Maka dari itu, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang
selanjutnya disebut UU ITE tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi,
yaitu UUD 1945. UU ITE yang bermaksud untuk melindungi masyarakat pada media digital,
dinilai menimbulkan permasalahan akibat beberapa pasalnya yang multitafisir, berikut ini
merupakan 2 (dua) pasal yang dinilai bermasalah:
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik”
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat
tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antar golongan”
Akan tetapi setelah dilakukan judicial review pemerintah mengklaim bahwa pasal-
pasal tersebut tidak bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak bermaksud untuk
mengkriminalisasi masyarakat dalam menyampaikan kebebasan berpendapat, melainkan
hanya menekankan bahwa kebebasan berpendapat dan mengeluarkan informasi harus
berlandaskan etika dan tidak boleh dikeluarkan untuk menyebarkan kebencian. Walaupun
begitu pemerintah juga tidak menutup kemungkinan untuk merevisi kembali UU ITE dan
menghapus pasal-pasal yang dinilai multitafsir dan mudah diinterpretasikan secara sepihak
oleh aparat penegak hukum.
Berikut ini merupakan contoh lain dari penerapan Asas Lex Superior Derogat Legi
Inferiori sebagai salah satu asas yang harus diperhatikan dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan:
1) UUD 1945
2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2019 Tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik
4) Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 Tentang Sistem Pemerintahan Berbasiskan
Elektronik (SPBE)
5) Peraturan Provinsi Jawa Tengah Nomor 45 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Teknologi Informasi dan Komunikasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
6) Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 3 Tahun 2019 Tentang
Penyelenggaraan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dalam hal ini apabila antara Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2019 Tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik terjadi konflik norma, maka yang harus
disisihkan atau dikesampingkan peraturan yang lebih rendah, yaitu Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
Elektronik.