HOMICIDE PEMBUNUHAN
Disusun Oleh
Kelompok 3 :
PROGRAM S1 KEPERAWATAN 5B
(Oktober 2019)
I
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Tim Penulis
II
DAFTAR ISI
MAKALAH KEPERAWATAN JIWA .......................................................................... I
KATA PENGANTAR.................................................................................................... II
BAB I ............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 2
BAB II............................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A. Pengertian ............................................................................................................ 3
PENUTUP ..................................................................................................................... 7
A. Simpulan .............................................................................................................. 7
B. Saran .................................................................................................................... 7
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembunuhan pada hakikatnya merupakan puncak agresi yang
hingga saat ini masih menjadi titik buta (blind spot) bagi peradaban
umat manusia. Angka kejadiannya cukup tinggi, namun penelitian
yang secara khusus mengkajinya masih sedikit. Kasus-kasus
pembunuhan di Indonesia dalam kurun waktu beberapa tahun
terakhir juga menunjukkan kecenderungan peningkatan, tidak hanya
dari sisi kuantitas, namun juga dari sisi kualitas dimana pelakunya
juga semakin sadis dan nekat. Pembunuhan, merupakan kekerasan
interpersonal yang sangat serius dalam masyarakat.
Dalam kasus pembunuhan berencana (planned murder) biasanya
seorang calon pembunuh sudah mengetahui siapa calon korban
yang akan dibunuhnya, sedangkan dalam kasus pembunuhan tidak
berencana (unplanne murder) seseorang membunuh orang lain
karena adanya konflik emosional antar dirinya dengan calon
korban. Sampai kapanpun kasus pembunuhan sulit dihilangkan
yang bisa dilakukan adalah bagaimana mengurangi mencegah atau
menghindari peristiwa pembunuhan. konflik sosio emosional
menjadi pemicu perilaku pembunuhan karena seseorang merasa
kecewa, sakit hati atau dendam pada orang lain secara ekstrim
pelampiasan rasa kecewa sakit hati, dendam atau amarah
dilampiaska dengan cara membunuh orang lain. Hal ini banyak
terjadi pada pembunuh di masyarakat
1
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian homicide ?
2. Apa saja jenis-jenis homidice ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi homicide ?
4. Bagaimana pencegahan homicide ?
5. Bagaimana penanganan homicide ?
6. Bagaimana dampak homicide ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian homicide
2. Untuk mengetahui jenis-jenis homicide
3. Untuk mengetahui faktor-faktor homicide
4. Untuk mengetahui pencegahan homicide
5. Untuk mengetahui penanganan homicide
6. Untuk mengetahui dampak homicide
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Homicide merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan
nyawa seseorang dengan cara yang melanggar hukum dan yang tidak
melawan hukum. Pembunuhan ada dua macam yaitu membunuh
dengan sengaja dan membunuh tidak sengaja. Homicide diturunkan
dari bahasa latin homicidium, penggabungan antara homo yang
bermakna manusia dan cidium yang berarti tindakan membunuh.
Secara hukum homicide adalah pembunuhan (killing) seseorang
oleh orang lain yang dibedakan menjadi pembunuhan yang dapat
doterima oleh hukum (justice viable homicide ) dan homicide dengan
muatan kriminal ( criminal homicide ). Pembunuhan merupakan
perilaku yang sadis, kejam dan tidak berperikemanusiaan, karena
mencabut paksa orang lain dan memukus eksistensi korbannya.
Pembunuhan merupakan fitur pervasif (mudah menyebar) dalam
masyarakat dan bisa mengenai individu atau anggota kelompok sosial
manapun sehingga fitur ini menimbulkan stress dibanyak wilayah
kehidupan publik (krahee, 2005)
3
- Kematian yang timbul dari pebuatan seseorang yang melakukan
pembelaan diri atau harta bendanya
- Kemtian yang timbul karean kecelakaan
4
3. Perspektif Psikologis Faktor psikologis melibatkan kondisi dan
lingkungan keluarga. Keluarga yang mengalami gangguan, tidak
harmonis dan terpecah berpotensi melahirkan delinkuensi. Pola relasi
dengan orang tua juga mempengaruhi delinkuensi pada remaja. Faktor
psikologis lain yang mempengaruhi delikuensi bersumber dari faktor
kepribadian (personality) yang bertindak sebagai faktor predisposisi.
Individu yang kurang asertif secara sosial, penuh kebencian
(hostile), menyimpang (deviant), pencemburu, kurang kontrol diri,
memiliki keyakinan diri (self esteem) rendah dan gambaran diri (self
image) negatif memiliki kecenderungan terlibat dalam delinkuensi.
Kesehatan emosi dasar yang tidak sempurna terbentuk, tidak
terarahkan, tidak terbimbing atau mengalami pengalaman traumatis
yang dalam beberapa kasus merupakan hasil dari sosialisasi yang
kurang serologis sehingga menyebabkan ketidakmampuan mengontrol
impuls secara adekuat.
D. Pencegahan Homicide
a) Dilingkungan keluarga :
Saling menghargai dan menghormati antar keluarga
Bersikap sabar
Jika ada masalah diselesaikan dengan musyawarah mufakat
Menghargai pendapat antar anggota keluarga
b) Dilingkungan Masyarakat :
Saling menghormati antara warga sekitar
Jika ada perselisihan sebaiknya dibicarakan dengan baik
Bersikap sabar
Saling tolong menolong
E. Penanganan Homicide
1. Direhabilitasi
5
Seseorang yang melakukan homicide, pada saat yang sama dengan
masa hukuman yang dilanjani, mereka juga harus direhabilitasi
dibawah pengawasan psikiater. Hal ini penting untuk mencegah
kejadian yang sama apat berulang dimasa yang akan datang. Dengan
demikian, setiap kasus homicide hendaklah dikonsultasikan ke
seseoarng psikater guna mendapatkan penanganan yang holistis dan
komperhensif.
2. Upaya penanggulangan tindak pidana pembunuhan dapat dilakukan
melalui upaya preventif dan upaya represif. Upaya preventif dapat
dilaukan dengan memberi pengarahan,pembekalan
agama,pendidikan hukum atau penyuluhan yang luas mengenai anti
kekerasan dimulai dari keluarga,lingkungan,pemerintah,serta
masyarakat. Sedangkan upaya represif yang dapat dilakukan
dengan memberikan sanksi pidana atau penjatuhan pidana.
F. Dampak Homicide
1. Mengurangi agama seseorang
2. Menghilangkan sifat wara
3. Merusak kehormatan dan harga diri
4. Mendapatkan murka allah
5. Menggelapkan hati
6. Mengakibatkan kefakiran terus menerus
7. Ada sanksi sosial dimasyarakat dan lingkungan
8. Merugikan diri sendiri
6
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Homicide merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa
seseorang dengan cara yang melanggar hukum dan yang tidak melawan
hukum.Pembunuhan ada dua macam yaitu membunuh dengan sengaja dan
membunuh tidak sengaja. Homicide diturunkan dari bahasa latin
homicidium, penggabungan antara homo yang bermakna manusia dan
cidium yang berarti tindakan membunuh. Jenis jenis homicide yaitu
Lawful homicide (pembunuhan yang tidak melawan hukum) dan Unlawful
homicide (pembunuhan yang melawan hukum).
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, kami harapkan para pembaca dapat
lebih memahami tentang homicide pembunuhan.
7
DAFTAR PUSTAKA