Buku I : ketentuan umum (Algemene bepalingen). Buku II : kejahatan (Misdrijren). Buku III : pelanggran (overtredingen) Buku I : ketentuan umum Memuat tentang dasar-dasar/asas-asas yang berlalu baik untuk buku II dan buku III, juga berlalu terhadap peraturan hukum pidana yang berada diluar KUHP kenali bila ditentukan lain, hal ini sesuai dengan pernyataan pasal 103 KUHP, sehingga dengan demikian berlaku asas-asas ilex spesialis derogat ilex generalis, demikian juga seperti yang tercantum dalam pasal 63 KUHP. Dasar yang membedakan kejahatan dan pelanggaran ada beberapa kriteria yaitu: I. Recht Delicten dan Wet Delicten Recht delicten yaitu perbuatan yang bertentangan dengan keadilan artinya apabila perbuatan tersebut tidak diatur dalam UU akan tetapi masyarakat menganggap perbuatan tersebut sebagai perbuatan yang bertentangan dengan keadilan dan pantas dihukum, maka hal tersebut digolongkan sebagai tindak pidana kejahatan. Contoh : membunuh, menipu, dan sebagainya. II. Criminal onrecht dan politie onrecht Criminal onrecht : perbuatan ytang telah melanggar hukum yang hidup dalam masyarakat (kejahatan). Politie onrecht : perbuatan yang melanggar hukum yang dibentuk oleh negara (pelanggaran). Ada beberapa pendapat berkenaan dengan criminal onrecht dan politie onrecht: 1. Pendapat karl binding Menurut karl binding yang dimaksud dengan criminal onrecht adalah perbuatan-perbuatan yang membahayakan kepentingan hukum, sedangkan yang dimaksud dengan politie onrecht adalah perbuatan-perbuatan yang dianggap membahayakan kepentingan hukum. 2. Pendapat otto manyer Menurut otto manyer yang dimaksud dnegan criminal onrecht adalah kejahatan yakni perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma kebudayaan, sedangkan politie onrecht adalah pelanggaran yakni perbuatan- perbuatan yang bertentangan dengan kepentingan pemerintahan negara. 3. Pendapat gewin Menurut gewin, criminal onrecht adalah kejahatan yakni perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum tuhan atau melanggar perikeadilan tuhan, sedangkan politie onrecht adalah pelanggaran yakni perbuatan-perbuatan yang melanggar ketertiban yang diatur oleh pemerintah. 4. Pendapat oreutzberg Menurut oreutzberg, criminal onrech adalah kejahatan yakni perbuatan- perbuatan yang menentang hukum pada umumnya, sedangkan politie onrecht adalah pelanggaran yakni pelanggaran-pelanggaran terhadap larangan- larangan atau keharusan yang ditentukan untuk kepentingan masyarakat. III. Kuantitatif dan kualitatif Kuantitatif : dilihat dari sudut jumlah hukumannya. Kejahatan diancam dengan hukuman yang erat, pelanggaran diancam dengan hukuman yang lebih ringan. Kualitatif : dilihat dari sudut sifat perbuatannya dari perbuatan yang sejenis. Contoh : ancaman hukuman pasal 339 dan 340 KUHP lebih berat dari pasal 338 KUHP. Kegunaan membedakan kejahatan dan pelanggaran 1. Dalam hal percobaan melakukan tindak pidana, percobaan melakukan kejahatan dapat dipidana dengan dikurangi 1/3 (pasal 53 KUHP), sedangkan percobaan melakukan pelanggaran tindak pidana (pasal 54 KUHP). 2. Dalam hal membantu melakukan tindak pidana Membantu melakukan kejahatan dapat dipidana dengan dikurangi 1/3 (pasal 56 dan 57 KUHP), sednagkan membantu melakukan pelanggaran tidak dapat dipidana (pasal 60 KUHP). 3. Dalam hal pengaduan Dalam tindak pidana yang tergolong kejahatan dikenal adanya delik aduan yaitu delik yang baru dapat dituntut apabila ada pengaduan dari si korban atau orang yang merasa dirugi kan (contoh pasal 984, 993 KUHP), sedangkan yang digolongkan pelanggaran tidak dikenal adanya delik aduan. 4. Dalam hal kadaluarsa/verjaring Tenggang kadaluarsa dalam kejahatan jauh lebih lama apabila dibandingkan dengan tenggang diluarsa dalam pelanggaran. 5. Dilihat dari ancaman hukuman Pada umumnya perbuatan ytang tergolong kejahatan ancaman hukumannya lebih berat jika dibandingkan dengan perbuatan yang tergolong pelanggaran. 6. Dalam hal residir Tenggang waktu untuk residir dalam kejahatan jauh lebih lama jika dibandingkan dengan tenggang waktu untuk residir dalam pelanggaran (pasal 486,487,488).