Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

UJIAN TENGAH SEMESTER

NAMA :

LA ODE MUH. ARIF RAHMAN M.

STAMBUK :

H1A119450

KELAS :

MATA KULIAH :

DELIK DELIK DALAM KUHP


KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 4 Desember 2020

-----------------------------------
RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan menurut pemahaman anda, maksud dan tujuan pengaturan delik dalam
KUHP.
2. Jelaskan pemahaman anda, bahwa delik adalah suatu perbuatan yang sifatnya
melawan hukum.
3. Jelaskan pemahaman anda tentang pengaturan delik berdasarkan kualifikasinya
4. Jelaskan pemahaman anda tentang prbedaan antara kejahatan dan pelanggaran.
5. Jelaskan pemahaman anda terkait delik materiil dan delik formil. Disertai dengan
contohnya masing-masing.
6. Jelaskan pemahaman anda tentang pembagian delik kejahatan dan pelanggaran.
Disertai dengan contohnya.
PEMBAHASAN

1. Maksud dan tujuan dari pengaturan delik dalam KUHP ialah untuk memilah-
milah berbagai macam delik yang sama dalam KUHP. Yakni dalam buku 1
yang berisi aturan umum yang didalam terdapat hal hal mendasar dari aturan
pidana. Dalam buku 1 pun terdapat berbagai macam delik yakni, delik
percobaan dalam pasal 53 KUHP, delik penyertaan dalam pasal 55 KUHP, dan
delik perbarengan dalam pasal 63 KUHP. Dalam buku 2 KUHP berisi tertang
kejahatan, yang didalamnya berisi delik yang mempunyai sanksi pidana yang
berat dan berisi delik yang dapat merugikan orang lain misalnya, tindak
pidana pembunuhan terdapat dalam buku 2 KUHP pasal 338, pembunuhan
berencana dalam pasal 338 KUHP, dan tindak pidana pemerkosaan dalam
pasal 285 KUHP. Dalam buku 3 KUHP berisi tentang pelanggaran, yang
didalamnya berisi pelanggaran yang terjadi dalam masyarakat umum seperti
pelanggaran lalu lintas.
2. Delik atau tindak pidana adalah perbuatan yang bersifat melawan hukum.
Semua perbuatan yang sifatnya melanggar hukum disebut tindak
pidana/delik, hal ini disebabkan negara telah mengatur dan membatasi
semua perbuatan perbuatan yang berhubungan dengan pidana dalam KITAB
UNDANG UNDANG HUKUM PIDANA yang didalamnya berisi semua tindak
pidana baik itu kejahatan ataupun pelanggaran. Delik, menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia Daring Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, adalah
perbuatan yang dapat dikenakan hukuman karena merupakan pelanggaran
terhadap undang-undang atau merupakan tindak pidana. S. R. Sianturi dalam
buku yang sama mengutip Moeljatno yang memilih menerjemahkan
strafbaar feit sebagai perbuatan pidana, yaitu perbuatan yang dilarang dan
diancam dengan pidana bagi barangsiapa melanggar larangan tersebut (hal.
208). Menurut penjelasan dan pengertian dari S.R. Sianturi yang menutip dari
Moeljatno, dapat dikatakan semua/segala perbuatan atau tindakan yang
sifatnya melawan hukum dapat dikatakan delik.
3. Pengaturan delik berdasarkan kualifikasinya dalam buku II KUHP terbagi atas
3, yaitu kejahatan terhadap negara, kejahatan terhadap harta dan benda, dan
kejahatan terhadap badan dan nyawa. Kejahatan terhadap negara adalah
segala sesuatu perbuatan pidana yang dapat mengganggu kedaulatan negara
baik internal maupun eksternal. Kejahatan terhadap harta benda adalah
segala perbuatan pidana yang berkaitan dengan harta benda. Dan kejahatan
terhadap badan dan nyawa yaitu segala perbuatan pidana yang berhubungan
dengan badan dan nyawa orang lain yang dapat merugikan orang lain dan
menimbulkan pertanggungjawaban pidana.
4. Kejahatan sering juga disebut sebagai delik hukum, artinya sebelum hal itu
diatur dalam undang-undang, sudah dipandang sebagai seharusnya pidana,
sedangkan pelanggaran sering disebut sebagai delik karena tercantum dalam
undang-undang.
Tidak ada perbedaan mendasar antara kejahatan dan pelanggaran. Hanya
pada pelanggaran tidak pernah diancam dengan pidana penjara. Untuk
mengetahui mana delik kejahatan dan mana pula delik pelanggaran, dalam
kitab undang undang hukum pidana ( KUHP ) lebih mudah, karena jelas
kejahatan pada buku II, sedangkan pelanggran pada buku III.
5. Delik materiil adalah delik yang menitikberatkan kepada akibat yang dilarang
(dikehendaki) pada saat perumusannya. Delik materiil baru akan selesai
apabila akibat yang dikehendakinya itu telah terjadi. Jika belum terjadi, maka
paling banyak hanya ada percobaan. Pada delik materiil hal yang difokuskan
tentang akibat konstitutif. Contoh delik materiil adalah pasal 187 KUHP
tentang pembakaran dan sebagainya, 338 KUHP tentang pembunuhan, 378
KUHP tentang penipuan, harus timbul akibat-akibat secara berurutan
kebakaran, matinya si korban, pemberian sesuatu barang.”
Delik formil adalah delik yang perumusanya dititik beratkan kepada
perbuatan yang dilarang. Delik tersebut telah selesai dengan dilakukanya
perbuatan seperti tercantum dalam rumusan delik. Pada delik formil, suatu
akibat tertentu hanya dapat memberatkan atau meringankan pidana, tetapi
juga tanpa akibat perbuatan itu sendiri sudah dilarang dan dapat dipidana.
Contohnya adalah pasal 160 Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP)
tentang penghasutan, 209 KUHP tentang penyuapan, 242 KUHP tentang
sumpah palsu, 362 KUHP tentang pencurian. Pada pencurian misalnya, asal
saja sudah dipenuhi unsur-unsur dalam pasal 362 KUHP, tindak pidana sudah
terjadi dan tidak dipersoalkan lagi, apakah orang yang kecurian itu merasa
rugi atau tidak, merasa terancam kehidupannya atau tidak.
6. Pembagian delik kejahatan yaitu,
 Kejahatan terhadap negara, contohnya pada Penyerangan terhadap
Presiden atau Wakil Presiden yang terdapat pada pasal 104 KUHP,
Penganiayaan terhadap Presiden atau Wakil Presiden pada pasal 131
KUHP, Penghinaan terhadap Presiden dan Wakil Presiden pada pasal 134
KUHP.
 Kejahatan terhadap harta benda, contohnya pada pencurian pada pasal
362 s/d 367 KUHP, pemerasan pada pasal 368 s/d 371 KUHP, penipuan
pada pasal 406 s/d 412 KUHP. Menurut undang-undang pencurian itu
dibedakan atas lima macam pencurian yaitu: (a) pencurian biasa pada
apsal 362 KUHP, (b) pencurian dengan pemberatan pada pasal 363 KUHP,
(c) pencurian dengan kekerasan pada pasal 365 KUHP, (d) pencurian
ringan pada pasal 364 KUHP, (e) pencurian dalam kalangan keluarga pada
pasal 367 KUHP.
 Kejahatan terhadap badan dan nyawa, , contohnya pada pasal 338 KUHP
tentang pembunuhan dan pasal 351 tentang penganiayaan.

Pembagian delik pelanggaran yaitu, Pelanggaran yaitu perbuatan-perbuatan


yang sifat melawan hukumnya baru dapat diketahui setelah ada wet yang
menentukan demikian. Pelanggaran dibagi tiga macam yakni: Pelanggaran
tentang keamanan umum, bagi orang, barang dan kesehatan umum.
Misalnya, kenakalan yang artinya semua perbuatan orang bertentangan
dengan ketertiban umum ditujukan pada orang atau binatang atau baarang
yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian atau kerusuhan yang tidak
dapat dikenakan dalam pasal khusus dalam KUHP.

Anda mungkin juga menyukai