Anda di halaman 1dari 10

Makalah Pembunuhan

Guru Pengajar : Drs. Fatchur Rodji M,Pd,I

Disusun Oleh :
Emha Rijaluddin Al Chamidi

Arum Puspita Larasati

Muhammad Samman

Lailatul Chasanah

Fatimatuzahro

Octavia

MADRASAH ALIYAH NEGERI


KOTA PASURUAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan
menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu,
penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik
iman maupun islam.

Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan


makalah ini yang merupakan tugas mata pelajaran Fikih. Penulis sampaikan
terimakasih sebesar-besarnya kepada guru pengajar mata pelajaran Fikih, Drs. Fatchur
Rodji M.Pd.I. dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-


kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan
dikemudian hari.

Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para


pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasia


dan Undang Undang Dasar 1945 yang benar-benar menjunjung tinggi hak asasi
manusia serta menjamin warga negara bersama kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan yang tidak ada kecualinya, sedangkan untuk menjamin kataatan dan
kepatuhan terhadap hukum adalah di tangan semua warga negara. Kejahatan tindak
pidana merupakan salah satu bentuk “ perilaku menyimpang “ yang selalu ada
melekat pada masyarakat, tidak ada masyarakat yang sepi dari kejahatan.

KUHP Indonesia, dalam pidana pokoknya mencantumkan pidana mati dalam


urutan pertama. Pidana mati di Indoensia merupakan warisan koonial Belanda, yang
sampai saat ini masih tetap ada. Sementara praktik pidana mati masih diberlakukan di
Indonesia, Belanda telah menghapus praktik pidana mati sejak tahun 1870 kecuali
untuk kejahatan militer. Kemudian pada tanggal 17 Februari 1983, pidana mati
dihapuskan untuk semua kejahatan. Tentu saja hal ini merupakan hal yang sangat
menarik, karena pada saat diberlakukan di Indonesia melalui asas konkordansi, di
negara asalnya Belanda ancaman pidana mati sudah dihapuskan. Pembunuhan
berencana dalam KUHP diatur dalam pasal 340 adalah “Barang siapa sengaja dan
dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana penjara
seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun”.

Pembunuhan berencana itu dimaksudkan oleh pembentuk undang-undang


sebagai pembunuhan bentuk khusus yang memberatkan, yang rumusannya dapat
berupa “pembunuhan yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu dipidana karena
pembunuhan dengan rencana”.
B. Topik Bahasan

1. Pengertian pembunuhan
2. Macam pembunuhan dan sanksi pidana
3. Contoh Pembunuhan
4. Analisis contoh pembunuhan

C. Tujuan

1. Dapat memahami pengertian pembunuhan


2. Dapat memahami macam pembunuhan dan sanksi pidana
3. Dapat mengetahui contoh pembunuhan
4. Dapat menganalisis contoh pembunuhan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pembunuhan

Kata pembunuhan berasal dari kata dasar “bunuh” yang mendapat awalan pe-
dan akhiran - an yang mengandung makna mematikan, menghapuskan (mencoret)
tulisan, memadamkan api dan atau membinasakan tumbuh-tumbuhan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia mengemukakan bahwa, “membunuh artinya membuat supaya
mati, menghilangkan nyawa, sedangkan pembunuhan berarti perkara membunuh,
perbuatan atau hal membunuh”. Dalam peristiwa pembunuhan minimal ada 2 (dua)
orang yang terlibat, orang yang dengan sengaja mematikan atau menghilangkan
nyawa disebut pembunuh (pelaku), sedangkan orang yang dimatikan atau orang yang
dihilangkan nyawanya disebut sebagai pihak terbunuh (korban).

Pembunuhan termasuk ke dalam kejahatan terhadap nyawa orang lain.


Pembunuhan adalah kesengajaan menghilangkan nyawa orang lain, untuk
menghilangkan nyawa orang lain itu, seseorang pelaku harus melakukan sesuatu atau
suatu rangkaian tindakan yang berakibat dengan meninggalnya orang lain dengan
catatan bahwa opzet dari pelakunya harus ditujukan pada akibat berupa meninggalnya
orang lain tersebut.

Tindak pidana pembunuhan itu merupakan suatu tindak pidana materiil atau
materieel delict, yaitu suatu tindak pidana yang baru dapat dianggap sebagai telah
selesai dilakukan oleh pelakunya dengan timbulnya akibat yang terlarang atau yang
tidak dikehendaki oleh undang-undang.

Dengan demikian, orang belum dapat berbicara tentang terjadinya suatu


tindak pidana pembunuhan, jika akibat berupa meninggalnya orang lain itu sendiri
belum timbul. Oleh karena itu, terjadinya pembunuhan adalah hilangnya nyawa orang
lain, sehingga belum bisa dikatakan suatu pembunuhan jika akibat meninggalnya
orang lain tersebut belum terwujud. Bila tujuan menghilangkan nyawa orang lain
tidak terwujud maka baru bisa disebut percobaan pembunuhan.
B. Macam – macam pembunuhan

Tindak pidana pembunuhan terbagi menjadi 7 macam, yaitu:

1. Pembunuhan biasa (Pasal 338 KUHP) ; “Barangsiapa dengan sengaja


merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun”.
2. Pembunuhan terkualifikasi (gequalificeerd) (Pasal 339 KUHP); “Pembunuhan
yang diikuti, disertai, atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang
dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah
pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya
dan pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan
penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam
dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama
dua puluh tahun”.
3. Pembunuhan yang direncanakan (Pasal 340 KUHP) ; “Barangsiapa dengan
sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain,
diancam karena pembunuhan dengan rencana dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama duapuluh
tahun”.
4. Pembunuhan anak (Pasal 341 KUHP); “Seorang ibu yang takut akan ketahuan
melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan
sengaja merampas anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan
pidana penjara paling lama tujuh tahun”
5. Pembunuhan atas permintaan si korban (Pasal 344 KUHP); “Barangsiapa
merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas
dinyatakan dengan kesungguhan hati diancam dengan pidana penjara paling
lama duabelas tahun”.
6. Membunuh diri (Pasal 345 KUHP); “Barangsiapa sengaja mendorong orang
lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana
kepadanya untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun
kalau orang itu jadi bunuh diri”.
7. Menggugurkan kandungan (Pasal 346 KUHP); “Seorang wanita yang sengaja
menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain
untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun”.
C. Contoh pembunuhan

(PADANG 2 JUNI 2009) Dalam waktu dekat kasus percobaan pembunuhan


dengan korban Iqbal (15), siswa SMK 1 Padang segera disidangkan. Berkas perkara
beserta tersangka Fauzan Azima (17), dan barang bukti (BB) berupa belati,
handphone, sandal dan pakaian korban telah dilimpahkan penyidik Polsek Padang
Timur ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Padang, Jum’at (5y6).

Berkas dan tersangka berikut barang bukti kasus tersebut diserahkan kepada
Eli Roza, SPd, SH, sebagai Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang selanjutnya akan
menangani perkara tersebut. Terhadap tersangka yang telah menjalani penahanan di
Polsek Padang Timur itu, JPU tetap melakukan penahanan. Untuk itu selanjutnya
tersangka akan menjalani masa penahanan sementara di Rutan LP Muaro Padang.

Kasi Pidum Kejari Padang Johandris, SH, menyatakan, setelah


diterimanya berkas tahap II ini, maka selanjutnya JPU akan menyiapkan
dakwaannya, agar kasusnya dapat dilimpahkan segera ke pengadilan.
Tersangka yang sebelumnya telah pernah dihukum ini dijerat dengan pasal
alternatif, dengan tuduhan telah melakukan percobaan pembunuhan, pasal
53 jo 338 jo 339 jo 340 KUHP, atau pasal penganiyaan berat, pasal 354 jo
355 KUHP, atau pencurian dengan kekerasan, pasal 365 KUHP.

Selain itu anak ke 6 dari 7 bersaudara itu juga dijerat dengan tuduhan
membawa senjata tajam tanpa izin, UU Darurat No 12 tahun 1955. Fauzan diduga
telah melakukan percobaan pembunuhan terhadap Iqbal pada Selasa (5/5), menjelang
Magrib lalu di WC Wanita Musala Jihad Kubu Dalam Padang.

Di lembaran berkas acara pemeriksaan, penyidik membeberkan kronologis


kejadian hingga tersangka mencoba kabur selama dua hari ke Pekanbaru, semuanya
sudah dilengkapi dengan bukti-bukti. Sebilah belati yang digunakan untuk menggorok
leher korban. Dari keterangan Fauzan, ia melarikan diri karena takut perbuatannya di
ketahui warga. Setelah menggorok, tersangka langsung kabur ke Pekanbaru dengan
menumpangi travel, lanjutnya tersangka mengakui menggorok leher korban dari
depan, di dalam WC Musala dengan alasan sakit hati terhadap sikap korban yang
menertawainya saat meminjam handphone korban. Merasa dilecehkan, tersangka
akhirnya mengintai korban. Saat korban berada dekat pintu masuk kamar mandi
musala, Fauzan mengancamnya dengan belati yang telah disiapkannya. Dia membawa
Iqbal ke dalam WC wanita musala dan mengikat tangan Iqbal ke belakang. Kemudian
tanpa belas kasihan ia langsung menebas lehernya. Setelah korban tersungkur, ia
kembali mengarahkan belatinya ke arah korban. Selanjutnya terdakwa melarikan diri.

D. Analisis

Pada kasus di atas, diterangkan bahwa tersangka bermaksud membunuh korban.


Akan tetapi, korban ternyata tidak meninggal seperti yang diharapkan oleh tersangka.
Oleh karena itu, kasus tersebut tidak memenuhi unsur dalam pasal 338 KUHPidana
mengenai pembunuhan. Karena pembunuhannya tidak terselesaikan, maka perbuatan
ini tergolong pada tindak pidana percobaan pembunuhan sebagaimana termuat dalam
pasal 53 jo 338 jo 339 jo 340 KUHP. Pasal 53 mengenai percobaan berbunyi
”mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk itu telah ternyata dari adanya
permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata
disebabkan karena kehendaknya sendiri”. Sementara pasal 338 memuat mengenai
pembunuhan, yang berbunyi ”barangsiapa merampas nyawa orang lain, diancam
karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama 15 tahun”.

Pasal 339 berbunyi ”pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu
perbuatan pidana yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiap atau
mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta
lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan
penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam dengan
pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun”.
Sedangkan pasal 340 berbunyi ”barangsiapa sengaja dan dengan rencana lebiih
dahulu merampas nyawa orang lain diancam, karena pembunuhan dengan rencana,
dengan pidana mati atau dengan pidana penjara seumur hidup, atau selama waktu
tertentu, paling lama 20 tahun”. Karena korban tidak meninggal dan mengalami luka
berat, perbuatan ini memenuhi unsur dalam pasal 354 ayat (1) KUHP mengenai
penganiayaan berat yang berbunyi ”barangsiapa sengaja melukai berat orang lain
diancam, karena melakukan penganiayaan berat, dengan pidana penjara paling lama 8
tahun” jo pasal 355 KUHPidana yang berbunyi ”penganiayaan berat yang dilakukan
dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama 12
tahun”.
BAB III
Kesimpulan dan Penutup
A. Kesimpulan

1. PENGERTIAN PEMBUNUHAN

Pembunuhan adalah kesengajaan menghilangkan nyawa orang lain, untuk


menghilangkan nyawa orang lain itu, seseorang pelaku harus melakukan
sesuatu atau suatu rangkaian tindakan yang berakibat dengan meninggalnya
orang lain dengan catatan bahwa opzet dari pelakunya harus ditujukan pada
akibat berupa meninggalnya orang lain tersebut.

2. MACAM DAN SANKSI PEMBUNUHAN


Pembunuhan terkualifikasi (gequalificeerd) (Pasal 339 KUHP); “Pembunuhan
yang diikuti, disertai, atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang
dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah
pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya
dan pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan
penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam
dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama
dua puluh tahun”.
Pembunuhan yang direncanakan (Pasal 340 KUHP) ; “Barangsiapa dengan
sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain,
diancam karena pembunuhan dengan rencana dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama duapuluh
tahun”.

3. CONTOH PEMBUNUHAN
Percobaan adalah suatu usaha mencapai suatu tujuan, yang pada akhirnya
tidak atau belum terjadi. Percobaan dimuat dalam pasal 53 dan 54 KUHP .
Syarat-syarat suatu tindakan termasuk ke dalam tindak percobaan adalah
adanya niat, adanya permulaan pelaksanaan, pelaksanaan tidak selesai yang
bukan disebabkan karena kehendak sendiri. Lembaga hukum percobaan
diperlukan untuk menjamin adanya ketentraman individu. Ada beberapa
perbuatan yang seolah – olah atau mirip dengan percobaan, perbuatan tersebut
adalah ondeugdelijke poging (percobaan tidak mampu), mangel am tatbestand
(kekurangan isi delik), putatief delict (delik putatif), delik manque (percobaan
selesai), geseharste poging (percobaan tertunda) dan gequalificeerde poging
(percobaan yang dikualifisir). Pada hakikatnya pasal 53 dan 54 selalu
dihubungkan dengan pasal-pasal lain yang merujuk pada perbuatan tersebut.

4. ANALISIS CONTOH PEMBUNUHAN


Karena korban tidak meninggal dan mengalami luka berat, perbuatan ini
memenuhi unsur dalam pasal 354 ayat (1) KUHP mengenai penganiayaan
berat yang berbunyi ”barangsiapa sengaja melukai berat orang lain diancam,
karena melakukan penganiayaan berat, dengan pidana penjara paling lama 8
tahun” jo pasal 355 KUHPidana yang berbunyi ”penganiayaan berat yang
dilakukan dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan pidana penjara
paling lama 12 tahun”.

B. Penutup
Alhamdulilah berkat kesempatan yang diberikan Allah SWT  makalah ini
dapat terselesaikan sesuai waktunya. Demikian yang dapat kami sampaikan dan
tulisan dalam makalah ini , jika ada kekurangan maka kami selaku penulis memohon
maaf yang sebesar besarnya serta besar harapan kami untuk mendapatkan saran-saran
yang bermanfaat.

Makalah

Anda mungkin juga menyukai