Anda di halaman 1dari 4

Nama : Abd Rajab

Nim : 19091014068
Kelas : B-19
MAKUL: Delik-delik dalam KUHP
1. Jenis -jenis pencurian dalam KUHP
a)  Pencurian Biasa
Istilah  “pencurian  biasa”  digunakan   oleh   beberapa  pakar hukum untuk
menunjuk pengertian  “pencurian  dalam  arti  pokok”. Pencurian biasa diatur dalam
Pasal 362 KUHP yang rumusannya sebagai berikut :
’’Barang  siapa  mengambil  barang  sesuatu  yang  seluruhnya  atau sebagian  milik 
orang  lain,  dengan  maksud  untuk  dimiliki  secara melawan hukum diancam
karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana
denda paling banyak sembilan ratus ribu rupiah”.
Berdasarkan  rumusan  pasal  362  KUHP,  maka  unsur-unsur pencurian biasa
adalah :
1)  Mengambil
2) Suatu barang
3)  Yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain
4)  Dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum
1. b)  Pencurian Ringan
Pencurian  ringan  adalah  pencurian  yang  memiliki  unsur- unsur dari pencurian 
yang  didalam  bentuknya  yang  pokok,  yang  karena  ditambah dengan unsur-
unsur lain (yang meringankan) ancaman pidananya menjadi diperingan.  Jenis 
pencurian  ini  diatur  dalam  ketentuan  Pasal  364  KUHP yang menentukan :
“ Perbuatan yang  diterangkan dalam Pasal 362 dan Pasal 363 butir 4, begitu pun
perbuatan yang diterangkan dalam Pasal 363 butir 5, apabila  tidak  dilakukan 
dalam  sebuah  rumah  atau  pekarangan tertutup  yang  ada  rumahnya,  jika 
harga  barang  yang  dicuri itu  tidak lebih  dari  dua  ratus  lima  puluh ribu  rupiah, 
diancam  karena  pencurian ringan  dengan  pidana  penjara  paling  lama  tiga 
bulan  atau  pidana denda paling banyak sembilan ratus ribu rupiah.”
Berdasarkan  rumusan pasal  364  KUHP,  maka  unsur-unsur pencurian ringan
adalah :
1. Pencurian dalam bentuknya yang pokok (pasal 362)
2. Pencurian  yang  dilakukan  oleh  dua  orang  atau  lebih  secara  bersama-  sama,
atau
3. Tindak  pidana  pencurian,  yang  untuk  mengusahakan  masuk  kedalam tempat
kejahatan atau  untuk mencapai benda yang hendak diambilnya, orang  yang 
bersalah  telah  melakukan pembongkaran, pengrusakan, pemanjatan atau telah
memakai kunci palsu, perintah palsu atau jabatan palsu. Dengan syarat :
4. Tidak dilakukan didalam sebuah tempat kediaman atau rumah;
5. Nilai dari benda yang dicuri tidak lebih dari dua ratus lima puluh ribu rupiah;
6. c)  Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Diatur dalam Pasal 363 dan 365
KUHP disebutkan pencurian dengan   pemberatan  karena  pencurian  dilakukan 
dengan  cara tertentu atau dalam keadaan tertentu, sehingga ancaman pidananya
diperberat, cara atau keadaan tertentu seperti :
1)  Pencurian hewan ternak;
2)  Pencurian pada waktu ada kebakaran, gunung meletus, bencana alam,banjir,
gempa bumi,  kapal  karam,  kapal  terdampar,  kecelakaan kereta api, huru-
hara,pemberontakan atau bahaya perang;
3) Pencurian pada waktu malam dalam sebuah rumah kediaman atau pekarangan 
seseorang yang  tertutup  dimana pemiliknya yang berada di dalam  tanpa 
sepengetahuan pemiliknya atau  bertentangan dengan kehendak  pemiliknya;
 4) Pencurian untuk dapat masuk ke tempat kejahatan dimana barang dicuri itu
didapatkan dengan jalan membongkar, mematahkan dan memanjat atau memakai
anak kunci palsu,  perintah palsu  atau pakaian serta jabatan palsu;
1. d)    Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan
Pencurian  dengan  kekerasan  adalah  pencurian  yang  didahului,   disertai, atau
diikuti dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan terhadap  orang.
 Pencurian  dengan  kekerasan  diatur  dalam  pasal  365 KUHPidana yang
diantaranya menyebutkan :
1)    Dengan  hukuman  penjara  selama-lamanya  sembilan  tahun, dihukum 
pencurian  yang  didahului,  disertai atau  diikuti  dengan kekerasan  atau  ancaman 
kekerasan  terhadap  orang  dengan maksud  untuk mempersiapkan  atau 
mempermudah  pencurian  itu atau dalam hal tertangkap tangan (kepergok) supaya
ada kesempatan bagi dirinya sendiri atau bagi kawannya  yang turut melakukan
kejahatan  itu  untuk  melarikan  diri  atau  supaya  barang  yang dicuri itu tetap ada
ditangannya;
2)    Hukuman penjara selam-lamanya dua belas tahun, dijatuhkan:
(a) Jika perbuatan itu dilakukan pada waktu  malam didalam suatu rumah  atau 
pekarangan  yang  tertutup,  yang  ada dirumahnya  atau  dijalan  umum  atau 
didalam  suatu  kereta api atau trem yang sedang berjalan;
(b)  Jika perbuatan itu dilakukan oleh dua orang bersama-sama atau lebih;
(c) Sitersalah masuk ke tempat melakukan kejahatan  itu dengan jalan 
membongkar  atau  memanjat,  atau  dengan jalan memakai kunci  palsu,  atau 
perintah  palsu,  atau pakaian jabatan palsu;
(d)  Jika perbuatan itu mengakibatkan ada orang mendapat luka berat;
3) Hukuman  selama-lamanya  lima  belas  tahun  dijatuhkan  apabila karna
perbuatan itu ada orang mati.
4) Hukuman  mati  atau  hukuman  penjara  seumur  hidup  atau penjara
sementara  selama-lamanya  dua  puluh  tahun dijatuhkan, jika perbuatan itu
menjadikan ada orang mendapat luka berat atau mati,  dilakukan oleh dua orang
bersama-sama atau lebih dan disertai pula oleh hal dalam No. 1 dan 3.
Berdasarkan semua uraian diatas,dapat diambil kesimpulan bahwa tindak pidana
pencurian dengan kekerasan merupakan tanggung jawab bangsa indonesia secara
keseluruhan,bukan hanya berada pada pundak kepolisian ataupun pemerintah
saja. Namun,seluruh komponen masyarakat diharapkan ikut berperan aktif dalam
upaya penanggulangan tersebut. Setidaknya,itulah yang diamanatkan dalam
berbagai undang-undang negara,termasuk Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
pasal 365.
2. Jenis-jenis pidana pembunuhan di dalam KUHP.
Tindak pidana terhadap "nyawa" dalam KUHP dimuat dalam Buku II Bab XIX dengan
judul "Kejahatan Terhadap Nyawa Orang" yang terdiri dari tiga belas pasal, dari pasal
338 sampai dengan pasal 350 (Marpaung, 2002:19). https://nanonude.blogspot.com

Mengamat-amati pasal-pasal tersebut maka KUHP mengatumya sebagai berikut:


(Marpaung, 2002:19)

1. Kejahatan yang ditujukan terhadap j iwa manusia;


2. Kejahatan yang ditujukan terhadap anak yang sedang/baru dilahirkan;
3. Kejahatan yang ditujukan terhadap anak yang masih dalam kandungan.
Secara umum, tindak pidana pembunuhan yang diatur dalam KUHP dapat dikelompokkan
ke dalam 2 kelompok, yaitu: {Tongat, 2003:3-4)

1. Tindak pidana pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja.


Tindak pidana ini meliputi beberapa tindak pidana pembunuhan, yaitu:
1. Tindak pidana pembunuhan pada umumnya, yang meliputi tindak pidana
yang diatur dalam pasal 338, 340, 344, dan 345 KUHP.
2. Tindak pidana pembunuhan terhadap bayi pada saat dilahirkan atau tidak
lama setelah dilahirkan, yang diatur dalam pasal 341, 342, dan 343 KUHP.
2. Tindak pidana pembunuhan yang dilakukan tanpa adanya kesengajaan, yang diatur
dalampasal 359 KUHP.
Berdasarkan pengelompokkan tersebut diatas tersimpul, bahwa tindak pidana
pembunuhan dapat terjadi baik karena unsur "kesengajaan" maupun karena unsur
"ketidaksengajaan". Apabila kelompok tindak pidana pembunuhan di atas diurutkan sesuai
dengan sistematika dalam KUHP, maka urutannya adalah sebagai berikut.

1. Tindak pidana pembunuhan biasa, diatur dalam pasal 338 KUHP


2. Tindak pidana pembunuhan yang dikualifikasi/pemberatan, diatur dalam pasal 339
KUHP
3. Tindak pidana pembunuhan berencana, diatur dalam pasal 340 KUHP
4. Tindak pidana pembunuhan terhadap bayi atau anak, diatur dalam pasal 341, 342,
dan 343 KUHP
5. Tindak pidana pembunuhan atas permintaan korban, diatur dalam pasa] 344 KUHP
6. Tindak pidana pembunuhan terhadap diri sendiri, diatur dalam pasal 345 KUHP
Untuk lebih memperjelas pemahaman terhadap jenis tindak pidana diatas, berikut akan
dikupas masing-masing tindak pidana pembunuhan tersebut lebih terperinc.

1. Tindak pidana pembunuhan biasa


Hal ini diatur dalam pasal 338 KUHP yang bunyinya sebagai berikut: (Tongat, 2003:5)
" Barangsiapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang dihukum karena
bersalah melakukan pembunuhan dengan hukuman penjara selama-lamanya lima
belas tahun."
2. Tindak pidana pembunuhan dengan pemberatan
Hal ini diatur dalam pasal 339 KUHP yang bunyinya sebagai berikut: (Tongat, 2003:9)
" Pembunuhan yang diikuti, disertai, atau didahului oleh kejahatan dan yang
dilakukan dengan maksud untuk memudahkan perbuatan itu, atau jika tertangkap
tangan, untuk melepaskan diri sendiri atau pesertanya daripada hukuman, atau
supaya barang yang didapataya dengan melawan hukum tetap ada dalam
tangannya, dihukum dengan hukuman penjara seumur hidup atau penjara
sementara selama-lamanya dua puluh tahun."
3. Tindak pidana pembunuhan berencana
Hal ini diatur dalam pasal  340 KUHP yang bunyinya sebagai berikut: (Tongat,
2003:20)
" Barangsiapa   dengan   sengaja   dan   dengan   direncanakan   lebih   dahulu
menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena pembunuhan direncanakan
(moord), dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara
selama-lamanya dua puluh tahun."
4. Pembunuhan Anak atau Bayi
Jenis tindak pembunuhan bayi secara eksplisit diatur dalam ketentuan pasal 341,
342 dan 343 KUHP. Pembunuhan terhadap bayi yang diatur dalam ketiga pasal
tersebut merupakan jenis pembunuhan yang paling khusus, Pembunuhan bayi pada
dasarnya terdiri dari dua macam, yaitu pembunuhan bayi biasa
(kinderdoodslag)dan. pembunuhan bayi berencana (kindermood). (Tongat, 2003:31).
1. Pembunuhan bayi biasa (kinderdoodslag)
Hal ini diatur dalam pasal 341 KUHP yang bunyinya sebagai berikut: "Seorang
ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampsa nyawa
anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara
selama-lamanya tujuh tahun." (Tongat, 2003:31)
2. Pembunuhan anak berencana (kindermood)
Hal ini diatur dalam pasal 342 KUHP yang bunyinya sebagai berikut: "
Seorang ibu untuk melaksanakan niat yang sudah ditebtukan karena takut
akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian
merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan anak
sendiri dengan rencana, dengan pidana paling lama Sembilan tahun."
(Tongat, 2003:39)

Anda mungkin juga menyukai