Anda di halaman 1dari 9

TINDAK PIDANA MURTAD DAN MAKAR MENURUT ULAMA MADHAB

DAN PEMIKIR MUSLIM KONTENPORER

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Hukum Pidan Islam II

Disusun Oleh :
Khairun Nizam 0205212099
Putri Marganti Pasaribu 0205213078

HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TA 2023
KATA PEGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi. Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Penulis.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………... 1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………. 3
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….. 4
A. DASAR HUKUM DAN PENGERTIAN MURTAD (AL-RIDDAH)…………… 4
B. PENGERTIAN MAKAR………………………………………………………… 5
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………... 7
KESIMPULAN……………………………………………………………………… 7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………... 8

2
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Islam lahir sebagai agama penegak keadilan dan pembebasan manusia dari
berbagai bentuk dehumanisasi seperti perbudakan, penindasan, kemiskinan,
kebodohan. Dengan semangat Rahmatan lil alamin, Islam selalu mengajak
pengikutnya untuk selalu bisa dan mampu menjawab tantangan kehidupan dan
membangun peradaban Islam pada masa dan tempat dimanapun Islam berada.
Konsekuensi logis dari prinsip tersebut adalah terbukanya ruang ijtihad secara
luas,bagi umat Islam sebgai upaya perenungan kembali secara mendalam atas doktrin
keagamaan, teologi, ajaran moral, sosial, politik, ekonomi dan hukum untuk bisa
menempatkan Islam sebagai ajaran yang selalu aktual dan relevan dengan zaman dan
tempat dimana Islam hidup. Tetapi, tetap tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
dasar yang ingin dicapai Islam sejak pertama diturunkan.

Dewasa ini, Negara-negara Barat dengan mengusung globalisasi berusaha


mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat dunia, mulai dari kehidupan
politik, hukum, ekonomi, budaya, bahkan agama. Maka Islam sebagai agama yang
menyejarah berupaya merespon persoalan globalisasi dengan serius supaya umat
Islam tidak menjadi umat yang terbelakang. Sebagai agama yang sangat besar, agama
Islam membuka ruang interpretasi atas doktrin keagamaannya (ijtihad) yang
menyebabkan pandangan umat Islam menjadi beragam1 Sebenarnya, dalam dunia
Islam telah mengalami perdebatan-perdebatan yang pararel, selama lebih dari dua
abad yang lalu yang menjadikan umat Islam berkelompok-kelompok dan tentunya
dengan tradisi yang berbeda.

1
Cliford Geertz, Islam Observed: Religius Devlopment in Morocco and Indonesian (Chicago: University of Chicago Press, 196

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Hukum dan Pengertian Murtad (al-Riddah)


Dasar hukum yang menjadikan murtad sebagai tindak pidana adalah ayat Al-
Qur'an yang dengan tegas menyebutkan bahwa, orang yang keluar dari agama Islam
(murtad), adalah orang kafir, dan terhapuslah seluruh amal ibadahnya, dan mereka
kekal didalam Neraka.
a) Sebagaimana surat Al-Baqarah ayat 217, Artinya: barangsiapa yang murtad
diantara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah
yang sia-sia amalannya didunia dan diakhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya.(QS. Al-Baqarah: 217).

Bukan hanya itu, Al-Qur'an juga mendefinisikan Murtad dengan kembali


kepada kekafiran setelah orang tersebut beriman, dan orang tersebut akan
mendapatkan azab dan kemurkaan dari Allah Swt. Seperti yang telah disebut Dari
ayat-ayat Al-Qur'an diatas, disebut dengan jelas bahwa Al-Qur'an menjelaskan
tentang murtad yaitu orang yang berpindah agama atau orang yang kafir setelah
mereka beriman. Walaupun Al-Qur'an tidak menjelaskan dengan tegas hukuman bagi
orang yang murtad, tetapi Al-Qur'an menyebutkan bahwa orang yang keluar dari
agama Islam adalah orang yang kafir, yaitu orang yang akan membahayakan Islam
dan menjadi musuh Islam secara jelas.2

Bukan hanya Al-Qur'an yang mendasari murtad sebagai tindak pidana,tetapi


Hadis Rasulullah dengan tegas menyebutkan bahwa murtad termasuk tindak pidana
dan hukumannya adalah hukuman mati, seperti hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari, sebagai berikut: Artinya: Dari Ibnu Abbas Rasullah Saw bersabda: Barang
siapa yang mengganti agamanya maka bunuhlah ia. (HR. Muslim)

2
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adilatuh, (Bairut: Darul Al-Fikri, 1977), juz. VII, h. 183

4
B. Pengertian Makar
Definisi makar dilihat dari Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah akal buruk,
tipu muslihat atau perbuatan dengan maksud hendak membunuh orang. Makar juga
bisa diartikan sebagai perbuatan untuk menggulingkan pemerintahan yang sah (kudeta)
Makar berasal dari kata "aanslag" (bahasa Belanda) yang menurut arti harfiah adalah
penyerangan atau seranganIstilah aanslag ini juga terdapat dalam KUHP yakni pada
Pasal-Pasal 87, 104, 105, 106, 107, 130, Islam Negeri 139a139b, 140(Pasal 105 dan
130 dianggap tidak berlaku berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946, Pasal
VIII, butir 13) Namun makar yang dimuat dalam Pasal 139a, 139b dan 140 KUHP
tidak masuk dalam bab mengenai kejahatan terhadap keamanan negara, melainkan
masuk dalam kejahatan terhadap negara sahabat dan terhadap kepala negara sahabat
dan wakilnya.

Dalam pembendaharaan hukum pidana "aanslag" telah lazim diterjemahkan


dengan makarPengertian makar terdapat pada Pasal 107 KUHPdimana redaksi aslinya
ialah De aanslag ondernomen men het oogmerk om omventelingteweeg tebrengen,
wordt gestraf met gevangenisstraf van ten hoogste vifftien jaren Engelbrecht
menterjemahkan Pasal tersebut denganMakar yang dilakukan dengan maksud untuk
meruntuhkan pemerintahandihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya lima
belas tahun"

Terjemahan Engelbrecht tersebut dapat diketahui bahwa terjemahan kata


aanslag itu sama dengan kata "makar" Sedangkan Wiryono Prodjodikoro
menggunakan terjemahan kata makar sebagai kata aanslag yang menurut beliau
berarti serangan.3

Mengenai istilah makar dalam KUHP sendiri dimulai penafsiran secara khusus
dapat ditemui dalam Pasal 87 KUHPyang berbunyi SYAR Dikatakan ada makar
untuk melakukan suatu perbuatan, apabila niat untuk itu telah ternyata dari adanya
permulaan pelaksanaan seperti yang dimaksud dengan Pasal 53 KUHP"

3
Adami ChazawiKejahatan Terhadap Keamanan dan Keselamatan Negarah

5
Nyatalah bahwa sebenarnya makar itu sendiri adalah suatu pengertian khusus
yang berhubungan erat dengan syarat-syarat yang ada dalam hal untuk dapat
dipidananya suatu percobaan melakukan kejahatan sebagaimana yang dimuat dalam
Pasal 53 KUHP ayat (1yaitu Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk
itu telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaandan tidak selesainya pelaksanaan
itubukan semata-mata disebabkan karena kehendaknya sendiri "

Menurut Pasal 53 ayat (1) KUHP ada tiga syaratnya yang harus ada agar
seseorang dapat dipidana melakukan percobaan kejahatan yaitu :
1. Niat.
2. Permulaan pelaksanaan
3. Pelaksanaannya itu tidak selesai bukan semata-mata disebabkan karena
kehendaknya.4

Maksud sebenarnya dari Pasal 53 (1) KUHP itu agar pembuat (dader) yang
belum selesai mewujudkan kejahatan juga dapat dipidanayakni dengan ketentuan
bahwa pidana yang dapat dijatuhkan kepada si pembuat yang tidak setinggi-tingginya
lafah pidana yang ditetapkan pada kejaharan itu selesai itu dikurangi sepertiganya.
Mengapa harus dikurangi sepertiga dari ancaman maksimumnya.

Karena menurut pembentuk Undang-Undang percobaan kejahatan itu belum


berupa penyerangan/pelanggaran terhadap kepentingan hukum yang dilindungiakan
tetapi telah membahayakan terhadap kepentingan hukum yang dilindungi Undang-
UndangNyatalah pula bahwa pertanggungjawaban pidana bagi pelaku percobaan itu
lebih ringan dari pada pertanggungjawaban pidana pada kejahatan yang telah selesai"
Jika dihubungkan dengan syarat untuk dapat dipidananyapercobaan melakukan
kejahatan yang dirumuskan Pasal 53 KUHP, maka jelaslah bahwa makar

4
WJ.SPoerwadarmintaKamus Umum Bahasa Indonesiah623 Departemen Pendidikan dan KebudayaanKamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta:

6
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dasar hukum yang menjadikan murtad sebagai tindak pidana adalah ayat Al-
Qur'an yang dengan tegas menyebutkan bahwa, orang yang keluar dari agama Islam
(murtad), adalah orang kafir, dan terhapuslah seluruh amal ibadahnya, dan mereka
kekal didalam Neraka.
Definisi makar dilihat dari Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah akal buruk,
tipu muslihat atau perbuatan dengan maksud hendak membunuh orang. Makar juga
bisa diartikan sebagai perbuatan untuk menggulingkan pemerintahan yang sah (kudeta)

7
DAFTAR PUSTAKA

'
EngelbrechtKitab Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan Republik
Indonesia, tahun 1960h1402, dikutip dari Djoko Prakoso, Tindak Pidana Makar
Menurut KUHPh15

Djoko PrakosoTindak Pidana Makar Menurut KUHP "Wiryono


ProdjodikoroTindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia. (BandungPT. Eresco,
1980)h187

"Djoko PrakosoTindak Pidana Makar Menuru KUHPh Adami


ChazawiKejahatan Terhadap Keamanan dan Keselamatan Negarah

Anda mungkin juga menyukai