Anda di halaman 1dari 4

Tata Urutan Perundang-undangan Indonesia

Sebagaimana dalam penjelasan konstitusi atau UUD 1945 bahwa Indonesia ialah negara
yang berdasar atas hokum (rechsstaat), tidak berdasar atas kekuasan belaka (machtsstaat). Dalam
kepustakaan ilmu hukum di Indonesia, istilah Negara hukum merupakan terjemahan dari
rechsstaat dan the rule of law. Konsep rechsstaat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Adanya perlindungan terhadap HAM
2. Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan pada lembaga negara untuk menjamin
perlindungan HAM
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan
4. Adanya peradilan administrasi. Dalam kaitan dengan negara hokum tersebut, tertib
hukum yang berbentuk adannya tata urutan perundang-undangan menjadi suatu
keniscayaan atau kemestiaan dalam penyelenggaraan negara atau pemerintahan.

Prinsip-prinsip dalam hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia didasarkan pada


banyak hal. Tata urutan perundang-undangan juga beberapa kali diatur dalam TAP MPRS No.
XX/MPRS/1966, kemudian dalam TAP MPR No. III/MPR/2000, lalu diatur lagi dalam UU No.
10 Tahun 2004 dan yang terakhir diatur lagi dalam UU. No. 12 Tahun 2011.

Tata urutan perundang-undangan menurut UU No. 12 Tahun 2011 mengatur mengenai


peraturan pembentukan perundang-undangan di Indonesia, termasuk juga hierarki perundang-
undangan di Indonesia dari yang tertinggi sampai ke tingkat daerah provinsi dan kabupaten/kota.

Tata urutan peraturan perundang-undangan memiliki fungsi agar pembuatan undang-undang


pada tingkat rendah tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang memiliki
tingkatan yang lebih tinggi.

Di bawah ini adalah hirarki tata urutan perundang-undangan di Indonesia dari yang paling
tinggi sampai yang paling rendah menurut UU No. 12 Tahun 2011:

1. UUD 1945
Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 (UUD 1945) merupakan
konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Artinya UUD 1945 menjadi peraturan
tertinggi dan sebagai dasar tertulis yang membuat dasar dan garis besar hukum dalam
penyelenggaraan negara. Selain itu, UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis yang terdiri dari
pembukaan (empat alinea) dan pasal-pasal yang berjumlah 37 pasal.
2. Ketetapan MPR
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah Ketetapan MPR Sementara dan
Ketetapan MPR yang masih berlaku. Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 4
Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum
Ketetapan MPR Sementara dan Ketetapan MPR Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002,
tanggal 7 Agustus 2003. Berdasarkan sifatnya, putusan MPR terdiri dari dua macam, yakni
ketetapan dan keputusan. Ketetapan MPR adalah putusan MPR yang mengikat baik ke dalam
atau keluar majelis. Sedangkan keputusan adalah putusan MPR yang mengikat ke dalam majelis
saja.
3. Undang-Undang (UU)/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu)
UU adalah Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dengan persetujuan Presiden. Sedangkan Perppu adalah Peraturan Perundang-undangan
yang ditetapkan oleh presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa. Sementara itu,
mekanisme UU atau Perppu adalah sebagai berikut:
a. Perppu diajukan ke DPR dalam persidangan berikut.
b. DPR dapat menerima atau menolak Perppu tanpa melakukan perubahan.
c. Bila disetujui oleh DPR, Perppu ditetapkan menjadi UU.
d. Bila ditolak oleh DPR, Perppu harus dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
4. Peraturan Presiden
Peraturan Presiden merupakan Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden
untuk menjalankan perintah Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam
menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
5. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi
Perda Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur.
6. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Perda Kabupaten atau Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD
Kabupaten atau Kota dengan persetujuan bersama Bupati atau Walikota.
Tata Urutan Perundang-undangan Sebelumnya
Sebagai informasi juga, UU No. 12 Tahun 2011 telah menggantikan Undang-Undang Nomor
10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Berdasarkan ketentuan ini,
jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia adalah sebagai berikut:
1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2) UU/Perppu
3) Peraturan Pemerintah
4) Peraturan Presiden
5) Peraturan Daerah
Sebelumnya UU No.10 Tahun 2004 menggantikan Tap MPR No. III/MPR/2000 tentang
Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Undang-Undang. Berdasarkan ketetapan MPR
tersebut, tata urutan peraturan perundang-undangan RI yaitu:
1) UUD 1945
2) Tap MPR
3) UU
4) Peraturan pemerintah pengganti UU
5) PP
6) Keppres
7) Peraturan Daerah
Sedangkan Tap MPR No. III/MPR/2000 menggantikan Tap MPRS NO. XX/MPRS/1996
tentang Memorandum DPR-GR mengenai sumber tertib hukum Republik Indonesia dan tata
urutan perundang-undangan Republik Indonesia. Urutannya adalah:
1) UUD 1945
2) Ketetapan MPR
3) UU
4) Peraturan Pemerintah
5) Keputusan Presiden
6) Peraturan Pelaksana yang terdiri dari : Peraturan Menteri dan Instruksi Menteri
Daftar Pustaka:

Kansil dan Kansil, Christine ST., Modul Pancasila dan Kewarganegaraan,


Jakarta, PT. Pradnya Paramita, 2005.
https://www.haruspintar.com/tata-urutan-perundang-undangan-di-indonesia/
#:~:text=Tata%20urutan%20perundang-undangan%20menurut%20UU%20No.
%2012%20Tahun,tertinggi%20sampai%20ke%20tingkat%20daerah%20provinsi
%20dan%20kabupaten%2Fkota.
https://www.kai.or.id/berita/19246/tata-urutan-perundang-undangan-di-
indonesia-disertai-jenis-dan-fungsinya.html
Srijanti, Rahman A., Purwanto, Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Mahasiswa, Jakarta, Graha Ilmu, 2009.

Anda mungkin juga menyukai