Menurut keterangan polisi, Novi mengatakan kesal pada anaknya karena kerap ngompol
dan menangis. Maksud hati membuat sang buah hati diam, Novi memilih cara keji dengan
menyemprotkan cairan pembasmi serangga ke wajah sang anak. Tidak hanya sampai di
situ, Novi diketahui juga menutup wajah sang anak dengan plastik kresek, hingga sang
bocah hanya bisa menghirup udara dengan semprotan pembasmi serangga saja.
Menghindari perlawanan sang anak, Novi dengan tega mengikat tangan dan kaki bocah
malang itu. Luka bekas ikatan tampak di pergelangan tangan sang anak saat polisi
melakukan pemeriksaan terhadap korban.
Greinal sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong. Setibanya di
rumah sakit, dokter yang memeriksa korban menyatakan korban sudah meninggal dunia.
Sebelumnya diketahui Novi juga kerap memukuli sang anak dengan tangan kosong atau
sapu lidi
Novi disini sebagai pelaku sekaligus ibu kandung dari Greinal wijaya telah melakukan tindak
pidna kekerasan dan telah membunuh korban yang tak lain adalah anak kandung sendiri.
Yang melatar belakangi kenapa novi (pelaku) melakukan perbuatan keji seperti diatas, karena
anak tersebut (korban) suka mengompol dan mengganggu kenyaman dari pelaku itu sendiri.
Dan membuat rasa Risih muncul dibenak pelaku itu sendiri dan timbulah rasa ingin untuk
membuat Korban diam dan tidak mengompol tetapi dengan kekerasan seperti
Penjelasan lebih lanjut dan contoh kasus dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.
Ulasan:
Kami turut prihatin dengan kejadian yang anak Anda alami. Menurut hemat kami, langkah
Anda melaporkan kejadian penganiayaan tersebut kepada pihak kepolisian adalah sudah
tepat. Karena Anda sebagai orang tua memang wajib untuk memberikan perlindungan
terhadap anak dari tindak kekerasan dan penganiayaan.
Hal ini juga sesuai dengan pengaturan Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak (“UU Perlindungan Anak”) sebagaimana yang telah
diubah oleh Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (“UU 35/2014”) yang
menyatakan bahwa setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain
mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari
perlakuan:
a. diskriminasi;
b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual;
c. penelantaran;
d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan;
e. ketidakadilan; dan
f. perlakuan salah lainnya.
Menjawab pertanyaan Anda, pasal tentang penganiayaan anak ini diatur khusus dalamPasal
76C UU 35/2014 yang berbunyi:
Setiap Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau
turut serta melakukan Kekerasan terhadap Anak.
Sementara, sanksi bagi orang yang melanggar pasal di atas (pelaku kekerasan/peganiayaan)
ditentukan dalam Pasal 80 UU 35/2014:
Melihat dari keterangan yang Anda sampaikan, kami asumsikan bahwa anak Anda
yangmatanya dipukul oleh seseorang ini tidak sampai membuatnya terluka berat atau mati.
Oleh karena itu, berdasarkan Pasal 80 ayat (1) UU 35/2014, pelakunya diancam pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72juta.