanaspekrepresifdaripadapreventif.SikapbangsaIndonesiadalammenerimakeb
pidanamerupakanbagiandarikebijakanataupolitikhukumyangdianutdiIndonesia.Penggun
aan hukum pidana dianggap sebagai hal yang wajar dan normal, seolah-
dalammenggunakanhukumpidana itu.14
apabilahukumpidanahendakdigunakanseharusnyaterlebihdahuludilihathubungannyaden
gankeseluruhan politik hukum pidana atau social defence planning yang merupakan
bagianintegraldarirencanapembangunannasional.15Politikhukumpidanamerupakanpengat
olehmasyarakat. Tujuanakhirdarikebijakanhukumpidanaialah“perlindunganmasyarakat”
13
MokhamadNajih,PolitikHukumPidanaPascaReformasi:ImplementasiHukumPidanasebagaiInstru
mendalamMewujudkanTujuanNegara,Malang:In-Trans Publishing,2008,hlm.32.
14
Muladidan BardaNawawiArief,Teori-Teoridan
KebijakanPidana,cet.4,Bandung:Alumni,2010,hlm.156-157.
15
Ibid.,hlm157.
44
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
culturalliving),“kesejahteraanmasyarakat”(socialwelfare),danuntukmencapai“keseimban
gan”(equality).16
Kebijakanhukumpidanahanyalahmerupakanbagiandaripolitikhukumnasional
demikian,pelaksanaan kebijakan hukum pidana dapat terjadi secara bersama dari semua
bagiansecaraterintegrasi.Bagian-
policy),kebijakanpengadilanpidana(criminaljusticepolicy),kebijakanpenegakanhukum(lawenforc
ementpolicy),kebijakanadministratif(administrativepolicy).17
pidanatersebut di atas, maka dilihat dalam arti luas, kebijakan hukum pidana dapat
pidanaformal, dan di bidang hukum pelaksanaan pidana. Karena itu, kebijakan hukum
pidanatidaktermasukkebijakanpenanggulangankejahatandiluarkerangkahukum. 18Selainit
u,kebijakan/politikhukumpidanajugamerupakanupayamenentukankearahmanapemberlak
uanhukumpidanaIndonesiadimasayangakandatangdenganmelihatpenegakannya
saatini.19
terlebihdahulupengertiannya.PenegakanhukumyangdalambahasaInggrisdisebutlaw
16
Ibid.,hlm.157-158.
17
MokhammadNajih,PolitikHukumPidana,hlm.54-55.
18
Ibid.,hlm.33.
45
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
19
BardaNawawiArief,“PerlindunganKorbanKejahatandalamProsesPeradilanPidana”,JurnalHukumP
idanadanKriminologi, Vol. 1,No.1,1998.
46
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
enforcementataubahasaBelandahandhavingmerupakansuatuprosesuntukmewujudkankei
yangdirumuskandalamperaturanhukum.20Intipenegakanhukumadalahkeserasianhubunga
danberwujuddenganperilakusebagairangkaianpenjabarannilaitahapakhiruntukmenciptak
an,memelihara,danmempertahankankedamaianpergaulan hidup.21
bahwapenegakan hukum adalah menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Hal ini
berartibahwapenegakhukumdipercayaolehmasyarakatuntukmenegakkannilai-
nilaikebenaran dan keadilan yang terkandung di dalam hukum. Lebih lanjut Menurut
BardaNawawiAriefmenyatakanbahwausahapenanggulangankejahatandenganhukumpida
napadahakikatnyamerupakanbagiandariusahapenegakanhukumpidana,sehinggasering
merupakanbagiandarikebijakanpenegakanhukum(law enforcementpolicy).22
terdiridari dua tahap. Pertama, penegakan hukum pidana in abstracto dan kedua
tahappembuatan/perumusan(formulasi)undang-
undangolehbadanlegislatif,yangdapatdisebuttahaplegislasi.Penegakanhukumpidanainco
ncretoterdiridaritahap
20
SatjiptoRahardjo,MasalahPenegakanHukum:SuatuTinjauanSosiologis,Bandung:SinarBaru,2005,h
lm.15.
21
SoerjonoSoekanto,Faktor-
FaktoryangMempengaruhiPenegakanHukum,Jakarta:RajawaliPress,2005, hlm. 3.
22
BardaNawawiArief,MasalahPenegakanHukumPidanadalamPenanggulanganKejahatan,Jakarta,
47
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
48
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
yangdapatdisebuttahapjudisialdantahapeksekusi. 23
Penegakanhukumpidanabertujuanuntukmenciptakankedamaiandalampergaulan
penjabarannilaitahapakhir,untukmenciptakan,memeliharadanmempertahankankedamaia
halberikutini:25
1. Faktorhukumnya sendiri
menerapkanhukum
atauditerapkan
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan
padakarsa manusiadidalampergaulanhidup.
denganbaik harus memenuhi setidaknya 3 (tiga) syarat yaitu: (1) adanya aturan
yaitu polisi,
23
BardaNawawiArief,BeberapaAspekPenegakandanPengembanganHukumPidana,Bandung:CitraA
dityaBakti, 2005,hlm. 13.
24
SoerjonoSoekanto,Faktor-Faktor,hlm.3.
49
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
25
Ibid.,hlm.5.
50
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
jaksadanhakim;dan(3)adanyakesadaranhukumdarimasyarakatyangterkenaperaturan.Ketig
ahaltersebutakandibahas dibawahini.
2. FaktorPerundang-Undangan
menetapkanperbuatanyangsemulabukantindakpidanamenjadisuatutindakpidana.Menurut
SoerjonoSoekanto,kriminalisasimerupakantindakanataupenetapanpenguasamengenai
kriminalisasimerupakanbagiandarikebijakankriminal(criminalpolicy)denganmenggunak
ansaranahukum pidana (penal), dan karena itu termasuk bagian dari kebijakan hukum
pidana(penalpolicy).27Terkaithalini,Sudartomengatakanbahwadalamrangkamenanggulan
gikejahatan diperlukan berbagai sarana sebagai reaksi yang dapat diberikan kepada
pelakukejahatanberupasanksipidanamaupunnon-
menanggulangikejahatan,berartidiperlukankonsepsipolitik/kebijakanhukumpidanayakni
sesuaidengankeadaandansituasipadasuatuwaktudanuntuk masa-masayangakandatang.28
26
28
Soerjono Soekanto,1981,Kriminologi: SuatuPengantar,Jakarta:GhaliaIndonesia,1981,hlm.
Sudarto,HukumdanHukumPidana,Bandung:Alumni,1986,hlm.109.
51
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
62.
27
BardaNawawiArief,Pembaharuan HukumPidana,hlm.124.
28
Sudarto,HukumdanHukumPidana,Bandung:Alumni,1986,hlm.109.
52
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
Dasarpembenaranuntukmengkriminalisasisuatuperbuatansebagaitindakpidana
lebih banyak terletak di luar bidang hukum pidana yang meliputi faktor
nilai,faktorilmupengetahuan,danfaktorkebijakan.Nilai-nilaiataukaidah-
nilai dan kaidah-kaidah agama, serta norma-norma budaya yang hidup dalam kesadaran
masyarakat.29Namun dalam hal menentukan suatu perbuatan yang dilarang dalam suatu
peraturanperundang-
undangandigunakankebijakanhukumpidana(penalpolicy).30Kejahatanatautindak pidana
permasalahansosial.31Menghadapimasalahinitelahbanyakdilakukanupayauntukmenangg
ulanginya.Upayamenanggulangikejahatandimasukandalamkerangkakebijakankriminal(c
riminalpolicy).
Kemajuanilmupengetahuan danteknologitidakdapat
dipungkiritelahmenjadifaktorutamadalamupayapembaharuanhukumpidana.Halinidiseba
bkankarenaperbuatan-
perbuatanyangdikategorikansebagaitindakkejahatandapatberkaitandenganperkembangan
tentang tindak pidana yang berkaitan dengan teknologi informasiperlu dibuat dan
hukumyangsesuaidenganperkembanganmasyarakatseiringdenganperkembanganilmupen
getahuandanteknologi.
53
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
29
BardaNawawiArief,KebijakanLegislatif,hlm.31.
30
TeguhPrasetyo,KriminalisasidalamHukumPidana,Bandung:NusaMedia,2011,hlm.1.
31
Ibid.,hlm.20.
54
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
Barda Nawawi Arief mengatakan bahwa salah satu bagian dari penal
policyadalahkriminalisasi.Terkaithalinibeliaumengatakanbahwapenambahan(peningkata
n)sanksi pidana terhadap tindak pidana yang sudah ada juga termasuk
sebelumnya
tidakdiancamdengansanksipidana,namunjugadapatterjadipadaperbuatanyangsebelumnya
sudahdiancamdengansanksipidanadenganmemperberatancamansanksinya.Proseskrimina
lisasidiakhiridenganterbentuknyaundang-
undangyangmengandungancamanpidana.Karenaitukriminalisasimerupakanbagiandarike
bijakanhukumpidana(penalpolicy).
Hukumpidanamasihdianggaprelevanuntukmenanggulangikejahatan,meskipun
kejahatan.Hukumpidanasebagaisaranapengendaliankejahatandiperlukanadanyakonsepsi
hal initidak lepas dari usaha menuju kesejahteraan masyarakat melalui kebijakan sosial
(socialpolicy).33Haliniberartikebijakannegarauntukmenanggulangikejahatandenganmeng
gunakansanksipidana(saranapenal)haruspuladipadukandenganusaha-usahalainyang
berkaitandenganupaya-upayapreventif.
perbuatan apayang seharusnya dijadikan tindak pidana; dan 2) sanksi apa yang
sebaiknya
dikenakankepadasipelanggar.Analisisterhadapduamasalahsentraldiatastidakdapatdilepas
55
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
kan
32
BardaNawawi Arief,KebijakanLegislatif,hlm.240.
33
Ibid.
56
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
dari konsepsi integral antara kebijakan kriminal dengan kebijakan sosial. Ini
tujuantertentudarikebijakansosialpolitikyangtelahditetapkan. 34
Siapayangharusdipandangsebagaipelakusuatutindakpidanatelahdijelaskanoleh
para ahli ilmu hukum pidana, misalnya Van Hamel, yang mengartikan pelaku
suatutindakpidanasebagaiberikut:
tegas maupunyangtidakdinyatakansecarategas,jadi
pelakuituadalahorangyangdenganseseorangdiritelahmelakukansendiritindak
pidanayangbersangkutan”.35
Ilmuhukumpidanamemberikanperistilahanbagiorangyangmelakukantindakpida
na, yaitu pleger. Pleger adalah pelaku tindak pidana yang melakukan
perbuatannyasendiri, baik dengan memakai alat maupun tidak memakai alat. Dengan
kata lain,
plegeradalahmerekayangmemenuhiseluruhunsuryangadadalamsuatuperumusankarakteri
stikdelikpidanadalamsetiappasal.36Dalamkaitaninihukumpidanamenjelaskan tentang
penyertaan dalam hukum pidana (deelneming) yang diatur Pasal 55dan 56 KUHP,
lainuntukmelakukan);dan4)medeplichtigheid(membantumelakukan).37
34
Ibid.
35
P.A.F. LamintangdanTheoLamintang, HukumPenitensier, hlm. 556.
36
PerkataanplegersamaartinyadengandaderyangkeduanyadapatditerjemahkankedalamBahasaIndo
57
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
nesiadenganistilah‘pelaku’(orangyangmelakukansesuatu).P.A.F.LamintangdanFraciscusTheojunior
Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2014, hlm.
611.37P.A.F.LamintangdanFraciscusTheojuniorLamintang,Dasar-dasarHukumPidana,hlm.613.
58
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
3. FaktorPenegakHukum
satunyadijalankanolehpenegakhukum(polisi,jaksadanhakim).Untukmenghasilkanpenega
harusdilakukandenganbaikdanbenar.Aparatnegaratersebutbekerjasesuaidenganketentuan
yangberlakudalamrangkapenegakanhukum,yangpadahakikatnyamerupakansuatuprosesu
ntukmewujudkantujuan-tujuanhukumdanide-
idehukummenjadikenyataan.38Sepertitelahdijelaskandiatasbahwahukumadalahsub-
sistemdalamsistem
sosial yang lebih luas. Jika Indonesia menghendaki adanya satu sistem hukum,
makalangkahawalyangharusditempuhadalahmempersatukanterlebihdahulustruktursosial
yang ada. Dalam hal ini harus ada koordinasi lintas sektoral yang baik antara
kepolisian,kejaksaan,danlembaga pengadilandibawahnaunganMahkamahAgung.
Hakimdianggapmengetahuisemuahukumataujuscurianovit.Halinimenyebabkan
hakimsebagaipenegakhukummempunyaiposisisentraldalampenerapanhukum. Hakim
tidak hanya dituntut agar dapat berlaku adil tetapi ia juga harus mampumenafsirkan
perkembanganyangterjadiditengah-
tengahkehidupanmasyarakatpencarikeadilandengantetapmempertimbangan aspek
putusannyaseoranghakimtidakhanyamenerapkanhukumyangadadalamteksundang-
undangtetapisesugguhnyaiajugamelakukanpembaharuan-pembaharuanhukum ketika
belumdiaturdalamundang-undangataupuntelahadaaturantetapidipandangtidakrelevan
59
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
38
EsmiWarasih,PranataHukumSebuahTelaahSosiologis,Semarang:CV.SuryandaruUtama,2005,hlm
.83.
60
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
dengan keadaan dan kondisi yang ada. Karena itulah, hakim dalam memeriksa
danmemutuskanperkaramenghadapisuatukenyataan,bahwasuatuhukumtertulis(perundan
g-undangan)ternyatatidakselaludapatmenyelesaikanmasalahyangdihadapi.Bahkan sering
dalammemutuskansuatuperkara.39
hakimlah yang mengetahui kondisi dari fakta-fakta yang ada dalam persidangan
disparitasputusan.
Disparitasputusanmungkinsajaikutberpengaruhpadacarapandangdanpenilaian
ketidakadilanyangdirasakanolehsebagianmasyarakat.Namundemikian,AndrewAshworth
mengatakan bahwa disparitas putusan tidak bisa dilepaskan dari diskresi hakim
dan memahaminilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat. Selain
itu, modelpemidanaanyangdiaturdalamperundang-
undangan(perumusansanksipidanamaksimal)jugaikutmemberiandil.Hakimjugawajibme
mpertimbangkansifatbaikdan
39
SudiknoMertokusumo,PenemuanHukumSebuahPengantar,cet.2,Yogyakarta:Liberty,2001,hlm.
15.
40
AndrewAshworth,SentencingandCriminalJustice,Cambridge:CambridgeUniversityPress,2005,hl
61
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
m.72.
62
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
buruk pada diri terdakwa. Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
terjadinyadisparitas.
EvaAchjani Zulfa mengatakan ada asas nulla poena sine lege yang memberi batas
disparitas akantetap terjadi karena jarak antara sanksi pidana minimal dan maksimal
miriptidakmungkindilakukan.Selamaini,upayayangdilakukanadalahmeminimalisirdispar
itasdengancaraantaralainmembuatpedomanpemidanaan(sentencingguidelines).Diskresih
akimsangatmungkindisalahgunakan,sehinggapedomanpemidanaandianggapsebagaijalan
guideline’.42DemikianjugaEvaAchjaniZulfamengatakanbahwaidetentangpenjatuhanpida
pemidanaanyangmampumereduksisubjektivitashakimdalammemutusperkara. 43Hakimme
rupakanpihakyangpalingmenentukanrasakeadilanbagimasyarakat.
4. FaktorBudayaHukumMasyarakat
Dalamkonsepkeamananmasyarakatmodern,sistemkeamananbukanlagitanggung
jawabpenegakhukumsemata,namunmenjaditanggungjawabbersama
41
EvaAchjaniZulfadanIndriyantoSenoAdji,PergeseranParadigmaPemidanaan,Bandung:LubukAgu
63
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
64
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
seluruhelemenmasyarakat.
Dalampandangankonsepinmasyarakatdisampingsebagaiobjekjugasebagaisubjek.Sebagai
subjek,masyarakatadalahpelakusuatuaktivitasatautindakan,baiksecaraindividualmaupun
bersama-
sama.Sebagaiobjek,masyarakatdijadikansasarandankorbankejahatanbagisegenapaktivita
skriminal.44
Kesadaranhukummenjadisatuhalyangpentingdalampenerapandanpelaksanaan
hukum. Semakin tinggi kesadaran hukum penduduk suatu negara, akansemakin tertib
inimempunyaiperanpentingdalamperkembanganhukum,dimanasemakinkuatkesadaranhu
masyarakatyangpadagilirannyaakanmenciptakansuasanapenegakanhukumyangbaikmem
masyarakatdanmemberikankemanfaatanbagianggotamasyarakat.
identik dengan ketidaktaatanhukum. Kondisi seperti ini harus terus diupayakan agar
dariwargamasyarakatsecarakeseluruhan,maupundarikalanganpenegakhukum.Sosialisasi
merupakan salah satu aspek penting dalam proses kontrol sosial, sebab hal
65
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
kaidah-kaidahhukumyangberlaku.Dalampraktikterkadangterjadisuatuaturanhukumtidak
44
BardaNawawiArief,KapitaSelektaHukumPidana,Bandung:CitraAdityaBakti,2003,hlm.
12.
66
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
efektifditerapkandimasyarakatsehinggatujuanundang-
undangtersebuttidakdapatdicapaisecaramaksimal.
C. SIMPULAN
Berdasarkanuraiandiatas,kesimpulanyangdapatdiambiladalahbahwakebijakankr
iminalyangmenjadipilihanbagipenyelenggaranegara(legislatif,yudikatif,eksekutif) di
mewujudkanketertibandankesejahteraansosial.Kebijakanpenegakanhukumpidanaterhada
ppenanggulangankejahatandalam
rangkapembaharuanhukumpidanadiIndonesiadapatdimulaidenganpembentukanprodukhu
2008tentangInformasidanTransaksiElektronik.
pidanaterhadappenanggulangankejahatandalamrangkapembaharuanhukumpidanadiIndo
peraturanperundang-
undanganyangtidakmenyesuaikandenganperkembanganzaman.Kejahatanyang dilakukan
meningkat,tetapijugasemakincanggihdanefeknyadapatsangatbesar.Permasalahaninitidak
hanyamerupakanpermasalahandibidangpenegakanhukum,namunjugamenyangkutancam
selainberasaldariperaturanperundang-
jugakarenasumberdayapenegakhukumyangmasihsangatterbatasdankurangupdate
68
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
terhadapperkembangantekonologi,sertakarenakurangadanyakoordinasiantarlembagapene
gak hukum. Selain itu, faktor pengaruh eksternal dalam upaya penegakan hukumpidana
untuk menanggulangi tindak pidana juga berasal dari faktor budaya hukum
danfaktormasyarakat.
DAFTARPUSTAKA
Buku:
Arief,BardaNawawi.2003.KapitaSelektaHukumPidana.Bandung:CitraAdityaBakti.Arief
,BardaNawawi.2005.BeberapaAspekPenegakandanPengembanganHukum
Pidana.Bandung:Citra AdityaBakti.
Arief,BardaNawawi.2008.MasalahPenegakanHukumPidanadalamPenanggulanganKeja
hatan.Jakarta,Kencana.
Arief,BardaNawawi.2010.KebijakanLegislatifdalamPenanggulanganKejahatandengan
PidanaPenjara,cet.3.Yogyakarta:Genta Publishing.
Arief,BardaNawawi.2011.PembaharuanHukumPidanadalamPerspektifKajianPerbandin
gan,cet. 2. Bandung:Citra AdityaBakti.
Arief,BardaNawawi.2014.BungaRampaiKebijakanHukumPidana(PerkembanganPenyu
sunan Konsep KUHPBaru),cet.1.Bandung: Citra AdityaBakti.
Ashworth,Andrew.2005.SentencingandCriminalJustice.Cambridge:CambridgeUniversity
Press.
Lamintang,P.A.F.,dan FraciscusTheojunior Lamintang.2014.Dasar-
dasarHukumPidanadiIndonesia. Jakarta:SinarGrafika.
Lamintang,P.A.F.,danTheoLamintang,2012,HukumPenitensierIndonesia,edisi2,cet.2.
Jakarta:SinarGrafika.
Lubis, M. Solly. 1985.PembahasanUUD’45. Bandung:Alumni.
Mertokusumo,Sudikno.2001.PenemuanHukumSebuahPengantar,cet.2.Yogyakarta:Libe
rty.
Muladi,danBardaNawawiArief.2010.Teori-TeoridanKebijakanPidana,cet.4.
Bandung: Alumni.
Najih, Mokhamad. 2008. Politik Hukum Pidana Pasca Reformasi: Implementasi
HukumPidana sebagai Instrumen dalam Mewujudkan Tujuan Negara. Malang:
In-Trans Publishing.
Prasetyo, Teguh. 2011. Kriminalisasi dalam Hukum Pidana. Bandung: Nusa
Media.Rahardjo,Satjipto.2005.MasalahPenegakanHukum:SuatuTinjauanSosiologis.
Bandung: SinarBaru.
Soekanto, Soerjono.1981, Kriminologi:SuatuPengantar. Jakarta:GhaliaIndonesia.
69
JurnalYuridisVol.6 No.2,Desember2019:33-54 P-ISSN:1693-4458
E-ISSN:2598-5906
Soekanto,Soerjono.2005.Faktor-FaktoryangMempengaruhiPenegakanHukum.
Jakarta:RajawaliPress.
Sudarto.1986.HukumdanHukumPidana.Bandung: Alumni.
Warasih,Esmi.2005.PranataHukumSebuahTelaahSosiologis.Semarang:CV.SuryandaruUt
ama.
Zulfa,EvaAchjani,danIndriyantoSenoAdji.2011.PergeseranParadigmaPemidanaan.Band
ung:LubukAgung.
Jurnal:
Arief,BardaNawawi,1998,“PerlindunganKorbanKejahatandalamProsesPeradilanPidana”,Jur
nalHukumPidanadan Kriminologi, Vol. 1,No.1, 1998.
Benoit, Ellen, 2003, “Not Just a Matter of Criminal Justice: States, Institutions, and
NorthAmericanDrug Policy”,SociologicalForum, Vol.18, No.2, Juni, 2003.
Erfandi, 2016, “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Pembangunan Sistem
HukumPidana di Indonesia”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan,Th. 1, Nomor 1, Juni2016.
Karya Ilmiah:
Bey, Fachry, 2016, “Sejarah Viktimologi”, Proceeding Pelatihan Viktimologi
Indonesia,Fakultas Hukum, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto 18-20
September2016.
Mudzakkir. 2001. “Posisi Hukum Korban Kejahatan dalam Sistem Peradilan
Pidana”,Disertasi,ProgramPascasarjanaFakultasHukumUiniversitasIndonesia,J
akarta,2001.
PeraturanPerundang-Undangan:
Undang-UndangDasarNegara RepublikIndonesia Tahun1945Undang-
UndangNomor 48Tahun2009tentangKekuasaanKehakiman
Undang-Undang Nomor11 Tahun2008tentangInformasi danTransaksi Elektronik
70
Nama : Hana Fadillah
Nim : 1965142030
Kelas :A
No Absen : 30
Teori yang di gunakan : George C. Edwards III
ABSTRAK
Dampak dengan adanya pandemi covid 19 yang terjadi terhadap dunia turut juga dirasakan
oleh masyarakat pedesaan yang ada di Indonesia, dampak kesehatan dan dampak ekonomi
merupakan hal yang harus diselelsaikan bersama-sama, namun keduanya terkadang bertolak
belakang dalam penanganannya. Desa Ongkaw 1 juga turut Kabupaten Minahasa Selatan
turut merasakan hal tersebut dan juga bantuan pemerintah dalam penanganan dampak virus
corona tersebut takni melalui kebijakan ekonomi maupun sosial. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam Penanganan Covid 19 di Desa
Ongkaw 1 Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan. Dalam penelitian ini
menggunakan teori dari Edward III dalam rangka melihat sejauh mana implementasi
kebijakan dari pemerintah dalam penanganan covid 19 di desa Ongkaw 1. Dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif serta memilih informan yang dapat menjawab
pertanyaan penelitian. Dari hasil penelitian pelaksanaan kebijakan tersebut berjalan dengan
baik dengan adanya komunikasi antara lembaga terkait serta adanya dukungan sumberdaya
yang diberikan oleh pemerintah pusat, daerah maupun partisipasi masyarakat desa.
pencegahan covid 19, juga mengeluarkan dilaksanakan. Oleh karena itu, implementasi
kebijakan salah satunya adalah Peraturan kebijakan publik perlu dilakukan dengan
Gubernur Nomor 8 dan 9 mengenai mempertimbangkan berbagai faktor, agar
Optimalisasi Pencegahan Penyebaran Corona kebijakan publik yang dimaksud benar-benar
Virus Disease (Covid 19) di wilayah provinsi dapat berfungsi sebagai alat untuk
Sulawesi Utara dan kemudian diikuti oleh merealisasikan suatu keputusan atau
pemerintah yang ada di bawahnya yakni kesepakatan yang telah ditetapkan
pemerintah kabupaten hingga pemerintah sebelumnya”.
desa. Implementasi bermakna
Menindaklanjuti kebijakan-kebijakan menerapkan, mempraktekan,
yang ada diatasnya, peneliti melihat bahwa melaksanakan, melakukan, atau mengerjakan
Pemerintah Desa Ongkaw 1 Kecamatan suatu kegiatan. Manakala kegiatan itu
Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan dikaitkan dengan kegiatan pemerintah, maka
telah ada beberapa langkah yang diambil kegiatan tersebut termasuk dalam kegiatan
dengan membuat pos penjagaan keluar masuk publik (public policy). Kebijakan publik dapat
orang, mewajibkan masyarakat yang masuk berbentuk kebijakan pemerintahan misalnya
ke desa mencuci tangan dan meminta surat kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan
kewaspadaan bagi orang di luar kecamatan peraturan perundang-undangan dari
Sinonsayang, selain itu juga berbagai kegiatan pemerintah pusat, keputusan dan peraturan
Ibadah, social, budaya dibatasi kehadiran daerah yang dikeluarkan oleh Gubernur,
orang. Namun dalam keberlangsungannya, Bupati atau Walikota. Pengertian tersebut
langkah pemerintah desa tersebut menjadi didukung oleh pendapat Mazmanian dan
kurang efektif terlihat pos penjagaan tidak ada sabatier (dalam Abdul Wahab, 2011:68) yang
yang menjaga sehingga masuk keluar orang menyatakan bahwa:
otomatis tidak diawasi, masih adanya kegiatan “Implementasi adalah pelaksanaan
perkumpulan yang melibatkan lebih dari 20 keputusan kebijakan dasar, yang
orang, banyak masyarakat yang belum sadar biasanya dalam bentuk undang-
akan protocol kesehatan yang ada. undang, namun dapat pula berbentuk
Tujuan penelitian ini adalah untuk perintah-perintah atau keputusan-
mengetahui Implementasi Kebijakan keputusan eksekutif legislatif yang
Pemerintah Dalam Penanganan Covid 19 di penting atau keputusan badan
Desa Ongkaw 1 Kecamatan Sinonsayang peradilan”.
Kabupaten Minahasa Selatan Teori implementasi kebijakan publik
yang dikembangkan oleh George C. Edwards
Tinjauan Pustaka III dalam Leo (2006:79) ini dikenal dengan “
Konsep Implementasi Kebijakan Direct and Indirect Impact on
Implementasi kebijakan publik Implementation”. Teori tersebut dituangkan
(public policy implementation) merupakan dalam karya tulisnya yang berjudul
salah satu tahapan dari proses kebijakan “Implementing Public Policy”. Dalam
publik. Suatu program kebijakan harus pendekatan yang diteoremakan oleh Edwards
diimplementasikan agar mempunyai dampak III, terdapat empat faktor (variable bebas)
atas tujuan yang diinginkan. Pentingnya yang sangat menentukan keberhasilan
implementasi kebijakan publik sebagaimana implementasi suatu kebijakan publik, yaitu:
dijelaskan oleh Josy Adiwisastra (dalam (1) Komunikasi
Tachjan, 2006:12) sebagai berikut : Keberhasilan implementasi kebijakan
“Implementasi kebijakan publik merupakan masyarakat agar implementor mengetahui
sesuatu yang penting. Kebijakan publik yang apa yang harus dilakukan. Apa yang
dibuat hanya akan menjadi “macan kertas” menjadi tujuan dan sasaran kebijakan
apabila tidak harus di tranmisikan kepada
3
Jurnal Governance (1), 2, 2021
4
Jurnal Governance (1), 2, 2021
tindakan yang di lakukan baik oleh individu, dalam menentukan salah satu di antara
pejabat, atau kelompok- kelompok pemerintah berbagai kebijakan:
atau swasta, yang di arahkan pada tercapainya a. Efektifitas – mengukur suatu alternatif
tujuan-tujuan yang telah di gariskan dalam sasaran yang dicapai dengan suatu
keputusan kebijakan.Hal yang senada juga di alternatif kebijakan dapat
ungkapkan Drucker (Eriza, menghasilkan tujuan akhir yang
2006:45)bahwa implementasi kebijakan diinginkan.
adalah tindakan-tindakan yang di lakukan b. Efisien – dana yang digunakan harus
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah di sesuai dengan tujuan yang dicapai.
gariskan terlebih dahulu. Ada pun Wibawa c. Cukup – suatu kebijakan dapat mencapai
(Tangkilisan, 2003:23) menyatakan hasil yang diharapkan dengan
implementasi kebijakan adalah untuk sumberdaya yang ada.
menetapkan arah agar tujuan kebijakan publik d. Adil
dapat di realisasikan sebagai hasil dari e. Terjawab – kebijakan dibuat agar dapat
kegiatan pemerintah. memenuhi kebutuhan sesuatu golongan
Menurut Mazmanian dan Sabatier atau suatu masalah tertentu dalam
(Wahab 2015:67), dalam menilai suatu masyarakat.
implementasi kebijakanada 3 (tiga) sudut Tinjauan tentang Corona Virus Disease
pandang yang digunakan yakni, pemrakarsa (Covid 19)
kebijakan (the center atau pusat), pejabat- Coronavirus adalah keluarga besar
pejabat pelaksana di lapangan (the periphery) virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
serta kelompok sasaran (target group). gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya
Menurut Wahab (2015:69), model-model dua jenis coronavirus yang diketahui
implementasi kebijakan terdiri dari model menyebabkan penyakit yang dapat
implementasi kebijakan top-down, model menimbulkan gejala berat seperti Middle East
proses implementasi kebijakan dan model Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
kerangka analisis implementasi. Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Kebijakan publik yang dibuat oleh Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
pemerintah bertujuan untuk mengatur adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
kehidupan bersama untuk mencapai visi dan diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
misi yang telah disepakati. Nugroho (2005:5 Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan
2). kebijakan publik bukan berarti mudah Sars – CoV – 2.
dibuat, mudah dilaksanakan, dan mudah (https://www.who.int/indonesia/news/nove l-
dikendalikan, karena kebijakan publik coronavirus/qa-for-public)
menyangkut politik. Kebijakan publik dalam Virus corona adalah zoonosis
praktik ketatanegaraan dan kepemerintahan (ditularkan antara hewan dan manusia).
pada dasarnya terbagi dalam tiga prinsip yaitu: Penelitian menyebutkan bahwa SARS
pertama dalam konteks bagaimana ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats)
merumuskan kebijakan publik (Formulasi ke manusia dan MERS dari unta ke manusia.
kebijakan); kedua bagaimana kebijakan publik Adapun, hewan yang menjadi sumber
tersebut diimplementasikan dan ketiga penularan COVID-19 ini sampai saat ini
bagaimana kebijakan publik tersebut masih belum diketahui. Tanda dan gejala
dievaluasi (Nugroho 2004,100-105). umum infeksi COVID-19 antara lain gejala
Abidin (2005: 56-59) tidak semua gangguan pernapasan akut seperti demam,
mempunyai prioritas yang sama untuk batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-
diproses. Ini ditentukan oleh suatu proses rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang
penyaringan melalui serangkaian kriteria. 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat
Berikut ini kriteria yang dapat digunakan dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan
kematian. Tanda- tanda dan gejala klinis yang
dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah
5
Jurnal Governance (1), 2, 2021
6
Jurnal Governance (1), 2, 2021
antar mereka saling mengenal dengan baik Menurut Bogdan dan Taylor (dalam
dengan corak kehidupan yang relatif homogen Moleong, 2010) metodologi kualitatif sebagai
dan banyak bergantung secara langsung prosedur penelitian yang menghasilkan data
dengan alam. Oleh karena itu, desa deskripsi berupa informasi tertulis dan lisan
diasosiasikan sebagai masyarakat yang hidup dari seseorang dan prilaku yang dapat diamati..
secara sederhana pada sektor agraris, Penelitian ini akan berusaha menjawab
mempunyai ikatan sosial, adat dan tradisi yang permasalahan pokok yaitu: Implementasi
kuat, bersahaja, serta tingkat pendidikan yang Kebijakan Pemerintah Dalam
rendah. Penanganan Virus Corona di Desa Ongkaw 1
Sementara itu dalam sistem dengan menggunakan teori dari Edward III
pemerintahan indonesia juga dikenal mengenai implementasi kebijakan. Data yang
pemerintahan desa dimana dalam dikumpulkan melalui penelitian ini adalah
perkembangannya desa kemudian tetap data yang sesuai dengan fokus penelitian.
dikenal dalam tata pemerintahan di Indonesia Jenis data dalam penelitian ini dapat dibedakan
sebagai tingkat pemerintahan yang paling menjadi dua yaitu: (1) Data primer dan (2)
bawah dan merupakan ujung tombak Data sekunder. Informan dalam penelitian ini
pemerintahan dan diatur dalam peraturan yaitu :
perundang-undangan. Selain itu juga banyak 1. Kepala Desa Ongkaw 1
ahli yang mengemukakan pengertian tentang 2. Ketua BPD 1
desa diantaranya menurut Roucek dan Warren 3. Perangkat Desa Ongkaw 1 (Sekertaris
(dalam Arifin, 2010:78) yang mengemukakan Desa)
mengenai pengertian desa yaitu desa sebagai 4. Masyarakat Desa Ongkaw 3 ( tokoh
bentuk yang diteruskan antara penduduk agama, tokoh masyarakat, tokoh
dengan lembaga mereka di wilayah tempat pemuda)
dimana mereka tinggal yakni di ladang-ladang Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan
yang berserak dan di Desa- Desa yang objektif sesuai dengan tujuan penelitian, maka
biasanya menjadi pusat segala aktifitas setiap analisa dilakukan untuk melukiskan,
bersama masyarakat merangkum, mengamati, menggambarkan
berhubungan satu sama lain, bertukar jasa, bahkan meringkas hasil pengamatan yang
tolong-menolong atau ikut serta dalam telah dilakukan dilapangan.
aktifitas-aktifitas sosial”. Pembahasan
Menurut Bintarto dalam Sadu Penelitian ini dilaksanakan di desa Ongkaw 1
Wasistiono, M. Irwan Tahir (2007 : 8 ) yang Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa
memandang desa dari segi geografi, Selatan, mengkaji mengenai implementasi
mendefisinikan desa sebagai : suatu hasil dari kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat
perwujudan antara kegiatan sekelompok manusia maupun pemerintah daerah dalam rangka
dengan lingkungannya. Hasil dari perbaduan ialah penanganan covid 19 baik dari segi
suatu wujud atau penampakan dimuka bumi yang pencegahan dan juga dampak yang terjadi di
ditimbulkan oleh unsure-unsur fisoigrafi, sosial lapangan. Selanjutnya peneliti membahas
ekonomis, politis dan cultural yang saling penelitian menggunakan teori dari Edward III
berinteraksi antara unsur tersebut dan juga dalam mengenai implementasi kebijakan sebagai
hubungannya dengan daerah lain. berikut:
Metode Penelitian - Komunikasi
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif Aspek komunikasi dengan segala rincian dan
yaitu jenis penelitian yang memberikan bentuknya adalah sesuatu kegiatan yang
gambaran atau uraian suatu keadaan pada sangat penting bagi upaya membangun
objek yang diteliti. Data yang terkumpul akan pemahaman, kesadaran dan kemudian
dianalisa secara kualitatif. Jenis data kualitatif kepatuhan dalam memenuhi atau
adalah data yang dinyatakan dalam bentuk melaksanakan sebuah kewajiban
kata, kalimat dan gabar (Sugiyono, 2012:15).
7
Jurnal Governance (1), 2, 2021
publik. Diantara kewajiban publik itu adalah merespon lingkungan. Strategi Organisasi
kewajiban pemerintah dan masyarakat untuk merupakan suatu tindakan hal yang berkaitan
secara bersama-sama mengatasi penyebaran dengan model rasional yang dikembangkan
virus corona yang telah diatur dalam para pemikir perspektif modern dan strategi
perundang-undangan, namun tidak banyak tidak mesti berupa suatu perencanaan yang
mengetahui dan menyadari kewajiban sistematis dan terperinci dalam prakteknya
tersebut. Oleh karena ketentuan yang telah tidak jarang pengelola Organisasi mengambil
ditetapkan perlu keputusan strategi secara bertahap atau
dikomunikasikan. Dalam selangkah demi selangkah, sejalan dengan
implementasi kegiatan penanganan pandemic Perkembangan Organisasi itu sendiri, sebelum
viris covid 19 menjadi tanggung jawab pada akhirnya menjadi suatu strategi yang
pemerintah dan masyarakat baik pemerintah utuh dan lengkap.
pusat hingga pemerintah daerah. Implementasi kebijakan yang bersifat
Setiap proses komunikasi harus kompleks menuntut adanya kerjasama banyak
dialaksanakan dengan efektif agar pesan/ pihak. Ketika strukur birokrasi tidak kondusif
informasi yang ingin disampaikan dapat terhadap implementasi suatu kebijakan, maka
diterima dan dipahami oleh seluruh hal ini akan menyebabkan ketidakefektifan
masyarakat. Proses implementasi kebijakan dan menghambat jalannya pelaksanaan
komunikasi harus dilakukan secara terus kebijakan. Berdasarkan penjelasan di atas,
menerus. Hal ini dilakukan agar kebijakan maka memahami struktur birokrasi
yang telah dibuat tersebut dapat diterima dan merupakan faktor yang fundamental untuk
dipahamai secara jelas oleh pelaksana mengkaji implementasi kebijakan publik.
sehingga mereka mampu untuk melaksanakan Gubernur dan Bupati/Wali Kota
tugasnya dengan baik yang sesuai dengan membentuk Gugus Tugas Percepatan
kebijakan yang telah dibuat. Penanganan COVID-I9 Daerah berdasarkan
Ada sejumlah kegiatan komunikasi pertimbangan dan rekomendasi Ketua
berupa sosialisasi yang bisa tergolong intensif, Pelaksana Gugus Tugas Percepatan
dengan menggunakan berbagai cara, tetapi Penanganan COVID- 19,” bunyi Pasal 11
hasilnya seringkali tidak berhubungan dengan ayat (1) Keppres ini. Pelaksana Gugus
meningkatnya sebuah kepatuhan. Hal ini Tugas Percepatan Penanganan COVID-19,
meneguhkan pendapat bahwa ada sejumlah menurut Keppres ini, dalam melaksanakan
faktor lain yang mendorong seseorang itu tugasnya dapat melibatkan dan/atau
patuh melaksanaan sebuah kewajiban yang berkoordi- nasi dengan
sudah disadari akan keberadaannya. kementerian/lembaga Pemerintah non
Dari hasil wawancara yang dilakukan, kementerian, instansi pemerintah baik pusat
peneliti menilai bahwa proses komunikasi maupun daerah, swasta, serta pihak lain
yang dilakukan oleh pemerintah desa berjalan yang dianggap perlu. Pendanaan yang
dengan baik dan juga dilaksanakan secara diperlukan untuk kegiatan Gugus Tugas
vertika dan horiziontal. Proses komunikasi Percepatan Penanganan COVID-19,
tersebut penting untuk proses implementasi sebagaimana disebut dalam Keppres ini,
kebijakan penanganan covid 19 di desa dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
ongkaw 1. Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan
- Struktur Birokrasi Belanja Daerah, dan/ atau sumber lain yang
Organisasi disusun dan sah dan tidak mengikat sesuai dengan
diimplementasikan untuk mencapai berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan.
tujuan yang telah ditetapkan, sekaligus Di tingkat kecamatan Sinonsayang
mempertahankan dan memperluas aktivitas gugus tugas percepatan penanganan covid 19
Organisasi pada bidang-bidang baru dalam terbentuk berdasarkan petunjuk
rangka
8
Jurnal Governance (1), 2, 2021
Bupati yang diketuai oleh camat dan Dari hasil penelitian dan observasi
selanjutnya wakil ketua dijabat Danrmil dan langsung dilapangan, peneliti menilai bahwa
Kapolsek, di tingkat desa pemerintah desa fasilitas yang dimiliki oleh pemerintah desa
berkoordinasi dengan pemerintah yang ada Ongkaw 1 antara lain, pos penjagaan, portal
diatasnya kemudian mengimplementasikan jalan, alat pengukur suhu tubuh, peralatan cuci
setiap kebijakan yang diturunkan. tangan dan disinfektan, selain itu juga
Dari hasil wawancara dengan informan pemerintah memanfaatkan fasilitas desa
kepala desa, peneliti mendapatkan hasil lainnya seperti pengeras suara dan balai desa
bahwa struktur organisasi dalam penganganan yang ada. Dalam hal fasilitas kesehatan,
covid 19 telah diatur oleh tingkat yang pemerintah desa memanfaatkan keberadaan
diatasnya, di tingkat desa sendiri membentuk puskesmas terdekat hal ini disebabkan
tim yang selanjutnya bertindak melaksanakan jauhnya fasilitas rumah sakit yang hanya ada
semua kebijakan yang diambil oleh di daerah amurang. Kabupaten Minahasa
pemerintah dalam rangka penanganan covid Selatan.
19 di desa Ongkaw 1 Kecamatan - Disposisi
Sinonsayang. Disposisi adalah sikap atau kemauan
- Sumberdaya para pelaksana kebijakan. Kemauan
Sumber daya adalah faktor penting menentukan tingkat
dalam pelaksanaan kebijakan. Tanpa sumber kesungguhan para pelaksana dalam bekerja.
daya yang memadai, pelaksanaan kebijakan Sikap pelaksana merupakan hal yang harus
akan terhambat. Sebagus apapun kebijakan diperhatikan dalam pelaksanaan sebuah
tersebut, jika sumber daya yang dibutuhkan kebijakan. Hal ini berkaitan erat dengan
untuk pelaksanaannya terbatas, maka kemapuan kerja serta kemauan para pegawai/
pencapaian tujuannya akan terganggu, begitu pelaksana dalam melaksanakan kebijakan
pula dalam kebijakan penanganan covid 19 di tersebut.
Desa Ongkaw 1. Pelaksanaannya memerlukan Melaksanakan suatu kebijakan
sumber daya manusia, sumber daya anggaran diperlukan tidak hanya pegawai yang
(dana), sumber daya sarana dan prasarana mempunyai kemampuan saja akan tetapi
(fasilitas), dan sumber daya informasi dan diperlukan juga pegawai yang memiliki
kewenangan. Keempat sumber daya ini saling kemauan keras dalam melaksanakan
melengkapi satu sama lain. Kekurangan pada kebijakan. Para pelaksana kebijakan tidak
salah satunya akan menghambat pelaksanaan hanya dituntut untuk mengetahui apa yang
kebijakan secara keseluruhan. Sumber daya dilaksanakannya, tetapi juga dituntut untuk
manusia atau sumber daya pendukung berupa mempunyai kemauan keras dan motivasi
fasilitas, dana, dan informasi harus tersedia tinggi yang menjadi dasar semangat untuk
sehingga menghasilkan output sesuai dengan melaksanakan kebijakan.
apa yang diharapkan. Meskipun disposisi datang dari dalam
Dalam rangka penanganan penyebaran diri para pelaksana kebijakan, bukan berarti
covid 19, yang dibutuhkan pemerintah kehadirannya tidak dipengaruhi oleh faktor-
sangatlah kompleks atau beragam, dengan faktor lain. Beberapa hal yang dapat
segala keterbatasan dan kelebihan yang ada, mempengaruhi sikap para pelaksana adalah
pemerintah desa harus mampu pengetahuan dan pemahaman terhadap
memangaatkan sumberdaya yang kebijakan dan tingkat urgensi masalah yang
ada dalam rangka pencegahan penyeberan harus diselesaikan oleh kebijakan itu. Faktor
covid 19 tersebut. lainnya adalah adanya insentif bagi pelaksana
kebijakan.
Tingkat kepatuhan pelaksana
dipengaruhi oleh beberapa factor seperti
tingkat pengetahuan pelaksana akan
kebijakannya serta urgensi dari kebijakan
yang dilaksanakan. Dari hasil penelitian
9
Jurnal Governance (1), 2, 2021
yang dilakukan terlihat bahwa tingkat 4. Sikap pelaksana dalam penangangan virus
pengetahuan akan covid 19 dan pengangannya corona di Desa Ongkaw tergolong baik
sudah cukup baik dimana media edukasinya meskipun masih ada beberapa masyarakat
berasal dari televisi, radio, media social, yang masa bodoh dengan keadaan dan
internet, dan juga sosialisasi yang dilakukan tidak mematuhi peraturan protocol
langsung oleh pemerintah. kesehatan.
Penutup Saran
Kesimpulan 1. Dalam rangka meningkatkan komunikasi
1. Komunikasi yang terbangun dalam rangka antar stakeholder dalam penganganan
penganganan virus corona di Desa Ongkaw covid 19, maka sebaiknya pemerintah
1 Kecamatan Sinonsayang berjalan secara desa rajin mengikuti rapat koordinasi
vertical yakni antara pemerintah desa dengan pemerintah kecamatan dan
dengan pemerintah yang ada diatasnya membentuk tempat pengaduan untuk
seperti pemerintah kecamatan, kabupaten masyarakat mengenai penanganan covid
dan pusat dan secara horizontal antara 19 di Desa Ongkaw 1 Kecamatan
pemerintah desa dengan perangkat desa, Sinonsayang.
BPD dan Masyarakat Desa. Komunikasi 2. Keberhasilan suatu kebijakan juga dapat
terjali dengan baik atas asas koordinattif. ditentukan dengan adanya struktur
2. Struktur Birokrasi dalam rangka birokrasi yang lengkap dan dinamis,
penanganan virus corona terbentuk dari dalam hal ini pemerintah desa dapat
pemerintah pusat dan kemudian membentuk dan memperkuat satuan
mengeluarkan kebijakan penanganan yang khusus yang ada di desa dan juga
diimplementasikan hingga ke daerah dan membentuk tim relawan yang berasal dari
tingkat desa. Di Desa Ongkaw 1 struktur masyarakat guna membantu pemerintah
birokrasi dipimpin oleh kepala desa dan mengatasi covid 19 di desa.
kemudian perangkat-perangkat desa 3. Guna memaksimalkan penggunaan
ditunjang dengan partisipasi masyarakat. sumberdaya yang ada dalam penganganan
3. Penggunaan Sumberdaya yang efektif covid 19 di desa Ongkaw 1, perlu adanya
menentukan keberhasilan suatu pembekalan kepada staf yakni perangkat
implementasi kebijakan. Dalam penelitian desa dan masyarakat melalui sosialisasi
ini sumberdaya yang digunakan dan pemberna edukasi mengenai covid 19.
pemerintah dalam penganganan virus 4. Sikap pelaksana yakni perangkat desa
corona adalah Staf, Informasi, Wewenang perlu lagi ditingkatkan dengan adanya
dan Fasilitas. Staf yang dimaksud adalah rasa kebersamaan dan rasa saling
perangkat desa dan masyarakat, informasi melindungi, oleh sebab itu selain
bersumber dari pemerintah daerah dan pendidikan mengenai covid 19 perlu
pusat serta berasal dari TV, Internet dan adanya insentif yang cukup bagi
media social dan elektronik, wewenang pelaksana di lapangan, agar supaya
bersumber dari peraturan perundang- mampu meningkatkan motivasi mereka
undangan dan fasilitas dianggarkan dalam dalam bekerja.
APBDes. Dari keempat sumberdaya
tersebut, pemerintah desa masiih
mempersoalkan mengenai aturan yang
tidak pasti serta anggaran yang dibagi
dengan anggaran pembangunan.
10
Jurnal Governance (1), 2, 2021
11