Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DELIK-DELIK DALAM KUHP

KEJAHATAN TERHADAP NYAWA


DOSEN PENGAMPUH : LA ODE ALI MUSTAFA S.H M.H

DI SUSUN OLEH :
ALFAJ’RI (21510072)

FAKULTAS HUKUM
2023
UNIVERSITAS DAYANU IKSANUDDIN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta anugerah –
Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini meskipun dengansangat sederhana.

Harapan saya semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salahsatu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,sehingga
nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ..........................................................................................................................


KATA PENGANTAR .........................................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................................
2.1 Definisi Pembunuhan............................................................................................................
2.2 Macam-macam tindak Pidana Pembunuhan .........................................................................
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................................
3.2 Saran .....................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Tindak pidana pembunuhan memiliki beberapa bentuk atau kualifikasi (penamaan),


diantaranya adalah tindak pidana pembunuhan dan tindak pidana pembunuhan berencana.
Tindak pidana pembunuhan diatur dalam Pasal 338 KUHP, yaitu: “Barangsiapa sengaja
merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling
lama lima belas tahun”(Moeljatno, 2009a: 122-123). Sedangkan tindak pidana pembunuhan
berencana diatur dalam Pasal 340 KUHP, yaitu: “Barangsiapa sengaja dan dengan rencana
terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana
(moord), dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu,
paling lama dua puluh tahun” (Moeljatno, 2009a:122-123)

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu pembunuhan?
2. Ada berapa macam tindak pidana pembunuhan?

1.3. TUJUAN PENULISAN


Untuk mengetahui isi pasal 338 dan 340 mengenai tindak pidana pembunuhan dan untuk
mengetahui beberapa macam tindak pembunuhan itu sendiri
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Pembunuhan

Pengertian pembunuhan adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dan beberapa
orang yang mengakibatkan seseorang dan beberapa orang meninggal dunia. Tindak pidana
pembunuhan, di dalam kitab Undang-undang Hukum Pidana termasuk ke dalam kejahatan
terhadap nyawa. Kejahatan terhadap nyawa (misdrijven tegen het leven) adalah berupa
penyerangan terhadap nyawa orang lain.
Pembunuhan sendiri berasal dari kata bunuh yang berarti mematikan, menghilangkan
nyawa. Membunuh artinya membuat supaya mati. Pembunuh artinya orang atau alat yang
membunuh dan pembunuhan berarti perkara membunuh, perbuatan atau hal membunuh. Suatu
perbuatan dapat dikatakan sebagai pembunuhan adalah perbuatan oleh siapa saja yang dengan
sengaja merampas nyawa orang lain.
Pembunuhan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata bunuh, yang artinya
mematikan dengan sengaja. Dalam hukum pidana, pembunuhan disebut dengan kejahatan
terhadap jiwa seseorang yang diatur dalam BAB XIX Buku II Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP). Bentuk pokok dari kejahatan ini adalah pembunuhan (doodslage), yaitu
menghilangkan jiwa seseorang.
Dalam hukum romawi, apabila pelaku pembunuhan itu seorang bangsawan atau pejabat, ia
bisa dibebaskan dari hukuman mati dan sebagai pengantinya ia dikenakan hukuman
pengasingan, kalau pelakunya kelas menengah maka ia dikenakan hukuman mati dengan jalan
potong leher (dipancung). Sedangkan untuk kelas rakyat jelata, ia disalib, kemudian hukuman
itu diubah menjadi di adu dengan binatang buas, kemudian diubah lagi dengan jalan gantung.
Menurut Ramianto yang dikutip dari Anwar dalam bukunya Hukum Pidana Bagian Khusus
(KUHP, Buku II), pembunuhan (doodslage), yaitu menghilang jiwa seseorang. Sedangkan
menurut Wojoqwasito sebagaimana yang dikutip oleh Rahmat Hakim, dalam buku Hukum
Pidana Islam, pembunuhan adalah perampasan nyawa seseorang, sedangkan menurut Hakim
Rahman yang mengutif dari Abdul Qodir Aulia adalah perbuatan seseorang yang
menghilangkan kehidupan atau hilangnya roh adami akibat perbuatan manusia yang lain. Jadi,
pembunuhan adalah perampasan atau peniadaan nyawa seseorang oleh orang lain yang
mengakibatkan tidak berfungsinya seluruh anggota badan di sebabkan ketiadaan roh sebagai
unsur utama untuk menggerakan tubuh. Dari pengertian tersebut pembunuhan merupakan
tindak pidana yang terdiri dari beberapa jenis, dan di dalam KUHP pembunuhan terdapat
beberapa pasal yang mengatur mengenai pembunuhan. Di dalam KUHP yang berlaku di
indonesia pada buku II bab XIX di atur mengenai tindak pidana pembunuhan, yang di tepatkan
oleh pembentuk undang-undang mulai dari pasal 338 KUHP sampai dengan pasal 350

2. Macam-Macm Tindak Pidana Pembunuhan

Adapun tindak pidana pembunuhan yang dimuat dalam KUHP adalah sebagai berikut:

a. Pembunuhan biasa (pasal 338), yang berbunyi :


“Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan
dengan penjara paling lama lima belas tahun”.

b. Pembunuhan dengan pemberatan (pasal 339), yang berbunyi :


“Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu tindak pidana, yang dilakukan
dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk
melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana bila tertangkap tangan, ataupun
untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama
dua puluh tahun”.

c. Pembunuhan berencana (pasal 340), yang berbunyi :


“Barang siapa dengan sengaja dan dengan direncanakan terlebih dahulu merampas nyawa
orang lain, diancam karena pembunuhan berencana, dengan pidana mati atau pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun”.

d. Pembunuhan bayi oleh ibunya (pasal 341), yang berbunyi :


“Seorang ibu yang karena takut akan diketahui bahwa dia melahirkan anak dengan sengaja
menghilangkan nyawa anaknya pada saat anak itu dilahirkan atau tidak lama kemudian,
diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun”.

e. Pembunuhan bayi berencana (pasal 342), yang berbunyi :


“Seorang ibu yang untuk melaksanakan keputusan yang diambilnya karena takut akan
diketahui bahwa dia akan melahirkan anak, menghilangkan nyawa anaknya pada saat anak itu
dilahirkan atau tidak lama kemudian, diancam karenamelakukan pembunuhan anak sendiri
dengan berencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun”.

f. Pembunuhan atas permintaan yang bersangkutan (pasal 344), yang berbunyi:


“Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan sungguh-sungguh dari orang itu
sendiri, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun”.
g. Membujuk/membantu agar orang bunuh diri (pasal 345), yang berbunyi :
“Barang siapa dengan sengaja membujuk orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam
perbuatan itu atau memberi sarana kepadanya untuk itu, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun kalau orang itu jadi bunuh diri”.

h. Pengguguran kandungan atas izin ibunya (pasal 346), yang berbunyi :


“Seorang wanita yang dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun”.

i. Pengguguran kandungan dengan tanpa izin ibunya (pasal 347), yang berbunyi :
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita
tanpa persetujuan wanita itu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan wanita itu meninggal, dia diancam dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun

j. Matinya kandungan dengan izin perempuan yang mengandung (348), yang berbunyi :
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita
dengan persetujuan wanita itu, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam
bulan
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan wanita itu meninggal, dia diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun

k. Dokter / bidan / tukang obat yang membantu pengguguran/matinya kandungan (pasal 349),
yang berbunyi :
“Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan tersebut dalam
pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal-pasal itu
dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut haknya untuk menjalankan pekerjaannya
dalam mana kejahatan itu dilakukan”.

1. Pembunuhan yang di lakukan dengan sengaja, terdiri atas:

a. Pembunuhan Biasa
Tindak pidana yang diatur dalam Pasal 338 KUHP merupakan tindak pidana dalam bentuk
pokok (Doodslag In Zijn Grondvorm), yaitu delik yang telah dirumuskan secara lengkap
dengan semua unsur-unsurnya. Pasal 340 KUHP menyatakan: “Barang siapa sengaja dan
dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain diancam, karena pembunuhan dengan
rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu
tertentu, paling lama dua puluh tahun.”
Pada pembunuhan biasa ini, Pasal 338 KUHP menyatakan bahwa pemberian sanksi atau
hukuman pidananya adalah pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Dalam perbuatan menghilangkan nyawa orang lain karena pembunuhan, terdapat tiga syarat
yang harus dipenuhi, yaitu:4
1) Adanya wujud perbuatan;
2) Adanya suatu kematian (orang lain);
3) Adanya hubungan sebab dan akibat (causal verband) antara perbuatan
dan akibat kematian (orang lain).

b. Pembunuhan Dengan Pemberatan (Gequalificeerde Doodslag)


Hal ini diatur Pasal 339 KUHP yang bunyinya sebagai berikut :
“Pembunuhan yang diikuti, disertai, atau didahului oleh kejahatan dan yang dilakukan dengan
maksud untuk memudahkan perbuatan itu, jika tertangkap tangan, untuk melepaskan diri
sendiri atau pesertanya daripada hukuman, atau supaya barang yang didapatkannya dengan
melawan hukum tetap ada dalam tangannya, dihukum dengan hukuman penjara seumur hidup
atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun. ”Perbedaan dengan pembunuhan
Pasal 338 KUHP ialah : “diikuti, disertai, atau didahului oleh kejahatan”. Kata “diikuti”
(gevold) dimaksudkan diikuti kejahatan lain. Pembunuhan itu dimaksudkan untuk
mempersiapkan dilakukannya kejahatan lain

c. Pembunuhan Berencana (Moord)


Tindak pidana ini diatur dalam Pasal 340 KUHP, yang menyebutkan
sebagai berikut :
“Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncanakan terlebih dahulu merampas nyawa orang
lain, diancam karena pembunuhan berencana,dengan pidana mati atau pidana penjara seumur
hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluhtahun.”

Dari rumusan tersebut, maka unsur-unsur pembunuhan berencana adalah


sebagai berikut :
a. Unsur subyektif, yaitu dilakukan dengan sengaja dan direncanakan terlebih
dahulu.
b. Unsur obyektif, yaitu menghilangkan nyawa orang lain.
Jika unsur-unsur di atas telah terpenuhi, dan seorang pelaku sadar dan
sengaja akan timbulnya suatu akibat tetapi ia tidak membatalkan niatnya, maka
ia dapat dikenai Pasal 340 KUHP.

Ancaman pidana pada pembunuhan berencana ini lebih berat dari pada pembunuhan yang ada
pada Pasal 338 dan 339 KUHP bahkan merupakan pembunuhan dengan ancaman pidana paling
berat, yaitu pidana mati, di mana sanksi pidana mati ini tidak tertera pada kejahatan terhadap
nyawa lainnya, yang menjadi dasar beratnya hukuman ini adalah adanya perencanaan terlebih
dahulu. Selain diancam dengan pidana mati, pelaku tindak pidana pembunuhan berencana juga
dapat dipidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun.
Mengenai unsur dengan rencana lebih dahulu, pada dasarnya mengandung 3
syarat, yaitu:
a. Memutuskan kehendak dalam suasana tenang.
b. Ada tersedia waktu yang cukup sejak timbulnya kehendak sampai dengan
pelaksanaan kehendak.
c. Pelaksanaan kehendak (perbuatan) dalam suasana tenang.
Jenis kejahatan ini mempunyai unsur khusus, atas permintaan yang tegas
(uitdrukkelijk) dan sungguh-sungguh /nyata (ernstig). Tidak cukup hanya dengan
persetujuan belaka, karena hal itu tidak memenuhi perumusan Pasal 344 KUHP:
“Barang siapa yang merampas jiwa orang lain atas permintaan yang sangat tegas
dan sungguh-sungguh, orang itu dipidana dengan penjara paling tinggi dua belas
tahun ”

2. Pembunuhan tidak sengaja.


Tindak pidana yang dilakukan dengan tidak sengaja merupakan bentuk
kejahatan yang akibatnya tidak dikehendaki oleh pelaku. Kejahatan ini diatur
dalam Pasal 359 KUHP, yang rumusannya sebagai berikut :
“Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan matinya orang lain, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama
satu tahun.”
Terhadap kejahatan yang melanggar Pasal 359 KUHP ini ada dua macam
hukuman yang dapat dijatuhkan terhadap pelakunya yaitu berupa pidana
penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pembunuhan berencana dalam Pasal 340 KUHP merupakan pembunuhan yang paling berat
ancaman pidananya dari seluruh bentuk kejahatan terhadap nyawa manusia, Lebih berat ancaman
pidana pada pembunuhan berencana, jika dibandingkan dengan pembunuhan dalam 338 maupun
339, diletakan pada adanya unsur dengan rencana terlebih dahulu itu. Karena dalam pasal 340
mengulang lagi seluruh unsur pasal 338, maka pembunuhan berencana dapat dianggap sebagai
pemunuhan yang berdiri sendiri (een zelfstanding misdrijf)dan lain dengan pembunuhan biasa
dalam bentuk pokok. Disparitas merupakan penerapan pidana yang tidak sama terhadap tindak
pidana yang sama (same offence) atau sama tindak-tindak pidana yang sifat erbahayanya dapat
diperbandingka (offences of comparable seriousness) tanpa dasar pembenaran yang jelas.
Menurut hakim Estiono mengenai kajian yuridis Hakim dalam menjatuhkan disparitas putusan
pidana terhadap pelaku tindak pidana pembunuhan berencana yaitu pada dasarnya hakim
mempunyai kebebasan dan indenpendensi dalam menjatuhkan sebuah keputusan berdasarkan
undang-undang.
b. Klasifikasi tindak pidana pembunuhan menurut KUHP, yaitu :
1) pembunuhan (pasal 338).
2) pembunuhan dengan pemberatan (pasal 339).
3) pembunuhan berencana (pasal 340).
4) pembunuhan bayi oleh ibunya (pasal 341).
5) pembunuhan bayi berencana (pasal 342).
6) pembunuhan atas permintaan yang bersangkutan (pasal 344).
7) membujuk atau membantu orang agar bunuh diri (pasal 346).
8) pengguguran kandungan dengan izin ibunya (pasal 346).
9) pengguguran kandungan tanpa izin ibunya (pasal 347).
10) matinya kandungan dengan izin perempuan yang mengandungnya
(pasal 348).
11) dokter/bidan/tukang obat yang membantu pengguguran / matinya
kandungan (pasal 349).
Sedangkan dalam hukum Islam, klasifikasi tindak pidana pembunuhan,
yaitu :
1) pembunuhan sengaja (amd)
2) pembunuhan tidak sengaja (khata)
3) pembunuhan semi sengaja (syibhul al-amd)
3.2 SARAN
Menurut saya, ancaman pidana tindak pidana pembunuhan dalam KHUP sangatlah
kurang efektif. Dikarenakan masih banyak pelaku pembunuhan yang masih belum jera terhadap
ancaman pidananya, hal ini menimbulkan keresahan di masyarakat. Karena dikhawatirkan,
sipelaku dapat mengulangi kesalahannya dikemudian nanti. Oleh karena itu, saya rasa hukuman
Qishash adalah jawaban dari keresahan ini dan dirasa adil apabila seorang pembunuh mendapat
hukuman yang setimpal. Pada dasarnya, KUHP bersifat inquisitor yaitu lebih mementingkan
hak-hak sipelaku ketimbang sikorbannya. Padahal seharusnya hak-hak sikorbanlah yang
seharusnya lebih di utamakan. Karena, sikorbanlah yang lebih dirugikan, berbeda dengan
hukum Islam. Dalam hukum Islam hak-hak sikorbanlah yang lebih di utamakan, ketimbang hak
sipelaku dan hukum Islam bersifat murunah (elastis), sehingga memungkinkan kita untuk
mengistinbat (mencari penyelesaian) atas setiap masalah yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Soehardi, R.A, dkk. 1965. Tindak Pidana Pembunuhan. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. http://e-
journal.ualy.ac.id
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai