Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

Nama : Tasnymma Raufizmi Isniana


NIM : 043904409
Fakultas : Ilmu Hukum
Mata Kuliah : Ilmu Kriminologi (HKUM4205.38)
UPBJJ : UPBJJJ Bogor

Soal
Liputan6.com, Jakarta - Sudah bertahun-tahun seseorang kerap kali meneror dan melecehkan
anak-anak perempuan melalui aplikasi chatting, email dan Facebook. Dirinya kerap kali
mengedit foto-foto mereka menjadi video dan foto yang tidak layak dilihat.Pria ini juga kerap
kali meneror untuk memerkosa anak-anak tersebut. Tak hanya itu, ia juga mengancam untuk
melakukan penembakan dan pengeboman. Pria tersebut adalah Buster Hernandez, yang dikenal
sebagai "Brian Kil". Dirinya merupakan sosok mahir dalam menyembunyikan identitasnya di
media sosial, sehingga Facebook memutuskan untuk membantu FBI melacak orang tersebut.
Sebelumnya Facebook belum pernah melakukan ini.
Menurut tim tekno VICE, Motherboard yang dikutip Kamis (11/6/2020), Facebook bekerja sama
dengan perusahaan pihak ketiga untuk mengembangkan alat perangkat lunak yang dirancang
untuk memanfaatkan kelemahan pada sistem komputer (the exploit), dan tidak secara langsung
menyerahkannya kepada FBI. Tidak ada informasi mengenai keterlibatan Facebook dalam
membuat exploit ini.
Kasus sebelumnya memang tidak dilaporkan antara raksasa teknologi Silicon Valley dan FBI
yang menyorot kemampuan teknis Facebook. Tak hanya itu, mereka juga menyoroti pihak
peretasan yang bekerja untuk Facebook dan tim hukum untuk mengajukan pertanyaan etis yang
sulit tentang peretasan etis kepada para pengguna.
Berdasarkan kasus tersebut diatas coba saudara analisis mengapa seseorang itu rentan menjadi
korban kejahatan ?
Jawaban

Dalam kajian ilmu kriminologi istilah kejahatan mempunyai pengertian tersendiri. Kejahatan
adalah suatu nama atau cap yang diberikan orang untuk menilai perbuatan-perbuatan tertentu
sebagai perbuatan jahat. Definisi “Kejahatan” menurut R.Soesilo dalam bukunya berjudul “Kitab
Undang-Undang Hukum. Pidana serta Komentar-Komentar Lengkap Pasal Demi Pasal” (1985,
Penerbit Politeia) membedakan pengertian kejahatan menjadi dua sudut pandang yakni sudut
pandang secara yuridis sudut pandang sosiologis. Sedangkan diilihat dari sudut pandang
sosiologis, pengertian kejahatan adalah perbuatan atau tingkah laku yang selain merugikan si
penderita, juga sangat merugikan masyarakat yaitu berupa hilangnya keseimbangan, ketentraman
dan ketertiban. Dengan demikian perilaku kejahatan atau criminal itu dapat dilakukan oleh siapa
saja baik pria atau Wanita pada dewasa atau dibawah umur dan korbannya pun bisa siapa
saja,semua pun bisa menjadi korban kejahatan tidak dilihat dari umur.status maupun gender.
Masalah kejahatan merupakan masalah yang abadi hidup didalam kehidupan sehari-hari
manusia,kerena kejahatan berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia.
Sejarah perkembangan masyarakat sejak,sebelum,selama dan sesudah abad pertengahan telah
ditandai dengan hamper Sebagian besar memiliki unsur kekerasan sebagai fenomena dalma
dunia relaita.Bahkan kehidupan sekarang masih ditandai dengan eksistensi dari kejahatan.
Tidak kejahatan bisa dilakukan secara sadar yaitu dengan dipikirkan,direncanakan dan diarahkan
ke maksud tertentu. Tidak kejahatan bisa juga dilakukan secara setengah sadar,misalnya
didorong oleh impuls-impuls yang hebat dan di dera juga oleh dorongan paksaan yang sangat
kuat dan dengan obsesi-obsesi. Atau tindak kejahatan bisa dilakukan dengan tidak sadar sama
sekali misalnya karena terpaksa untuk mempertahankan hidupnya seseorang harus melakukan
pembelaan diri dengan menyerang sehingga terjadi peristiwa pembunuhan.
Dari sekian banyak dintak kejahatan saya akan membahas tindak kejahatan pencabulan sesuai
dengan kasus diatas. Menurut para ahli dalam mendefinisikan tentang pencabulan berbeda-beda
seperti yang dikemukakan oleh Soetandyo Wignjosoebroto, “ Pencabulan adalah suatu usaha
melampiaskan nafsu seksual oleh seorang laki-laki terhadap seorang perempuan dengan cara
menurut moral dan atau hukum yang berlaku melanggar”. Dari pendapat tersebut berarti
pencabulan tersebut di satu pihak merupakan suatu tindakan atau perbuatan seorang laki-laki
yang melampiaskan nafsu seksualnya terhadap seorang perempuan yang dimana perbuatan
tersebut tidak bermoral dan dilarang menurut hukum yang berlaku. .
Dalam hal mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kejahatan pencabulan
terhadap anak di bawah umur, dapat dimulai dengan mengetahui peningkatan, hubungan pelaku
sampai modus operandi dari kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur, dalam hal ini
Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia yang berkaitan dengan masalah perlindungan
anak, menentukan tiga jenis kekerasan terhadap anak yang diklasifikasikan sebagai kejahatan
yang meresahkan anak dan mayarakat yang diantaranya ialah kekerasan fisik, kekerasan seksual
dan kekerasan psikis. Pelaku kejahatan pencabulan terhadap anak di bawah umur dalam
melakukan suatu kejahatannya dilakukan dengan berbagai macam cara untuk pemenuhan atau
pencapaian hasrat seksualnya, tidak hanya anak-anak yang menjadi korban akan tetapi anak
terkadang dapat menjadi seorang pelaku pencabulan. Bagi pelaku pencabulan terhadap anak di
bawah umur ini sering disebut dengan istilah phedofilia yaitu suatu suatu istilah dari ilmu
kejiwaan yaitu phedofil yang artinya dapat disimpulkan ialah melampiaskan hasrat seksual
kepada anak-anak. Pada faktor kejiwaan yang menyimpang inilah yang merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi terjadinya kejahatan perkosaan terhadap anak di bawah umur.
Penyebab penyakit Phedofilia ini sangat bervariasi ada yang berupa trauma sewaktu kecil akibat
pernah disodomi ataupun ketidaksukaan terhadap orang dewasa akan tetapi lebih menyukai
anak-anak di bawah umur dalam hal hubungan seksualnya.

Pada intinya seorang anak-anak rentan menjadi korban tindak kejahatan adalah karena dari segi
fisik yang jauh lebih lemah dari orang dewasa yang ingin melakukan tidak kejatan dan dari segi
psikis yang masih labil dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi maka dengan mudah orang
dewasa memanfaatkan keadaan ini untuk melakukan tindak kekerasannya terlebih jika pelakunya
orang dewasa anak akan takut menolak karena pada dasarnya anak-anak kebanyakan takut
dengan prang dewasa sehingga mereka akan mengikuti kemaunnya.

Sumber:
1. Utomo,Anandito.2013.” Definisi Kejahatan dan Jenis-jenis Kejahatan Internet”.
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl294/definisi-kejahatan-dan-jenis-
jenis-kejahatan-internet. Diakses pada 9 November 2021 pukul 17.00.
2. Ngawiardi.2020.” KAJIAN KRIMINOLOGI TERHADAP KEJAHATAN
PENCABULAN ANAK DI BAWAH UMUR”.
https://media.neliti.com/media/publications/145804-ID-kajian-kriminologi-terhadap-
kejahatan-pe.pdf. Diakses pada 7 November 9 2021 pukul 17.45.

Anda mungkin juga menyukai