atas nama terdakwa Julfajri Bin Yusman yang telah divonis Hakim dengan penjara selama 15
(lima belas) tahun atas tindak pidana pembunuhan dengan perbarengan. Adapun analisis
Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, yang
disertai ancaman (sanksi) berupa pidana tertentu bagi mereka yang melanggar larangan.
Larangan dan ancaman pidana memiliki hubungan yang erat dikarenakan kejadian dan orang
perbuatan yang melawan hukum dan merugikan masyarakat. Tentang penentuan perbuatan
mana yang dipandang sebagai perbuatan pidana, kita menganut asas Legalitas (Principle of
legality), yaitu sebagaimana dijelaskan pada pasal 1 ayat (1) KUHP yang berbunyi :
“Suatu perbuatan tidak dapat dipidana kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan perundang-
undangan pidana yang telah ada.”
Putusan tentang Perkara Pembunuhan secara berbarengan oleh Julfajri adalah
putusan pada tingkat kedua (Pegadilan Tinggi), namun putusan ini telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dikarenakan dari pihak terdawa tidak lagi mengajukan kasasi.
Pembunuhan secara berbarengan merupakan salah satu jenis pembunuhan dimana
memuat unsur yang memberatkan (gequalificeerde doodslag) yaitu yang berupa unsur
“Barangsiapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan
Bahwa Julfajri telah dibuktikan menghilangkan nyawa korban Armizal Alias CAN
dengan cara ditusuk oleh terdakwa secara brutal dengan menggunakan 1 (satu) bilah
pisau ke arah tubuh korban Armizal Alias CAN pada bagian rusuk sebelah kiri
Yang dimaksud nyawa orang lain adalah nyawa selain diri si pelaku tersebut, yaitu
3. Unsur dengan sengaja merampas nyawa orang lain, dimana dihubungkan dengan
di bawah sumpah, surat petunjuk dan keterangan terdakwa unsur tersebut telah
maksud untuk membunuh dengan pelaksanaannya itu masih ada tempo bagi si
pembuat untuk dengan tenang memikirkannya. Unsur pidana “dengan direncnakan
terlebih dahulu” dapat dilihat dari perbuatan Julfajri yang membawa 1 bilah pisau
terbuat dari stainless dari rumahnya ketika ia hendak melakukan aksinya mengambil
barang milik kepunyaan orang lain di Toko Tunas dengan maksud dimiliki secara
memergokinya saat akan atau sedang mengambil sesuatu di Toko Tunas tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penerapan Pasal 338 KUHP dalam dakwaan
kesatu primair telah tepat, karena unsur tindak pidana yang ada dalam pasal 338 KUHP
telah terpenuhi.
kepunyaan orang lain diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap korban
yaitu Armizal Alias CAN yang mengakibatkan luka-luka dan meninggal dunia.
Jadi Kasus yang diuraikan diatas termasuk pada perbarengan tindak pidana atau
yang biasa disebut dengan istilah Concursus yang termasuk pada jenis perbarengan
Dalam hal perbarengan tindak pidana, analisis bahwa tindak pidana yang dilakukan
oleh terdakwa Julfajri Bin Yusman terjadi dalam waktu yang sama yaitu pada hari Selasa
tanggal 19 Juli 2017 sekira pukul 21.30 WIB dan belum ada salah satu tindak pidana yang
diajukan ke pengadilan/belum diadili yang pada kaitannya, hal ini akan membedakannya
dengan Recidive.