Disusun Oleh :
Rizky Juventus Simangunsong (B1A021232)
Dosen pengampu :
HELDA RAHMASARI, S.H.,M.H.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh kasus :
Kakak Beradik Ikut Bunuh Nenek Atas Ajakan Ibu
Senin, 10 Mei 2010 | 16:48 WIB
Dari keterangan pelaku, Sabtu (20/3) sekitar 12.00 WIB merupakan hari terakhir Sofiatun
menghirup napasnya. Awalnya, Baharudin, anak Rimayah yang sudah memiliki rencana bersama ibu dan
adiknya memanggil korban dengan cara memberinya sebuah jam dinding. Tanpa curiga, nenek renta itu
tertarik, dan memenuhi panggilan untuk datang ke rumah pelaku yang hanya berjarak beberapa meter saja.
Tiba di rumah pelaku, korban diajak Baharudin masuk ke kamarnya. Saat itu, Rimayah sudah menunggu
bersama Agus Herianto. Korban pun langsung disambut dengan bekapan tangan ke mulutnya. Dengan
sadis, Rimayah mencekik leher korban dengan jarinya, kemudian Agus Herianto mengikat leher korban
dengan tali rafia yang memang sudah dipersiapkan. Kondisi tubuhnya yang memang sudah renta,
membuat korban hanya mampu pasrah. Tidak bertahan lama, jantung nenek renta itu berhenti berdetak.
Rimayah berusaha memastikan targetnya benar-benar sudah mati. Kemudian Rimayah melucuti pakaian
korban, dan memasukkan ke dalam dua buah karung bekas pupuk merk Daun Buah. Karung itu dijahit
olehnya. Rimayah kemudian mengambil harta korban yang jumlahnya mencapai Rp 5 juta. Setelah
menunggu malam, Rimayah dan anaknya kembali beraksi. Tepat pukul 22.00 WIB, Rimayah menyuruh
kedua anaknya untuk membawa jenazah korban di dalam karung itu ke sungai yang berjarak sekitar 3
kilometer dari rumahnya dengan menggunakan sepeda motor Honda Revo. Mereka membuang jenazah
korban ke sungai, sampai akhirnya ditemukan esok harinya. Baharudin mengaku tidak bisa menolak
ajakan ibunya. Saat itu Riyamah mengatakan sedang kesulitan keuangan. Ayah Baharudin yang bekerja
sebagai kuli di Bali jarang mengirimkan uang untuk keluarga dengan empat anak itu. “Apa kamu tidak
kasihan melihat adik-adikmu kelaparan,” kata Bahar menirukan ucapan ibunya saat mengajak membunuh
neneknya. Sang nenek dibunuh agar bisa mengambil perhiasan di tubuh korban sebagai biaya hidup
sehari-hari. Dua hari sebelum pembunuhan itu, kata Baharudin, dia dan ketiga adiknya memang kelaparan.
Hingga saat ini Bahar dan adiknya Agus sudah mendekam di ruang tahanan selama 1,5 bulan, yakni satu
bulan di Polres Kediri dan dua pekan di Lembaga Pemasyarakatan Kediri.
a) Analisis : Kasus ini dapat di kategorikan dengan kasus pembunuhan berencana disertai penyertaan,
tentang penganiayaan dengan rencana yang mengakibatkan kematian dan pencurian yang disertai
kekerasan. Dimana perbuatan perbuatan pelaku pada kasus ini memenuhi unsur-unsur yang ada di pasal
340, pasal 55, pasal 353 dan pasal 365. Berdasarkan kasus diatas, Saya pusatkan analisis kasus ini pada
kasus penyertaan sesuai pasal 55 KUHP.
Dalam pasal 55 KUHP ini KUHP mengancam tindak pidana yang dilakukan dengan lebih dari 1 orang.
Dimana di dalamnya ada Dader (pembuat) yang terdiri dari :
- Mereka yang melakukan ( Plegger )
- Yang menyuruh lakukan ( Doen plegger )
- Turut serta melakukan ( Mede plegger )
- Mereka yang memberi atau menjanjikan sesuatu ( Uit locker )
b) Bentuk Penyertaan : Bentuk penyertaan dari ketiga pelaku ini merupakan bentuk Mede plegger
(orang yang turut serta melakukan, orang yang dengan sengaja turut berbuat / turut mengerjakan
terjadinya suatu tindak pidana), Plegger (mereka yang melakukan) dan Otak kejahatan ini adalah Rumiyah
sebagai Doen plegger ( orang yang menyuruh lakukan ).
2. Pasal 55 KUHP : (1) Dipidana sebagai pembuat (dader) sesuatu perbuatan pidana:
Ke-1. mereka yang melakukan, yang menyuruh lakukan dan yang turut serta melakukan
perbuatan.
Ke-2. mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan
kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi
kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan
perbuatan.