Anda di halaman 1dari 2

Pasal 170 ayat (1) dan (2) KUHP

1. Barang siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan


kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama 5
tahun 6 bulan;
2. Yang bersalah diancam:
(1) dengan pidana penjara paling lama 7 tahun, jika ia dengan sengaja
menghancurkan barang atau jika kekerasan yang digunakan mengakibatkan luka-
luka;
(2) dengan pidana penjara paling lama 9 tahun, jika kekerasan mengakibatkan luka
berat;
(3) dengan pidana penjara paling lama 12 tahun, jika kekerasan mengakibatkan maut.

Unsur-unsur Pasal 170 KUHP

Dari bunyi Pasal 170 ayat (1) KUHP di atas, dapat dipahami apa saja unsur-unsur pasal
tersebut adalah:

1. Unsur Subjektif

Barang siapa, yaitu subjek tindak pidana atau pelaku tindak pidana. Dengan
menggunakan kata barang siapa mengandung arti bahwa siapa saja dapat menjadi subjek atau
pelaku tindak pidana Pasal 170 ayat (1) KUHP.

2. Unsur Objektif
1) Dengan terang-terangan/secara terbuka, yaitu tempat atau lokasi terjadinya
peristiwa tindak pidana tersebut adalah tempat umum yang dapat terlihat oleh
publik.
2) Dengan tenaga bersama, berarti tindakan kekerasan tersebut harus dilakukan oleh
sedikit-dikitnya dua orang atau lebih pelaku.
3) Menggunakan kekerasan, misalnya mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani
secara tidak sah, misalnya memukul dengan tenaga atau dengan segala macam
senjata, menyepak, menendang, dan sebagainya.
4) Terhadap orang/manusia atau barang, yaitu menurut R. Soesilo, kekerasan yang
dilakukan biasanya terdiri atas merusak barang atau penganiayaan, akan tetapi
dapat pula kurang dari itu, sudah cukup misalnya bila orang-orang melemparkan
batu pada orang lain atau rumah, atau membuang-buang barang-barang dagangan
sehingga berserakan, meskipun tidak ada maksud untuk menyakiti orang atau
merusak barang itu.

Apabila pelaku maupun korbannya tergolong anak, maka pelaku yang melakukan
kekerasan atau penganiayaan terhadap anak secara spesifik berdasarkan asas lex specialis
derogate legi generali dapat dihukum berdasarkan Pasal 80 jo. Pasal 76 C UU 35/2014
tentang Perlindungan Anak:

Pasal 76C UU 35/2014

“Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau


turut serta melakukan kekerasan terhadap anak”.

Pasal 80 UU 35/2014

1. Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76C,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau
denda paling banyak Rp72 juta.
2. Dalam hal anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) luka berat, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp100 juta.
3. Dalam hal anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mati, maka pelaku dipidana
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp3 miliar.
4. Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2), dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut Orang Tuanya.

Perlu diketahui, khusus ancaman pidana penjara bagi anak yang melakukan tindak pidana
adalah setengah dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang yang sudah
dewasa sebagaimana diatur dalam Pasal 81 ayat (2) UU 11/2012, yaitu:

“Pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada Anak paling lama 1/2 (satu perdua) dari
maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa”.

Anda mungkin juga menyukai