Anda di halaman 1dari 4

Penculikan. Pasal 328.

Pasal 328

Barangsiapa membawa pergi seseorang dari tempat kediamannya atau tempat tinggal-
sementaranya dengan maksud untuk menempatkan orang itu secara melawan hukum di bawah
kekuasaannya atau kekuasaan orang lain, atau untuk membuat dia dalam keadaan sengsara, karena
penculikan diancam dengan pidana penjara maksimum dua belas tahun.

Subjeknya adalah barangsiapa. Lihat uraian pasal 2 sd 8.

Unsur kesalahan di sini berbentuk sengaja yang dapat disimpulkan dari kata "membawa-pergi". Di
sini "membawa-pergi" diartikan: bertentangan dengan kemauan objek (korban). Dengan demikian
berarti "membawa-pergi itu adalah kehendak dari sipelaku. Unsur kesengajaan ini diperkuat dengan
maksud dari sipelaku, kendati mak sud di sini juga merupakan tujuan dari sepelaku yang tidak mesti
harus sudah terwujud.

Unsur bmh yang menjadi ciri utama dari perampasan kemerdekaan sebagai tindakan yang diancam
dengan pidana secara tegas dicantumkan untuk maksud sipelaku menempatkan si korban di bawah
suatu kekuasaan.

Tindakan terlarang yang dicantumkan adalah membawa-pergi seseorangdari tempat kediamannya


atau dari tempat-tinggal-sementaranya dengan maksud untuk:

1. Menempatkan seseorang itu secara bmh di bawah kekuasaannya atau kekuasaan orang
lain; atau

2. Membuat seseorang itu dalam keadaan sengsara.

Maksud untuk menempatkan seseorang secara bmh di bawah kekuasaan sendiri, berarti tidak ada
suatu ketentuan yang mengikat baik tertulis maupun tidak tertulis yang membenarkan penempatan
di bawah kekuasaan sendiri itu. Untuk hal ini perlu juga diperhatikan hukum adat yang berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila.

Mengenai maksud untuk memouat seseorang dalam keadaan sengsara, maka pengertian membuat
di sini identik dengan yang disebutkan pada pasal 304. Karenanya pengertiannya juga relatif, yaitu
harus jauh lebih rendah ke adaannya dari pada keadaan semula sebelum diculik. Bacalah uraian
pada pasal 304.

Maling anak (Kinder dieverij). Pasal 330, 331.


Pasal 330

(1) Barangsiapa dengan sengaja menarik seseorang yang belum cukup umur dari kekuasaan
yang menurut undang-undang ditentukan atas dirinya atau dari pengawasan orang yang
berwenang untuk itu, diancam dengan pida na penjara maksimum tujuh tahun.

(2) Bilamana dalam hal ini dilakukan tipu muslihat, kekerasan atau ancaman kekerasan atau
bilamana anaknya belum berumur dua belas tahun, diancam dengan pidana penjara maksimum
sembilan tahun.
Bentuk kesalahannya adalah dengan sengaja yang mencakup seluruh un sur yang mengikutinya
yaitu tentang tindakannya sendiri, belum cukupnya umur dari objek dan adanya kekuasaan
terhadap anak tersebut menurut un dang-undang atau adanya pengawasan terhadap anak itu
dari seseorang yang berwenang.

Tindakan yang dilarang adalah menarik seseorang yang belum cukup umur dari kekuasaan yang
menurut undang-undang ditentukan atas diti anak tersebut atau dari pengawasan orang yang
berwenang terhadap anak itu.

Yang dimaksud dengan menarik di sini ialah melepaskan anak itu dari suatu kekuasaan yang sah.
Di ayat kedua ditentukan ada empat hal yang memberatkan maksimum ancaman pidananya
yaitu:

a. Jika penarikan itu dilakukan dengan tipu muslihat,

b. Jika penarikan itu dilakukan dengan kekerasan,

c. Jika penarikan itu dilakukan dengan ancaman kekerasan, atau

d. Jika anak itu berumur di bawah dua belas tahun.

Yang dimaksud dengan tipu muslihat adalah suatu ucapan atau tindakan melambung yang
biasanya bernada kebohongan agar maksud sebenarnya dari sipenipu tidak diketahui oleh yang
ditipu.

Barangsiapa dengan sengaja menyembunyikan orang yang belum dewasa yang ditarik atau
menarik diri sendiri dari kekuasaan yang menurut undang andang ditentukan atas dirinya, atau
dari pengawasan yang berwenang untuk itu, ataupun dengan sengaja menariknya dari
penyidikan pejabat kehakiman atau kepolisian, diancam dengan pidana penjara maksimum
empat tahun, atau jika anak itu berumur di bawah dua belas tahun diancam dengan pidana
penjara maksimum tujuh tahun.

Unsur sengaja di sini mencakupi rumusan :

a. Menyembunyikan orangbelum dewasa (anak) yang di tarik atau menarik diri sendiri dari
kekuasaan yang menurut undang undang ditrntukan atas dirinya, atau dari pengawasan yang
berwenang untuk itu;

b. Menarik anak tersebut (menariknya) dari penyidikan pejabat kehakiman atau kepolisian.

Dpl untuk tersebut a, sipelaku menyadari perbuatannya berupa menyembunyikan, mengetahui


bahwa orang yang disembunyikan itu belum dewasa dan bahwa orang itu adalah yang telah
ditarik oleh seseorang (Vide pasal 330) atau yang menarik diri sendiri (melepaskan diri) dari
suatu kekuasaan yang sah.

Tindakan yang dilarang di sini ada dua macam yaitu:

a. Menyembunyikan orang yang belum dewasa yang (telah) ditarik atau menarik diri sendiri dari
kekuasaan yang menurut undang-undang ditentu kan atas dirinya, atau dari pengawasan yang
berwenang untuk itu;

b. Menarik orang yang belum dewasa yang (telah) ditarik atau menarik diri sendiri dari
kekuasaan yang menurut undang-undang ditentukan atas diri nya, atau dari pengawasan yang
berwenang untuk itu, dari penyidikan pejabat kehakiman atau kepolisian. Atau disingkat:
"Menarik orang tersebut dari penyidikan".

Melarikan wanita (Schaking). Pasal 332.


Pasal 332

(1) Karena bersalah melarikan wanita diancam dengan pidana penjara :

ke-1, Maksimum tujuh tahun, barangsiapa membawa-pergi seseorang wanita yang belum
dewasa, tanpa dikehendaki orang tuanya atau walinya te tapi dengan persetujuannya,
dengan maksud untuk memastikan penguasaan terhadap wanita itu, baik di dalam maupun
di luar perkawinan.

ke-2, Maksimum sembilan tahun, barangsiapa membawa-pergi seseorang wa nita dengan


tipu muslihat, kekerasan atau ancaman kekerasan, dengan maksud untuk memastikan
penguasaannya terhadap wanita itu, baik di dalam maupun di luar perkawinan.

(2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan

(3) Pengaduan dilakukan :

a. Jika wanita ketika dibawa-pergi belum dewasa, oleh dia sendiri, atau orang lain yang harus
memberi ijin bila dia kawin; b. Jika wanita ketika dibawa-pergi sudah dewasa, oleh dia sendiri
atau oleh suaminya.

(4) Jika yang membawa pergi (lalu) kawin dengan wanita yang dibawa-pergi dan terhadap
perkawinan itu berlaku aturan-aturan Burgerlijk Wet boek, maka tak dapat dijatuhkan pidana
sebelum perkawinan itu dinyatakan batal.

Yang dimaksud dengan melarikan wanita adalah suatu tindakan yang memenuhi rumusan
tersebut ayat 1 (kesatu atau yang kedua). Atau dengan singkat dapat dikatakan: "membawa-
pergi seseorang wanita da lam suatu keadaan tertentu dan dengan suatu maksud tertentu pula".
Dalam maksud tertentu ini harus tercakup/tersirat kehendak melakukan per setubuhan dengan
wanita yang dilarikan tersebut dan kehendak untuk me nguasai wanita tersebut baik di dalam
maupun di luar perkawinan.

Kendati dirumuskan subjeknya barangsiapa, namun ia adalah seseorang laki-laki atau setidak-
tidaknya ada seorang laki-laki sebagai pesertanya.

Unsur kesalahan di sini hanya dapat dibayangkan jika dilakukan dengan sengaja, karena ia
membawa pergi wanita itu pada:

ke-1: Tanpa dikehendaki orang tua atau wali dari wanita itu. Ini berarti bahwa justru kehendak
dari sipelaku itulah yang dilaksa nakan. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa dicantumkannya
se cara tegas "tanpa dikehendaki orang tuanya", ini berarti jika secara tegas ada persetujuan
(kehendak) dari orang tuanya tersebut, pasal ini tidak dapat diterapkan. Dpl dalam hal ini tidak
berlaku pepatah yang menyatakan: "Diam tanda se tuju".

ke-2 Dengan tipu muslihat, kekerasan atau ancaman kekerasan, yang me nunjukkan kehendak
yang lebih kuat lagi dari sipelaku.
Perampasan kemerdekaan. Pasal 333, 334.
Pasal 333

(1) Barangsiapa dengan sengaja dengan melawan hukum merampas kemerdekaan seseorang,
atau meneruskan perampasan kemerdekaan yang demikian, diancam dengan pidana penjara
maksimum delapan tahun.

(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka berat, maka sipetindak diancam dengan pidana
penjara maksimum sembilan tahun.

(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara maksimum dua belas tahun.

(4) Pidana yang ditentukan dalam pasal ini diterapkan juga bagi orang yang dengan sengaja dan
melawan hukum memberi tempat untuk perampasan kemerdekaan.

Subjek di sini adalah barangsiapa. Bacalah uraian mengenai hal ini di Buku AHPP No. 86. Namun
dalam hal ada orang lain memberi tempat untuk perampasan kemerdekaan itu tidak diterapkan
pasal 56 di mana orang lain itu dipandang sebagai pembantu (penyertaan), melainkan diatur
secara tersendiri di ayat (4) dan merupakan suatu kejahatan tersendiri.

Bentuk kesalahannya adalah dengan sengaja yang juga mencakup sifat melawan hukum dari
tindakannya itu. Dpl si pelaku harus menge tahui bahwa tindakannya itu bertentangan dengan
hukum. Kesengajaan itu juga mencakup perbuatannya itu sendiri. Vide uraian pasal 189.

Pasal 334

(1) Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan seseorang dirampas kemerdekaannya secara


melawan hukum, atau diteruskannya perampasan kemerdekaan yang demikian, diancam
dengan pidana kurungan maksimum tiga bulan atau pidana denda maksimum tiga ratus
rupiah (×15)

(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka berat, maka yang bersalah diancam dengan
pidana kurungan maksimum sembilan bulan.

(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan maksimum satu tahun.

Kejahatan ini merupakan bentuk alpa dari pasal sebelumnya (pasal 333). Juga di sini kealpaan
sipelaku mencakup unsur bmh dan tindakan sipelaku dan tindakannya itu sendiri. Lihatlah
selanjutnya uraian pada pasal 333.

Anda mungkin juga menyukai