POSISI KASUS
Pada hari kamis, 24 Agustus 2017 terjadi Kejahatan (Misdrijven) perampokan dan
pemerkosaan terhadap D (Beledigde Partij) (27) karyawati BUMN dirumahnya dengan pelaku
(Dader) bernama Baihaqi (34) alias Boy. D saat itu sedang tinggal sendirian dirumah karena kedua
orang tuanya sedang menjalankan ibadah haji. Saat sedang berada dirumahnya dikawasan
Cilodong, Depok, Jawa Barat. Saat D sedang tidur di kamarnya tiba-tiba pelaku masuk kedalam
kamarnya sambil memegang pisau (Corpus Delicti), Pelaku mengancam membunuh korban jika
berteriak. Dibawah ancaman Pelaku yang siap menghunuskan pisau (Onmiddelijk dreugend),
kemudian Pelaku mengikat kedua tangan korban setelah terikat pelaku kemudian memperkosa
korban. Selain memperkosa pelaku juga melakukan perampokan di dalam rumah D, Pelaku
mengambil dua ponsel merek Samsung milik Korban dan uang tunai sebesar Rp 1 juta. Setelah
mengambil ponsel dan uang pelaku kemudian melarikan diri, hingga diamankan oleh polisi,
walaupun pelaku tidak melawan tetapi Pelaku berniat dan berupaya untuk kabur dari polisi
(voornemen), polisi terpaksa melakukan tindakan tegas kepada Pelaku yang mencoba kabur dengan
cara menembak betis kiri Pelaku (Boy) saat akan di amankan. Polisi menjerat pelaku dengan dua
pasal, yakni Pasal 365 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Wetboek van strafrecht) tentang
pencurian dengan kekerasan, dan pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan (Requisitoir).
Dalam kasus ini Pelaku (Dader) bernama Boy yang berumur (34), Korban berinisial D yang
berumur (27). Lokasi kejadian berada dirumahnya dikawasan Cilodong, Depok, Jawa Barat. Pelaku
membawa pisau untuk mengancam Korban agar tidak berteriak dan kabur untuk meminta
pertolongan kepada warga sekitar karena di dalam rumah Korban hanya ada Korban saja pada saat
itu karena orang tua dari Korban sedang pergi ke Tanah Suci Mekkah untuk menjalankan Ibadah
Haji.
Berdasarkan pasal 285 yang disebut perkosaan adalah “Barangsiapa dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar pernikahan, diancam
karena melakukan perkosaan, dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun“. Bukan hanya
melakukan kejahatan pemerkosaan pasal 285 KUHP (Wetboek van strafrecht tetapi pelaku juga
melakukan kejahatan Pencurian yang diatur dalam Pasal 362 dan 365 KUHP karena Pelaku
melakukan tindak Pencuriannya dengan ancaman kekerasan terhadap Korban (Comissie Delict).
Berdasarkan pasal 362 yang disebut pencurian adalah “Barang siapa mengambil barang
sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara
melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.”
Dari hasil pengamatan kasus di atas diperoleh petunjuk bahwa telah terjadi tindak pidana pencurian
dengan kekerasan dan pidana pemerkosaan yang dilakukan (Onrechmaatige Daad) oleh Pelaku
alias Boy terhadap korban perempuan, sebagaimana dimaksud dalam pasal 285 dan pasal 365 ayat
(1) KUHPidana.
Pada tahap seleksi aturan hukum, dasar hukum yang digunakan adalah Pasal 285 KUHP dan
Pasal 365 KUHP.
Dari Pasal 285 KUHP tersebut, maka tentukan terlebih dahulu syarat dan akibat hukumnya, terdapat
tiga syarat yang harus terpenuhi agar dapat dikualifikasikan sebagai tindakan kejahatan
pemerkosaan.
Aturan Hukum : orang tersebut dapat di jatuhi hukuman pidana penjara paling lama
12 tahun, karena melakukan pemerkosaan dengan kekerasan
ancaman.
Syarat 1 : Seseorang melakukan kekerasan ancaman
Syarat 2 : Seseorang memaksa orang lain
Syarat 3 : Seseorang melakukan pemerkosaan
Dalam kasus tersebut Pelaku sudah memenuhi syarat-syarat yang terdapat dalam pasal 285
KUHP (Comissie Delict). Syarat pertama sudah terpenuhi karena dalam kasus tersebut si pelaku
menodongkan pisau ke arah leher korban terlebih dahulu dan mengancam korban akan di bunuh
apabila korban brteriak minta tolong, sehingga korban merasa adanya ancaman dari pelaku dan
tidak bisa berbuat apa-apa. Syarat kedua sudah terpenuhi, Pelaku juga sudah melakukan pemaksaan
(dwingen) terhadap Korban untuk mau bersetubuh dengannya diluar pernikahan. syarat ketiga juga
sudah terpenuhi, karena Pelaku dapat melakukan pemerkosaan terhadap Korban dengan cara
mengikat kedua tangan korban dan pelaku dapat dengan mudah untuk memperkosa Korban, karena
tidak akan ada perlawanan dari Korban setelah tangannya di ikat. Jadi semua syarat-syarat yang
terkandung di dalam pasal 285 KUHP sudah terpenuhi semua (Comissie Delict), sehingga Pelaku
dapat di kenakan ancaman hukuman pidana penjara paling lama 12 tahun.(Sanctie)
Pelaku dapat dituntut oleh Korban secara pidana berdasarkan Pasal 285 KUHP-BUKU
KEDUA; KEJAHATAN BAB XIV: KEJAHATAN TERHADAP KESUSILAAN. Tindak pidana
di dalam Pasal 285 tersebut mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:
1. Unsur Subjektif
Bersetubuh dengan wanita yang bukan istrinya tanpa dasar suka sama suka.
2. Unsur Objektif
Barangsiapa (kata barangsiapa menunjukkan orang, yang apabila memenuhi semua
unsur pasal 285 KUHP, maka ia dapat disebut sebagai pelaku dari tindak pidana
kesusilaan)
Memaksa seorang wanita yang bukan istrinya bersetubuh denganya
Dengan menggunakan upaya:
-Kekerasan atau
-Ancaman kekerasan
Hal ini dapat menjelaskan bahwa apabila seseorang telah memakai salah satu upaya dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita yang bukan istrinya untuk bersetubuh
denganya, maka dapat dikatakan bahwa tindakan pemerkosaan telah terbukti (strafbarfeit).
Kemudian dari pasal 365 KUHP tersebut, lihat dahulu syarat dan akibat hukumnya:
Aturan Hukum : orang tersebut dapat diancam pidana penjara paling lama sembilan
tahun
Syarat 1 : seseorang mengambil barang milik seseorang
Syarat 2 : sebagian atau seluruhnya milik orang lain
Syarat 3 : Dengan maksud untuk dimiliki dengan melawan hukum
Syarat 4 : seseorang melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan
Setelah pelaku melakukan pemerkosaan terhadap Korban, dalam kasus tersebut Pelaku juga
sudah memenuhi syarat-syarat yang terdapat dalam pasal 365 KUHP. Syarat pertama sudah
terpenuhi, karena Pelaku mengambil barang milik Korban yaitu dua telepon genggam merek
Samsung dan uang cash sebesar 1 juta rupiah untuk di miliki secara melawan hukum
(wetsdelichten) oleh Pelaku. Syarat kedua, pelaku melakukan tindakan menyodorkan pisau ke arah
leher korban terlebih dahulu dan mengancam korban akan di bunuh apabila korban berteriak minta
tolong, sehingga korban merasa adanya ancaman dari pelaku dan tidak bisa berbuat apa-apa, Pelaku
melakukan hal tersebut agar Pelaku dapat mempermudah pencuriannya dan tetap menguasai barang
yang dicurinya, sehingga syarat kedua juga sudah terpenuhi. Dan Syarat ketiga juga terpenuhi,
karena Pelaku sengaja melakukan ancaman dengan maksud untuk mempermudah Pelaku saat
melakukan pencurian di dalam rumah tersebut. Jadi, semua syarat-syarat yang terkandung di dalam
pasal 365 KUHP sudah terpenuhi semua, sehingga Pelaku dapat di kenakan hukuman pidana
penjara paling lama 9 tahun. Karena pelaku melakukan pencurian yang diikuti dengan kekerasan
terhadap seseorang maka pemidaannya menjadi pasal 365 KUHP bukan lagi pasal 362 KUHP
(Strafvordering).
Menurut Pasal 365 KUHP terdapat tiga syarat yang harus di penuhi, seperti yang sudah di
jelaskan. Dalam kasus ini untuk menguji syarat dan akibat hukum harus di perhatikan syaratnya
satu persatu.
Syarat 1 terpenuhi, Dengan sengaja mengambil barang sesuatu “Dengan sengaja” diartikan
sebagai mengetahui dan menghendaki, dari fakta hukum dan barang bukti yang diperoleh bahwa
benar Pelaku mengetahui handphone dan uang tersebut adalah bukan miliknya
dan menghendaki handphone tersebut untuk dimiliki. Dengan demikian unsure ini telah terpenuhi.
karena Pelaku sudah mengambil barang milik Korban yaitu dua telepon genggam merek Samsung
dan uang cash sebesar 1 juta rupiah.
Syarat 2 terpenuhi, Sebagian atau seluruhnya milik orang lain Berdasarkan keterangan saksi yang
saling bersesuaian dengan keterangan pelaku dan diperoleh fakta hukum bahwa handphone tersebut
milik korban, bukan milik pelaku. Dengan demikian unsur ini pun terpenuhi. Pelaku dengan
kekerasan memperkosa Korban dan mengancam Korban dengan menggunakan pisau agar Korban
tidak berani berteriak untuk meminta bantuan kepada orang-orang.
Syarat 3 terpenuhi, Dengan maksud untuk dimiliki dengan melawan hukum Berdasarkan data
diperoleh fakta bahwa pelaku melakukan perampasan terhadap handphone milik Korban lalu
langsung pergi dengan mengendarai sepeda motor miliknya. Dengan demikian unsur ini juga
terpenuhi. karena Pelaku melakukan hal tersebut karena sengaja, setelah melakukan pemerkosaan
Pelaku langsung mengambil barang barang milik Korban dan kemudian pergi dari rumah Korban.
Syarat 4 terpenuhi, Didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk
memudahkan perbuatannya.Perbuatan Pelaku mengambil dengan paksa handphone korban dimana
handphone tersebut sementara berada di tangan korban karena korban memegang kaki pelaku yang
berusaha melarikan diri mengakibatkan korban mengalami luka lecet pada kaki. Jika dikaitkan
dengan perbuatan pelaku maka unsur ini bisa terpenuhi.
Akibat hukum, maka dapat disimpulkan bahwa Pelaku memenuhi semua syarat yang terdapat dalam
pasal 365 KUHP dan Pelaku dapat dikenakan hukuman pidana penjara paling lama sembilan tahun.
Dalam kasus ini Pelaku sudah memenuhi semua unsur dan syarat-syarat yang ada, sehingga
dapat di simpulkan bahwa Pelaku benar-benar bersalah dan melakukan kejahatan sesuai apa yang di
jelaskan dalam kasus tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa kasus di atas telah memenuhi unsur –
unsur delik, sebagai berikut:
1. Pembuat/ Subyektif (unsur yang terdapat pada diri pelaku)
a. Kesalahan
Dolus/ Kesengajaan
Culpa/ Kealpaan
b. Dapat dipertanggungjawabkan
Pelaku sehat dan waras tidak ada gangguan kesehatan sehingga Pelaku dapat di
pertanggungjawabkan atas perbuatannya sendiri.
c. Tidak ada alasan pemaaf
Tidak adanya alasan yang dapat menghapuskan kesalahan terdakwa. Yakni perbuatan
yang dilakukan oleh terdakwa tetap bersifat melawan hukun dan tetap merupakan
perbuatan pidana akan tetapi terdakwa tidak dipidana karena tidak ada kesalahan.
2. Perbuatan (Feit)
a. Bersifat melawan hukum
Melakukan tindakan yang di larang oleh hukum, yaitu mengambil barang milik orang
lain dan memaksa seseorang untuk bersetubuh dengannya diluar pernikahan.
b. Tidak ada alasan pembenar
Tidak adanya alasan yang dapat menghapuskan sifat melawan hukumnya perbuataan
sehingga apa yang dilakukan oleh terdakwah menjadi perbuatan yang patut dan benar.
Dari pemenuhan analisis dan uji syarat atas apa yang sudah di perbuat, maka Korban dapat
menuntut Pelaku bahwa Pelaku bersalah dan Pelaku dapat disimpulkan memenuhi semua syarat dan
dapat dijatuhkan hukuman pidana Pasal 285 KUHP dan Pasal 365 KUHP. Sehingga Pelaku akan di
jatuhkan hukuman tergantung dari putusan hakim yang menangani kasus stersebut.