Informasi dan
Transaksi Elektronik
ITE
Sejarah legislatif
Amendemen
Asas …
Tujuan …
Konten
Secara umum, materi Undang-Undang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU
ITE) dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
pengaturan mengenai informasi dan
transaksi elektronik dan pengaturan
mengenai perbuatan yang dilarang.
Pengaturan mengenai informasi dan
transaksi elektronik mengacu pada
beberapa instrumen internasional, seperti
UNCITRAL Model Law on
eCommerce[1]dan UNCITRAL Model Law
on eSignature[2]. Bagian ini dimaksudkan
untuk mengakomodir kebutuhan para
pelaku bisnis di internet dan masyarakat
umumnya guna mendapatkan kepastian
hukum dalam melakukan transaksi
elektronik.
1. pengakuan informasi/dokumen
elektronik sebagai alat bukti hukum
yang sah (Pasal 5 & Pasal 6 UU ITE);
2. tanda tangan elektronik (Pasal 11 &
Pasal 12 UU ITE);
3. penyelenggaraan sertifikasi
elektronik (certification authority,
Pasal 13 & Pasal 14 UU ITE); dan
4. penyelenggaraan sistem elektronik
(Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE)
5. perbuatan yang dilarang
(cybercrimes). Beberapa cybercrimes
yang diatur dalam UU ITE, antara lain:
1. konten ilegal, yang terdiri dari,
antara lain: kesusilaan,
perjudian,
penghinaan/pencemaran
nama baik, pengancaman dan
pemerasan (Pasal 27, Pasal
28, dan Pasal 29 UU ITE);
2. akses ilegal (Pasal 30);
3. intersepsi ilegal (Pasal 31);
4. gangguan terhadap data (data
interference, Pasal 32 UU ITE);
5. gangguan terhadap sistem
(system interference, Pasal 33
UU ITE);
6. penyalahgunaan alat dan
perangkat (misuse of device,
Pasal 34 UU ITE);
Peraturan Pelaksana
Sembilan pasal UU ITE mengamanatkan
pembentukan Peraturan Pemerintah:
Peran Pemerintah …
Perdagangan Elektronis …
Terbaru, Pemerintah sedang menggodok
dasar hukum untuk perdagangan
elektronis atau e-Commerce. Meskipun
bukan amanat UU ITE, tetapi ini
merupakan amanat UU Perdagangan
(pasal 66 ayat 4) dan mengacu kepada UU
ITE dan UU Perlindungan Konsumen[6].
Selain itu memang perkembangan e-
Commerce yang tumbuh cepat
membutuhkan dasar hukum dan
melindungi konsumen, produsen dan para
pemain e-Commerce. Pembuatan RPP
tersebut diharmonisasi oleh kementerian
terkait seperti Kementerian Komunikasi
dan Informatika, Kementerian Hukum dan
HAM, Bank Indonesia serta Kementerian
Perdagangan. Akan tetapi, meskipun
naskah akademik RPP sudah beredar
sejak tahun 2011[7], pengesahannya molor
dan tidak ada perkembangan hingga
terdengar kembali pasca boomingnya e-
Commerce diawal tahun 2015 dimana
Presiden dan Menteri sudah berganti.
Menteri Kominfo Rudiantara menjanjikan
Blueprint e-Commerce untuk
meningkatkan pertumbuhan e-Commerce
dan akan bersama Menteri Perdagangan
untuk merumuskan aturan e-Commerce[8]
Gugatan ke Mahkamah
Konstitusi
Pencemaran Nama Baik …
Penghinaan SARA …
Mahkamah Konstitusi (MK) juga menolak
permohonan Judicial Review (uji materi)
yang diajukan oleh pengacara Farhat
Abbas. Farhat melakukan permohonan uji
materi terhadap UU No. 11/2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
karena terkena Pasal 28 ayat (2) gara-gara
membuat pernyataan di media sosial
twitter yang mengandung unsur
penghinaan terhadap suku, agama, ras,
dan antargolongan (SARA) terhadap Wakil
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama atau Ahok. Farhat dilaporkan ke
Polda Metro tanggal 10 Januari 2013 oleh
Persatuan Islam Tionghoa Indonesia. "MK
menilai penyebaran informasi yang
dilakukan dengan maksud menimbulkan
rasa kebencian dan permusuhan
bertentangan dengan jaminan pengakuan
serta penghormatan atas hak dan
kebebasan individu. Dan bertentangan
pula dengan tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral nilai-nilai
agama, keamanan dan ketertiban umum,"
jelas Arief, Hakim Konstitusi. Polisi
akhirnya tidak meneruskan laporan kasus
ini karena laporan telah dicabut dan Farhat
telah berdamai.[10]
Bukti Elektronis …
Penegakan Hukum
Lembaga lembaga di Indonesia yang
menegakkan UU ITE diantaranya yaitu:
Kontroversi
Referensi
1. ^ "UNCITRAL Model Law on e-
Commerce"
2. ^ "UNCITRAL Model Law on e-
Signature"
3. ^ "Kontroversi RPP Penyadapan"
4. ^ "RPP disahkan, Presiden dan
jajarannya sulit disadap"
5. ^ "Pemantapan Materi Muatan RUU
Tata Cara Intersepsi"
6. ^ "Draft RPP E-Commerce 22 Mei
2015"
7. ^ "Naskah Akademik RPP
Perdagangan Elektronis"
8. ^ "Pemerintah siapkan Blueprint e-
Commerce"
9. ^ "Mahkamah Konstitusi, Internet dan
Pasal 27 Ayat 3 UU ITE"
10. ^ "MK Tolak Gugatan Farhat Abbas
Judicial Review UU ITE"
11. ^ "Ketua MA: RPP Penyadapan Sah"
12. ^ "MK Batalkan pasal Pengatur RPP
Penyadapan"
13. ^ "Setya Novanto gugat UU ITE ke MK"
14. ^ "Soal Perekaman Ilegal, Setnov
dirugikan UU ITE"
15. ^ ID-CERT Tentang Kami
16. ^ "Berkenalan dengan ID-SIRTII"
17. ^ "RIM Segera Penuhi Permintaan
Indonesia"
18. ^ "Dibalik ancaman blokir Blackberry"
19. ^ "Kisruh Blackberry, DPR akan panggil
Tifatul"
20. ^ "Kisruh Blackberry bikin Menkominfo
kewalahan"
21. ^ "RIM Segera Penuhi Permintaan
Indonesia"
22. ^ "Dibalik segala Pro-Kontranya, inilah
5 prestasi hebat Tifatul Sembiring saat
jadi Menkominfo"
23. ^ "BNPT: Situs yang diblokir berisi
hasutan dan sebar kebencian"
24. ^ "Kominfo tatap muka dengan
Pengelola Situs Islam""
25. ^ "JK Tegur Kominfo terkait blokir 22
situs islam"
26. ^ "Setara nilai situs radikal bisa
dibuktikan lewat Pengadilan"
27. ^ "Menkominfo bentuk empat panel
pemblokir situs negatif"
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Undang-
Undang_Informasi_dan_Transaksi_Elektronik&oldid
=17272492"