Sejumlah berita yang saat ini sedang ramai di media online menunjukkan bahwa
kekerasan seksual terhadap anak tidak hanya menjadi permasalahan tersembunyi, tetapi
juga menjadi perhatian utama masyarakat. Misalnya, baru-baru ini, sebuah berita
menggemparkan tentang kasus kekerasan seksual terhadap seorang bayi yang baru
berusia 4 bulan diculik dan mengalami tindak kekerasan seksual oleh pelaku yang
berprofesi sebagai tukang pijat. Kejadian ini mencuat dan menjadi sorotan luas di
berbagai platform media. (Diakses dari Kompas.com, pada 27 November 2023)
Kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur adalah suatu tindakan atau
perilaku yang bersifat seksual yang dilakukan oleh orang dewasa atau anak yang lebih
tua terhadap anak di bawah umur, tanpa persetujuan anak tersebut. Kekerasan seksual
pada anak adalah pemaksaan, ancaman atau keterperdayaan seorang anak dalam aktivitas
seksual. ( Aktivitas seksual tersebut meliputi melihat, meraba, penetrasi (tekanan),
pencabulandan pemerkosaan.(Ratna Sari et.al,2010). Definisi kekerasan seksual Menurut
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, didefinisikan
sebagai: Setiap perbuatan yang berakibat timbulnya penderitaan, kesengsaraan, atau
eksploitasi secara seksual terhadap anak. Kekerasan seksual dapat dilakukan oleh orang
tua, anggota keluarga, guru, teman, atau orang lain yang dikenal oleh anak itulah
sebabnya pelaku tindak pelecehan seksual ini di katakan sebagai predator seksual
(Novrianza,2022).
DAFTAR PUSTAKA
Novrianza, N., & Santoso, I. (2022). Dampak Dari Pelecehan Seksual Terhadap
Anak Di Bawah Umur. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 10(1), 57-58.
Sari, R., Nulhaqim, S. A., & Irfan, M. (2015). Pelecehan seksual terhadap anak.
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 2(1), 15.
https://amp.kompas.com/regional/read/2023/11/24/151349878/bayi-4-bulan-
diculik-otk-di-cirebon-diduga-jadi-korban-kekerasan-seksual (Diakses dari Kompas.com
pada 27 November 2023).