Abstract—Concealment of the perpetrators of sexual violence has the meaning that the actions of the
perpetrators of sexual violence are known to someone and that person conceals the identity of the perpetrator
or the perpetrator's physique to avoid the investigation process or legal channels. Sexual violence is any act
that reduces, degrades, disrupts and/or damages a person's reproductive capacity. The problems are 1) What
is the legal regulation of the perpetrators of concealing sexual violence against women and children? and 2)
What are the criminal sanctions against perpetrators of concealing sexual violence against women and
children? This study uses a normative research methodology with a legal problem approach. Provisions for
concealing sexual violence against women and children are regulated in article 221. Where the results of this
study indicate that criminal sanctions against perpetrators of concealment of violence against women and
children include imprisonment and fines. The government must provide a more deterrent effect for both
individuals and groups, and the public must look at the conditions that occur in the community.
Abstrak—Penyembunyian terhadap pelaku kekerasan seksual memiliki pengertian yaitu bahwa perbuatan
pelaku kekerasan seksual diketahui oleh seseorang dan seseorang itu melakukan penyembunyian terhadap
identitas pelaku atau fisik pelaku untuk menghindari proses penyidikan atau jalur hukum. Kekerasan seksual
adalah setiap perbuatan yang menurunkan, mendegradasi, mengganggu dan/atau merusak kemampuan
reproduksi seseorang. Permasalahannya adalah 1)Bagaimana pengaturan hukum terhadap pelaku
penyembunyian kekerasan seksual pada wanita dan anak? dan 2)Bagaimana sanksi pidana terhadap pelaku
penyembunyian kekerasan seksual pada wanita dan anak?. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian
normatif dengan pendekatan masalah hukum. Ketentuan penyembunyian kekerasan seksual terhadap
perempuan dan anak diatur dalam pasal 221. Dimana hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sanksi pidana
terhadap pelaku penyembunyian kekerasan pada wanita dan anak yaitu diantaranya sanksi pidana kurungan
penjara dan sanksi denda. Pemerintah harus lebih memberi efek jera baik bagi oknum perseorangan atau
kelompok, dan masyarakat harus melihat kondisi yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Kata Kunci: Penyembunyian Pelaku, Kekerasan negara Indonesia merupakan suatu negara yang
Seksual, Pidana berlandaskan hukum. Bahwa ini memiliki
makna bahwa Indonesia merupakan negara
1. Pendahuluan yang berlandaskan hukum, pelaksanaan
kegiatan negaranya dilakukan berdasarkan
Indonesia merupakan negara hukum, ketentuan dan peraturan yang sudah di buat.
pendirian negara ini didasarkan oleh Pancasila,
yang memiliki tujuan antara lain untuk Kekerasan seksual pada wanita dan anak
memiliki tatanan hidup yang aman dan memiliki pengertian yaitu perbuatan yang
sejahtera di negara republic Indonesia. menjatuhkan dan merendahkan seorang Wanita
Menurut dasar hukum tertinggi negara republic dan anak dalam konsep kekerasan seksual,
Indonesia yaitu UUD 1945 menyebutkan bahwa selain itu menghina dan melecehkan seseorang
Jurnal Analogi Hukum, Volume 5, Nomor 1, 2023. CC-BY-SA 4.0 License
55
Tindak Pidana Terhadap Pelaku Penyembunyian Kekerasan Seksual pada Wanita dan Anak
Wanita dan anak merupakan perbuatan yang Dampak yang ditimbulkan pada seseorang
dapat merusak mental mereka, sehingga yang pernah mengalami kekerasan seksual
menggangu Kesehatan mental dan reproduksi biasanya berujung pada tindakan yang
seseorang Wanita dan anak dan juga membahayakan dirinya. Kondisi ini dapat
menyebabkan kehilangan kesempatan untuk membahayakan orang yang menjadi korban
mengeyam Pendidikan dengan tenang dan penyakit yang dapat dengan cepat menular ke
nyaman Yuwono, (2015). manusia. Ini sebagai dampak dari terjadinya
suatu infeksi bakteri yang disebabkan oleh
Pelaku penyembunyian terhadap kekerasan seseorang dengan orang lain melalui organ
seksual pada wanita, bahwa penyembunyian ini reproduksi, anus, mulut, dan efek dari
dilakukan oleh pelaku yang mengetahui penyebaran infeksi bakteri antara lain gangguan
tindakan pelaku dimana pelaku melakukan makan, masalah tidur, kehilangan kepercayaan
kekerasan seksual pada wanita dan anak. Pelaku diri, isolasi dan bahkan pikiran untuk bunuh
ini melakukan beberapa perlakuan terhadap diri.
wanita dan anak dalam bentuk bersiul,
menggoda, ucapan, nada seksual, memberikan Faktor penyebab terjadinya kejahatan
petunjuk bahwa suatu kekerasan seksual berupa antara lain keinginan untuk memperoleh hak
tusukan atau sentuhan dibagian kelamin korban orang lain. Keinginan tersebut dapat didasari
pelecehan, sehingga menyebabkan korban oleh psikologi seseorang yang selalu merasa
merasa tidak nyaman dan merasa terhina dan apa yang dialaminya dirahasiakan darinya,
juga merasa keselamatanya terancam akibat sehingga sulit untuk menyadarkan pelaku
Tindakan pelecehan yang dilakukan seseorang. kekerasan seksual terhadap perembuan dan
anak. Ada beberapa penelitian yang meneliti hal
Tindakan Penyembunyian pelaku serupa, pertama penelitian dari Dody Suryandi,
pelecehan dan di sertai kekerasan seksual (2020) dimana hasil penelitiannya menjelaskan
terhadap perempuan dan anak sering Nampak di bahwa Penerapan Sanksi hukum pidana materil
lingkungan masyarakat karena mereka yang terhadap pelaku tindak pidana kekerasan
terlibat dalam penyembunyian dapat mengalami seksual terhadap anak
ancaman atau tindakan kriminal lainnya yang Nomor.3551/Pid.Sus/2018/PN.MDN, yaitu
membuat efek bagi para pelaku yang didasarkan pada fakta-fakta hukum baik melalui
mencederai kehormatan seorang perempuan dan keteranganketerangan saksi, keterangan
anak jera. terdakwa, maupun alat-alat bukti. Kedua
Definisi kejahatan seksual menurut penelitian dari Anggoman, (2019) yang
Kepolisian Negara Republik Indonesia, berjudul “Penegakan Hukum Pidana Bagi
kejahatan kerah putih, merupakan suatu Pelaku Kekerasan/Pelecehan Seksual Terhadap
kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang Perempuan” dimana hasil penelitiannya
yang memiliki latar belang ekonomi yang tinggi mejelaskan bahwa kekerasan terhadap
atau yang memiliki kekuasaan, sehubungan perempuan dan anak berakar dari sistem tata
dengan kegiatan atau hubungan kerja. Biasanya, nilai yang mendudukan perempuan dan
orang-orang ini berpendidikan tinggi dan anak sebagai makhluk yang lemah dan rendah.
memegang posisi di sektor publik dan swasta. Kasus terhadap perempuan Menurut
Menurut Muladi, pengertian kejahatan kerah Departemen PPPA, berdasarkan temuan
putih meliputi sifat penyamaran atau SPHPN 2021, 26,1% atau 2,1% terlibat dalam
penyembunyian maksud dan tujuan kejahatan, kekerasan seksual. Menurut PPPA, berdasarkan
keyakinan pelaku terhadap kebodohan dan hasil SPHPN 2021, kejadian tersebut ditujukan
keceroboha korban, dalam hal ini kurangnya kepada anak-anak, namun 34% (3/10) anak
keahlian, kurangnya pengetahuan. dan laki-laki berusia 13 hingga 17 tahun dan
kecerobohan korban yang dieksploitasi dan 41,05% (4/10) anak perempuan berusia 13
menyembunyikan kejahatan. hingga 17 tahun mengalaminya kekerasan
Dalam kasus ini dimana banyak oknum seksual.
yang menyalahgunakan kewenangannya untuk Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menindak pelaku kekerasan seksual yang mengetahui hukum dan sanki pidana yang
ditutup-tutupi, seringkali sebagian dari oknum diberikan terhadap pelaku penyembunyian
tersebut mengetahui aksi tersebut namun tidak kekerasan seksual pada anak dan Wanita.
mau melaporkan kejadian tersebut atau bahkan
oknum tersebut malah melindungi para pelaku 1. Rumusan Masalah
yang terlibat dalam kasus tersebut.
Bagaimana pengaturan hukum terhadap
pelaku penyembunyian kekerasan seksual pada
wanita dan anak dan sanksi pidana terhadap cara mencolek dan mencederai organ yang
pelaku penyembunyian kekerasan seksual pada sangat sensitive dan juga melakukan
wanita dan anak? gerakan dengan gestur aktivitas yang tidak
baik.
2. Metode
penyembunyian pelaku kekerasan
Metode penelitian yang digunakan dalam seksual terhadap perempuan dan anak
penelitian ini adalah menggunakan penelitian termasuk dalam upaya mencegah
normatif atau penelitian yang dilakukan persidangan atau yang dikenal dengan
berdasarkan bahan kepustakaan atau hanya istilah obstruksi of Justice. Penghalang
bahan sekunder saja. Penelitian hukum normatif Keadilan adalah penggunaan kekerasan,
meneliti kaedah atau aturan hukum sebagai
suatu bangunan sistem hukum yang terkait atau ancaman kekerasan dalam surat
dengan suatu peristiwa hukum, penelitian ini pemberitahuan, yang mengancam,
dimaksudkan untuk memberikan argumentasi mengganggu, merintangi atau mencoba
hukum dasar penentu apakah suatu gejala atau mengganggu jalannya peradilan atau proses
fenomena sudah benar atau salah serta hukum yang semestinya.
bagaimana seharusnya gejala atau fenomena itu Kejahatan seksual yang diakibatkannya
menurut hukum. Pada penelitian hukum adalah kejahatan yang memiliki unsur
normatif (doktrinal) menggunakan data prinsip kesenangan dalam arti prinsip
sekunder (secondary data), yaitu: data yang kesenangan adalah seks dan kelangsungan
diperoleh secara tidak langsung atau melalui hidup. Itu tidak dapat diperoleh dengan cara
kitab-kitab, buku-buku, dan dokumen lainnya. gampang dalam aturan sosial, sehingga
pelaku pelecehan secara keinginannya
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan sendiri untuk mencoba melakukannya secara
ilegal. Menurut dari aspek sosial
3.1 Pengaturan Hukum Pelaku menerangkan bahwa tindakan kriminal
Penyembunyian Kekerasan Seksual Pada Wanita merupakan sebuah hasil dari kerusakan
dan Anak struktur sosial Hollin, (2008).
Pelaku penyembunyian di sini, memiliki
Penyembunyian perilaku yang arti mengetahui bahwa perbuatan pelaku
mencederai alat reproduksi seorang terhadap kejadian pelecehan atau kekerasan
perempuan dan seseorang anak dapat seksual pada wanita dan anak, akan tetapi
diartikan sebagai berikut. Penyembunyian pelaku penyembunyian enggan
memiliki arti yaitu proses atau cara dan memberitahu identitas pelaku atau fisik
perbuatan menyembunyikan suatu tindakan pelaku untuk menghindari dari proses
yang melanggar hukum. Penyembunyian penyidikan atau jalur hukum. Pelaku
dapat diartikan sebagai menyembunyikan penyembunyian kekerasan seksual biasanya
seseorang atau sesuatu hal yang bersifat melakukan tindakan seolah-olah ia tidak
negatif, dan juga barang ataupun segala mengetahui mengenai proses pelaku
yang dibendakan. Penyembunyian ini sering melakukan Tindakan kekerasan seksual
kali dilakukan oleh oknum-oknum dimana terhadap perempuan dan anak.
oknum tersebut mendapatkan pengancaman Pemberitaan pelaku pelecehan dan
ataupun sengaja melakukan penyembunyian kekerasan seksual terhadap perempuan dan
tersebut dengan alasan-alasan tertentu. anak sering terjadi di masyarakat karena
Seseorang yang menyembunyikan orang yang terlibat dalam penyembunyian
kekerasan terhadap perempuan dan anak, dapat mengalami ancaman atau tindakan
karena pada saat pelaku melakukan kriminal lainnya, sehingga pelaku yang
kekerasan seksual terhadap perempuan dan melakukan kejahatan pelecehan seksual
anak, penyembunyiannya dilakukan oleh terhadap perempuan dan anak tidak dapat
pelaku yang mengetahui perbuatan pelaku mendorong dirinya sendiri. melaporkan
kekerasan tersebut. Para pelaku ini kekerasan seksual terhadap perempuan dan
melakukan berbagai tindakan terhadap anak.
perempuan dan anak berupa bersiul, Peraturan hukum tentang
menggoda, berbicara, bernada seksual, penyembunyian kekerasan seksual terhadap
memperlihatkan materi pornografi, dan perempuan dan anak merupakan peraturan
ingin melakukan tindakan seksual dengan tertulis, karena merupakan keputusan yang
bersifat tertulis yaitu, peraturan perundang- pelanggar, bahwa hukum pidana sama
undangan biasanya digambarkan secara dengan bagian hukum yang lain karena
tertulis sebagai asas hukum. Peraturan semua bagian hukum memuat ketentuan
perundang-undangan adalah penguasa atau pelaksanaannya dan memiliki standar yang
badan (organ/otoritas) yang mempunyai diakui.
kekuasaan untuk mengeluarkan peraturan Hukuman mati adalah hukuman
yang berlaku dan mengikat secara umum berdasarkan hukum yang ada di Indonesia,
(Algemeen) Maria Farida Indrati, (2007). hukum pidana merupaka hukuman yang
menghilangkan nyawa seseorang, hukuman
3.2 Sanksi Pidana Terhadap Pelaku mati merupakan suatu bentuk hukuman
Penyembunyian Kekerasan Seksual Pada yang dilakukan dengan cara mengambil jiwa
Wanita dan Anak orang yang tidak mematuhi hukum. Hukum
Sanksi pidana adalah suatu sistem pidana merupakan suatu hukuman yang
sanksi yang memiliki sifat yang tidak positif tertua dan paling perberan di beberapa
yang berlaku di indonesia, dilaksanakan jika bentuk kejahatan lainnya. Tujuan penetapan
sarana lain tidak memenuhi syarat, sehingga dan pelaksanaan hukuman mati adalah
hukum pidana diberi fungsi sekunder. untuk meyakinkan kepada rakyat indonesia
Sanksi pidana dapat juga disebut sebagai bahwa penegak hukum tidak ingin
perbuatan pidana, kejahatan merupakan mengganggu ketentraman yang sangat
suatu kegiatan melanggar dasar hukum ditakuti masyarakat Abdoel Djamali,
negara, yang melanggar hukum akan (2005).
mendapatkan sanksi yang di sebabkan oleh
perbuatannya sendiri. Suryono, (2014). 3.3 Sanksi Pidana Bagi Pelaku
Individu yang dinyatakan bersalah Penyembunyian Kekerasan Seksual Pada
menyembunyikan kekerasan terhadap Wanita dan Anak
perempuan dan anak-anak menghadapi Sanksi pidana diperlukan untuk
berbagai hukuman pidana, termasuk penjara menghukum mereka yang menutupi
dan denda. Sedangkan dalam hal ini sanksi tindakan pelecehan seksual terhadap
yang paling terlihat adalah pidana kurungan perempuan dan anak. Sanksi pidana adalah
dan denda, apabila tidak dapat dibayar alat atau sarana terbaik sebagai
diganti dengan pidana kurungan. penangganan tindak kriminal yang serius
Hukum pidana terdiri dari dua (dua) dan untuk dengan cepat melawan ancaman
golongan, yaitu hukum pidana substantif yang ditimbulkan oleh bahaya tersebut.
merupakan sebuah hukum untuk Sanksi pidana merupakan jaminan yang
menetapkan perbuatan-perbuatan yang menghadirkan ancaman terbesar/terbaik atau
dilarang, meliputi pemidanaan terhadap terbesar terhadap kebebasan seseorang.
pelaku yang berupa hukuman, menetapkan Sanksi pidana adalah ancaman hukuman
kapan dan dalam hal apa pidana dapat yang meliputi penderitaan dan siksaan.
dijatuhkan, dan menetapkan sebagai Menurut teori "tekanan mental" Anselm von
pemidanaan. Dan melakukan dalam hal Feuerbach, ancaman hukuman menghalangi
pelanggaran atau pelanggaran pidana. orang lain untuk melakukan hal buruk
Hukum pidana formal, sebaliknya, Kartanegara, (2000).
merupakan aturan yang memiliki tujuan Kekerasan terhadap perempuan dan
untuk mengatur pelaksanaan hukum anak adalah suatu Tindakan pelecehan dan
substantif yang diatur dalam KUHAP, kekerasan dimana pelaku kekerasan seksual
seperti penyelidikan polisi, penuntutan, dan ini melakukan semua ciri-ciri kejahatan
proses hukum Sumaryanto, (2019). tersebut, apabila faktor-faktor tersebut
Sanksi pidana bertujuan untuk memberi meliputi kesalahan, perbuatan melawan
perlindungan terhadap masyarakat hukum itu adalah perbuatan yang dilarang
masyarakat, sebagian besar berfungsi atau ditentukan, dan bagi yang
sebagai aturan di kehidupan masyarakat melanggarnya dikenakan pidana. Sementara
supaya menciptakan ketertiban umum. itu, dalam kasus yang diteliti peneliti,
Bahwa hukum pidana membentuk norma- ternyata pelaku menutupi kekerasan seksual
norma dan persepsi-persepsi yang bertujuan dengan beberapa faktor, yaitu faktor
sendiri yang mengutuk perilaku para