Makalah
‘’Tindak Pidana Pembunuhan ’’
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
2021 M/ 1442 H
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, yang telah membawa risalah islam yang hak
lagi sempurna bagi manusia.
Makalah ini secara khusus di tulis dalam rangka meningkatkan kualitas dan
analisis bagi mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi Tindak Pidana
Pembunuhan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen yaitu Bapak Dr. (Cnd).
H.Irma Romi Anto,S.H.,M.H.,CPL. yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah
ini Dengan di susunnya makalah ini, kami berharap dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, hal ini di sebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami
miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran serta bimbingan sangatlah saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini
.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II :PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
https://sg.docs.wps.com/I/sllmj68pe0bSngwY
2
repository.trisakti.ac.id/usaktiana/digital/00000000000000073263/2013_TA_HK_01005456_3.pdf
5
2. Kejahatan berupa kesengajaan menghilangkan nyawa seseorang anak yang baru
dilahirkan oleh ibunya sendiri.
3. Kejahatan berupa kesengajaan menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan yang
bersifat tegas dan sungguh-sungguh dari orang itu sendiri.
4. Kejahatan berupa kesengajaan mendorong orang lain melakukan bunuh diri atau
membantu orang lain melakukan bunuh diri.
5. Kejahatan berupa kesengajaan menggugurkan kandungan seorang wanita atau
menyebabkan anak yang berada dalam kandungan meninggal dunia (afdrijving).
Tindak pidana pembunuhan yakni bentuk pokok dari kejahatan terhadap nyawa, yakni
adanya unsur kesengajaan dalam pembunuhan atau menghilangkan nyawa seseorang baik
“sengaja biasa” maupun “sengaja yang direncanakan”. Sengaja biasa yaitu maksud atau
niatan untuk membunuh timbul secara spontan, dan sengaja direncanakan yakni maksud atau
niatan atau kehendak membunuh direncanakan terlebih dahulu, merencanakannya dalam
keadaan tenang serta dilaksanakan secara tenang pula.Timbulnya akibat yang berupa
hilangnya nyawa orang atau matinya orang dalam tindak pidana pembunuhan merupakan
syarat mutlak sebab apabila akibat berupa hilangnya nyawa orang itu belum terjadi maka
belum dapat dikatakan telah terjadi tindak pidana pembunuhan.
Tindak pidana pembunuhan biasa diatur dalam Pasal 338 KUHP yang menyatakan
bahwa: “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”. Dalam perbuatan
menghilangkan nyawa orang lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 338 KUHP pada
umumnya :
1. Harus ada perbuatan yang mengakibatkan kematian orang lain. Kematian itu
disengaja, harus ada niat untuk menghilangkan nyawa orang lain.
2. Pembunuhan itu harus dilakukan segera sesudah timbul maksud untuk membunuh
tanpa adanya pikir-pikir lebih panjang dahulu.
Apabila rumusan pasal 338 KUHP diatas diperincikan, maka unsur-unsur tindak pidana
pembunuhan biasa yang diatur dalam pasal 338 KUHP terdiri dari:
1. Unsur objektif: menghilangkan nyawa orang lain .
2. Unsur subjektif: dengan sengaja
Sedangkan Tindak pidana Pembunuhan berencana dilakukan yakni, antara timbulnya
maksud untuk membunuh dengan pelaksanaannya itu masih ada tempo bagi si pembuat
untuk dengan tenang memikirkan, misalnya dengan cara bagaimana pembunuhan itu akan
dilakukan. Pembunuhan dengan rencana terlebih dahulu atau sering disebut dengan
6
pembunuhan berencana adalah pembunuhan yang paling berat ancaman hukuman pidananya
dari seluruh bentuk kejahatan terhadap nyawa manusia. Pidana yang dapat dijatuhkan dalam
tindak pidana pembunuhan berencana maksimumnya dapat berupa pidana mati atau pidana
penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun. Jika dilihat dan ancaman
pidananya, maka dapat disimpulkan, bahwa tindak pidana pembunuhan berencana
merupakan jenis tindak pidana pembunuhan yang paling berat.
Tindak pidana pembunuhan berencana diatur dalam ketentuan pasal 340 KUHP yang
dirumuskan sebagai berikut: "Barangsiapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu
merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana 24 (moord),
dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling
lama dua puluh tahun".
2.3. Macam – macam Tindak Pidana Pembunuhan
Tindak Pidana Pembunuhan ada 3 macam, yaitu: 3
1. Membunuh dengan sengaja
Membunuh dengan sengaja adalah pembunuhan yang telah direncanakan, maksud
dengan “direncanakan ” adalah antara timbulnya maksud untuk membunuh dengan
pelaksanaannya itu masih ada tempo bagi si pembuat untuk dengan tenang memikirkan
misalnya dengan cara bagaimanakah pembunuhan itu akan dilakukan. Hal ini berarti bahwa
kalau kita rencanakan maka kita harus bisa melihat urutan-urutan, karena suatu rencana itu
harus melalui tahapan-tahapan dan tidak datang secara tiba-tiba, sehingga suatu rencana itu
harus ada langkah-langkah sebelumnya.
Tindak pidana pembunuhan berencana diatur dalam pasal 340 KUHP dan sanksi
lebih berat yakni dengan ancaman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara selama waktu tertentu.
2. Membunuh seperti disegaja
Membunuh seperti disengaja yaitu pembunuhan yang terjadi sengaja dilakukan
oleh seorang mukalaf dengan alat yang biasanya tidak mematikan. perbuatan ini tidak
diniatkan untuk membunuh, atau mungkin hanya bermain-bermain. Misalnya dengan
sengaja memukul orang lain dengan cambuk ringan atau dengan mistar, akan tetapi yang
terkena pukul kemudian meninggal.
3. Membunuh tidak disengaja
Membunuh tersalah yaitu pembunuhan karena kesalahan atau keliru semata-
mata, tanpa direncanakan dan tanpa maksud sama sekali. Misalnya seseorang melempar
batu atau menembak burung, akan tetapi terkena orang kemudian meninggal.
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembunuhan
7
2.4. Pandangan Islam dalam Pembunuhan
Ulama fiqih mendefenisikan pembunuhan dengan “perbuatan manusia yang berakibat
hilangnya nyawa seseorang”. Apabila dilihat dari sisi hukumnya pembunuhan dalam islam
ada dua bentuk, yaitu pembunuhan yang diharamkan, seperti membunuh tanpa sebab dan
pembunuhan yang diperblehkan seperti membunuh orang yang murtad jika ia tidak mau
bertaubat atau membunuh musuh dalam peperangan.
Dasar hukum keharaman membunuh banyak sekali dalam ayat al-Qur‟an dan sunnah
Rasulullah saw. Seperti diantara ayat-ayat tersebut adalah :
“dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan allah(membunuhnya) melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar. Barang siapa dibunuh secara zalim,maka sesungguhnya
kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya.tetapi jangan ahli waris itu melampaui
batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan (Qs.Al-
Isra‟ 33)”
“Dan janganlah kamu membunyh anak- anak kamu karena takut kemiskinan. Kamilah yang
akan memberi rizki kepada mereka dan juga kepadamu.sesungguhnya membunuh mereka
adalah suatu dosa besar (Qs.Al-Isra‟ 31)”
Dalam syariat islam hukuman yang dijatuhkan terhadap setiap orang yang menghilagkan
nyawa orang lain akan dijatuhkan hukuman yang sama menurut apa sudah ia lakukan yaitu
hukuman kisas atau hukuman diat sebagai hukuman pengganti. Dan terhalangnya
mendapatkan warisan bila ia seorang ahli waris sebagai hukuman tambahan.
2.5. Contoh Kasus
Pembunuhaan satu keluarga dibekasi ini terjadi pada tanggal Pembunuhan terjadi pada
senin malam (12/11/2018) atau selasa (13/11/2018) dini hari, Motif pembunuhan oleh Haris
Simamaora pada keluarga Diperum Nainggolan adalah dendam. Karena atas perbuatan
Diperum Nainggolan dan Maya Boru Ambarita lantaran ia merasa bahwa korban merebut
penghasilannya. Haris Simamora dulunya merupakan 'Bapak Kost' di rumah kost yang
terletak di Jalan Bojong Nangka 2, Pondok Gede, Bekasi. Kemudian, pengelolaan rumah kos
tersebut digantikan oleh Diperum Nainggolan dan Maya Ambarita. Pemilik kosan itu sendiri
adalah kakak korban Douglas Nainggolan. Selain karena dendam karena direbut
penghasilannya Haris Simamora juga sering dimarahi oleh Diperum Nainggolan dan Maya
Boru Ambarita, emosi Haris kian tersulut kala ia dibangunkan tidur oleh keduanya
8
menggunakan kaki. Hal tersebut menyebabkan Haris Simamora semakin merasa sakit hati.
Pada saat itu Haris Simamora yang diajak korban untuk membeli kebutuhan untuk perayaan
natal, Diperum Nainggolan dan istrinya Maya Boru Ambarita yang tidur di ruang televisi.
Dari sini Haris yang sudah mengalami hati nurani yang sesat cukup leluasa untuk
menghabisi Diperum Nainggulan beserta istrinya, Haris membunuh Diperum Nainggolan
menggunakan linggis yang ada di dapur rumah korban. Pelaku memukul Diperum
Nainggolan dengan linggis setelah itu Haris menusuk leher korban dengan linggis itu pula,
setelah Diperum Ninggolan meninggal selanjutnya adalah istri korban yang dibunuh. Dari
sini jelas sekali bahwa pembunuhan itu benar-benar sudah direncanakan haris jauh-jauh hari
dan mendapatkan waktu yang tepat untuk melancarkan dendam yang selama ini dia rasakan.
Selain membunuh pasangan suami istri tersebut Haris juga membunuh kedua anak
Diperum Ninggolan. Karena saat membunuh pasangan suami istri tersebut kedua anak
korban melihatnya dan bahkan Haris meyuruh kedua anak tersebut untuk kembali tidur.
Setelah kedua anak tersebut tidur lelap Haris kemudian membunuh kedua anak tersebut
dengan cara mencekik kedua anak korban sampai meninggal karena alasan kalau kedua anak
tersebut masih hidup nanti bisa dilaporkan oleh warga sekitar.
Setelah membunuh 1 keluarga itu Haris Simamora langsung kabur dengan membawa
mobil korban yang terparkir didepan rumah, dengan pakaian yang penuh bercak darah serta
membawa linggis yang digunakan pelaku untuk membunuh korban. Ditengah jalan Haris
Simamora membuang linggis tersebut untuk menghilangkan barang bukti.
Penemuan Mayat Diperum Nainggolan sekeluarga ditemukan oleh Salah satu tetangga
korban yang melewati rumah Diperum Nainggolan pada Selasa pukul 03.30 WIB melihat
gerbang rumah korban terbuka dan televisi masih menyala. Tetangga korban mencoba
memanggil dan menelepon korban tetapi tidak ada jawaban, pada pukul 06.30 WIB tetangga
korban mulai curiga padahal biasanya jam seperti itu sudah bangun, lalu tetangga korban
membuka jedela rumah korban dan terkejut melihat Diperum Ninggolan beserta istrinya
sudah meninggal dan bersimbah darah. Melihat hal tersebut tetangga korban memanggil
warga lainnya dan ketua RT serta melaporkan kejadian itu kepada polisi setempat. Dengan
kejadian ini polisi langsung megidentifikasi dan mencari pelaku pembunuhan.
Haris Simamora yang merupakan pelaku pembunuhan satu keluarga kemudian menyewa
kosan dan menitipkan mobil korban pada pemilik kosan. Pelaku setelah membunuh korban
9
lalu menyewa kosan dengan harga Rp.900.000 dan baru membayar kosan itu Rp. 400.000.
Pelaku hanya sebentar saja berada dikosan tersebut dan menitipkan mobil yang dibawanya
dengan alasan akan mengambil baju dan barang-barangnya.
Setelah mobil korban ditemukan oleh polisi dan dengan mencoba menghubungi pelaku
akhirnya selang tiga hari pelaku berhasil mengetahui keberadaan pelaku. Pelaku ditemukan
di daerah kaki Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat di posko pendakian. Disitu juga
ditemukan berbagai barang bukti yang menjadi anggapan kuat oleh polisi, tetapi saat
digeledah polisi Haris mengelak jika dia melakukan pembunuhan keluarga di bekasi.
Meskipun sempat mengelak namun Haris akhirnya tidak bisa berkutik ketika polisi
menunjukkan beberapa barang bukti berupa kunci mobil korban dan HP yang ada bercak
darah itu yang menguatkan Haris sebagai pelaku utama pada kasus pembunuhan keluarga di
bekasi. Kemudian pihak kepolisian membawa Haris ke jakarta untuk dilakukan pemeriksaan
dan pada akhirnya Haris mengakui perbuatannya. Pada saat ini akhirnya Haris Simamora
ditetapkan menjadi pelaku pembunuhan dan mendapatkan hukuman mati dan dijerat dengan
pasal berlapis, pasal 365 ayat (3) KUHP dan pasal 340 Subsider Pasal 338 KUHP.
Pembahasan Teori
Motif pembunuhan Haris Simamaora pada keluarga Diperum Nainggolan adalah dendam
dan sakit hati. Dari motif pembunuhan yang dilakukan Haris Simamora bahwa dia
melakukannya atas kehendaknya dan pembunuhan itu sudah direncanakan jauh-jauh hari. A.
Dewantara (2017:12) mengatakan “rasio manusia hadir dalam proses tindakannya, seperti:
perencanaan, pengambilan keputusan, penegasan kehendak, penjabarannya dalam tindakan
kongkret, dan evaluasinya kemudian”.
Dalam hal ini perbuatan Haris dalam pandangan filsafat moral dan norma dalam
kehidupan manusia adalah tindakan yang tidak etis, secara moral bersinggungan dengan
nilai tatanan dan nilai ketuhanan maupun budaya (ideologi). Ketika tindakan manusia
menghilangkan nyawa dilakukan, maka terdapat alasan-alasan etis yang dapat diajukan.
Dalam hal ini Haris memiliki hati nurani yang sesat, A. Dewantara (2017:22) “bila kesesatan
itu berhubungan dengan apa yang harus diketahui, dengan kata lain, tentang apa yang
semestinya dia tahu, tetapi dia tidak mau tahu atau membiarkan diri tidak tahu, dia jelas
bersalah.” Karena Haris memiliki hati nurani yang sesat dan tidak berpikir panjang dahulu
sebelum menghabisi nyawa keluarga Diperum Nainggolan maka Haris menuruti emosinya
10
dan tega membunuh satu keluarga yang merupakan saudara Haris dan tidak memiliki belas
kasihan terhadap saudaranya hanya karena dendam semata. Karena sering kali hati nurani
yang sesat itu akan menjebak manusia kedalam hal yang negatif.
Kesengajaan menghilangkan nyawa orang lain itu oleh kitab undang- undang hukum
pidana yang disebut sebagai suatu „pembunuhan‟. Atas perbuatannya itu Haris terancam
hukuman mati. Haris dijerat dengan pasal berlapis, pasal 365 ayat (3) KUHP dan pasal 340
Subsider Pasal 338 KUHP. Berikut adalah bunyi dari pasal-pasal tersebut:
Pasal 365 KUHP
1. Dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan tahun, dihukum pencurian yang
didahului, disertai atau di ikuti dengan kekerasan terhadap orang, dengan maksud
akan menyiapkan atau memudahkan pencurian itu atau jika tertangkap tangan supaya
ada kesempatan bagi dirinya sendiri atau bagi kawannya yang turut melakukan
kejahatan itu akan melarikan diri atau supaya barang yang dicuri itu tetap ada
ditangannya.
2. Hukuman penjara selama-lamanya dua belas tahun, dijatuhkan
1e. jika perbuatan itu dilakukan pada waktu malam didalam sebuah rumah atau
pekarangan yang tertutup, yang ada rumahnya atau dijalan atau didalam kereta api
atau trem yang sedang berjalan
2e. jika perbuatan itu dilakukan oleh dua orang bersama-sama atau lebih
3e. jika sitersalah masuk ketempat melakukan kejahatan itu dengan jalan
membongkar atau memanjat, atau dengan jalan memakai kunci palsu, perintah
palsu atau pakaian jabatan palsu
4e. jika perbuatan itu menjadikan ada orang mendapat luka berat
3. Hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun dijatuhkan jika karena perbuatan
itu ada orang mati
4. Hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-
lamanya dua puluh tahun dijatuhkan, jika perbuatan itu menjadikan orang
mendapat luka berat atau mati, oleh satu hal yang diterangkan dalam No.1 dan 3
11
subsidair: Pasal 351 ayat (3) KUHP “Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana
paling lama tujuh tahun”. Jaksa menuntut terdakwa dengan pidana penjara selama 17 (tujuh
belas) tahun penjara dengan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dan
dengan perintah terdakwa tetap ditahan kemudian membayar restitusi yang di ajukan
sebanyak 841.600.000 rupiah. Hakim menjatuhkan sanksi pidana lebih ringan kepada
terdakwa dibandingkan dengan tuntutan jaksa yaitu pidana penjara selama 15 (lima belas)
tahun dan mengabulkan restitusi kepada pemohon restitusi tersebut sebesar 11.600.000
4
rupiah.
4
https://sg.docworkspace.com/d/sllmj68pe0bsngwY
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara
melanggar hukum, maupun yang tidak melawan hukum. Diatur dalam buku II bab XIX.
yang terdiri dari tiga belas pasal, yakni dari Pasal 338 sampai dengan Pasal 350 KUHP.
Tindak pidana ini termasuk 22 delik materil, artinya untuk kesempurnaan tindak pidana
tidak cukup dengan dilakukannya perbuatan, akan tetapi juga menjadi syarat adanya akibat
dari perbuatan itu.
Tindak pidana pembunuhan yakni bentuk pokok dari kejahatan terhadap nyawa diatur
dalam pasal 338 KUHP yang menyatakan bahwa: “Barang siapa dengan sengaja merampas
nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima
belas tahun”
Dalam sudut pandang islam hukumnya pembunuhan ada dua bentuk, yaitu pembunuhan
yang diharamkan, seperti membunuh tanpa sebab dan pembunuhan yang diperbolehkan
seperti membunuh orang yang murtad jika ia tidak mau bertaubat atau membunuh musuh
dalam peperangan.dan sanki orang yang melakukan pembunuhan setimpal apa yang dia
perbuat yakni qisas atau diat.
3.2. Saran
Demikianlah makalah ini dibuat. Tentunya masih banyak kesalahan yang terdapat dalam
makalah ini untuk menuju yang lebih baik lagi, kritik dan saran kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah selanjutnya. Kami ucapkan terimakasih dan mohon maaf apabila
masih banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://sg.docs.wps.com/I/sllmj68pe0bSngwY
repository.trisakti.ac.id/usaktiana/digital/00000000000000073263/2013_TA_HK_
01005456_3.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembunuhan
https://sg.docworkspace.com/d/sllmj68pe0bsngwY
14