Anda di halaman 1dari 2

Kasus ini melibatkan percobaan pembunuhan terhadap korban Iqbal yang berumur 15,

seorang siswa SMK I Padang oleh tersangka Fauzan Azima yang berumur 17. Pada tanggal 5 Juni
2015, berkas perkara beserta barang bukti seperti belati, handphone, sandal, dan pakaian korban
telah diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) Eli Roza, SPd, SH, oleh penyidik Polsek
Padang Timur. Tersangka Fauzan Azima telah ditahan dan akan menjalani masa penahanan
sementara di Rutan LP Muaro Padang. Tersangka dijerat dengan beberapa pasal, termasuk
percobaan pembunuhan, penganiayaan berat, dan pencurian dengan kekerasan, sesuai dengan
KUHP. Selain itu, tersangka juga dijerat dengan tuduhan membawa senjata tajam tanpa izin
berdasarkan UU Darurat No 12 tahun 1955. Kronologi kejadian mencakup serangan terhadap
korban di WC Wanita Musala Jihad Kubu Dalam Padang pada Selasa 5 Mei. Tersangka mengakui
perbuatannya dan menggambarkan bahwa dia merasa sakit hati terhadap sikap korban yang
menertawainya saat meminjam handphone korban. Tersangka mengintai korban, mengancamnya
dengan belati, mengikat tangan korban, dan menggorok lehernya tanpa belas kasihan. Setelah
serangan tersebut, tersangka kabur ke Pekanbaru dengan alasan takut perbuatannya diketahui oleh
warga. Semua informasi ini akan digunakan oleh JPU untuk menyiapkan dakwaan dan mengajukan
kasus ini ke pengadilan.

Dalam kasus ini, tersangka memiliki niat untuk membunuh korban, tetapi upayanya tidak
berhasil menyebabkan kematian seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, perbuatan ini tidak
memenuhi unsur dalam pasal 338 KUHP yang berkaitan dengan pembunuhan. Kasus ini tergolong
sebagai tindak pidana percobaan pembunuhan sesuai dengan pasal 53 jo 338 jo 339 jo 340 KUHP.
Pasal 53 KUHP mengatur bahwa percobaan kejahatan dipidana jika niat untuk melakukan kejahatan
itu telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan
semata-mata disebabkan karena kehendak tersangka sendiri. Pasal 338 KUHP mengenai
pembunuhan diancam dengan pidana penjara paling lama 15 tahun, tetapi karena dalam kasus ini
korban tidak meninggal, maka tindakan tersebut dianggap sebagai percobaan pembunuhan. Selain
itu, karena korban mengalami luka berat, perbuatan ini juga memenuhi unsur dalam pasal 354 ayat
(1) KUHP mengenai penganiayaan berat yang diancam dengan pidana penjara paling lama 8 tahun
jo pasal 355 KUHP yang mengatur penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih
dahulu dan diancam dengan pidana penjara paling lama 12 tahun. Percobaan adalah usaha mencapai
tujuan yang tidak atau belum tercapai pada akhirnya. Untuk dianggap sebagai percobaan, harus ada
niat, permulaan pelaksanaan, dan pelaksanaan yang tidak selesai yang bukan disebabkan oleh
kehendak tersangka sendiri. Lembaga hukum percobaan penting untuk menjaga ketentraman
individu. Ada beberapa jenis perbuatan yang serupa dengan percobaan, seperti ondeugdelijke
poging (percobaan tidak mampu), mangel am tatbestand (kekurangan isi delik), putatief delict (delik
putatif), delik manque (percobaan selesai), geseharste poging (percobaan tertunda), dan
gequalificeerde poging (percobaan yang dikualifikasi). Pasal 53 dan 54 KUHP selalu terkait dengan
pasal-pasal lain yang mengacu pada perbuatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai