Anda di halaman 1dari 11

KEJAHATAN Thd SUBYEK HUKUM

Kejahatan adalah :
perbuatan yang membahayakan suatu kepentinngan hukum,
larangan melakukannya disertai ancaman/saknsi pidana bagi pelanggarnya.
Perbuatan yang digolongkan sebagai kejahatan diatur dalam buku II KUHP dengan
pemberian sanksi pidana yang lebih berat daripada pelanggaran yang diatur dalam
buku III KUHP.
Subyek hukum adalah :
segala sesutau yang dapat mempunyai hak dan kewajiban untuk bertindak dalam
hukum.
Terdiri dari orang dan badan hukum.

Perbedaan Pelanggaran & Kejahatan :


Perbedaannya sangat tipis dan sulit dibedakan secara tegas .
Pelanggaran :
Orang baru menyadari bahwa perbuatannya itu dilarang karena tercantum dalam Per-UU-
an.
Pelakunya diancam pidana kurungan atau denda.
Perbuatannya hanya dilarang Per-UU-an & tidak ada efek dengan orang lain.
Sifatnya melanggar.
Membantu pelanggaran tidak dihukum sesuai dg pasal 60 KUHP.
Percobaan pelanggaran tidak dihukum sesuai dg pasal 54 KUHP
Pelanggaran merupakan perilaku yang menyimpang dari ketentuan Per-UU-an.

Kejahatan :
Orang tetap menyadari bahwa perbuatannya adalah kejahatan yang patut di pidana .
Pelakunya diancam pidana penjara.
Perbuatannya tidak hanya bertentangan dg UU tetapi juga bertentangan dg nilai moral,
Agama, dan rasa keadilan masyarakat & ada efek dengan orang lain.
Sifatnya jahat, jelek dan buruk.
Membantu kejahatan dihukum sesuai dg pasal 56 KUHP.
Percobaan kejahatan dihukum sesuai dg pasal 53 ayat (1) KUHP
Kejahatan merupakan pelanggaran berat.

Ada 3 golongan atau jenis kejahatan yang diatur dalam KUHP yaitu:
Kepentingan Hukum Perorangan (individuale belangen);
Kepentingan Hukum Masyarakat (sociale belangen);
Kepentingan Hukum Negara (staats belangen).

Kepentingan Hukum Perorangan :


Atas Nyawa : - Pembunuhan dll.
Atas Tubuh : - Penganiayaan, kekerasan dll.
Atas Nama Baik : - Penghinaan, memfitnah dll.
Atas Kebebasan Bergerak : - Penculikan dll.
Kepentingan Hukum Masyarakat :
Atas Ketertiban Umum : - Penghinaan Agama, Penghinaan Golongan dll.
Atas Keamanan Umum : - Pembakaran Hutan, Pencemaran Lingkungan dll.

Kepentingan Hukum Negara :


Atas Keamanan Negara :
- Membunuh Presiden/Wakil Presiden dll.
Atas Pelaksanaan Hak & Kewajiban Negara :
- Mengusir Ketua/anggota Persidangan Pemerintah / Negara dll.

1). Kej thd Kepentingan Hukum Perorangan :

Kej thd Nyawa : - Pembunuhan dll.

Dengan Sengaja :

1). Pembnuhan Biasa : Psl 338 ; Anc Maks : 15 th ;


Pasal 338 KUHP : Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam
karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas (15)
tahun.

2). Pembunuhan yg diperberat : Psl 339 ; Anc Maks : Seumur Hidup/ 20 th ;


(diikuti pidana lain)
Pasal 339 KUHP, mengatur tentang pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh
sesuatu perbuatan pidana yang dilakukan dengan maksud untuk
mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, diancam dengan
pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20
tahun.

3). Pembunuhan Berencana : Psl 340 ; Anc Maks : Mati/Seumur hidup/ 20 th ;


Pasal 340 KUHP : Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu
merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan
rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama
waktu tertentu, paling lama dua puluh (20) tahun.

4). Pembunuhan Bayi Oleh Ibunya : Psl 341 ; Anc Maks : 7 th ;


Pasal 341 KUHP, mengatur tentang seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan
anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian dengan sengaja
merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri,
dengan pidana penjara paling lama 7 tahun.

- Pemb Bayi oleh Ibunya Berencana : Psl 342 ; Anc Maks : 9 th ;


Pasal 342 KUHP, mengatur tentang melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana,
diancam dengan pidana penjara paling lama 9 tahun.

5). Pembunuhan atas permintaan korban : Psl 344 ; Anc Maks : 12 th ;


Pasal 344 KUHP : Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu
sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan
pidana penjara paling lama dua belas (12) tahun.

6). Menganjurkan bunuh diri : Psl 345 : anc maks : 4 th ;


Pasal 345 KUHP : Barang siapa dengan sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri,
menolongnya dalm perbuatan itu atau member sarana kepadanya untuk itu,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat (4) tahun kalau orang
itu jadi bunuh diri.

7). Pengguguran Kandungan oleh Ibunya : Psl 346 ; anc maks : 4 th ;


Pasal 346 KUHP, mengatur tentang seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam
dengan pidana penjara paling lama 4 tahun

- Aborsi tanpa ijin Ibunya : Psl 347 ; anc maks : 12 th ;


Pasal 347 KUHP, pada ayat (1) mengatur tentang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita “tanpa persetujuannya”, diancam dengan
pidana penjara paling lama 12 tahun.
Ayat (2) mengatur jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita itu,
dikenakan pidana penjara paling lama 15 tahun.

- Aborsi dg ijin Ibunya : Psl 348 ; anc maks : 5 th, 6 bln ;


Pasal 348 KUHP, pada ayat (1) mengatur tentang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita “dengan persetujuannya”, diancam dengan
pidana penjara paling lama 5 tahun 6 bulan.
Ayat (2) mengatur jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita itu, dikenakan
pidana penjara paling lama 7 tahun.

Pasal 349 KUHP, mengatur tentang seorang tabib, bidan atau juru obat membantu
melakukan pengguguran kandungan sebagaimana diatur dalam Pasal 346,
347, dan 348 KUHP, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat
ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan
pekerjaannya.

Pasal 350 KUHP mengatur tentang pemidanaan karena pembunuhan, pembunuhan dengan
rencana, atau karena salah satu kejahatan menurut Pasal 344, 347, dan 348,
dapat dijatuhkan pencabutan hak tersebut pasal 35 nomor 1-5, yaitu :
1) Hak memegang jabatan pada umumnya atau jabatan yang tertentu;
2) Hak memasuki angkatan bersenjata;
3) Hak memilih dan dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan
aturan-aturan umum;
4) Hak menjadi penasihat atau pengurus menurut hukum hak menjadi wali,
wali pengawas, pengampu atau pengampu pengawas, atas orang yang
bukan anak sendiri;
5) Hak menjalankan kekuasaan bapak, menjalankan perwalian atau
pengampuan atas anak sendiri.

Kelalaian/ Tidak Sengaja : Psl 359 ; anc maks : Penjara 5 th atau kurungan 1 th ;
Pasal 359 KUHP : Barang siapa dengan kesalahannya (kealpaan) menyebabkan orang lain
mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima (5) tahun atau
pidana kurungan paling lama satu (1) tahun.

Percobaan Penbunuhan : Psl. 53 ayat (1), anc: (338,339,340) – 1/3 ;


Pasal 53 (1) : Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk itu telah ternyata
dari adanya permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu,
bukan semata-mata disebabkan karena kehendaknya sendiri.
Ayat(2):Maksimum pidana pokok terhadap kejahatan, dalam hal percobaan
dikurangi sepertiga (-1/3).
Ayat(3):Jika kejahatan diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur
hidup, dijatuhkan pidana penjara paling lama lima belas (15) tahun.

Meninggalkan orang yg perlu ditolang /Membuang bayi dibawah 7 th :


Pasal. 306 Ayat (2) Anc: 9 th.

Pasal 306 ayat (1) : Jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan 305 mengakibatkan
luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling
lama tujuh (7) tahun enam (6) bulan.
Ayat (2) Jika mengakibatkan kematian pidana penjara paling lama Sembilan (9)
tahun.
Jo Pasal 304 dan Pasal 305 ;

Meninggalkan orang yg perlu ditolang : Pasal 304


Pasal 304 : Barang siapa dengan sengaja menempatkan atau membiarkan seorang sengsara,
padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau kewajib memberi kehidupan,
perawatan atau pemeliharaan kepada dengan pidana penjara paling lama dua (2)
tahun delapan (8) bulan atau paling banyak empat ribu lima (4500) ratus rupiah.

Membuang anak dibawah 7 th : Psl. 305


Pasal 305 : Barang siapa menempatkan anak yang umurnya belum tujuh (7) tahun untuk
ditemukan atau meninggalkan anak itu dengan maksud untuk melepaskan diri
daripadanya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima (5) tahun enam (6)
bulan.

Disebabkan Penganiayaan :
Penganiayaan Biasa : Psl 351 ayat (3) ; Anc Maks : 7 th ;
Penganiayaan Berencana : Psl 353 ayat (3) ; Anc Maks : 9 th ;
Penganiayaan Berat : Psl 354 ayat (2) ; Anc Maks : 10 th ;
Turut serta dlm Perkelaian : Psl 358 ayat (2e) ; Anc Maks : 4 th ;
Kekerasan dimuka Umum, bersama2 : Psl 170 ayat (3e) ; Anc Maks : 12 th ;

Kode Etik Kedokteran : Ketetapan Menteri Kesehatan Nomor:


434/Men.Kes./SK/X/1983 :
Pasal 10 : “Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi
hidup makhluk insani.”
Penjelasan pasal 10 itu dengan tegas disebutkan bahwa naluri yang kuat pada setiap
makhluk yang bernyawa, termasuk manusia ialah mempertahankan
hidupnya.
Jadi seorang dokter tidak dibolehkan untuk :
a. Menggugurkan kandungan (abortus provocatus).
b. Mengakhiri hidup seorang penderita/pasien, yang menurut ilmu dan
pengalaman tidak mungkin akan sembuh lagi (euthanasia).

Diatur dlm UU Khusus :


UU No.35 th 2014 ttg Perlind Anak : Psl 80 ayat (3) ; anc maks : 15 th &/ denda 3 M ;
Pasal 80 ayat (1) : Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 76C, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6
(enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh
puluh dua juta rupiah).
Ayat (3) : Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mati, maka
pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar
rupiah).
Jo Pasal 76 C ;
Pasal 76.C : Setiap Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan Kekerasan terhadap Anak.

UU No.22 th 2009 ttg Lalulintas:


Akibat rusaknya Jalan : Psl 273 ayat (3) ; anc maks : 5 th / denda 120 jt ;
Pasal 273 ayat (1) : Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut
memperbaiki Jalan yang rusak yang mengakibatkan Kecelakaan Lalu
Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) sehingga
menimbulkan korban luka ringan dan/atau kerusakan Kendaraan
dan/atau barang dipidana dengan penjara paling lama 6 (enam) bulan
atau denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
Ayat (2) : Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan luka berat, pelaku dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp24.000.000,00
(dua puluh empat juta rupiah).
Ayat (3) : Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan orang lain meninggal dunia, pelaku dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak
Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah).

Akibat kelalaian Sopir : Psl 310 ayat (4) ; anc maks : 6 th &/ denda 12 jt ;
Pasal 310 ayat (1) : Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan
kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 229 ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta
rupiah).
Ayat (2) : Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban
luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 229 ayat (3), dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah).
Ayat (3) : Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban
luka berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
Ayat (4) : Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).

Akibat Sengaja ugal-ugalan : Psl 311 ayat (5) ; anc maks : 12 th / denda 24 jt ;
Pasal 311 ayat (1) : Setiap orang yang dengan sengaja mengemudikan Kendaraan
Bermotor dengan cara atau keadaan yang membahayakan bagi nyawa
atau barang dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
atau denda paling banyak Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
Ayat (2) : Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan kerusakan Kendaraan
dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2),
pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau
denda paling banyak Rp4.000.000,00 (empat juta rupiah).
Ayat (3) : Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka ringan
dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 229 ayat (3), pelaku dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun atau denda paling banyak
Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah).
Ayat (4) : Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), pelaku dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda
paling banyak Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).
Ayat (5) : Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
mengakibatkan orang lain meninggal dunia, pelaku dipidana dengan
pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun atau denda paling
banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).

UU No.23 th 2004 ttg KDRT ;


Kekerasan Fisik : Psl 44 ayat (3) ; anc maks : 15 th / denda 45 jt ;
Pasal 44 ayat (1) : Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam
lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf a dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun atau denda paling banyak Rp15.000.000,00 (lima belas juta
rupiah).
Ayat (2) : Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan korban mendapat jatuh sakit atau luka berat,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau
denda paling banyak Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah).
Ayat (3) : Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mengakibatkan matinya korban, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun atau denda paling banyak Rp
45.000.000,00 (empat puluh lima juta rupiah).
Jo Pasal 5 ;
Pasal 5 huruf a : Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga
terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya, dengan cara :
a.

kekerasan
isik;
b. kekerasan
sikis;
c. kekerasan seksual; atau
d. penelantaran rumah tangga.

Kekerasan Seksual : Psl 48 ; anc : ( 5 – 20 th), / denda : (25 – 500) jt ;


Pasal 48 : Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 dan Pasal 47
mengakibatkan korban mendapat luka yang tidak memberi harapan akan
sembuh sama sekali, mengalami gangguan daya pikir atau kejiwaan
sekurang- kurangnya selama 4 (empat) minggu terus menerus atau 1 (satu)
tahun tidak berturut-turut, gugur atau matinya janin dalam kandungan, atau
mengakibatkan tidak berfungsinya alat reproduksi, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan pidana penjara paling lama 20 (dua
puluh) tahun atau denda paling sedikit Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima
juta rupiah) dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
Jo Pasal 46, pasal 47

Pasal 46 : Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan seksual sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 8 huruf a dipidana dengan pidana penjara paling lama
12 (dua belas) tahun atau denda paling banyak Rp 36.000.000,00 (tiga puluh
enam juta rupiah).
Jo Pasal 8 huruf a ;

Pasal 47 : Setiap orang yang memaksa orang yang menetap dalam rumah tangganya
melakukan hubungan seksual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf
b dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun atau denda paling
sedikit Rp.12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) atau denda paling banyak
Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Jo Pasal 8 huruf b ;

Pasal 8 : Kekerasan seksual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c meliputi :


Huruf a : pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang
menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut;
Huruf b : pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup
rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan
tertentu.
UU No.21 th 2007 ttg Perdagangan Org : Psl 7 ayat (2) ; anc : (5 th – Seumur hidup) ;
Pasal 7 Ayat (1) : Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), Pasal
3, Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6 mengakibatkan korban menderita luka
berat, gangguan jiwa berat, penyakit menular lainnya yang
membahayakan jiwanya, kehamilan, atau terganggu atau hilangnya
fungsi reproduksinya, maka ancaman pidananya ditambah 1/3
(sepertiga) dari ancaman pidana dalam Pasal 2 ayat (2), Pasal 3, Pasal 4,
Pasal 5, dan Pasal 6. Jo Pasal 2 ;
Ayat (2) : Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2),
Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6 mengakibatkan matinya korban,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling
lama penjara seumur hidup dan pidana denda paling sedikit Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Jo pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 & Pasal 6 ;

Pasal 2 ayat (1) : Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan,
pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman
kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan,
penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan
utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh
persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk
tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah negara Republik
Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun
dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp. 120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
Ayat (2) Jika perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
orang tereksploitasi, maka pelaku dipidana dengan pidana yang sama
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 3 : Setiap orang yang memasukkan orang ke wilayah negara Republik Indonesia
dengan maksud untuk dieksploitasi di wilayah negara Republik Indonesia atau
dieksploitasi di negara lain dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3
(tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp. 120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
Pasal 4 : Setiap orang yang membawa warga negara Indonesia ke luar wilayah negara
Republik Indonesia dengan maksud untuk dieksploitasi di luar wilayah negara
Republik Indonesia dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga)
tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp. 120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
Pasal 5 : Setiap orang yang melakukan pengangkatan anak dengan menjanjikan sesuatu
atau memberikan sesuatu dengan maksud untuk dieksploitasi dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas)
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 120.000.000,00 (seratus dua puluh
juta rupiah) dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
Pasal 6 : Setiap orang yang melakukan pengiriman anak ke dalam atau ke luar negeri
dengan cara apa pun yang mengakibatkan anak tersebut tereksploitasi dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima
belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 120.000.000,00 (seratus dua
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta
rupiah).

UU No.32 th 2009 ttg PPLH


Terlampauinya Baku Mutu : Psl 99 ayat (3) ; anc : (3–9 th),& denda : (3–9) M ;
Pasal 99 ayat (1) : Setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya
baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling
sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
Ayat (2) : Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun
dan denda paling sedikit Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan
paling banyak Rp6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah).

Ayat (3) : Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
orang luka berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda
paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling
banyak Rp9.000.000.000,00 (sembilan miliar rupiah).

Pejabat tdk mengawasi : Psl 112 ; anc : 1 th, / denda : 500 jt ;


Pasal 112 : Setiap pejabat berwenang yang dengan sengaja tidak melakukan
pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
terhadap peraturan perundang-undangan dan izin lingkungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 71 dan Pasal 72, yang mengakibatkan terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan yang mengakibatkan
hilangnya nyawa manusia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
Jo Pasal 71, Pasal 72 ;

Pasal 71 Ayat (1) : Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan


kewenangannya wajib melakukan pengawasan terhadap ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas ketentuan yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Ayat (2) :Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dapat mendelegasikan
kewenangannya dalam melakukan pengawasan kepada
pejabat/instansi teknis yang bertanggung jawab di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Ayat (3) : Dalam melaksanakan pengawasan, Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota menetapkan pejabat pengawas lingkungan hidup
yang merupakan pejabat fungsional.

Pasal 72 : Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib


melakukan pengawasan ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
terhadap izin lingkungan.

UU No.15 th 2003 ttg TERORIS ;


Kekerasan , suasana Teror : Psl 6 ; anc : Mati / Seumur Hidup / (4-20) th ;
Pasal 6 : Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman
kekerasan menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara
meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas
kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan harta benda orang lain, atau
mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang
strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional,
dipidana dengan pidana mati atau penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun

Anda mungkin juga menyukai