Anda di halaman 1dari 8

Sederhananya, UU ITE atau Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah

undang-undang yang mengatur mengenai informasi dan transaksi elektronik.


UU ITE pertama kali disahkan melalui UU No. 11 Tahun 2008 sebelum akhirnya direvisi
dengan UU No. 19 Tahun 2016. Berdasarkan UU ITE, informasi elektronik adalah satu
atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara,
gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik
(electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode
akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami
oleh orang yang mampu memahaminya.
Sementara, transaksi elektronik merupakan perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya. Aturan
ini berlaku bagi setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur UU
ITE, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum
Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar
wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.
Secara umum kehadiran UU ITE memiliki beberapa manfaat jika dilaksanakan dengan
benar. Sebagai UU yang mengatur informasi dan transaksi elektronik di Indonesia,
berikut beberapa manfaat UU ITE:
1. Menjamin kepastian hukum untuk masyarakat yang melakukan transaksi
elektronik
2. Mendorong adanya pertumbuhan ekonomi di Indonesia
3. Salah satu upaya mencegah adanya kejahatan yang dilakukan melalui internet
4. Melindungi masyarakat dan pengguna internet lainnya dari berbagai tindak
kejahatan online.
5. mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi
dunia;
6. mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
7. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
8. membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang untuk memajukan
pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi
Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab; dan
9. memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan
penyelenggara Teknologi Informasi.

Dengan adanya UU ITE ini, maka:

 Transaksi dan sistem elektronik beserta perangkat pendukungnyamendapat


perlindungan hukum. Masyarakat harus memaksimalkanmanfaat potensi ekonomi
digital dan kesempatan untuk menjadipenyelenggara Sertifikasi Elektronik dan
Lembaga Sertifikasi Keandalan.
 E-tourism mendapat perlindungan hukum. Masyarakat harusmemaksimalkan
potensi pariwisata indonesia dengan mempermudahlayanan menggunakan ICT.
 Trafik internet Indonesia benar-benar dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa.
Masyarakat harus memaksimalkan potensi akses internet indonesia dengan konten
sehat dan sesuai konteks budaya Indonesia.
 Produk ekspor indonesia dapat diterima tepat waktu sama dengan produk negara
kompetitor. Masyarakat harus memaksimalkan manfaat potensikreatif bangsa
untuk bersaing dengan bangsa lain
Perbuatan yang Dilarang UU ITE
UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik menjelaskan secara rinci apa saja perbuatan yang dilarang.
Bagi mereka yang melanggar UU ITE berpotensi mendapat hukuman berupa denda
hingga kurungan penjara. Berikut beberapa perbuatan yang dilarang UU ITE:
1. Menyebarkan Video Asusila
Setiap orang yang melanggar kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 27
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
2. Judi Online
Selanjutnya, pasal 27 ayat (2) UU ITE memuat larangan perbuatan yang bermuatan
perjudian. Hukuman untuk mereka yang melanggar adalah dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
3. Pencemaran Nama Baik
Pasal 27 ayat (3) UU ITE juga mengatur tentang pencemaran nama baik. Pelaku
yang dijerat dengan pasal ini bakal dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
tahun dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
rupiah). Selanjutnya pada revisi UU No. 19 Tahun 2016, dijelaskan bahwa ketentuan
pada pasal 27 ayat (3) merupakan delik aduan.
4. Pemerasan dan Pengancaman
Orang yang melakukan pemerasan dan pengancaman juga berpeluang dijerat pasal
27 ayat (4) UU ITE. Hukumannya adalah dipidana dengan pidana penjara paling
lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
5. Berita Bohong
Berita bohong juga dilarang dalam pasal 28 ayat (1) UU ITE yang berbunyi bahwa
setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik.
Bagi para pelaku penyebar berita bohong bakal dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
6. Ujaran Kebencian
Hukuman pelaku ujaran kebencian sebagaimana dijelaskan pada pasal 28 ayat (2)
adalah dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
7. Teror Online
Hukuman bagi pelaku teror online yang bersifat menakut-nakuti orang lain dengan
adalah pidana penjara paling lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak
Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
Itulah penjelasan mengenai apa itu UU ITE yang dilaksanakan di Pendopo Kelurahan
Kebonsari dengan narasumber dari Fakultas Hukum Universitas Negeri Jember. Meski
sudah mengalami revisi dengan disahkannya UU No. 19 Tahun 2016 yang mengubah
UU No. 11 Tahun 2008, masih ada beberapa kekurangan dan dampak negatif yang
perlu terus diperbaiki agar UU ITE tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab.

Secara umum, materi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu pengaturan mengenai informasi dan transaksi
elektronik dan pengaturan mengenai perbuatan yang dilarang. Pengaturan mengenai
informasi dan transaksi elektronik mengacu pada beberapa instrumen internasional,
seperti UNCITRAL Model Law on eCommerce[1] dan UNCITRAL Model Law on
eSignature.[2]Bagian ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis
di internet dan masyarakat umumnya guna mendapatkan kepastian hukum dalam
melakukan transaksi elektronik.
Beberapa materi yang diatur, antara lain:
1. pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah
(Pasal 5 & Pasal 6 UU ITE);
2. tanda tangan elektronik (Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE);
3. penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, Pasal 13 & Pasal 14
UU ITE); dan
4. penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE)
5. perbuatan yang dilarang (cybercrimes). Beberapa cybercrimes yang diatur dalam
UU ITE, antara lain:
1. konten ilegal, yang terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian,
penghinaan/pencemaran nama baik, pengancaman dan pemerasan
(Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE);
2. akses ilegal (Pasal 30);
3. intersepsi ilegal (Pasal 31);
4. gangguan terhadap data (data interference, Pasal 32 UU ITE);
5. gangguan terhadap sistem (system interference, Pasal 33 UU ITE);
6. penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of device, Pasal 34 UU ITE);
Penyusunan materi UU ITE tidak terlepas dari dua naskah akademis yang disusun oleh
dua institusi pendidikan yakni Universitas Padjadjaran(Unpad) dan Universitas
Indonesia(UI). Tim Unpad ditunjuk oleh Departemen Komunikasi dan
Informasi sedangkan Tim UI oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pada
penyusunannya, Tim Unpad bekerjasama dengan para pakar di Institut Teknologi
Bandung yang kemudian menamai naskah akademisnya dengan RUU Pemanfaatan
Teknologi Informasi (RUU PTI). Sedangkan tim UI menamai naskah akademisnya
dengan RUU Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik.
Kedua naskah akademis tersebut pada akhirnya digabung dan disesuaikan kembali oleh
tim yang dipimpin Prof. Ahmad M Ramli SH (atas nama pemerintah Susilo Bambang
Yudhoyono), sehingga namanya menjadi Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik sebagaimana disahkan oleh DPR.

Sembilan pasal UU ITE mengamanatkan pembentukan Peraturan Pemerintah:


1. Lembaga Sertifikasi Keandalan (Pasal 10 ayat 2);
2. Tanda Tangan Elektronik (Pasal 11 ayat 2);
3. Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (Pasal 13 ayat 6);
4. Penyelenggara Sistem Elektronik (Pasal 16 ayat 2);
5. Penyelenggaraan Transaksi Elektronik (Pasal 17 ayat 3);
6. Penyelenggara Agen Elektronik (Pasal 22 ayat 2);
7. Pengelolaan Nama Domain (Pasal 24);
8. Tata Cara Intersepsi (Pasal 31 ayat 4);
9. Peran Pemerintah dalam Pemanfaaatan TIK (Pasal 40);

Lembaga lembaga di Indonesia yang menegakkan UU ITE diantaranya yaitu:


1. Kementerian Komunikasi dan Informatika, berperan sebagai regulator,
khususnya Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika yang memiliki 6 Direktorat,
dan juga memiliki Penyidik Pegawai Negeri Sipil untuk menangani kasus-kasus
pidana ITE.
2. Kepolisian Negara Republik Indonesia, khususnya Unit IV Cybercrime, Direktorat
Reserse Kriminal Khusus, Badan Reserse Kriminal
3. ID-CERT - Indonesia Computer Emergency Response Team. ID-CERT didirikan
sebagai komunitas pertama yang didirikan tahun 1998 untuk menangani insiden
di internet. Didirikan oleh Budi Raharjo(Pakar IT dari ITB)[15]
4. ID-SIRTII/CC - Indonesia Security Incident Response Team on Internet
Infrastructure/Coordination Center. Lembaga yang dibangun beberapa komunitas
TI Indonesia dan institusi negara untuk menangani ancaman infrastruktur
internet. ID-SIRTII didirikan 2007 dibawah Ditjen Postel (pada awalnya) dan
mengoordinir para komunitas CERT yang ada di Indonesia. ID-SIRTII memiliki
wewenang memonitor log traffic internet, dan mengasistensi lembaga penegak
hukum lainnya, penelitian pengembangan serta pelatihan[16]
5. Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) - Komunitas yang diberikan
hak mengelola domain .i

Kontroversi
Kasus Prita Mulyasari
Artikel utama: Prita Mulyasari
Kasus ini merupakan pertama kalinya UU ITE menelan korban. Prita Mulyasari, seorang ibu
rumah tangga di Tangerang, Banten dituduh mencemarkan nama baik Rumah Sakit Omni
Internasional tahun 2009. Hal itu disebabkan Ibu tersebut menuliskan keluhannya terhadap
pelayanan rumah sakit tersebut dalam sebuah milisdi internet. Tuntutan yang dirasa
berlebihan membuat masyarakat beramai-ramai membuat gerakan sosial "Koin Untuk
Prita".
Kisruh Menteri dengan Blackberry
Pada tahun 2011, Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring mengancam akan
memblokir layanan akses BlackBerry di Indonesia karena adanya akses porno. Rencana
pemblokiran layanan BlackBerry di Indonesia itu kembali memanaskan suasana di Internet,
khususnya jejaring sosial dan situs microblogging populer seperti Twitter. Pelanggan
BlackBerry ramai-ramai memprotes rencana Tifatul memblokir layanan itu. [17]
Berikut delapan tuntutan yang disodorkan kepada Research In Motion (RIM), perusahaan
induk BlackBerry:
1. Menghormati & mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia, terkait UU 36/1999, UU 11/2008 dan UU 44/2008
2. Membuka perwakilan di Indonesia, karena pelanggan RIM di Indonesia untuk
Blackberry sudah lebih dari 2 juta.
3. Membuka pusat layanan (service center) di Indonesia untuk melayani &
memudahkan pelanggan mereka yang WNI.
4. Merekrut dan menyerap tenaga kerja Indonesia secara layak dan proporsional.
5. Sebanyak mungkin menggunakan konten lokal Indonesia, khususnya mengenai
perangkat lunak.
6. Memasang perangkat lunak pemblokiran (software blocking) terhadap situs-situs
porno, sebagaimana operator lain sudah mematuhinya.
7. Membangun server/repeater di Indonesia, agar aparat hukum dapat melakukan
penyelidikan terhadap pelaku kejahatan, termasuk koruptor.[18]
Hanya saja, menurut Ramadhan Pohan, anggota Komisi I DPR (Demokrat), masyarakat
"malah menangkap lain, yaitu BBM bakal diblokir". Hal ini mengakibatkan miskomunikasi
kepada masyarakat yang belum mendapat penjelasan komprehensif tentang kebijakan atau
tuntutan menteri itu."Hanya saja, yang jadi persoalan adalah penerimaan publik, Blackberry
itu mau diblokir gara-gara ada konten porno yang tidak bisa dibendung. Padahal itu kan
hanya salah satu poin tuntutan saja," kata Ramadhan.[19]
Dari sejumlah tuntutan kepada RIM, ada sejumlah kesepakatan yang akan dijalankan.
Namun ada beberapa poin, yang menurut Tifatul, tidak sesuai kesepakatan, seperti
penanggungjawab kantor Indonesia yang masih berkantor di Kanada. "Kami telah menyurati
RIM. Intinya, mereka beroperasi di Indonesia tapi belum membangun infrastruktur atau
server di Indonesia," kata Tifatul. "Sesuai UU ITE No.11/2008, penyelenggara telekomunikasi
baik lokal maupun asing harus mendirikan server di Indonesia. Sama halnya dengan institusi
internasional, bank Internasional. Posisinya sama dengan RIM. Bank internasional saja
diwajibkan untuk membangun data center di sini," tandasnya.[20]
Saat Menkominfo mengungkapkan rencana untuk memblokir layanan BlackBerry, 7 Januari
lalu, pemerintah menyediakan waktu 2 minggu bagi Research In Motion untuk
menyesuaikan diri dengan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia. Apabila setelah batas
waktu yang ditentukan sudah terlewati dan konten pornografi masih bisa diakses lewat
BlackBerry, maka pemerintah akan melarang RIM untuk menyediakan layanan
browsing.“Hanya layanan browsing internet saja yang dilarang. Layanan seperti telepon,
SMS, email, dan BlackBerry Messenger (BBM) tidak dilarang,” kata Gatot S Dewa Broto,
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo.[17]
Meski awalnya tindakan Tifatul dianggap mengancam keberadaan RIM di dalam negeri,
nyatanya pihak RIM malah menyetujui persyaratan yang diajukan Tifatul. Tifatul berharap
dengan adanya kantor RIM di Indonesia maka pemerintah bisa meminta social budget atau
pajak dari perusahaan Kanada tersebut. Ini lantaran pengguna Blackberry telah mencapai 3
juta pelanggan saat ini. Dengan jumlah pelanggan sebesar itu, Tifatul menghitung, RIM bisa
meraup keuntungan Rp 189 miliar per bulan dari pasar Indonesia tanpa membayar pajak. [21]
Pemblokiran Situs-Situs Internet
Di awal tahun 2015, Kominfo melakukan pemblokiran terhadap 22 situs media Islam yang
dianggap mengajarkan paham radikal, atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT). Namun tindakan ini, menimbulkan sikap pro dan kontra di tengah
masyarakat. BNPT merekomendasikan pemblokiran situs islam berdasarkan surat Nomror
149/K.BNPT/3/2015 tentang Situs/Website Radikal ke dalam sistem filtering Kemenkominfo
(Trust Positif). Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT Irjen (Pol) Arief
Dharmawan mengatakan, konten situs tersebut memuat tulisan yang menghasut dan
menyebar kebencian.[22]
Berdasarkan laporan tersebut dan sesuai dengan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 19
Tahun 2014 soal penanganan situs internet bermuatan negatif, maka Kominfo pun
memblokir situs yang diajukan. Merujuk Pasal 1 Permen tersebut, pemblokiran situs adalah
upaya yang dilakukan agar situs internet bermuatan negatif tidak dapat diakses. [23] "Dari 26
situs yang diajukan, kami memblokir 22 karena yang lain ada yang mati, tidak aktif dan
sudah ditutup," ujar Ismail, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kominfo.
Pemblokiran ini dinilai sejumlah pihak telah membelenggu kebebasan pers dan kebebasan
berekspresi.[24]Menurut Menteri Kominfo Rudiantara, situs bermuatan terorisme saat ini
memang sulit dilacak, berbeda dengan situs porno yang menggunakan kata kunci populer.
Peneliti Setara Institute berkata dugaan terhadap 22 situs penyebar ajaran radikal
seharusnya diuji melalui proses peradilan. Ia menuturkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik misalnya, menyediakan ruang untuk
memidanakan pengelola situs yang menyebarkan kebencian. Aturan yang dimaksud
merupakan Pasal 28 ayat (2) UU ITE. Pasal itu melarang setiap orang menyebarkan informasi
yang bertujuan menimbulkan kebencian dan permusuhan antarindividu atau kelompok
berdasarkan latar belakang suku, agama, ras maupun golongan.[25]
Atas kekisruhan ini, blokir itu dibuka dan sebagai solusi jangka panjang, Menkominfo
membuat Tim Panel Ahli untuk menangani masalah pemblokiran situs ini. Sebelum situs
diblokir, situs akan dinilai oleh Tim Panel yang terdiri dari multistakeholder dengan expertise
masing-masing dan Tim ini dibagi 4 panel, yaitu: 1) Pornografi, Kekerasan Anak 2) SARA,
Terorisme, Kebencian. 3) Narkoba, Investasi Ilegal, 4) Hak Kekayaan Intelektual. Rencananya
kementerian bakal mengusulkan proses normalisasi 10 situs web Islam kepada Panel
Terorisme, SARA, dan Kebencian dari Forum Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif
(PSIBN)[26]

Dampak Positif UU ITE


Salah satu aspek dalam penyusunan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik
adalah pemerintah harus mendukung pengembangan teknologi informasi melalui
infrastruktur hukum dan regulasi agar penggunaan teknologi informasi aman untuk
mencegah penyalahgunaannya, dengan mempertimbangkan agama dan masyarakat, serta
nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
Secara keseluruhan, keberadaan UU ITE memiliki beberapa nilai positif bila dilaksanakan
dengan baik. Sebagai undang-undang yang mengatur informasi dan transaksi elektronik di
Indonesia, beberapa dampak positif UU ITE adalah:
 Menjamin kepastian hukum bagi masyarakat yang melakukan transaksi elektronik
 Mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia
 Salah satu upaya pencegahan kejahatan yang dilakukan melalui internet
 Melindungi masyarakat dan pengguna internet lainnya dari berbagai kejahatan dunia
maya.
Dampak negatif UU ITE
Menurut penelitian Pusat Kajian Badan Kompetensi DPR RI, Vol. XII
No.16/II/Puslit/Agustus/2020, sedikitnya 271 kasus dilaporkan ke polisi sesuai UU No.
16/2020. 16 Tahun 2016, dimana UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE. Adanya multitafsir
terhadap suatu pasal menjadi salah satu alasan utama maraknya pemberitaan.
Ada tiga pasal yang paling sering diberitakan, yakni Pasal 27, 28, dan 29. Pasal-pasal
tersebut mengandung bahasa yang tidak jelas yang dapat membatasi kebebasan
berekspresi masyarakat dan digunakan secara dendam untuk melemahkan tujuan hukum.
UU ITE Menurut situs pendaftaran Mahkamah Agung, ada 508 persidangan berdasarkan UU
ITE antara tahun 2011 dan 2018. Sebagian besar kasus merupakan delik terkait penghinaan
dan pencemaran nama baik berdasarkan Pasal 27 (3) UU ITE. Berikut adalah kasus ujaran
kebencian berdasarkan Pasal 28(2) UU ITE.

Pasal-pasal ini disebut pasal karet. Pasal karet dimaknai sebagai barang yang penafsirannya
dari sudut pandang penegak hukum atau pihak lain sangat subyektif, sehingga dapat timbul
penafsiran yang berbeda atau multitafsir. Akhirnya kebebasan berekspresi rakyat Indonesia
terancam. Berikut beberapa dampak negatif dari UU ITE:
 Pembatasan kebebasan berpendapat, khususnya menyatakan pendapat dan kritik
 Menciptakan kesewenang-wenangan bagi aparat penegak hukum untuk
memutuskan bahwa oknum yang melanggar UU ITE bersalah dan pantas dihukum
tanpa menentukan dan menyeleksi bagian mana dari pasal yang dilanggar.
 Ia menjadi alat balas dendam bagi sebagian kelompok, bahkan senjata bagi lawan
politik
 Tidak menjamin kepastian hukum, karena putusan terhadap pasal-pasal yang ambigu
itu berbeda bahkan kontradiktif
 Ini menciptakan keresahan dan perselisihan publik, yang mudah dilaporkan ke
penegak hukum dan menciptakan konflik antara otoritas dan anggota masyarakat.
 Tidak efektif karena beberapa pasal tumpang tindih dengan ketentuan KUHP, seperti
Pasal 27 (3) UU ITE yang mengatur tentang penghinaan dan pencemaran nama baik
dan diatur dalam Pasal 310 dan 311 KUHP.
 Itulah penjelasan lengkap mengenai apa itu UU ITE. Meskipun direvisi dengan UU
No. 19 Tahun 2016, dimana UU No. November 2008 masih terdapat beberapa
kekurangan dan dampak negatif yang harus dibenahi secara permanen untuk
mencegah penyalahgunaan UU ITE oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

https://security-right.blogspot.com/2014/10/manfaat-dan-pelaksanaan-uu-ite.html

https://manajemen.uma.ac.id/2021/11/mengetahui-manfaat-dan-pelaksanaan-uu-ite/

https://ppid.jemberkab.go.id/berita-ppid/detail/pemberdayaan-masyarakat-perlindungan-
hukum-terkait-informasi-dan-transaksi-elektronik#:~:text=Sederhananya%2C%20UU%20ITE
%20atau%20Undang,UU%20No.%2019%20Tahun%202016.

https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-
Undang_Informasi_dan_Transaksi_Elektronik#:~:text=Pemanfaatan%20Teknologi%20ITE
%20dilaksanakan%20berdasarkan,memilih%20teknologi%20atau%20netral%20teknologi.

https://www.gramedia.com/literasi/apa-itu-uu-ite/#:~:text=Dampak%20Positif%20UU
%20ITE,-Salah%20satu%20aspek&text=Menjamin%20kepastian%20hukum%20bagi
%20masyarakat,dari%20berbagai%20kejahatan%20dunia%20maya.

Referensi
1. ^ ""UNCITRAL Model Law on e-Commerce"" (PDF). Diarsipkan dari versi
asli (PDF) tanggal 2016-08-08. Diakses tanggal 2016-06-10.
2. ^ ""UNCITRAL Model Law on e-Signature"" (PDF). Diarsipkan dari versi
asli (PDF) tanggal 2016-06-13. Diakses tanggal 2016-06-10.
3. ^ ""Kontroversi RPP Penyadapan"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-
08-04. Diakses tanggal 2016-06-10.
4. ^ "RPP disahkan, Presiden dan jajarannya sulit disadap"
5. ^ "Pemantapan Materi Muatan RUU Tata Cara Intersepsi"
6. ^ ""Draft RPP E-Commerce 22 Mei 2015"" (PDF). Diarsipkan dari versi
asli (PDF) tanggal 2016-08-16. Diakses tanggal 2016-06-10.
7. ^ "Naskah Akademik RPP Perdagangan Elektronis"
8. ^ "Pemerintah siapkan Blueprint e-Commerce"
9. ^ "Mahkamah Konstitusi, Internet dan Pasal 27 Ayat 3 UU ITE"
10. ^ ""MK Tolak Gugatan Farhat Abbas Judicial Review UU ITE"". Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2016-08-08. Diakses tanggal 2016-06-10.
11. ^ "Ketua MA: RPP Penyadapan Sah"[pranala nonaktif permanen]
12. ^ "MK Batalkan pasal Pengatur RPP Penyadapan"
13. ^ ""Setya Novanto gugat UU ITE ke MK"". Diarsipkan dari versi asli tanggal
2016-08-04. Diakses tanggal 2016-06-10.
14. ^ ""Soal Perekaman Ilegal, Setnov dirugikan UU ITE"". Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2016-03-28. Diakses tanggal 2016-06-10.
15. ^ ID-CERT Tentang Kami
16. ^ "Berkenalan dengan ID-SIRTII"
17. ^ Lompat ke: a b "RIM Segera Penuhi Permintaan Indonesia"
18. ^ "Dibalik ancaman blokir Blackberry"
19. ^ "Kisruh Blackberry, DPR akan panggil Tifatul"
20. ^ "Kisruh Blackberry bikin Menkominfo kewalahan"
21. ^ ""Dibalik segala Pro-Kontranya, inilah 5 prestasi hebat Tifatul Sembiring
saat jadi Menkominfo"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-05.
Diakses tanggal 2016-06-10.
22. ^ "BNPT: Situs yang diblokir berisi hasutan dan sebar kebencian"
23. ^ "Kominfo tatap muka dengan Pengelola Situs Islam""
24. ^ "JK Tegur Kominfo terkait blokir 22 situs islam"
25. ^ "Setara nilai situs radikal bisa dibuktikan lewat Pengadilan"
26. ^ "Menkominfo bentuk empat panel pemblokir situs negatif"

Anda mungkin juga menyukai