Anda di halaman 1dari 2

Abel Christian Gultom & Devi Yuliana

Materi Agama Bag D

Supremasi Yesus Kristus atas keyakinan seteriologi Kristen tidak terbantahkan lagi.
Sangat jelas bahwa keselamatan seseorang hanya ada didlam diri Tuhan Yesus Kristus
yang dikerjakan melalui karya-Nya di Kayu Salib (Rm. 5:8). Keselamatan dari Tuhan
Allah diberikan kepada manusia sebagai suatu anugerah bagi umat manusia (2 Kor. 5-
18; Rm. 5:11; Kol. 1:20).
Itulah sebabnya Dieter Becker dalam buku pedoman Dodmatika mengatakan :
Dalam Perjnjian Baru dapat disimpulkan dengan pernyataan bahwa Allah mellui Yesus
Kristus telah mengerjakan keselamatan bagi umat manusia. Dalam hal ini, Perjanjian Baru
lebih menekankan peran Kristus dari pada hakikat-Nya, lebih menonjolkan perbuatan-Nya
dari pada keberadaan-Nya; atau dengan kata lain. Kesiapan Yesus itu tampak melalui apa
yang i perbuat dan hakikat-Nya diketahui hanya melalui karya keselamatan-Nya.
Keselamatan hanya ada dalam Yesus Kristus, karena para rasl melihat-Nya sebagai
pribadi ilahi. Mereka memanggil-Nya Mesias, dengan mengatakan “Engkau adalah
Mesisas, Anak Allah yang hidup” (Mat, 16:13-16). Juga seorang murid Yesus
menyebut-Nya sebagai Tuhan, dengan berkata : “Ya Tuhanku dan Allahku” (Yoh. 20-
28).
Bahkan keyakinan teologi yang dikumandangkan oleh Martin Luther (1483-1546) yang
dapat disimpulkan dengan tiga ungkapan yaitu; sola gratia, sola fide dan sola scriptura;
dimana ketika ungkapan diatas terdapat makna teologis yang dalam, yaitu bahwa manusia
hanya dapat diselamatkan oleh anugerah (gratia) Allah saja, dan bahwa manusia
mendapatkan keselamatan itu dengan menyerahkan diri dalam iman (fides) kepada Yesus
Kristus, serta kita dapat mengenal Allah dan kehendak-Nya hanya di dalam Alkitab
(scriptura) saja. Ungkapan tentang sola gratia ini lah yang mencirikan gereja akan keyakinan
supremasi Yesus Kristus dalam doktrin keselamatan Kristen.
Perjalanan sejarah teologi kristen khususnya berkaitan dengan doktrin keselamatan.
Telah lahir sejumlah pendapat mengenai pendekatan teologi soteriologi yaitu yang
paling mencolok adalah calvinisme dan armeniasme.
Calvinisme yang dipelopori oleh John Calvin (1509 – 1564) kaum calvinisme
menyelenggarakan persidangan sinode dordrecht pada tahun (1618 – 1619) dan
berhasil merumuskan yaitu TULIP.
1. Total Depravity atau kerusakan total : dimana dosa telah meliputi semua bidang
kehidupan atau totalitas ekstensi manusia. Karena jatuh dalam dosa manusia
mengalami kerusakan total.
2. Uncondional election atau pemilihan tanpa syarat : yang meyakini bahwa
kedaulatan Allah secara mutlak. Allah telah menetapkan manusia untuk keselamatan.
3. Limited atonement atau penebusan terbatas : bahwa seseorang ditebus karena
anugerah dari Tuhan dan hal itu telah dilakukan Yesus Kristus di kayu salib.
4. Irresistible grace atau anugrah yang tidak dapat ditolak : dimana manusia yang
telah dipilih Allah dan Kristus telah mati bagi mereka. Allah menarik mereka pada
dirinya melalui anugerahnya yang tidak dapat ditolak.
5. Perseverance of the saint ketekunan orang orang kudus : bahwa orang orang yang
telah dipilih Allah dan ditarik kepadanya melalui roh kudus akan dipelihara dalam
iman. Tidak ada seorang pun yang sudah dipilih oleh Allah akan terhilang, karena
mereka akan selamat secara kekal.
Armienasme yang dipelopori oleh Jacobus Arminus (1560 – 1609) dimana pada tahun
1610 dirumuskan teologi armainisme yang dikenal dengan lima point remonstrant
1. Kehendak Bebas : dimana keyakinan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk
bertindak, sehingga manusia dapat menerima Yesus dan mendapatkan keselamatan.
2. Pemilihan bersyarat : dimana keyakinan ini didasari pada kepercayaan bahwa Allah
telah melihat terlebih dahulu seseorang yang menggunakan kebebasanya untuk
percaya Kepadanya.
3. Penebusan universal : dimana Kristus mati untuk setiap orang, karena Allah tidak
menghendaki semua orang binasa. Itulah sebabnya penebusan bersifat umum.
4. Anugrah yang dapat ditolak : yaitu manusia memiliki kebebasan kehendak yang
absolut, dan memiliki kemampuan untuk menolak atau menentang kehendak Allah
bagi hidupnya, termasuk menolak percaya kepada Yesus Kristus.
5. Hidup di luar kasih karunia : yang merupakan hasil akhir yang logis dari sistem
yang dahulu. Jika manusia tidak dapat diselamatkan oleh Allah kecuali kalau itu
merupakan kehendak manusia untuk selamat, maka manusai tidak terus menerus
tinggal atau ada dalam keselamatan jika ia tidak terus menerus berkeinginan untuk
selamat.
Walaupun ada studi keragaman soteriologi kristen namun tekanan pada supremasi
Yesus Kristus masi sama yaitu Yesus Kristus adalah Tuhan dan juruslamat manusia.
Yaitu ketika ungkapan dengan tegas mengatakan bahwa “ dan keselamatan tidak ada dalam
siapapun juga selain di dalam dia (Yesus) sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama
lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis 4:12).
Demikian juga perkataan Yesus Kristus bahwa “Akulah jalan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalo tidak melalui Aku”. (Yoh 14:6).

NOTE : YANG MERAH GAMASUK KE PPT YAK MAKASIHH

Anda mungkin juga menyukai