Isi Pasal: “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena makar mati, dengan hukuman penjara selama-lamanya 15 tahun.” Misalnya, di jalanan, ada pengendara motor yang kesal dengan pengendara sepeda karena telah berhenti mendadak. Mereka lalu bertengkar dan pengendara motor itu mereka melihat ada potongan beling di pinggir jalan dan mengambilnya lalu menusuknya kepada pengendara sepeda sampai meninggal. Dari contoh kasus ini, dapat dikatakan bahwa dalam kasus ini merupakan Doodslag (pembunuhan pokok), karena tidak ada unsur yang meringankan maupun yang memberatkan si pengendara motor tersebut, misalkan tidak adanya unsur Vrees (rasa takut/ malu) yang merupakan ciri unsur meringankan dalam kasus tersebut, karena pada dasarnya tidak ada rasa malu atau bahkan takut seperti pada pengertian Vrees pada kasus di atas. Hal tersedianya potongan beling sebagai alat untuk melakukan pembunuhan, pada dasarnya itu ada di pinggir jalan karena dibuang oleh sembarang orang, bukan sengaja direncanakan untuk merampas nyawa si korban tersebut, dengan begitu maka unsur Moord (direncanakan) yang merupakan salah satu unsur yang memberatkan juga tidak ada. Disebut juga sebagai doodslag. Doodslag merupakan salah satu jenis pembunuhan yang muncul dalam bentuk pokoknya. Makna dalam bentuk pokoknya adalah bahwa pembunuhan tidak mengandung unsur yang meringankan atau memberatkan. dengan bunyi pasal 338 yang seperti demikian maka kita akan coba menganalisis inti unsur perkata intinya; 1. Barangsiapa; merupakan unsur subjek hukum yang berupa manusia dan badan hukum, pada kasus ini jelas manusia. 2. Dengan sengaja; artinya mengetahui dan menghendaki, maksudnya mengetahui perbuatannya dan menghendaki akibat dari perbuatannya; Mengambil potongan beling dan menusuknya ke tubuh orang lain sudah tentu tahu maksud untuk merampas nyawa seseorang. 3. Jiwa orang lain; Jiwa selain diri si pelaku tersebut, yaitu sang pengendara sepeda. dari pasal 338 KUHP ini sudah jelas dapat menjerat si pelaku tersebut, apalagi unsur delik material sudah terpenuhi dan dari jenis dolusnya adalah terbukti merupakan dolus impetus, atau tidak direncanakan terlebih dahulu. Maka dengan seluruh analisa di atas, jenis dari kasus yang diberikan adalah merupakan contoh dari Doodslag, yang dimana penerapan hukumnya adalah menggunakan pasal 338 KUHP. 2. Pasal 339 KUHP Isi Pasal: “Makar mati diikuti, disertai, atau didahului dengan perbuatan yang dapat dihukum dan yang dilakukan dengan maksud untuk menyiapkan atau memudahkan perbuatan itu atau jika tertangkap tangan akan melindungi dirinya atau kawan-kawannya dari pada hukuman atau akan mempertahankan barang yang didapatnya dengan melawan hak, dihukum penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya dua-puluh tahun” Perbedaan pasal 339 dengan pasal 338 terdapat pada “diikuti, disertai, atau didahului dengan perbuatan yang dapat dihukum. Kata “diikuti” maksudnya diikuti kejahatan lain. Suatu pembunuhan dimaksudkan untuk mempersiapkan dilakukannya kejahatan lain. Misalnya, X ingin membunuh Y; tetapi karena Y dikawal Z maka A lebih dahulu menembak Z, baru kemudian membunuh Y. Kata “disertai” maksudnya disertai kejahatan lain. Misalnya, Z ingin mencuri dari sebuah bank. Namun, Z harus membunuh penjaga bank tersebut untuk memudahkan proses pencuriannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Pembunuhan dalam pasal ini dilakukan dengan maksud: 1) Untuk mempersiapkan tindak pidana lain; 2) Untuk mempermudah pelaksanaan tindak pidana lain; 3) Dalam hal tertangkap tangan ditujukan: a) Untuk menghindarkan: (1) Diri sendiri (2) Peserta lainnya dari pidana b) Untuk memastikan penguasaan benda yang diperolehnya secara melawan hukum (dari tindak pidana lain itu). Lalu, bisa dikatakan bahwa kasus ini termasuk dalam gekwalificeerd doodslag (unsur yang memberatkan) karena ada tindakan pidana yang mendahului pembunuhan tersebut.