Kejahatan adalah :
perbuatan yang membahayakan suatu kepentinngan hukum,
larangan melakukannya disertai ancaman/saknsi pidana bagi pelanggarnya.
Perbuatan yang digolongkan sebagai kejahatan diatur dalam buku II KUHP dengan
pemberian sanksi pidana yang lebih berat daripada pelanggaran yang diatur dalam
buku III KUHP.
Subyek hukum adalah :
segala sesutau yang dapat mempunyai hak dan kewajiban untuk bertindak dalam
hukum.
Terdiri dari orang dan badan hukum.
Kejahatan :
Orang tetap menyadari bahwa perbuatannya adalah kejahatan yang patut di pidana .
Pelakunya diancam pidana penjara.
Perbuatannya tidak hanya bertentangan dg UU tetapi juga bertentangan dg nilai moral,
Agama, dan rasa keadilan masyarakat & ada efek dengan orang lain.
Sifatnya jahat, jelek dan buruk.
Membantu kejahatan dihukum sesuai dg pasal 56 KUHP.
Percobaan kejahatan dihukum sesuai dg pasal 53 ayat (1) KUHP
Kejahatan merupakan pelanggaran berat.
Ada 3 golongan atau jenis kejahatan yang diatur dalam KUHP yaitu:
Kepentingan Hukum Perorangan (individuale belangen);
Kepentingan Hukum Masyarakat (sociale belangen);
Kepentingan Hukum Negara (staats belangen).
Dengan Sengaja :
Pasal 349 KUHP, mengatur tentang seorang tabib, bidan atau juru obat membantu
melakukan pengguguran kandungan sebagaimana diatur dalam Pasal 346,
347, dan 348 KUHP, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat
ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan
pekerjaannya.
Pasal 350 KUHP mengatur tentang pemidanaan karena pembunuhan, pembunuhan dengan
rencana, atau karena salah satu kejahatan menurut Pasal 344, 347, dan 348,
dapat dijatuhkan pencabutan hak tersebut pasal 35 nomor 1-5, yaitu :
1) Hak memegang jabatan pada umumnya atau jabatan yang tertentu;
2) Hak memasuki angkatan bersenjata;
3) Hak memilih dan dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan
aturan-aturan umum;
4) Hak menjadi penasihat atau pengurus menurut hukum hak menjadi wali,
wali pengawas, pengampu atau pengampu pengawas, atas orang yang
bukan anak sendiri;
5) Hak menjalankan kekuasaan bapak, menjalankan perwalian atau
pengampuan atas anak sendiri.
Kelalaian/ Tidak Sengaja : Psl 359 ; anc maks : Penjara 5 th atau kurungan 1 th ;
Pasal 359 KUHP : Barang siapa dengan kesalahannya (kealpaan) menyebabkan orang lain
mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima (5) tahun atau
pidana kurungan paling lama satu (1) tahun.
Pasal 306 ayat (1) : Jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan 305 mengakibatkan
luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling
lama tujuh (7) tahun enam (6) bulan.
Ayat (2) Jika mengakibatkan kematian pidana penjara paling lama Sembilan (9)
tahun.
Jo Pasal 304 dan Pasal 305 ;
Disebabkan Penganiayaan :
Penganiayaan Biasa : Psl 351 ayat (3) ; Anc Maks : 7 th ;
Penganiayaan Berencana : Psl 353 ayat (3) ; Anc Maks : 9 th ;
Penganiayaan Berat : Psl 354 ayat (2) ; Anc Maks : 10 th ;
Turut serta dlm Perkelaian : Psl 358 ayat (2e) ; Anc Maks : 4 th ;
Kekerasan dimuka Umum, bersama2 : Psl 170 ayat (3e) ; Anc Maks : 12 th ;
Akibat kelalaian Sopir : Psl 310 ayat (4) ; anc maks : 6 th &/ denda 12 jt ;
Pasal 310 ayat (1) : Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan
kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 229 ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta
rupiah).
Ayat (2) : Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban
luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 229 ayat (3), dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah).
Ayat (3) : Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban
luka berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
Ayat (4) : Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
Akibat Sengaja ugal-ugalan : Psl 311 ayat (5) ; anc maks : 12 th / denda 24 jt ;
Pasal 311 ayat (1) : Setiap orang yang dengan sengaja mengemudikan Kendaraan
Bermotor dengan cara atau keadaan yang membahayakan bagi nyawa
atau barang dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
atau denda paling banyak Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
Ayat (2) : Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan kerusakan Kendaraan
dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2),
pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau
denda paling banyak Rp4.000.000,00 (empat juta rupiah).
Ayat (3) : Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka ringan
dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 229 ayat (3), pelaku dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun atau denda paling banyak
Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah).
Ayat (4) : Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), pelaku dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda
paling banyak Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).
Ayat (5) : Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
mengakibatkan orang lain meninggal dunia, pelaku dipidana dengan
pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun atau denda paling
banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).
kekerasan
isik;
b. kekerasan
sikis;
c. kekerasan seksual; atau
d. penelantaran rumah tangga.
Pasal 47 : Setiap orang yang memaksa orang yang menetap dalam rumah tangganya
melakukan hubungan seksual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf
b dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun atau denda paling
sedikit Rp.12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) atau denda paling banyak
Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Jo Pasal 8 huruf b ;
Pasal 2 ayat (1) : Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan,
pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman
kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan,
penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan
utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh
persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk
tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah negara Republik
Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun
dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp. 120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
Ayat (2) Jika perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
orang tereksploitasi, maka pelaku dipidana dengan pidana yang sama
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 3 : Setiap orang yang memasukkan orang ke wilayah negara Republik Indonesia
dengan maksud untuk dieksploitasi di wilayah negara Republik Indonesia atau
dieksploitasi di negara lain dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3
(tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp. 120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
Pasal 4 : Setiap orang yang membawa warga negara Indonesia ke luar wilayah negara
Republik Indonesia dengan maksud untuk dieksploitasi di luar wilayah negara
Republik Indonesia dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga)
tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp. 120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
Pasal 5 : Setiap orang yang melakukan pengangkatan anak dengan menjanjikan sesuatu
atau memberikan sesuatu dengan maksud untuk dieksploitasi dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas)
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 120.000.000,00 (seratus dua puluh
juta rupiah) dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
Pasal 6 : Setiap orang yang melakukan pengiriman anak ke dalam atau ke luar negeri
dengan cara apa pun yang mengakibatkan anak tersebut tereksploitasi dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima
belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 120.000.000,00 (seratus dua
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta
rupiah).
Ayat (3) : Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
orang luka berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda
paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling
banyak Rp9.000.000.000,00 (sembilan miliar rupiah).