Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS FARMASI

VALIDASI METODE ANALISIS TETRASIKLIN DALAM KAPSUL DENGAN


SPEKTROFOTOMETRIULTRA-VIOLET (UV)

Di susun oleh :
Murti Nopitasari I1C016091
Farhan Yuke P I1C016093
Reza Arisandi I1C016095
Fadel Trianzah I1C016097
Aidatul Mufida I1C016099

Dosen Pembimbing :
Rehana, M.Sc., Apt.

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2019
VALIDASI METODE ANALISIS TETRASIKLIN DALAM KAPSUL DENGAN
SPEKTROFOTOMETRIULTRA-VIOLET (UV)

I. STRUKTUR KIMIA

Struktur senyawa Tetrasiklin HCl (C22H24N2O8.HCl) atau 4-dimetilamino-


1,4,4a,5,5a,6,11,12a-oktahidro-3,6,10,12,12a-pentahidroksi-6-metil-
1,11,dioksianaftosen-2-karboksiamida hidroklorida (Depkes RI, 1979).
II. KARAKTERISTIK
Berat Molekul : 480,91 g/mol
Pemerian : serbuk hablur, kuning, rasa pahit, dan amfoter.
Kelarutan : larut dalam 10 bagian air dan dalam 100 bagian etanol (95%),
praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam seton P, larut dalam
larutan alkali hidroksida dan dalam larutan alkali karbonat (Depkes RI, 1979).
III. SPEKTROFOTOMETRI UV
Spektrofotometri UV adalah pengukuran suatu banyaknya radiasi sinar UV
yang diserap oleh zat dalam larutan. Spektrofotometri menggunakan prinsip Hukum
Lambert-Beer yaitu apabila terdapat seberkas cahaya melewati sebuah sel transparan
yang mengandung zat penyerap maka akan terjadi reduksi intensitas cahaya (Behera,
2002).
IV. VALIDASI METODE ANALISIS
a. Linearitas
Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respom yang
secara langsung atau dengan bantuan matematik yang baik, proporsional terhadap
konsetrasi analit dalam sampel. Linearitas didapat dari nilai r2 pada perhitungan
regresi linear (Harmita, 2004)
b. LOD dan LOQ
Limit of Detection / Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel
yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dobandingkan
dengan blangko. Limit of Quantitation . batas kuanttasi adalah kuantitas terkecil
analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama
(Harmita, 2004)
c. Presisi dan Akurasi
Akurasi adalah ukuran yang mennjukkan derajat kedekatan hasil analisis
dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan dalam persen perolehan
kembali (% recovery). Presisis adalah ukuran yang menunjukkan derajat
kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual
dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang
diambil dari campuran yang homogen. Presisis dinyatakan dalam % RSD. Secara
umum RSD yang baik harus kurang dari 2 % (Harmita, 2004).

V. PROSEDUR VALIDASI METODE ANALISIS


A. Tujuan
Memilih dan menerapkan validasi metode analisis menggunakan
spektrofotometer UV untuk sediaan kapsul tetrasiklin.

B. Alat dan bahan

Alat Jumlah

Spektrofotometer UV buah

Pipet Volume 1 ml buah

Pipet Volume 2 ml buah

Pipet Volume 3 ml buah

Pipet Volume 5 ml buah

Labu Ukur 10 ml buah

Labu Ukur 25 ml buah

Labu Ukur 100 ml buah

Timbangan analitik buah

Jumlah
Bahan
10 mg
Tetrasiklin Hidroklorida standar
25 mg
Kapsul tetrasiklin Supertetra
gr
NaOH
Aquades Secukupnya
C. Cara Kerja

1. Pembuatan larutan NaOH 0,25 N


NaOH

- ditimbang 10 gram NaOH dengan seksama


- dilarutkan dalam labu ukur dengan aquades sebanyak 1000 ml
- digojog hingga homogen
Larutan NaOH 0,25 N

2. Pembuatan larutan standar tetrasiklin

Tetrasiklin standar

- ditimbang 100 mg tetrasiklin dengan seksama


- dilarutkan dalam labu ukur 100 ml dengan larutan NaOH 0,25 N hingga tanda batas
- digojog hingga homogen
Larutan standar tetrasiklin 1000 ppm

3. Pembuatan kurva baku larutan standar tetrasiklin

Larutan baku tetrasiklin konsentrasi 6ppm, 8ppm, 10ppm, 12ppm, 16ppm, dan 20ppm
- dibaca masing-masing konsentrasi serapan dengan spektrofotometer UV pada
gelombang maksimal dengan blanko NaOH 0,25 N
- dibuat persamaan garis kurva baku absorbansi ( y= a+bx ),absorbansi sebagai sumbu y
dan konsentrasi sebagai sumbu x
- dibuat kurva kalibrasi regresi linier
Kurva larutan baku tetrasiklin
4. Pengenceran larutan baku setandar tetrasiklin

Larutan setandar
tetrasiklin 1000ppm
1 ml add 10 ml 2 ml add 10 ml

10 ppm 20 ppm

3 ml add 25 ml 4 ml add 25 ml

12 ppm 18 ppm

5 ml add 10 ml
5 ml add 10 ml

6 ppm 8 ppm

5. Penentuan panjang gelombang maksimal

Larutan tetrasiklin setandar


- Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 200-400 nm
- Digunakan blanko NaOH 0,25 N
Hasil λmaks
6. Pengujian Validasi
7. Setandar tetrasiklin
Kapsul tetrasiklin

- Dibuka kapsulnya dan dikeluarkan isinya


- Ditimbang 50 mg tetrasiklin dalam kapsu
dengan seksama
- dilakukan pengenceran dengan pelarut - Ditimbang 50 mg - Ditimbang 50 mg
NaOH 0,25 N add 100 ml pada labu ukur 100 ml dengan seksama dengan seksama
- digojog hingga homogen - Dilarutkan pada - Dilarutkan pada
labu ukur 100 ml labu ukur 100 ml
Larutan sampel
dan di add dan di add
tetrasiklin 500 ppm dengan pelarut dengan pelarut
- diambil 2 ml pelarut hingga pelarut hingga
- dilakukan pengenceran dengan pelarut tanda batas tanda batas
NaOH 0,25 N add 10 ml pada labu ukur 10 ml - Digojog hingga - Digojog hingga
- digojog hingga homogeny homogen homogen
Larutan sampel
tetrasiklin 100 ppm Larutan setandar Larutan setandar Larutan setandar
- diambil 4 ml tetrasiklin 5 ppm tetrasiklin 5 ppm tetrasiklin 5 ppm
- dilakukan pengenceran dengan pelarut
NaOH 0,25 N add 10 ml pada labu ukur
10 ml
- digojog hingga homogen

Larutan sampel
tetrasiklin 8 ppm
- diambil 5 ml

Larutan replikasi 1

Larutan replikasi 2

Larutan replikasi 3

Larutan replikasi 1,2 dan 3


- diukur masing-masing absorbansinya dengan sepektro UV
- Dihitung RSD DAN Rwcovery

Hasil uji akurasi dan persisi


D. Data Pengamatan

a. Linearitas
konsentrasi Absorbansi

Linearitas
Kurva Baku Sampel Tetrasiklin
Y = a + bx
R2 =

b. LOD & LOQ

a. Nilai LOD dan LOQ, Presisi dan Akurasi


3,3
LOD = 𝑥 𝑆𝐷
𝑏
10
LOQ = 𝑥 𝑆𝐷
𝑏

∑(𝑥 − 𝑥)2
𝑆𝐷 = √
𝑛−1
SD
RSD = × 100%
x

Anda mungkin juga menyukai