NIM: B011211383
Tiga korban tewas Agus Sutrimo, warga Kebumen, Arif Wirahadi ,30, warga Dusun
Gendol, Kelurahan Klopo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, serta Brigadir
Murdiono seorang anggota Brimob Polda DIY, yang bertugas mengawal mobil Izusu Panther
milik PT Kejar. Sebelum terjadinya perampokan, ketiganya baru saja mengambil uang dari
Bank Danamon Kota Magelang dan Muntilan. Menurut saksi mata, sebelum mobil menabrak
tiang telepon terdengar suara rentetan tembakan. Namun, perampok tak sempat mengambil
uang yang ada dalam brankas mobil sebab warga sudah banyak yang mendekati
Setelah ditangkap, pelaku, Edi, mengakui bahwa itu telah direncanakan sebelumnya
oleh Kusdarmanto. “Sehari sebelum eksekusi, saya dan Kusdarmanto sempat rapat dua kali
mau bagaimana nanti,” ujar Edi. Saat eksekusi, Edi bertugas sebagai pembuka pintu belakang
mobil PT. Kelola Jasa Artha (Kejar) untuk mengambil uang senilai Rp 2 miliar di brankas.
Sedangkan Kusdarmanto berperan sebagai pengeksekusi tiga penumpang mobil tersebut.
Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Polisi Resort Magelang Inspektur Satu Aris
Suwarno, Edi Syamsul Bahri ditangkap akan dijerat hukuman dengan pasal 339 dengan
hukuman maksimal 20 tahun penjara. Saat penangkapan, pihaknya bekerja sama dengan
Polres Makassar Barat, Sulawesi Selatan. “Kami sudah berkoordinasi sebelumnya,” ujarnya.
Dua terdakwa kemudian divonis hukuman mati. Vonis untuk Kusdarmanto dan Syamsul
Bahri dijatuhkan majelis hakim dalam sidang di Pengadilan Negeri Mungkid, Magelang,
Jawa Tengah, Kamis(1/4).
Analisis
Gabungan, adalah satu orang yang melakukan beberapa peristiwa pidana. Dalam
penentuan berat hukuman, terdapat perbedaan pendapat, yaitu..
Kemudian terdapat dua jenis gabungan :
1. Concursus idealis
Tersinggung dalam pasal 63 ayat 1 KUHP, yaitu : “Jika suatu perbuatan masuk dalam lebih
dari satu aturan pidana, maka yang dikenakan hanya salah satu diantara aturan-aturan itu, jika
berbeda-beda yang dikenakan yang memuat ancaman pidana pokok yang paling berat”
Alasannya adalah :
Barangsiapa yang telah memberanikan diri untuk mengadakan delik yang lebih berat,
tidak akan mundur apabila ia kemudian mengetahui bahwa pada saati ia akan
melakukan delik yang lebih berat itu sekaligus juga akan melakukan satu delik yang
lebih ringan, sehingga menjatuhkan hanya satu hukuman itu.
Maksimum hukuman yang ditentukan dalam ketentuan pidana ditujukan pada
penghukuman peristiwa (pidana) yang paling berat, dan delik yang lebih ringan tidak
boleh dijadikan alas an memperberat hukuman maksimum tersebut Sehingga kedua
alasan tersebut dapat dipakai sebagai alasan-alasan untuk menjatuhkan hanya satu
hukuman saja, yaitu hukuman yang terberat.
Pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan, terhadap orang
Dalam kasus, pelaku melakukan kekerasan (menembak) para korban (orang) untuk
mendahului pencurian tersebut
Dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian, atau dalam hal
tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya,
atau untuk tetap menguasai barang yang dicurinya
Dalam kasus perbuatan yang dilakukan pelaku sudah direncanakan terlebih dahulu agar
dapat mencuri uang yang dijaga ketat oleh ketiga korban dengan tujuan untuk tetap
menguasai barang yang dikuasainya
Maka pasal 365 ayat (1) KUHP terpenuhi unsur-unsurnya
Kemudian Pasal 365 ayat (3) KUHP, yaitu “ jika perbuatan mati, maka dikenakan pidana
penjara paling lama limabelas tahun” Sehingga pasal 365 ayat (4) KUHP
Unsur-unsurnya :
a. jika perbuatan mati
Dalam kasus, ketiga korban mati
Maka pasal 365 ayat (3) KUHP terpenuhi unsur-unsurnya
Sehingga Pasal 365 ayat (4) KUHP terpenuhi unsur-unsurnya
II.Selain itu, berdasarkan kasus pelaku dikenai Pasal 340KUHP tentang pembunuhan
berencana, yaitu “Barangsiapa sengaja dan dengan terencana terlebih dahulu merampas
nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana
mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama duapuluh
tahun”
Unsur-unsurnya :
Dalam hal ini kemudian ditarik Pasal 66 ayat (1) KUHP bahwa pidana yang terberat
ditambah sepertiga dan berdasarakan pasal 53 ayat (2) KUHP yaitu percobaan dapat
dikurangi sepertiga, maka hasil yang didapat adalah sama saja, yaitu Lima Belas Tahun
Penjara