Anda di halaman 1dari 4

TUGAS HUKUM PIDANA-2

Disusun Oleh :
Rizky Juventus Simangunsong (B1A021232)

Dosen pengampu :
HELDA RAHMASARI, S.H.,M.H.

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
 Tugas-1 => berikan salah satu contoh kasus penyertaan atau perbarengan tindak pidana kemudian
analisa!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Analisis Kasus Tentang Tindak Pidana Penyertaan

Contoh kasus :
Kakak Beradik Ikut Bunuh Nenek Atas Ajakan Ibu
Senin, 10 Mei 2010 | 16:48 WIB

Dari keterangan pelaku, Sabtu (20/3) sekitar 12.00 WIB merupakan hari terakhir Sofiatun
menghirup napasnya. Awalnya, Baharudin, anak Rimayah yang sudah memiliki rencana bersama ibu dan
adiknya memanggil korban dengan cara memberinya sebuah jam dinding. Tanpa curiga, nenek renta itu
tertarik, dan memenuhi panggilan untuk datang ke rumah pelaku yang hanya berjarak beberapa meter saja.
Tiba di rumah pelaku, korban diajak Baharudin masuk ke kamarnya. Saat itu, Rimayah sudah menunggu
bersama Agus Herianto. Korban pun langsung disambut dengan bekapan tangan ke mulutnya. Dengan
sadis, Rimayah mencekik leher korban dengan jarinya, kemudian Agus Herianto mengikat leher korban
dengan tali rafia yang memang sudah dipersiapkan. Kondisi tubuhnya yang memang sudah renta,
membuat korban hanya mampu pasrah. Tidak bertahan lama, jantung nenek renta itu berhenti berdetak.
Rimayah berusaha memastikan targetnya benar-benar sudah mati. Kemudian Rimayah melucuti pakaian
korban, dan memasukkan ke dalam dua buah karung bekas pupuk merk Daun Buah. Karung itu dijahit
olehnya. Rimayah kemudian mengambil harta korban yang jumlahnya mencapai Rp 5 juta. Setelah
menunggu malam, Rimayah dan anaknya kembali beraksi. Tepat pukul 22.00 WIB, Rimayah menyuruh
kedua anaknya untuk membawa jenazah korban di dalam karung itu ke sungai yang berjarak sekitar 3
kilometer dari rumahnya dengan menggunakan sepeda motor Honda Revo. Mereka membuang jenazah
korban ke sungai, sampai akhirnya ditemukan esok harinya. Baharudin mengaku tidak bisa menolak
ajakan ibunya. Saat itu Riyamah mengatakan sedang kesulitan keuangan. Ayah Baharudin yang bekerja
sebagai kuli di Bali jarang mengirimkan uang untuk keluarga dengan empat anak itu. “Apa kamu tidak
kasihan melihat adik-adikmu kelaparan,” kata Bahar menirukan ucapan ibunya saat mengajak membunuh
neneknya. Sang nenek dibunuh agar bisa mengambil perhiasan di tubuh korban sebagai biaya hidup
sehari-hari. Dua hari sebelum pembunuhan itu, kata Baharudin, dia dan ketiga adiknya memang kelaparan.
Hingga saat ini Bahar dan adiknya Agus sudah mendekam di ruang tahanan selama 1,5 bulan, yakni satu
bulan di Polres Kediri dan dua pekan di Lembaga Pemasyarakatan Kediri.

a) Analisis : Kasus ini dapat di kategorikan dengan kasus pembunuhan berencana disertai penyertaan,
tentang penganiayaan dengan rencana yang mengakibatkan kematian dan pencurian yang disertai
kekerasan. Dimana perbuatan perbuatan pelaku pada kasus ini memenuhi unsur-unsur yang ada di pasal
340, pasal 55, pasal 353 dan pasal 365. Berdasarkan kasus diatas, Saya pusatkan analisis kasus ini pada
kasus penyertaan sesuai pasal 55 KUHP.
Dalam pasal 55 KUHP ini KUHP mengancam tindak pidana yang dilakukan dengan lebih dari 1 orang.
Dimana di dalamnya ada Dader (pembuat) yang terdiri dari :
- Mereka yang melakukan ( Plegger )
- Yang menyuruh lakukan ( Doen plegger )
- Turut serta melakukan ( Mede plegger )
- Mereka yang memberi atau menjanjikan sesuatu ( Uit locker )
b) Bentuk Penyertaan : Bentuk penyertaan dari ketiga pelaku ini merupakan bentuk Mede plegger
(orang yang turut serta melakukan, orang yang dengan sengaja turut berbuat / turut mengerjakan
terjadinya suatu tindak pidana), Plegger (mereka yang melakukan) dan Otak kejahatan ini adalah Rumiyah
sebagai Doen plegger ( orang yang menyuruh lakukan ).

c) Penjelasan : Pasal 55 ayat (1) ke 1


1. Doen plegger ( Rimayah ) sebagai minus domina, maka Rimayah sebagai yang menyuruh
lakukan dapat dikenai pidana karena pada kasus ini Rimayah berperan sebagai otak di balik kejahatan
pembunuhan dengan menyuruh kedua anaknya melakukan perbuatan-perbuatan yang bertujuan untuk
mewujudkan tindak pidana pembunuhan tersebut.
2. Mede plegger : Kesengajaan untuk berbuat suatu tindak pidana yaitu : satu orang ( Agus
Herianto ) memenuhi unsur delik, tetapi yang lain tidak. Karena Agus ikut serta melakukan pembunuhan
dengan mencekik leher nenek dengan tali rafia, sedangkan orang yang lain ( Baharudin ) turut serta
melakukan, tetapi tidak memenuhi unsur delik, yaitu Baharudin ikut mewujudkan delik itu dengan cara
membuang mayat nenek tersebut. Keduanya memenuhi syarat-syarat mede plegger yaitu :
A) Adanya kerjasama dengan sadar Adanya kerja sama secara sadar dari kedua pelaku
ini ( Agus dan Baharudin ) dan ada kesengajaan yang disadari kalau tindakan mereka
melanggar hukum.
B) Pelaksanaan bersama secara fisik Kedua pelaku ini ( Agus dan Baharudin ) sama-
sama saling membantu satu sama lain saat menjalankan aksinya yang berupa membuang
mayat si Nenek ke sungai dengan mengendarai motor bersama.
3. Plegger ( Rimayah ) pembuat yang memenuhi seluruh unsur tindak pidana yaitu Rimayah yang
merencanakan pembunuhan, menghilangkan nyawa seseorang ( nenek ) dengan cara mencekik
menggunakan tangan dan pencurian.

d) Ancaman Pidana berdasarkan tiap pasal :


1. Pasal 340 KUHP : ”Barangsiapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain,
diancam, karena pembunuhan denagn rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana penjara seumur
hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun.”
Penjelasan :
- Barangsiapa : setiap orang, dalam kasus ini adalah tersangka Baharudin Hariadi dan Agus
Herianto beserta ibunya.
- Sengaja dan dengan rencana lebih dahulu : dilihat dari pengakuan tersangka bahwa sebelum
melakukan tindakan pidana tersebut mereka telah merencanakannya terlebih dahulu.
- Merampas nyawa orang lain : mengakibatkan kematian korban atau target yaitu nenek dari
tersangka.
- Melihat dari klasifikasi di atas, tersangka telah memenuhi ketentuan yang ada di dalam pasal
sehingga jeratan hukuman yang tertulis di dalam KUHP dapat ditimpakan terhadap tersangka.

2. Pasal 55 KUHP : (1) Dipidana sebagai pembuat (dader) sesuatu perbuatan pidana:
Ke-1. mereka yang melakukan, yang menyuruh lakukan dan yang turut serta melakukan
perbuatan.
Ke-2. mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan
kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi
kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan
perbuatan.

3. Pasal 353 KUHP :


- Pasal 353 (1) Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling
lama empat tahun.
- Pasal 353 (2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
- Pasal 353 (3) Jika perbuatan mengakibatkan mati, dia dikenakan pidana penjara paling lama
sembilan tahun.
- Dilihat dari kasus di atas, ketentuan dalam pasal 353 telah terpenuhi semua.berikut uraian yang
mencakup kasus di atas.
Penjelasan :
a) Penganiayaan dengan rencana lebih dulu : tersangka merencanakan terlebih dahulu untuk
menganiaya korban menurut pengakuan dari tersangka saat di interogasi polisi.
b) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat : perbuatan tersangka terhadap korban
mengakibatkan luka berat yang diderita korban bahkan mengakibatkan kematian.
c) Jika perbuatan mengakibatkan mati : seperti telah disebutkan dan diuraikan pelaku saat
melakukan penganiayaan terhadap korban yang mengakibatkan kematian korban.

4. Pasal 365 KUHP :


- Pasal 365 (1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, pencurian yang
didahului,disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap orang, dengan
maksud untuk mempersiap atau mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan,
untuk memungkinkan melarikan diri sendir atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai
barang yang dicurinya.
- Pasal 365 (2) KUHP Diancam dengna pidana penjara paling lama dua belas tahun: Ke-1. jika
perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada
rumahnya, di jalan umum, atau dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan. Ke-2. jika
perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu Ke-3. jika masuknya ke tempat
melakukan kejahatan, dengan merusak atau memanjat atua dengan memakai anak kunci palsu,
perintah palsu atau pakaian jabatan palsu. Ke-4 jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat.
- Pasal 365 (3) Jika perbuatan mengakibatkan mati, maka dikenakan pidana penjara paling lama
lima belas tahun.
- Pasal 365 (4) Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu
tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan mengakibatkan luka berat atau mati dan
dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, pula disertai oleh salah satu hal yang
diternagkan dalam no. 1-3. Penjelasan : Berdasarkan kasus di atas perbuatan para tersangka yang
memenuhi pasal 365 ini adalah:
a) pasal 365 (1) pencurian yang didahului,disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan: setelah menganiaya korban hingga meninggal, tersangka mengambil harta korban
senilai lima juta rupiah.
b) pasal 365 (4) perbuatan mengakibatkan luka berat atau mati dan dilakukan oleh dua orang atau
lebih dengan bersekutu, pula disertai oleh salah satu hal yang diternagkan dalam no. 1-3 :
perbuatan yang dilakukan oleh ketiga tersangka terhadap korban mengakibatkan kematian korban.

Anda mungkin juga menyukai