ANTROPOMETRI
Disusun Oleh:
SITTI AISYAH
J1B121044
Dosen Pengampu:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita tetap dapat
menikmati keindahan ciptaan-Nya.
Makalah ini disusun jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi menyempurnakan
laporan ini ke depan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................9
LAMPIRAN ..........................................................................................................29
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel alat dan bahan serta kegunaan pada pengukuran bayi
dan dewasa.......................................................................................... 9
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.1.1 Pengukuran berat badan bayi menggunakan baby scale digital ... 29
Gambar 6.2.7 Pengukuran menggunakan manekin sebagai alat peraga bayi ... 34
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Gizi adalah zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan
kesehatan tubuh. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh yaitu jenis kelamin, umur dan status kesehatan.
Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang
dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di
dalam tubuh (Almatsier, 2010). Cara menentukan status gizi seseorang atau
kelompok yaitu dengan melakukan penilaian status gizi baik secara
langsung yaitu dengan antropometri, klinis, biokimia dan biofisik dan yang
tidak langsung yaitu dengan survey konsumsi makanan, statistik vital dan
faktor ekologi (Supariasa, 2012). Penilaian status gizi pekerja perlu
dilakukan, karena dengan mengetahui status gizi pekerja dapat ditentukan
kebutuhan gizi yang sesuai serta pemberian intervensi gizi bila diperlukan.
Antropometri merupakan metode yang paling sering digunakan dalam
penilaian status gizi. Metode ini menggunakan parameter berat badan (BB)
dan tinggi badan (TB).
1
itu juga ukuran tubuh lainya seperti lingkar kepala, lingkar lengan atas,
lingkar perut, lingkar pinggul.
2
1.3 Tujuan Penulisan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian ini bersifat sangat umum sekali. Dari definisi tersebut dapat
ditarik pengertian bahwa antropometri gizi adalah berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara
lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan, lingkar lengan atas dan tebal
lemak bawah kulit (Supariasa, 2021:36).
4
2.3 Antropometri untuk bayi
Penentuan status gizi anak merujuk pada standar antropometri anak dan
grafik pertumbuhan anak, namun grafik lebih menggambarkan
kecenderungan pertumbuhan anak. Baik tabel maupun grafik menggunakan
ambang batas yang sama. Untuk menentukan status gizi anak, baik
menggunakan tabel maupun grafik perlu memperhatikan keempat indeks
standar antropometri secara bersamaan sehingga dapat menentukan masalah
pertumbuhan, untuk dilakukan tindakan pencegahan dan tata laksana lebih
lanjut. Standar Antropometri dan Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) terdiri
atas indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat Badan menurut
Tinggi Badan (BB/TB), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dan Indeks
Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U).
5
perbandingan (rasio) berat badan/tinggi badan yang sering digunakan untuk
menilai status gizi orang dewasa. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk
orang dewasa yang berumur 18 tahun keatas, dan IMT tidak dapat
diterapkan pada bayi anak remaja, ibu hamil. IMT merupakan alat sederhana
untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan
normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang
lebih panjang. IMT hanya dapat digunakan untuk orang dewasa yang
berumur diatas 18 tahun.
Adapun rumusnya:
6
Pengukuran LILA pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) baik ibu
hamil merupakan salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat
dilaksanakan oleh masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko
KEK.
LILA merupakan pengukuran status gizi yang lebih mudah dan praktis
karena hanya menggunakan satu alat ukur yaitu pita pengukur LILA.
Namun, LILA hanya dapat digunakan untuk keperluan skrining, tidak untuk
pemantauan.Khusus pada wanita hamil, LILA digunakan untuk mengetahui
risiko KEK karena pada umumnya wanita Indonesia tidak mengetahui berat
badan pralahir, sehingga IMT prahamil tidak dapat diukur. Pengukuran IMT
membutuhkan 2 alat yaitu timbangan dan pengukur tinggi badan yang
membutuhkan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi seperti kalibrasi
alat timbang serta lantai yang keras dan datar untuk pengukuran tinggi
badan. Namun, IMT tidak dapat digunakan sebagai indikator KEK ibu
hamil karena perubahan berat badan yang terjadi selama kehamilan. Oleh
sebab itu, LILA bermanfaat untuk pengukuran risiko KEK pada ibu hamil
karena LILA relatif stabil.
1. Konversi Ulna
7
tubuh lainnya yaitu, panjang ulna yang merupakan jarak antara titik utama
pada bagian olecranon hingga titik utama pada bagian styloid dapat diukur
dengan mudah dan cepat, baik pada pasien yang terikat dengan kursi roda
atau pasien yang terikat dengan tempat tidur.
Data panjang ulna diukur pada tulang ulna dari lengan kiri dari ujung
siku (prosesus olekranon) sampai pertengahan dari tulang yang menonjol di
pergelangan tangan (prosesus stiloid) menggunakan medline/pita ukur 150
cm ketelitian 0,1 cm. Hasil pengukuran panjang ulna akan dikonversikan
menjadi tinggi badan menggunakan rumus Pureepatpong et al (Bonell,
2017).
Adapun rumus perkiraan TB dengan ULNA dari Ilayperuma:
Laki-laki = 97,252 + (2,645 x ULNA)
Wanita = 68,777 + (3,536 x ULNA)
2. Tinggi Lutut
8
BAB III
METODOLOGI
9
10
3.3 Prosedur Kerja
Letakkan bayi ke atas timbangan, pastikan bayi pada posisi yang nyaman
11
3. Pengukuran panjang bayi menggunakan Infantometer:
Dalam mengukur, pastikan untuk meluruskan kaki bayi, sehingga kaki bayi
menapak pada bidang infantometer
12
Minta subjek untuk naik ke atas timbangan dan berdiri di tengah
timbangan. Pastikan pula wajah subjek menghadap lurus kedepan
Sebelum mengukur, arahkan subjek untuk melepas alas kaki dan hiasan
kepala
Pastikan posisi sujbek rapat dengan dinding, dan rapatkan kaki serta
mengangkat kepala
Pastikan skala timbangan berada pada titik 0, pastikan pula subjek melepas
alas kaki dan pakaian berat yang mempengaruhi hasil penimbangan
Arahkan subjek untuk naik ke atas alat penimbangn. Amati asil dari
penimbangan tersebut.
13
Kemudian untuk mengukur tinggi badan, arahkan subjek untuk memutar
badan menghadap kebelakang
Angkat media subjek yang berada pada alat dan mulailah mengukur tinggi
badan
Arahkan pengukur untuk melepas alas kaki terlebih dahulu dan persilahkan
untuk duduk pada kursi yang sudah di sediakan
Baca angka (panjang lutut) pada alat secara teliti dan catatlah angka
tersebut
Mengarahkan ibu bayi untuk meletakkan bayi di atas alas yang sudah di
sediakan seperti selimut dan sebagainya
Mengarahkan ibu bayi untuk meletakkan bayi di atas alas yang sudah di
sediakan seperti selimut dan sebagainya
14
Mulailah mengukur dengan cara, lingkarkan pita melalui bagian yang paling
menonjol di bagian belakang kepala, dengan ujung pita berada di depan dahi
bayi
Tempatkan pita pengukur tepat di atas alis dan pita tidak boleh menyentuh
telinga. Tempatkan sekitar 1-2 cm di atas telinga
Pastikan pita melingkar dengan ukuran yang pas, tidak terlalu kencang dan
tidak longgar
15
10. Mengukur komposisi lemak pada tubuh menggunakan BIA:
Mengaktifkan alat BIA merk Omron dengan cara menekan bagian belakang
tengah alat
Kemudian atur alat dengan memasukan tahun, bulan, tanggal dan waktu
pengukuran
Setelah itu atur kembali alat dengan memasukan tahun, bulan, tanggal, serta
tinggi badan responden
Kemudian arahkan responden untuk naik ke atas alat, dengan posisi lengan
lurus kedepan mengangkat stick, setelah itu tekan tombol display set dan area
check.
Kemudian silahkan mendata angka yang keluar dari alat tersebut satu
persatu
16
11. Mengukur lingka lengan atas menggunakan pita LILA:
Usahakan pada saat mengukur, lengan baju tidak menutupi bagian lengan
atas agar memudahkan
Kemudian setelah dibagi dua, tandai titik tersebut kemudian lilitkan pita
LILA di titik tengan tersebut
17
BAB IV
4.1 Hasil
4.1.1 Bayi
a. Tabel hasil pengukuran pada bayi
Status Gizi
BB (Manual) BB (Digital) BB & PB (Digital) L. Kepala
0,9 g (4,5 kg) 0,97 (4,85 kg) 0,97 g (4,85 kg) & 37,5 cm
52 cm
c. Tabel Z-Score pada bayi
Z-Score
BB/U PB/U BB/TB
+2,16 (manual) +26,33 (manual) -2,33 (manual)
+1,58 (digital) +27,47 (digital) 1,75 (digital)
18
Weight Fat Visceral Energy Total BMI Body Age
54,4 kg 27,5 % 2,0 1.197 kcal 20,2 27 age
2. Area Check
Subcutancous
Whole Body Trunk Arms Legs
22,8% 19,1% 39,6% 34,7%
Skeletal
Whole body Trunk Arms Legs
27,0% 22,1% 30,2% 38,9%
65,3
=
1,60²
= 25,4 (overweight)
4.2 Pembahasan
19
menggunakan indicator berupa jarum sebagai penunjuk ukuran massa
yang telah terskala. Tujuan melakukan penimbanganya itu untuk
mengukur apakah berat badan kita masih ideal atau tidak.
Hasil pengukuran yang dilakukan, berat badan saya adalah 65,3 kg,
yang merupakan bentuk tubuh besar (tidak ideal)
20
➢ BB/U
4,5−5,8
Z-Score = 5,2−5,8
−1,3
=−0,6
= +26,33 (gemuk)
➢ BB/TB
4,5−3,8
Z-Score = 3,5−3,8
0,7
= −0,3
= -2,33 (Normal)
3. Mikrotoice
Microtoice adalah alat untuk mengukur tinggi tubuh dengan
ketetilitian satu angka dibelakang koma, satuan pengukuran
menggunakan centimeter (cm). Mengukur tinggi badan adalah
mengukur tubuh yang dibentuk oleh tulang yang dihubungkan dengan
sendi. Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan posisi subjek berdiri
tegak membelakangi dinding (subskapula, pantat, dan tumit menempel
kedinding) kemudian microtoise diturunkan menyentuh tempurung
kepala untuk dibaca hasil pengukuran. Tujuannya dilakukannya
pengukuran tinggi badan untuk melihat pertumbuhan dan
perkembangan pada tubuh kita.
21
4. Medline
Lingkar lengan atas diukur menggunakan medline (ketelitian 0,1
cm). Pengukuran lingkar lengan atas dilakukan dengan posisi berdiri
yang diukur antara acromion process dan olecranon process lengan
kiri. Panjang ulna diukur menggunakan medline (ketelitian 0,1 cm).
Pengukuran panjang ulna diukur pada posisi yang diukur antara
olecranon dan styloid process lengan kiri. Posisi lengan menyilang di
dada menunjuk bahu, telapak tangan terbuka.
5. Knee Height Caliper
Alat tinggi lutut (knee height caliper) merupakan salah satu alat
antropometri yang jarang digunakan karena ukuran yang cukup besar
dan terbuat dari kayu atau besi. Alat ini perlu mengalami modifykasi
dengan tingkat keakuratan yang tepat dan memudahkan untuk
pengukuran tinggi lutut pada pasien bedrest. Salah satu pengukuran
antropometri adalah dengan mengukur tinggi lutut dapat digunakan
untuk mengukur tinggi badan penderita gangguan tulang belakang atau
seseorang yang tidak dapat berdiri.
6. Skinfold Caliper Plastik
Skinfold Caliper merupakan sebuah alat ukur yang digunakan
untuk mengukur presentase lemak tubuh manusia. Pengukuran lemak
tubuh digunakan untuk memantau cadangan lemak tubuh dan melihat
tingkat obesitas seseorang. Pengukuran skinfold umumnya digunakan
pada anak umur remaja keatas. Umumnya jumlah lemak dibedakan
menurut jenis kelamin.
7. BIA
Analisis impedansi bioelektrik (BIA) adalah metode praktis untuk
menilai komposisi tubuh dan memungkinkan evaluasi kompartemen
tubuh yang penting: massa lemak, massa bebas lemak dan air.
Tujuan pengukuran BIA untuk mengetahui faktor resiko apa saja yang
biasa terjadi terutama yang mengindikasikan kesehatan tubuh seperti
penyakit degenerative seperti diabetes, stroke, jantung dan hipertensi.
22
Dalam alat pengukur BIA terdapat dua bagian, yaitu dipslay set,
dan auto check. Dalam display set dan auto check pula terdapat
beberapa bagian. Display set terdiri dari weight, fat, visceral, energy
total, BMI, dan body age. Setelah dilakukan pengukuran, maka di
dapatkan hasil, yaitu:
• Weight: 54,4 kg
• Fat: 27,5%
• Visceral: 2,0
• Energy total: 1.197 kcal
• BMI: 20,1
• Body age: 27 age
• Subcutan
Whole body: 22,8%
Trunk: 19,1%
Arms: 39,6%
Legs: 34,7%
• Skeletal
Whole body: 27,0%
Trunk: 22,1%
Arms: 30,2%
Legs: 38,9%
8. Pita LILA
Pita LILA adalah pita yang sering digunakan oleh para medis,
biasanya untuk mengukur lingkar lengan atas pada ibu hamil atau pada
bayi. Pita LILA terdiri dari 2 sisi , yaitu digunakan untuk mengukur
lingkar lengan bayi dan sisi baliknya digunakan untuk mengukur
23
lengan atas ibu hamil pada usia subur 15-45 tahun. Tujuannya adalah
untuk mengidenfitifkasi penyakit kronis pada ibu hamil dan bisa
mengidentifikasi status kurang energi dan protein (KEP) pada bayi.
Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah jenis pemeriksaan
antropometri yang digunakan untuk mengukur risiko KEK pada wanita
usia subur yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan Pasangan
Usia Subur (PUS).
Pengukuran lingkar lengan atas adalah suatu cara untuk mengetahui
risiko KEK wanita usia subur. Ambang batas Lingkar Lengan Atas
(LILA) pada WUS dengan risiko KEK adalah 23,5 cm, yang diukur
dengan mengunakan pita ukur. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm
artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan sebaliknya apabila
LILA lebih dari 23,5 cm berarti wanita itu tidak berisiko dan dianjurkan
untuk tetap mempertahankan keadaan tersebut. Pengukuran LILA tidak
dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka
pendek.
27
= 26,5 × 100%
9. Infantometer
Infantometer merupakan pengukuran panjang badan pada anak
berusia kurang dari 2 tahun. Infantometer adalah alat yang ideal
24
digunakan untuk mengukur panjang badan balita dibawah 2 tahun.
Alat ini mudah. Dibawah kemana-mana, dan dapat dengan tepat
mengukur batas bawa telapak kaki dan batas atas kepala balita yang
diukur. Tujuan dilakukannya pengukuran yaitu menentukan status gizi
balita dan deteksi perkembangan balita, untuk mencegah terjadinya
gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada balita.
10. IMT
𝐵𝐵(𝑘𝑔) 65,3
IMT = 𝑇𝐵 (𝑚2) = 160 𝑚2 = 25,4 (overweight)
25
mudah dan cepat, baik pada pasien yang terikat dengan kursi roda atau
pasien yang terikat dengan tempat tidur. Data panjang ulna diukur pada
tulang ulna dari lengan kiri dari ujung siku (prosesus olekranon) sampai
pertengahan dari tulang yang menonjol di pergelangan tangan (prosesus
stiloid) menggunakan metlin/pita ukur 150 cm ketelitian 0,1 cm. Hasil
pengukuran panjang ulna akan dikonversikan menjadi tinggi badan
menggunakan rumus Pureepatpong et al (Bonell, 2017)
26
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Heraswati, L. (2019). Hubungan Status Gizi dan Beban Kerja Mental dengan
Produktivitas Kerja Perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD)
28
LAMPIRAN
29
6.1.3. Pengukuran panjang bayi
menggunakan infantometer kertas
30
6.2 Tabel Dokumentasi Alat dan Pengukuran Dewasa
5. Mikrotoise
31
6.2.3. Pengukuran tinggi lutut dewasa
menggunakan caliper tinggi lutut
8. Medline
32
6.2.5. Pengukuran tebal lemak bagian perut
dewasa menggunakan skinfold caliper
plastik
10. BIA
33
6.2.7. Pengukuran lingkar lengan atas
dewasa menggunakan pita LiLA
12. Manekin
➢ Dewasa 1:
a. Tabel data dewasa 1
34
Nama JenisKelamin Usia
Wa Ode Nurlela Adelia Perempuan 19 Tahun
b. Tabel hasil pengukuran
BIA
Weght Fat Visceral Energi BMI Body Age
Total
53,3 kg 26,9 % 2,5 1.176 kcal 20,7 (normal) 23 age
2. Area Check
Subcutancous
Whole Body Trunk Arms Legs
22,8 % 18,9 % 39,3 % 35,2 %
Skeletal
Whole Body Trunk Arms Legs
27.2 % 22,5 % 30,7 % 39,0 %
e. Panjang Ulna : 10 cm
BB(kg)
f. IMT =
TB (m2 )
53,5
=
1,56 ²
= 22,0 (normal)
35
36
➢ Dewasa 2:
a. Tabel data dewasa 2
BIA
Weght Fat Visceral Energi BMI Body Age
Total
Subcutancous
Whole Body Trunk Arms Legs
20,9 % 21,7 % 28,7 % 35,0 %
Skeletal
Whole Body Trunk Arms Legs
25,3 % 20,1 % 27,5 % 37,7 %
e. Panjang Ulna: 10 cm
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)
f. IMT=
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚2 )
47 𝑘𝑔
=
1,47²
37
=21,8
➢ Dewasa 3:
a. Tabel data dewasa 3
BIA
Weght Fat Visceral Energi BMI Body Age
Total
36,9 kg 26,3 % 0,5 925 kcal 15,0 (Kurang 18 age
berat badan)
2. Area check
Subcutancous
Whole Body Trunk Arms Legs
18,3 % 15,7 % 37,6 % 29,1 %
Skeletal
Whole Body Trunk Arms Legs
27.0 % 23,5 % 34,0 % 35,9 %
38
37,35
=
1,51 ²
= 16,3
➢ Dewasa 4:
a. Data dewasa 4
BIA
Weght Fat Visceral Energi BMI Body age
total
53,2 kg 40,2 % 3,5 1.134 21,3 ( Normal) 30 age
kcal
2. Area check
subcutancous
39
skeletal
e. Panjang Ulna : 25 cm
𝐵𝐵(𝑘𝑔)
f. IMT = 𝑇𝐵(𝑚2 )
53,5
= 1,565²
= 21,8 ( Normal)
➢ Dewasa 5:
a. Data dewasa 5
Nama Jenis Kelamin Usia
Fazaban Nayan Zumaida Perempuan 19 Tahun
b. Tabel hasil pengukuran
d. BIA
1. Display set
BIA
Weight Fat Visceral Energi BMI Body Age
Total
40,5 kg 20,5% 1,0 1,097 kcal 18,0 21 Age
(normal)
40
2. Area check
Subcutancous
Whole Body Trunk Arms Legs
20,5% 15,4% 35,3% 30,2%
Skeletal
Whole Body Trunk Arms Legs
25,2% 19,5% 28,7% 35,0%
➢ Dewasa 6
a. Tabel data dewasa 6
Tebal Lemak
Trisep Bisep Suprailaka Subtakular
24 cm 21 cm 21 cm 30,3 cm
d. BIA
1. Display set
BIA
Weight Fat Visceral Energi BMI Body
Fat Total Age
41
Subcutancous
Whole Body Trunk Arms Legs
22,8% 19,1% 39,6% 34,7&
Skeletal
Whole Body Trunk Arms Legs
27,0% 22,1% 30,2% 38,9%
➢ Dewasa 7:
a. Data dewasa 7
Status Gizi
BB TB TL BB dan TB Manual LiLA Lingkar Lingkar
Pinggang Pinggul
65,3 kg 160 cm 52,1 cm 66,5 kg dan 157 cm 30 cm 31,8 cm 46 cm
c. Tebal komposisi lemak
Tebal Lemak
Trisep Bisep Suprailiaka Subkapular
40 cm 13 cm 33 cm 41 cm
d. BIA
1. Display set
BIA
Weight Fat Visceral Energy BMI Body
Total Age
54,4 kg 27,5 % 2,0 1.197 20,2 27 age
kcal
2. Auto check
Subcutancous
Whole Body Trunk Arms Legs
22,8% 19,1% 39,6% 34,7%
42
Skeletal
Whole body Trunk Arms Legs
27,0% 22,1% 30,2% 38,9%
65,3
=
1,60²
= 25,4 (overweight)
43