Disusun Oleh :
Emha Rijaluddin Al Chamidi
Muhammad Samman
Lailatul Chasanah
Fatimatuzahro
Octavia
2022
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan
menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu,
penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik
iman maupun islam.
A. Latar Belakang
1. Pengertian pembunuhan
2. Macam pembunuhan dan sanksi pidana
3. Contoh Pembunuhan
4. Analisis contoh pembunuhan
C. Tujuan
A. Pengertian pembunuhan
Kata pembunuhan berasal dari kata dasar “bunuh” yang mendapat awalan pe-
dan akhiran - an yang mengandung makna mematikan, menghapuskan (mencoret)
tulisan, memadamkan api dan atau membinasakan tumbuh-tumbuhan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia mengemukakan bahwa, “membunuh artinya membuat supaya
mati, menghilangkan nyawa, sedangkan pembunuhan berarti perkara membunuh,
perbuatan atau hal membunuh”. Dalam peristiwa pembunuhan minimal ada 2 (dua)
orang yang terlibat, orang yang dengan sengaja mematikan atau menghilangkan
nyawa disebut pembunuh (pelaku), sedangkan orang yang dimatikan atau orang yang
dihilangkan nyawanya disebut sebagai pihak terbunuh (korban).
Tindak pidana pembunuhan itu merupakan suatu tindak pidana materiil atau
materieel delict, yaitu suatu tindak pidana yang baru dapat dianggap sebagai telah
selesai dilakukan oleh pelakunya dengan timbulnya akibat yang terlarang atau yang
tidak dikehendaki oleh undang-undang.
Berkas dan tersangka berikut barang bukti kasus tersebut diserahkan kepada
Eli Roza, SPd, SH, sebagai Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang selanjutnya akan
menangani perkara tersebut. Terhadap tersangka yang telah menjalani penahanan di
Polsek Padang Timur itu, JPU tetap melakukan penahanan. Untuk itu selanjutnya
tersangka akan menjalani masa penahanan sementara di Rutan LP Muaro Padang.
Selain itu anak ke 6 dari 7 bersaudara itu juga dijerat dengan tuduhan
membawa senjata tajam tanpa izin, UU Darurat No 12 tahun 1955. Fauzan diduga
telah melakukan percobaan pembunuhan terhadap Iqbal pada Selasa (5/5), menjelang
Magrib lalu di WC Wanita Musala Jihad Kubu Dalam Padang.
D. Analisis
Pasal 339 berbunyi ”pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu
perbuatan pidana yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiap atau
mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta
lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan
penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam dengan
pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun”.
Sedangkan pasal 340 berbunyi ”barangsiapa sengaja dan dengan rencana lebiih
dahulu merampas nyawa orang lain diancam, karena pembunuhan dengan rencana,
dengan pidana mati atau dengan pidana penjara seumur hidup, atau selama waktu
tertentu, paling lama 20 tahun”. Karena korban tidak meninggal dan mengalami luka
berat, perbuatan ini memenuhi unsur dalam pasal 354 ayat (1) KUHP mengenai
penganiayaan berat yang berbunyi ”barangsiapa sengaja melukai berat orang lain
diancam, karena melakukan penganiayaan berat, dengan pidana penjara paling lama 8
tahun” jo pasal 355 KUHPidana yang berbunyi ”penganiayaan berat yang dilakukan
dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama 12
tahun”.
BAB III
Kesimpulan dan Penutup
A. Kesimpulan
1. PENGERTIAN PEMBUNUHAN
3. CONTOH PEMBUNUHAN
Percobaan adalah suatu usaha mencapai suatu tujuan, yang pada akhirnya
tidak atau belum terjadi. Percobaan dimuat dalam pasal 53 dan 54 KUHP .
Syarat-syarat suatu tindakan termasuk ke dalam tindak percobaan adalah
adanya niat, adanya permulaan pelaksanaan, pelaksanaan tidak selesai yang
bukan disebabkan karena kehendak sendiri. Lembaga hukum percobaan
diperlukan untuk menjamin adanya ketentraman individu. Ada beberapa
perbuatan yang seolah – olah atau mirip dengan percobaan, perbuatan tersebut
adalah ondeugdelijke poging (percobaan tidak mampu), mangel am tatbestand
(kekurangan isi delik), putatief delict (delik putatif), delik manque (percobaan
selesai), geseharste poging (percobaan tertunda) dan gequalificeerde poging
(percobaan yang dikualifisir). Pada hakikatnya pasal 53 dan 54 selalu
dihubungkan dengan pasal-pasal lain yang merujuk pada perbuatan tersebut.
B. Penutup
Alhamdulilah berkat kesempatan yang diberikan Allah SWT makalah ini
dapat terselesaikan sesuai waktunya. Demikian yang dapat kami sampaikan dan
tulisan dalam makalah ini , jika ada kekurangan maka kami selaku penulis memohon
maaf yang sebesar besarnya serta besar harapan kami untuk mendapatkan saran-saran
yang bermanfaat.
Makalah