Anda di halaman 1dari 13

Hukum UU ITE Terhadap Penyebaran Berita Palsu

UU ITE atau Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah


undang-undang yang mengatur mengenai informasi dan transaksi elektronik. UU
ITE pertama kali disahkan melalui UU No. 11 Tahun 2008 sebelum akhirnya
direvisi dengan UU No. 19 Tahun 2016. Berdasarkan UU ITE, informasi
elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak
terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data
interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy
atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah
diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya. Sementara, transaksi elektronik merupakan perbuatan hukum yang
dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media
elektronik lainnya. Aturan ini berlaku bagi setiap orang yang melakukan
perbuatan hukum sebagaimana diatur UU ITE, baik yang berada di wilayah
hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat
hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia
dan merugikan kepentingan Indonesia.

Manfaat UU ITE

Salah satu pertimbangan pembentukan UU ITE adalah pemerintah perlu


mendukung pengembangan teknologi informasi melalui infrastruktur hukum dan
pengaturannya sehingga pemanfaatan teknologi informasi dilakukan secara aman
untuk mencegah penyalahgunaannya dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan
sosial budaya masyarakat Indonesia.

Sementara, secara umum kehadiran UU ITE memiliki beberapa manfaat jika


dilaksanakan dengan benar. Sebagai UU yang mengatur informasi dan transaksi
elektronik di Indonesia, berikut beberapa manfaat UU ITE:

 Menjamin kepastian hukum untuk masyarakat yang melakukan transaksi


elektronik

 Mendorong adanya pertumbuhan ekonomi di Indonesia


 Salah satu upaya mencegah adanya kejahatan yang dilakukan melalui
internet

 Melindungi masyarakat dan pengguna internet lainnya dari berbagai tindak


kejahatan online.

Perbuatan yang Dilarang UU ITE

UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan UU No. 11 Tahun 2008 tentang


Informasi dan Transaksi Elektronik menjelaskan secara rinci apa saja perbuatan
yang dilarang. Bagi mereka yang melanggar UU ITE berpotensi mendapat
hukuman berupa denda hingga kurungan penjara. Berikut beberapa perbuatan
yang dilarang UU ITE:

1. Menyebarkan Video Asusila

Perbuatan pertama yang dilarang dalam UU ITE adalah orang yang dengan
sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik
yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Ini diatur dalam pasal 27 ayat
(1) UU ITE.

Setiap orang yang melanggar kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam pasal


27 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

2. Judi Online

Selanjutnya, pasal 27 ayat (2) UU ITE memuat larangan perbuatan yang


bermuatan perjudian. Hukuman untuk mereka yang melanggar adalah dipidana
dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

3. Pencemaran Nama Baik


Pasal 27 ayat (3) UU ITE juga mengatur tentang pencemaran nama baik.
Pelaku yang dijerat dengan pasal ini bakal dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima
puluh juta rupiah). Selanjutnya pada revisi UU No. 19 Tahun 2016, dijelaskan
bahwa ketentuan pada pasal 27 ayat (3) merupakan delik aduan.

4. Pemerasan dan Pengancaman

Orang yang melakukan pemerasan dan pengancaman juga berpeluang


dijerat pasal 27 ayat (4) UU ITE. Hukumannya adalah dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).

5. Berita Bohong

Berita bohong juga dilarang dalam pasal 28 ayat (1) UU ITE yang berbunyi
bahwa setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong
dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi
elektronik. Bagi para pelaku penyebar berita bohong bakal dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

6. Ujaran Kebencian

Orang yang menyebarkan informasi dengan tujuan untuk menimbulkan rasa


kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) juga merupakan
perbuatan yang dilarang dalam pasal 28 ayat (2) UU ITE. Hukuman pelaku ujaran
kebencian sebagaimana dijelaskan pada pasal 28 ayat (2) adalah dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
7. Teror Online

Pada pasal 29 UU ITE mengatur perbuatan teror online yang dilarang. Pasal
ini bakal menjerat setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang berisi ancaman kekerasan
atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi. Hukuman bagi pelaku teror
online yang bersifat menakut-nakuti orang lain dengan adalah pidana penjara
paling lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus
lima puluh juta rupiah).

Perbuatan Lain yang Dilarang UU ITE

Selain pebuatan-perbuatan yang disebutkan diatas, ada beberapa tindakan


yang dilarang dan merugikan beberapa pihak seperti daftar berikut ini:

- Mengakses, mengambil, dan meretas sistem elektronik milik orang lain


dengan cara apapun (pasal 30)
- Melakukan intersepsi atau penyadapan terhadap sistem elektronik milik
orang lain dari publik ke privat dan sebaliknya (pasal 31)
- Mengubah, merusak, memindahkan ke tempat yang tidak berhak,
menyembunyikan informasi atau dokumen elektronik, serta membuka
dokumen atau informasi rahasia (pasal 32)
- Mengganggu sistem elektronik (pasal 33)
- Menyediakan perangkat keras atau perangkat lunak, termasuk sandi
komputer dan kode akses untuk pelanggar larangan yang telah disebutkan
(pasal 34)
- Pemalsuan dokumen elektronik dengan cara manipulasi, penciptaan,
perubahan, penghilangan, dan pengrusakan (pasal 35).

Pelaksanaan UU ITE di Kehidupan Bermasyarakat

Semua transaksi dan sistem elektronik serta perangkat pendukung


memperoleh perlindungan hukum. Masyarakat mampu memaksimalkan potensi
ekonomi secara digital. Peningkatan potensi pariwisata melalui E-tourism dengan
mempermudah penggunaan teknologi informasi. Trafik internet yang tersedia di
Indonesia dimanfaatkan untuk kemajuan masyarakat dengan cara membuat konten
edukasi dan konten-konten bermanfaat lainnya. Produk-produk ekspor diterima
tepat waktu yang membuat potensi kreatif masyarakat bisa lebih maksimal untuk
bersaing dengan negara lain.

Dampak Negatif UU ITE

Menurut kajian dari Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Vol. XII
No.16/II/Puslit/Agustus/2020, setidaknya sudah ada 271 kasus yang dilaporkan ke
polisi usai disahkannya UU No. 16 Tahun 2016 yang merevisi UU No. 11 Tahun
2008 tentang ITE. Keberadaan pasal multitafsir menjadi salah satu penyebab
utama maraknya pelaporan tersebut.

Ada 3 pasal yang paling sering dilaporkan, yakni pasal 27, 28, dan 29.
Pasal-pasal tersebut dianggap mengandung ketidakjelasan rumusan sehingga
berpotensi mengekang kebebasan berekspresi masyarakat dan dimanfaatkan untuk
balas dendam sehingga mencederai tujuan hukum UU ITE.

Merujuk pada situs registrasi Mahkamah Agung, ada 508 perkara di


pengadilan yang menggunakan UU ITE sepanjang 2011-2018. Kasus terbanyak
adalah pidana yang berhubungan dengan penghinaan dan pencemaran nama baik,
sebagaimana diatur pasal 27 ayat (3) UU ITE. Selanjutnya adalah kasus ujaran
kebencian yang tertera pada pasal 28 ayat (2) UU ITE.

Pasal-pasal tersebut dikenal dengan sebutan pasal karet. Pasal karet


diartikan sebagai pasal yang tafsirannya sangat subjektif dari penegak hukum
ataupun pihak lainnya sehingga bisa menimbulkan tafsiran yang beragam alias
multitafsir. Pada akhirnya, kebebasan berekspresi masyarakat Indonesia terancam.
Berikut beberapa dampak negatif UU ITE:

- Membatasi kebebasan berpendapat, terutama dalam beropini dan


memberikan kritik.
- Menimbulkan kesewenang-wenangan para penegak hukum dalam
menentukan orang yang tersandung UU ITE bersalah dan layak
dipidanakan, tanpa memilah dan memilih unsur pasal mana yang
dilanggar.
- Menjadi instrumen sebagian kelompok dalam rangka balas dendam,
bahkan menjadi senjata untuk menjebak lawan politik.
- Kurang menjamin kepastian hukum karena putusan terkait pasal-pasal
multitafsir menjadi beragam bahkan bertolak belakang.
- Memicu keresahan dan perselisihan masyarakat yang dengan mudah
melaporkan kepada penegak hukum dan menambah sumber konflik antara
penguasa dan anggota masyarakat.
- Tidak efektif karena beberapa pasal merupakan duplikasi aturan KUHP,
seperti Pasal 27 ayat (3) UU ITE terkait penghinaan dan pencemaran nama
baik telah diatur dalam Pasal 310 dan 311 KUHP.

Itulah penjelasan lengkap mengenai apa itu UU ITE. Meski sudah


mengalami revisi dengan disahkannya UU No. 19 Tahun 2016 yang mengubah
UU No. 11 Tahun 2008, masih ada beberapa kekurangan dan dampak negatif
yang perlu terus diperbaiki agar UU ITE tidak disalahgunakan oleh pihak yang
tidak bertanggung jawab.

Secara ringkas dapat kita ketahui berita bohong yang disebarkan melalui
media elektronik (sosial media) yang bukan bertujuan untuk menyesatkan
konsumen, dapat dipidana menurut UU ITE tergantung dari muatan konten yang
disebarkan seperti:

- Jika berita bohong bermuatan kesusilaan maka dapat dijerat pidana


berdasarkan Pasal 27 ayat (1) UU ITE;
- Jika bermuatan perjudian maka dapat dipidana berdasarkan Pasal 27 ayat
(2) UU ITE;
- Jika bermuatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik dipidana
berdasarkan Pasal 27 ayat (3) UU ITE;
- Jika bermuatan pemerasan dan/atau pengancaman dipidana berdasarkan
Pasal 27 ayat (4) UU ITE;
- Jika bermuatan menimbulkan rasa kebencian berdasarkan SARA dipidana
berdasarkan Pasal 28 ayat (2) UU ITE;
- Jika bermuatan ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan
secara pribadi dipidana berdasarkan Pasal 29 UU ITE.
Selain UU ITE adapula dasar hukum yang bisa menjerat penyebar berita
bohong yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik Pasal
390 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) juga mengatur hal yang
serupa walaupun dengan rumusan yang sedikit berbeda yaitu digunakannya frasa
“menyiarkan kabar bohong”. Pasal 390 KUHP berbunyi sebagai berikut:

“Barang siapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang
lain dengan melawan hak menurunkan atau menaikkan harga barang dagangan,
fonds atau surat berharga uang dengan menyiarkan kabar bohong, dihukum
penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan.”

Menurut R. Soesilo dalam bukunya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana


(KUHP) serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal (hal. 269),
terdakwa hanya dapat dihukum dengan Pasal 390 KUHP, apabila ternyata bahwa
kabar yang disiarkan itu adalah kabar bohong. Yang dipandang sebagai kabar
bohong, tidak saja memberitahukan suatu kabar yang kosong, akan tetapi juga
menceritakan secara tidak betul tentang suatu kejadian.

Selanjutnya Pasal 14 dan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946


tentang Peraturan Hukum Pidana (“UU 1/1946”) juga mengatur mengenai berita
bohong yakni:

Pasal 14

“Barangsiapa, dengan menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong,


dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat, dihukum dengan
hukuman penjara setinggi-tingginya sepuluh tahun. Barangsiapa menyiarkan suatu
berita atau mengeluarkan pemberitahuan yang dapat menerbitkan keonaran di
kalangan rakyat, sedangkan ia patut dapat menyangka bahwa berita atau
pemberitahuan itu adalah bohong, dihukum dengan penjara setinggi-tingginya tiga
tahun.”

Pasal 15

“Barangsiapa menyiarkan kabar yang tidak pasti atau kabar yang


berkelebihan atau yang tidak lengkap, sedangkan ia mengerti setidak-tidaknya
patut dapat menduga bahwa kabar demikian akan atau sudah dapat menerbitkan
keonaran dikalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi,
tingginya dua tahun.”

Jadi menjawab pertanyaan hoax atau menyebarkan berita bohong adalah


sebuah tindak pidana. Ada beberapa aturan yang mengatur mengenai hal ini yaitu:
UU ITE dan perubahannya, KUHP serta UU 1/1946. UU ITE bukanlah satu-
satunya dasar hukum yang dapat dipakai untuk menjerat orang yang menyebarkan
hoax atau berita bohong ini karena UU ITE hanya mengatur penyebaran berita
bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam
transaksi elektronik saja.

Berita Hoax Sepanjang Tahun 2022

Dilansir dari website resmi Kominfo, berikut beberapa berita palsu yang
telah beredar sepanjang tahun 2022:

1. [HOAKS] Pernyataan Robert Malone Terkait Vaksin mRNA untuk


Covid-19 Belum Diuji secara Memadai dan Vaksinasi Anak Tidak
Bermanfaat.
Pada tanggal 07 Januari 2022 Beredar di media sosial sebuah potongan
video Robert Malone berisi klaim bahwa vaksin mRNA belum diuji
memadai dan tidak ada manfaat memberikan vaksin bagi anak. Diketahui
bahwa Robert Malone adalah seorang ahli virus dan imunologi asal
Amerika Serikat.
Faktanya, dikutip dari cekfakta.tempo.co, klaim bahwa vaksin mRNA
untuk Covid-19 belum diuji secara memadai dan tidak ada manfaat
vaksin untuk anak adalah keliru. Proses pembuatan vaksin mRNA telah
melalui uji keamanan yang ketat seperti halnya vaksin lainnya.
Sedangkan vaksin untuk anak memiliki manfaat untuk mengurangi
tingkat keparahan dan penyebaran Covid-19.
2. [HOAKS] Pesan WhatsApp Bantuan BPJS Kesehatan Sebesar Rp75 Juta.
Pada tanggal 16 Mei 2022 beredar pesan berantai WhatsApp berisikan
bantuan dari BPJS Kesehatan berupa uang sebesar Rp75 juta dengan
disertai nomor handphone yang mengklaim sebagai nomor pelayanan
BPJS. Faktanya, dilansir dari turnbackhoax.id, Kepala Bagian SDM dan
Umum BPJS Kesehatan Cabang Batam Irfan Rachmadi mengklarifikasi
bahwa pesan WhatsApp tersebut adalah hoaks. Pihaknya pun meminta
masyarakat untuk berhati-hati terhadap upaya penipuan yang
mengatasnamakan BPJS Kesehatan, baik itu melalui SMS, chat
WhatsApp atau situs web tentang dana bantuan BPJS Kesehatan. Untuk
memastikan semua informasi tentang BPJS Kesehatan, dapat diakses
melalui laman bpjs-kesehatan.go.id, BPJS Kesehatan Care Center 1500
400, atau akun media sosial resmi BPJS Kesehatan.
3. [HOAKS] Hepatitis Akut Efek Samping Vaksin Covid-19.
Pada tanggal 06 Mei 2022 beredar sebuah cuitan di media sosial Twitter
yang menyebut bahwa hepatitis akut merupakan efek samping dari
vaksin Covid-19.   
Dikutip dari rilis resmi dalam website Kementerian Kesehatan, Dokter
Anak Konsultan Gastrohepatologi sekaligus Lead Scientist untuk kasus
ini, Prof. dr. Hanifah Oswari, Sp. A(K), mengatakan bahwa hubungan
antara hepatitis akut bergejala berat dan adenovirus pada vaksin Covid-
19 adalah tidak benar. Ia juga membantah tegas bahwa munculnya kasus
hepatitis akut misterius ini berhubungan dengan vaksin Covid-19. Juru
Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi juga
memberikan penjelasan bahwa 3 anak yang meninggal akibat hepatitis
akut ini ketiganya negatif Covid-19.

4. [HOAKS] Pengendara Motor Ditilang karena Memakai Sandal Jepit.


Pada tanggal 16 Juni 2022 beredar sebuah unggahan di media sosial
Facebook yang menyebutkan bahwa seorang pengendara sepeda motor di
Wonokromo, Surabaya ditilang oleh polisi dikarenakan memakai sandal
jepit. Pada unggahan tersebut juga disertakan foto sebuah surat tilang.
Faktanya, Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Teddy Candra
menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. Setelah dilakukan
pengecekan berdasarkan nomor register tilang yang disertakan pada foto
dalam unggahan tersebut, peristiwa tilang itu terjadi bukan di Surabaya
dan juga bukan dikarenakan pengendara memakai sandal jepit, melainkan
karena pelanggaran kelengkapan surat berkendara.
5. [HOAKS] Air Ramuan Bawang Merah, Kunyit, dan Jahe Dapat
Bersihkan Paru-Paru Kotor Akibat Rokok.
Pada tanggal 24 Juli 2022 beredar di media sosial Facebook, sebuah
unggahan video yang mengklaim bahwa dengan meminum air rebusan
bawang merah, kunyit, jahe, dan gula jawa dapat membersihkan paru-
paru yang kotor akibat rokok.
Faktanya, Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum
Persahabatan (RSUP) dr. Erlang Samoedro, Sp.P mengatakan bahwa
meminum air rebusan bawang merah, kunyit, jahe, dan gula jawa tidak
bisa membersihkan paru-paru kotor akibat rokok. Sejalan dengan dr.
Erlang, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus
Dwi Susanto menegaskan bahwa satu-satunya kunci membersihkan paru-
paru dari nikotin dan tar adalah dengan berhenti merokok.
6. [HOAKS] Gudang Garam Bagikan Subsidi Kesehatan Rp4 Juta.
Pada tanggal 19 Agustus 2022 beredar sebuah pesan berantai pada
aplikasi WhatsApp mengenai subsidi kesehatan dari pemerintah yang
dibagikan oleh Gudang Garam sebesar Rp4 juta.
Faktanya, dilansir dari liputan6.com, Direktur PT Gudang Garam Tbk
Istata Taswin Siddharta mengatakan, klaim Gudang Garam bagikan
subsidi kesehatan dari pemerintah sebesar Rp4 juta tidak benar.
Informasi tersebut tidak berasal dari Gudang Garam.
7. [HOAKS] Bos Pfizer Sebut FDA Setujui Vaksin Covid-19 Isi Chip
Biologis.
Pada tanggal 01 September beredar di media sosial Twitter sebuah narasi
yang mengklaim bahwa bos Pfizer menyebut Badan Pengawas Obat dan
Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui penggunaan vaksin Covid-
19 berisi chip biologis.
Faktanya, dilansir dari medcom.id, klaim bahwa bos Pfizer menyebut
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui
penggunaan vaksin Covid-19 berisi chip biologis adalah tidak benar.
Beberapa waktu lalu beredar narasi senada mengenai Pfizer
mengumumkan telah melakukan upgrade vaksin Covid-19 dengan
menyertakan chip Microsoft untuk mengurangi gejala yang timbul.
Narasi tersebut dimuat di sebuah situs satire dengan maksud untuk
menghibur semata. Namun, artikel tersebut mengakibatkan beberapa
pengguna media sosial memercayai narasi tersebut.
8. [HOAKS] Peringatan Serangan Gangster Malam hingga Dini Hari di
Jabodetabek.
Pada tanggal 07 Oktober beredar pesan berantai melalui aplikasi
WhatsApp yang menginformasikan tentang akan terjadi serangan
gangster di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi
(Jabodetabek). Pesan tersebut mengimbau masyarakat untuk tidak keluar
rumah pada pukul 00.00 - 04.30 WIB.
Dilansir dari jalahoaks.jakarta.go.id, informasi mengenai akan terjadinya
serangan gangster di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan
Bekasi adalah tidak benar. Berbagai kepolisian dari beberapa wilayah
sudah menegaskan informasi yang beredar tidaklah valid dan merupakan
upaya untuk membuat panik penduduk sekitar. Kapolres Bogor hingga
Pamulang menjelaskan kepolisian kerap melakukan patroli dan
berkoordinasi dengan satuan pengamanan sekitar, namun tidak terjadi
penyerangan geng di jam-jam rawan seperti yang disebutkan. Pihak
kepolisian mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing dengan isu
yang belum jelas kebenarannya, tetap tenang, dan jangan terprovokasi.
9. [HOAKS] Pengisian BBM Gratis pada 31 November 2022.
Pada tanggal 30 November beredar di media sosial Facebook sebuah
informasi yang menyebut bahwa pada 31 November 2022 akan diadakan
pengisian bahan bakar minyak (BBM) gratis di seluruh Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU).
Faktanya, dilansir dari kompas.com, informasi yang mengklaim bahwa
akan diadakan pengisian BBM gratis di seluruh SPBU pada 31
November 2022 adalah tidak benar. Penjabat Sementara (Pjs) Vice
President (VP) Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari
memastikan bahwa informasi itu tidak benar. Sementara itu, pada
November 2022 tidak terdapat tanggal 31.
10. [HOAKS] Pesan WhatsApp Pengiriman Paket Mengatasnamakan
J&T Express.
Pada tanggal 07 Desember 2022 beredar sebuah pesan WhatsApp yang
berisi informasi pengiriman paket mengatasnamakan J&T Express. Pesan
tersebut mengirimkan file dokumen dengan judul “LIHAT Foto Paket”
dalam ekstensi Android Package Kit (APK).
Faktanya, J&T Express melalui akun Instagram resminya @jntexpressid,
menyatakan bahwa Sprinter J&T Express tidak pernah meminta
pengguna J&T Express untuk mengunduh aplikasi melalui WhatsApp
atau pesan. Aplikasi resmi J&T Express hanya ada di App Store dan Play
Store dengan nama pencarian “J&T Express”. Dilansir dari viva.co.id,
Polres Pasuruan menjelaskan bahwa penipu mengecoh korban dengan
pura-pura mengirim dokumen dengan judul “LIHAT Foto Paket” dalam
ekstensi APK. File dengan ekstensi APK adalah aplikasi yang berjalan
untuk sistem operasi Android dan diduga dokumen yang dikirimkan
pelaku tersebut merupakan exploit yang berjalan untuk mengambil data-
data penting korban yang mampu mengakses mobile banking. Model
penipuan ini disebut dengan sniffing.
11. [HOAKS] Lowongan Kerja Jalur Khusus Pegawai Tetap pada 44
BUMN.
Pada tanggal 09 Desember 2022 beredar sebuah informasi mengenai
lowongan kerja jalur khusus pegawai tetap pada 44 Badan Usaha Milik
Negara atau BUMN.
Faktanya, dikutip dari liputan6.com, Staf Khusus Menteri BUMN Arya
Sinulingga mengatakan bahwa informasi lowongan kerja jalur khusus
pegawai tetap untuk 44 BUMN tersebut adalah hoaks. Kementerian
BUMN, Forum Human Capital Indonesia (FHCI), dan perusahaan
BUMN memang sedang melakukan rekrutmen bersama BUMN melalui
program Rekrutmen Bersama BUMN 2022. Informasi tersebut hanya
diunggah dan tersedia melalui kanal-kanal resmi, seperti situs dan media
sosial Kementerian BUMN, perusahaan BUMN terkait, dan FHCI.

Anda mungkin juga menyukai