Anda di halaman 1dari 8

Mata kuliah : Qawaid Fiqih Siyasah

Dosen : Kasmidin,Lc,M.Ag

Kelomok :3
Nama : Rizki Fadhilah (11820420942)
Ilham Reza (1182044833)
Hazizul Fadhly (11820411463)
Afrizal (11820414658)
Kelas : HTN E/ SEM.6

DAWABITH FIQH DAN NAZHARIYAH FIQH

A. Dawabith Fiqh

Dawabith Fiqhiyah (‫ )ضىا بظ‬jamak dari kata dhabith . Al-dhabith diambil


dari kata dasar Adl-dlabith yang maknanya menurut bahasa berkisar pada :

‫اىحفظ‬, ً‫واىحس‬, ‫ واىقى ة‬,‫واىشد ة‬

Pemeliharaan, ikatan, kekuatan, dan penguatan.

Sedangkan pengertian dhawabith fiqhiyah menurut istilah, sebagian ulama


memberikan definisi-definisi yang berdekatan dan saling melengkapi serta
menyempurnakan.

Kaidah-kaidah itu adalah :

1. Dhawabith fiqhiyah adalah semua yang terbatas juz‟iyatnya (bagiannya)


pada suatu urusan tertentu.
2. Dhawabith fiqhiyah adalah apa yang tersusun sebagai bentuk-bentuk
masalah yang serupa dalam satu tema, tanpa melihat kepada makna yang
menyeluruh yang terkait.
3. Dhawabith fiqhiyah adalah apa yang dikhususkan dari qawa‟id fiqhiyah
pada bab tertentu.
4. Dhawabith fiqhiyah adalah preposisi universal ‫مييه قضيه‬ atau dasar
universal ‫ميي اصو‬, atau prinsip universal ‫ ميي ٍبدا‬yang menghimpun furu‟
dari satu bab (satu tema).

Dari kaidah-kaidah yang telah disebutkan, dapat di simpulkan, bahwa


dhawabith fiqhiyah adalah setiap juz‟iyyat fiqhiyah yang terdapat dalam satu bab
fikih, atau prinsip fikih yang universal, yang juziyat-nya (bagian-bagiannya)
terdapat dalam satu bab fikih.

Dhabith al-fiqiyah memiliki ruang lingkup dan cakupan lebih sempit dari
pada al-qawa‟id al-fiqiyah, dhabith ini ruang lingkupnya hanya berlaku dibidang
fiqih jinayah, dan hanya berlaku bagi anak-anak yang belum dewasa, maksudnya
apabila anak yang belum dewasa melakukan kejahatan dengan sengaja, maka
hukumanya tidak sama dengan hukuman yang diancam kepada orang dewasa,
kalau diberikan hukuman maka hukumannya hanya bersifat pendidikan. Sebab
kejahatan yang dia lakukan dengan sengaja, harus dianggap suatu kesalahan oleh
hakim bukan suatu kesengajaan.

Qawaid fiqhiyah dan dhawabith fiqhiyah memiliki kesamaan dan


perbedaan. Perbedaannya hanya terletak pada ruang lingkupnya. Qawaid fiqhiyah
ruang lingkupnya tidak terbatas pada satu masalah fikih, sedangkan dhawabith
fiqhiyah terbatas pada satu masalah fikih. Perbedaan ini telah disyariatkan oleh al-
Maqqary al-Maliky (w. 758 ), ia menyatakan bahwa qawa‟id fiqhiyah lebih umum
dari dhawabith fiqhiyah.

Menurut Abdurrahman bin Jadilah al- Bannany (w.1198 H), kaidah tidak
khusus untuk satu bab (masalah) fikih saja, berbeda halnya dengan dlabith.
Tajuddin al-Subky (w. 771 H ) menjelaskan perbedaan antara qawa‟id fiqhiyah
dan dhawabith fiqhiyah ia menyatakan bahwa diantara kaidah ada yang tidak
khusus untuk satu bab (masalah) seperti kaidah :

‫اىيقيِ ال يساه باىشل‬

„‟keyakinan tidak dapat hilang oleh keraguan‟‟


Tetapi, ada juga yang khusus untuk satu bab (masalah) seperti kaidah;

‫ٍا جازث اجارحه جازث اعارحه‬

“sesuatu yang boleh disewakan, boleh dipinjamkan”

Kaidah yang khusus untuk satu bab (masalah) dan tujuannya menghimpun
bentuk-bentuk yang serupa disebut dlabith. Menurut Ibnu Nujaim (w. 970), asal
(kaidah) menetapkan bahwa perbedaan antara kaidah dengan dhabith yaitu kalau
kaidah menghimpun masalah-masalah cabang (furu‟) dari berbagai bab (masalah)
yang berbeda-beda, sedangkan dhabith hanya menyimpun masalah-masalah
cabang (furu‟) dari satu bab (masalah).

Kaidah dan dhabith fiqih keduanya sama-sama merupakan rumusan


hukum yang di dalamnya mencakup banyak masalah. Perbedaan keduanya
terletak pada cakupannya; kalau kaidah mencakup permasalahan dari banyak bab
sedangkan dhabith hanya mencakup permasalahan dari satu bab fiqih saja. Ulama
mutaqaddimin – misalnya al-Subky (w. 771 H) dalam kitabnya al-Asybah wa al-
Nadhair – sering menggunakan kata al-Qawaid al-Khashshah (kaidah-kaidah
khusus) untuk menunjukkan makna al-Dhawabith al-Fiqhiyyah. Istilah al-Dhabith
baru banyak digunakan oleh ulama mutaakhkhirin dan para akademisi (lihat
misalnya Ali an-Nadwiy dalam bukunya al-Qawaid al-Fiqhiyyah).

Penelitian ini adalah library research (studi kepustakaan). Datanya


dihimpun melalui pembacaan dan kajian teks (text reading) dan selanjutnya
dianalisis dengan deskriptif analytic yang betujuan untuk mengetahui fokus
penelitian dengan cermat dan benar.

Hasil penelitian menyimpulkan : ada 30 (tiga puluh) dhabith fiqih di dalam


kitab Al-Umm. Tujuh dhabith berkaitan dengan masalah thaharah (bersuci), tiga
dhabith tentang berbagai permasalahan dalam shalat, dua dhabith tentang masalah
zakat, dua dhabith tentang haji, dua dhabith tentang makanan, dua dhabith tentang
transaksi jual beli, tiga dhabith berkaitan dengan rahn (gadai), satu dhabith
tentang washiat, empat dhabith mengikat berbagai permasalahan nikah, satu
dhabith tentang had (hukuman), dan dua dhabith berkaitan dengan masalah ikrar
(pengakuan).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa qawa‟id fiqhiyah lebih umum
dari dhawabih fiqhiyah, karena qawa‟id fiqhiyah tidak terbatas pada masalah
dalam satu bab fikih, tetapi kesemua masalah yang terdapat pada semua bab fikih.
Sedang dhawabith fiqhiyah ruang lingkupnya terbatas pada satu masalah dalam
satu bab fikih. Karena itu qaidah fiqhiyah disebut qa‟idah „ammah, atau kulliyah
dan dhabith fiqh disebut qa‟idah khashshah.

Contoh :

Kaidah

‫اىَشقت حجيب اىخيسير‬

Kesulitan itu menimbulkan adanya kemudahan”

Kaidah tersebut dinamakan qa‟idah fiqhiyah, bukan dhawabith fiqhiyah, karena


kaidah ini masuk pada semua bab fikih, dalam masalah ibadah, muamalah dan
yang lainnya.

Sedangkan kaidah

‫ٍا جازث اجارحه جازحاعارحه‬

„‟Apa yang boleh memyewakannya maka boleh pula meminjamkannya‟‟

Kaidah tersebut dinamakan dhawabith fiqhiyyah, karena hanya terbatas pada


rukun transaksi (muamalah) dan dalam bab pinjaman atau pinjam meminjam.

B. Nazhariyah Fiqh

Adapun pengertian nazhariyah fiqhiyah yaitu berasal dari nazhir yang


berarti mengangan-angan sesuatu dengan mata (ta‟mulus syai‟ bi al ain),
sedangkan nazhari adalah hasil dari apa yang diangan-angankan tersebut, seperti
halnya mengangan-angankannya akal yang mengatakan bahwa alam adalah
sesuatu yang baru. Akan tetapi sebagian ulama fuqaha kontemporer mengatakan :
bahwa nazhariyah sinonim dengan qawa‟id fiqhiyah, yang termasuk dalam
golongan ini adalah Syekh Muhammad Abu Zahra sebagaimana yang di jelaskan
dalam ushul fiqh. Atau Nadhariyah fiqhiyah juga bisa didefinisikan dengan
“Maudhu-maudhu fiqih atau maudhu yang memuat masalah-masalah fiqhiyah
atau qadhiyah fiqhiyah. Hakikatnya adalah rukun, syarat, dan hukum yang
menghubungkan fiqh, yang menghimpun satu maudhu‟ yang bisa digunakan
sebagai hukum untuk semua unsur yang ada. Seperti : Nadhariyah milkiyah,
nadhariyah aqad, nadhariyah itsbat dan yang lainnya.sebagai bentuk aplikasi dari
contoh nadhariyah itsbat (penetapan) dalam an-fiqih al-jina‟I al-islami (pidana
Islam) ini terdiri dari beberapa unsur, yaitu : hakikat itsbat (penetapan), syahadah
(saksi), syarat-syarat saksi, mekanisme saksi, pembelaan, tanggung jawab saksi,
ikrar, qarinah, khibrah (keahlian), ma‟lumat qadi (informasi, data, fakta qadhi),
kitabah, dan lain-lain.

Kesimpulan dari pengertian tentang “Nadhariyah amah” bahwa


Nadhariyah amah bukanlah Qaidah kulliyah dalam term fiqh islam. Karena qaidah
ini layaknya dhawabith terhadap nadhariyat. Atau dia bagaikan Qaidah khusus
terhadap Qawaidh amah al kubara”. Kalau qaidah seperti”‫ىيَقاصد اىعقىد في اىعبرة‬
‫“ واىَعاّي‬

Perbedaan yang mendasar antara keduanya (Qaidah fiqhiyah dan Nadhariyah


fiqhiyah) adalah :

1). Qaidah fiqhiyah

Mengandung hukum fiqh di dalamnya , seperti qaidah “ِ‫ ”باىشاك يساه ال اىيقي‬qaidah
ini mengandung hukum fiqih di setiap masalah yang berkaitan dengan maslah
“yakin” dan “syak” dan ini berbeda dengan Nadhariyah fiqhiyah: dia tidak
mengandung/ memuat hukum fiqih di dalamnya, seperti nadhariyat milk, fasakh,
buthlan.
2). Qaidah fiqhiyah tidak mengandung rukun dan syarat, lain halnya dengan
nadhariyah fiqhiyah yang pasti lekat dengan rukun dan syarat.

Di bawah ini contoh2 qawaid fiqhiyah –yang berbeda furu‟ (cabang), juz (bagian)
dan juga atsar (pengaruhnya)………- …..:

1. ‫ٍحامَت اىعادة‬

2. ‫به اىعَو يجب حجت اىْاش اسخعَاه‬

3. ‫ُ اىسٍا بخغير )اىعرف او اىَصيحت عيى اىَبْيت( االحناً حغير يْنر ال‬

4. ‫غيبج او اطردث اذا اىعادة حعخبر اَّا‬

5. ‫شرطا ماىَشروط عرفا اىَعروف‬

6. ‫بيْهٌ ماىَشروط اىخجار بيِ اىَعروف‬

Adapun perbedaan yang mendasar antara Qa‟idah Fiqhiyah dan


Nadhariyah fiqhiyah adalah :

1. Cakupan kaidah fiqh sangat luas, sedangkan nazhariyah fiqhiyah hanya


mencakup bab fiqh tertentu, dari segi ini, nazhariyah sama dengan
dlawabith fiqhiyah
2. Secara redaksional, kaidah fiqh sangat singkat dan maknanya lebih umum
dibandingkan dengan nazhariyah fiqhiyah.
3. Setiap kaidah fiqhiyah mencakup nazhariyat fiqhiyah dan tidak sebaliknya
4. Pembahasan nazhariyat fiqh tidak memerlukan pemikiran lebih lanjut.
Sedangkan kaidah fiqh memerlukan pembahasan yang lebih detail.
5. Kaidah fiqh tidak mencakup rukun, syarat, dan hukum. Sedangkan
nazhariyat fiqhiyah tidak menetapkan hukum.
6. Kaidah fiqh menetapkan hukum dengan sendirinya, sedangkan nazhariyah
fiqhiyah tidak menetapkan hukum.
7. Nazhariyah fiqhiyah merupakan pengembangan dari kaidah.
C. Kesimpulan

Dawabith Fiqhiyah (‫ )ضىا بظ‬jamak dari kata dhabith . Al-dhabith diambil


dari kata dasar Adl-dlabith yang maknanya menurut bahasa berkisar pada :

‫اىحفظ‬, ً‫واىحس‬, ‫ واىقى ة‬,‫واىشد ة‬

Pemeliharaan, ikatan, kekuatan, dan penguatan. Dapat di simpulkan, bahwa


dhawabith fiqhiyah adalah setiap juz‟iyyat fiqhiyah yang terdapat dalam satu bab
fikih, atau prinsip fikih yang universal, yang juziyat-nya (bagian-bagiannya)
terdapat dalam satu bab fikih.

Qawa‟id fiqhiyah lebih umum dari dhawabih fiqhiyah, karena qawa‟id


fiqhiyah tidak terbatas pada masalah dalam satu bab fikih, tetapi kesemua masalah
yang terdapat pada semua bab fikih. Sedang dhawabith fiqhiyah ruang lingkupnya
terbatas pada satu masalah dalam satu bab fikih. Karena itu qaidah fiqhiyah
disebut qa‟idah „ammah, atau kulliyah dan dhabith fiqh disebut qa‟idah
khashshah.
D. Daftar Pustaka

Azhari, Faturrahman. Qawaid Fiqhiyah Muamalah. 2015. Cet.1. LPKU


Banjarmasin

https://bacaanmadani.com/2019/03/pengertian-dan-perbedaan-qawaid-
fiqhiyah.html?m=1

http://aminah5211.blogspot.com/2016/03/makalah-pengertian-qawaid-fiqhiyah-
dan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai