Disusun Oleh :
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian
yang berjudul “Pendidikan Moderasi Beragama Untuk Generasi Milenial melalui
COREMO App sebagai Upaya Pembentukan Karakter Islam Wasathiyah Siswa MTsN
Kota Pasuruan.” Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti kegiatan
seleksi Madrasah Young Researcher Super Camp (MYRES 2021) yang diadakan oleh
Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan Pada Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2021.
Penyusunan proposal penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga
kepada:
1. Drs. Nur Edi Samani, M.Pd, selaku kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri I
Pasuruan Kota Pasuruan.
2. Abd. Chakim Thantowi, S.Pd sebagai pengarah, motivator dan fasilitator dalam
penelitian ini
3. Ita Miftakhul Janna, M.A. sebagai pembimbing.
4. Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan fasilitas dan support serta do’a
agar pelaksanaan studi lapangan ini berjalan dengan lancar.
5. Teman-teman MTsN 1 Pasuruan Kota Pasuruan yang telah banyak membantu
mulai dari persiapan hingga penyusunan karya ilmiah ini.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih untuk
semuanya.
Akhirnya penulis berharap, semoga tulisan ini dapat bermanfaat.
Pasuruan, 2021
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
JUDUL : PENDIDIKAN MODERASI BERAGAMA UNTUK GENERASI
MILENIAL MELALUI COREMO APP SEBAGAI UPAYA PEMBENTUKAN
KAREKTER ISLAM WASATHIYAH SISWA MTsN KOTA PASURUAN ...................... 1
BAB I.......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................................ 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ...................................................................................................... 6
1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................................................................... 6
BAB II ........................................................................................................................................ 7
KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................................. 7
2.1 Moderasi Beragama .......................................................................................................... 7
2.2 Ruang Lingkup Islam Wasathiyah .................................................................................... 8
2.3.1 Wasathiyah bermakna sikap adil dan pilihan ..................................................... 10
2.3.2. Wasathan (moderat) bermakna keadilan............................................................ 10
2.3.3. Wasathiyah bermakna posisi tengah penuh keberkahan ......................................... 11
2.3.4 Wasathiyah bermakna posisi terbaik seperti Harta terbaik adalah harta
pertengahan ..................................................................................................................... 12
2.3 COREMO 1APP (Comic Religious Moderation Aplication) Bermodel Komik Digital
Interaktif ............................................................................................................................... 12
METODE PENELITIAN ....................................................................................................... 14
3.1. Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D) .............................................................. 14
3.2. Desain Penelitian ........................................................................................................... 16
3.3. Prosedur Penelitian ........................................................................................................ 17
3.4. Lokasi dan Subjek Penelitian ......................................................................................... 18
3.5. Instrumen Penelitian ...................................................................................................... 18
JADWAL PENELITIAN ....................................................................................................... 25
ii
PROPOSAL PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kasus intoleransi dalam keberagamaan selalu menjadi disrupsi ditengah
kemajemukan yang ada di Indonesia. Hasil riset Setara Institute menunjukkan, jenis
pelanggaran atas kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) yang paling banyak
terjadi pada 2020 yakni tindakan intoleransi. Setara Institute mencatat 32 kasus terkait
pelaporan penodaan agama, 17 kasus penolakan pendirian tempat ibadah, dan 8 kasus
pelarangan aktivitas ibadah. Kemudian, 6 kasus perusakan tempat ibadah, 5 kasus
penolakan kegiatan dan 5 kasus kekerasan. Jika dilihat dari daerah sebarannya, peristiwa
pelanggaran atas KBB paling banyak terjadi di Jawa Barat. Setara Institute mencatat ada
39 peristiwa pelanggaran sepanjang 2020.
1
menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya,
serta berhak kembali.”
Peran negara untuk itu juga dinyatakan pada Pasal 29 Ayat (2), yakni “Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama”.Menurut hasil
Sensus Penduduk Indonesia 2018, 86,7% dari 267.670.543 penduduk Indonesia adalah
pemeluk Islam (Indonesia merupakan wilayah dengan penduduk muslim terbanyak di
dunia), 7,6% Kristen Protestan, 3,13% Kristen Katolik, 1,74% Hindu, 0,77% Buddha,
0,03% Konghucu, 0,04% agama lainnya.
Islam dan umat Islam saat ini paling tidak menghadapi dua tantangan; Pertama,
kecenderungan sebagian kalangan umat Islam untuk bersikap ekstrem dan ketat dalam
memahami teks-teks keagamaan dan mencoba memaksakan cara tersebut di tengah
masyarakat muslim, bahkan dalam beberapa hal menggunakan kekerasan; Kedua,
kecenderungan lain yang juga ekstrem dengan bersikap longgar dalam beragama dan
tunduk pada perilaku serta pemikiran negatif yang berasal dari budaya dan peradaban
lain. Dalam upayanya itu mereka mengutip teks-teks keagamaan (Al-Qur’an dan Hadis)
dan karya-karya ulama klasik (turats) sebagai landasan dan kerangka pemikiran, tetapi
dengan memahaminya secara tekstual dan terlepas dari konteks kesejarahan. Sehingga
2
tak ayal mereka seperti generasi yang terlambat lahir, sebab hidup di tegah masyarakat
modern dengan cara berfikir generasi terdahulu (Hanafi, 2013, pp. 1–2)
3
merespon tindakan pengguna (input) dengan menyajikan konten seperti teks, grafis,
animasi, video, dan audio.
Media komik dibuat dalam bentuk digital karena media digital memiliki
keunggulan-keunggulan dalam hal karakteristiknya. Media digital juga memiliki
beberapa karakteristik. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Smaldino et al (2011)
antara lain: pertama, mudah digunakan, ini dikarenakan proyektor digital mudah
digunakan. Kedua, kemampuan simpan, visual digital dapat disimpan dalam CD dan
DVD. Ketiga, ketahanan, perangkat simpan portabel sangat tahan lama. Visual digital
yang disimpan akan awet kualitasnya sejalan dengan waktu. Keempat, portabel, hal ini
karena cakram digital sangat portabel dan mudah dibawa kemana saja.
Salah satu bahan ajar cetak yang menarik perhatian siswa adalah media komik.
(Hidayah& Rifky, 2017) menyatakan media komik adalah “bentuk kartun yang
mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat hubungan
nya dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca”.
Keuntungan penggunaan komik adalah efisien waktu karena komik media yang dapat
digunakan siswa secara berulang-ulang untuk belajar mandiri, dan mempermudah siswa
memahami materi yang disampaikan Ati, dkk (dalam Witanta & Inganah, 2019) .
Pemakaian komik dengan ilustrasi berwarna, alur cerita yang ringkas, perwatakan yang
realitis akan menarik perhatian siswa (Lestari & Projosantoso, 2016) Selain itu
penelitian yang dilakukan oleh (Budiarti & Haryanto, 2016) menyatakan bahwa media
komik dapat meningkatkan motivasi dan ketrampilan membaca pemahaman
siswa.(Daryanto, 2013) mengungkapkan bahwa komik sebagai bentuk kartun yang
mengungkap-kan karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat
hubungannya dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada
pembaca. Sedangkan multimedia interaktif seperti dikutip dari England & Finney
(2011), merupakan integrasi media digital termasuk teks elektronik, grafis, animasi, dan
suara ke dalam sebuah struktur lingkungan digital terkomputerisasi yang mengijinkan
pengguna bisa berinteraksi dengan data sesuai keperluan. Menurut Laurillard dalam
Burnett dkk, penggunaan multimedia interaktif yang ditujukan untuk pembelajaran
perlu didasarkan pada karakteristik berikut: 1) diskursif, memungkinkan pengguna
berpikir langkah demi langkah; 2) konten produk multimedia menyesuaikan
pemahaman pengguna; 3) interaktif, pengguna harus mendapatkan umpan balik
langsung terkait dengan produk; serta 4) reflektif, produk multimedia harus mendukung
4
proses pembelajaran sesuai dengan tindakan umpan balik pengguna. Berdasarkan
penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis komik
digital interaktif dapat meningkatkan minat, motivasi, dan pemahaman serta karakter
sehingga hasil belajar siswa meningkat.
5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya tentang
COREMO App sebagai upaya pembentukan karakter Islam Wasathiyah siswa
MTsN Kota Pasuruan.
2. Sebagai bahan rujukan bagi penelitian yang terkait dengan masalah penelitian
ini.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
7
ﺷ ِﻬ ْﻴﺪًﺍ ۗ َﻭ َﻣﺎ َﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ
َ ﺳ ْﻮ ُﻝ َﻋ َﻠ ْﻴ ُﻜ ْﻢ ﺎﺱ َﻭ َﻳ ُﻜ ْﻮﻥَ ﱠ
ُ ﺍﻟﺮ ِ ﺷ َﻬﺪَ ۤﺍ َء َﻋ َﻠﻰ ﺍﻟ ﱠﻨُ ﻄﺎ ِّﻟﺘ َ ُﻜ ْﻮ ُﻧ ْﻮﺍ
ً ﺳ َ َﻭﻛ َٰﺬﻟِﻚَ َﺟ َﻌ ْﻠ ٰﻨ ُﻜ ْﻢ ﺍ ُ ﱠﻣﺔً ﱠﻭ
ْ ﺐ َﻋ ٰﻠﻰ َﻋ ِﻘ َﺒ ْﻴ ِۗﻪ َﻭﺍ ِْﻥ ﻛَﺎﻧ
ََﺖ َﻟ َﻜ ِﺒﻴ َْﺮﺓ ً ﺍ ﱠِﻻ َﻋ َﻠﻰ ﱠﺍﻟ ِﺬﻳْﻦ ُ ﺳ ْﻮ َﻝ ِﻣ ﱠﻤ ْﻦ ﱠﻳ ْﻨ َﻘ ِﻠ ْﺍﻟ ِﻘ ْﺒ َﻠﺔَ ﺍ ﱠﻟ ِﺘ ْﻲ ُﻛ ْﻨﺖَ َﻋ َﻠ ْﻴ َﻬﺎ ٓ ﺍ ﱠِﻻ ِﻟ َﻨ ْﻌ َﻠ َﻢ َﻣ ْﻦ ﱠﻳﺘ ﱠ ِﺒ ُﻊ ﱠ
ُ ﺍﻟﺮ
ِ ُﻀ ْﻴ َﻊ ِﺍ ْﻳ َﻤﺎ َﻧ ُﻜ ْﻢ ۗ ﺍ ﱠِﻥ ﺍﻟﻠﱣﻪَ ِﺑﺎﻟ ﱠﻨ
ٌ ﺎﺱ َﻟ َﺮ ُء ْﻭ
ﻑ ﱠﺭ ِﺣ ْﻴ ٌﻢ ِ َﻫﺪَﻯ ﺍﻟﻠﱣﻪُ َۗﻭ َﻣﺎ َﻛﺎﻥَ ﺍﻟﻠﱣﻪُ ِﻟﻴ
"Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) "umat
pertengahan" agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang
(dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya, melainkan agar Kami mengetahui siapa yang
mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat)
itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah
tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang
kepada manusia." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 143)
Kata al-Wasath bermakana terbaik dan paling sempurna. Dalam hadis yang juga
disebutkan bahwa sebaik-baik persoalan adalah yang berada di tengah-tengah. Dalam
melihat dan menyelesaikan satu persoalan, Islam moderat mencoba melakukan
pendekatan kompromi dan berada di tengah-tengah, dalam menyikapi sebuah
perbedaan, baik perbedaan agama ataupun mazhab, Islam moderat mengedepankan
sikap toleransi, saling menghargai, dengan tetap meyakini kebenaran keyakinan masing-
masing agama dan mazhab, sehingga semua dapat menerima keputusan dengan kepala
dingin, tanpa harus terlibat dalam aksi yang anarkis. (Darlis, 2017) Dengan demikian
moderasi beragama merupakan sebuah jalan tengah di tengah keberagaman agama di
Indonesia. Moderasi merupakan budaya Nusantara yang berjalan seiring, dan tidak
saling menegasikan antara agama dan kearifan lokal (local wisdom). Tidak saling
mempertentangkan namun mencari penyelesaian dengan toleran.
8
dirasakan oleh umat Islam yang mampu memahami dan menjiwai Islam sesuai dengan
orisinalitas nashnya dan sesuai dengan konsep dan pola hidup Nabi Muhammad saw,
sahabat dan para salaf shaleh.
Arah pemikiran Islam “wasathiyah” ini menjadi sesuatu yang baru dan
fenomenal dalam narasi dan pemikiran Islam global, karena disegarkan kembali dan
diperkenalkan kembali oleh seorang mujtahid abad 21, yaitu yang mulia Al-Imam
Profesor Doktor Yusuf Al-Qaradhawi, seorang ulama besar dari Qatar kelahiran Mesir,
alumni Universitas terkemuka di dunia, Al-Azhar Mesir. Konsep pemikiran moderasi
Islam atau wasathiyatul Islam menjadi menarik dan menjadi impian semua entitas,
gerakan dakwah Islam bahkan Negara-negara Islam, setelah dunia Islam dirisaukan
dengan munculnya dua arus pemikiran dan gerakan yang mengatasnamakan Islam.
Pemikiran dan gerakan pertama, mengusung model pemikiran dan gerakan yang kaku
dan keras, atau sering disebut dengan Al-Khawarij al-judud (New Khawarij). Kelompok
ini melihat bahwa Islam adalah agama nash dan konstan, tidak menerima perubahan dan
hal-hal baru dalam ajaran-ajarannya khususnya dalam akidah, ibadah, hukum dan
muamalat, sehingga perlu membersihkan anasir-anasir syirik dan bid’ah dari akidah,
ibadah, hukum dan muamalat umat. Paham dan pemikiran ini telah menimbulkan kesan
negatif terhadap Islam, bahkan melahirkan stigma buruk terhadap Islam sebagai agama
yang keras, tertutup, radikal intoleran dan tidak humanis.
9
bagi peradaban Islam dan kehidupan umatnya dalam persaingan peradaban dunia. Oleh
karena itu ulama-ulama Islam wasathiyah (moderat), seperti Rasyid Ridha murid
Muhammad Abduh, Hasan Al-Banna, Abu Zahrah, Mahmud Syalthout, Syekh
Muhammad Al-Madani, Syekh At-Thahir Ibnu Asyur, Muhammad Abdullah Darraz,
Muhammad Al-Ghazali, Yusuf Al-Qardhawi, Wahbah Ad-dzuhaili, Ramadhan Al-
Buthiy dan lainnya. Para ulama ini mulai berusaha mengarahkan umat Islam untuk
memahami dan mengimplementasikan ajaran Islam yang wasathiyah.
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang
adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu". (QS. Al-Baqarah: 143)
Dari Abu Said Al-Khudri ra, Nabi saw menjelaskan makna ummatan wasathan
dalam ayat ini adalah “keadilan” (HR. Tirmidzi, Shahih). At-thabari juga menjelaskan
bahwa makna “wasathan” bisa berarti “posisi paling baik dan paling tinggi.” At-Thabari
mengutip Ibnu Abbas ra, Mujahid dan Atha’ saat menafsirkan ayat 143 berkata:
“Ummatan Washathan adalah “keadilan” sehingga makna ayat ini adalah “Allah
menjadikan umat Islam sebagai umat yang paling adil.” Al-Qurthubi berkata: wasathan
adalah keadilan, karena sesuatu yang paling baik adalah yang paling adil.” Ibnu Katsir
berkata: wasathan dalam ayat ini maksudnya paling baik dan paling berkualitas.” Para
ahli tafsir lain seperti Abdurrahman As-Sa’diy dan Rasyid Ridha menafsirkan bahwa
makna washathan dalam ayat ini adalah keadilan dan kebaikan.” Dari beberapa hadits
Nabi saw dan penjelaskan para mufassir dari kalangan Sahabat dan tabi’in serta para
mufassir generasi setelahnya sampai mufassir modern di atas, dapat disimpulkan makna
wasathan pada surat Al-Baqarah 143 ini adalah; “Keadilan dan kebaikan, atau umatan
wasathan adalah umat yang paling adil dan paling baik.”
10
Dari Abu Sa'id berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"(Pada hari qiyamat) Nabi Nuh 'alaihissalam dan ummatnya datang lalu Allah Ta'ala
berfirman: "Apakah kamu telah menyampaikan (ajaran)?. Nuh 'Alaihissalam
menjawab: "Sudah, wahai Rabbku". Kemudian Allah bertanya kepada ummatnya:
"Apakah benar dia telah menyampaikan kepada kalian?". Mereka menjawab; "Tidak.
Tidak ada seorang Nabi pun yang datang kepada kami". Lalu Allah berfirman kepada
Nuh 'alaihissalam: "Siapa yang menjadi saksi atasmu?". Nabi Nuh Alaihissalam
berkata; "Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan ummatnya". Maka kami pun
bersaksi bahwa Nabi Nuh 'alaihissalam telah menyampaikan risalah yang diembannya
kepada ummatnya. Begitulah seperti yang difirmankan Allah Yang Maha Tinggi (QS al-
Baqarah ayat 143 yang artinya), ("Dan demikianlah kami telah menjadikan kalian
sebagai ummat pertengahan untuk menjadi saksi atas manusia.."). al-washath artinya
al-'adl (adil). (HR. Bukhari, Hadits No. 3091 dan Ahmad, Hadits No 10646).
Dalam hadits di atas, sangat jelas Nabi saw memaknai dan menafsirkan kata
“wasathan” adalah “keadilan”. Yang dimaksud keadilan di sini adalah, bahwa umat
Islam adalah umat yang menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya, menyikapi
sesuatu sesuai dengan porsinya dan kedaaanya. Moderat adal jujur dan komitmen tidak
mendua serta inkonsisten dalam sikap, sehingga Allah melengkapi surat Al-Baqarah:
143 di atas, setelah menyebut wasathan dengan “agar kalian menjadi saksi-saksi bagi
manusia”. Dalm Islam seorang saksi haruslah yang adail dan jujur. Nampaknya adil,
jujur dan konsisten sangat tepat untuk makna ayat ini, sesuai dengan tafsir dari Nabi saw
terhadap ayat ini, yaitu keadilan.
Dari Ibnu Abbas Nabi saw bersabda: “Apabila makanan telah dihidangkan,
maka ambillah dari pinggirnya dan tinggalkan tegahnya, sesungguhnya berkah itu
turun dibagian tengah” (HR. Ibnu Majah. Hadits No. 3268).
Hadits di atas menjelaskan tentang adab makan, bahwa mengambil makanan
hendaknya dimulai dari pinggirnya lalu bagian lainnya. Mengapa demikian? Karena
Nabi saw sedang mengajarkan umatnya bagaimana makanan menjadi berkah dan
mencukupi untuk orang banyak walaupun makananya sedikit, dengan cara terlebih
dahulu mengambil bagian pinggirnya dan membiarkan tengahnya, karena keberkahan
makanan diturunkan oleh Allah melalui bagian tengah makanan. Dalam hadits lain Nabi
saw bersabda: “Makanan untuk dua orang akan mencukupi tiga orang dan makanan
untuk tiga orang akan mencukupi empat orang” (HR. Bukhari dan Muslim)
11
2.3.4 Wasathiyah bermakna posisi terbaik seperti Harta terbaik adalah harta
pertengahan
Dari Abdullah bin Muawiyah Al Ghadhiri ia berkata; Nabi saw bersabda: "Tiga
perkara, barang siapa yang melaksanakannya maka ia akan merasakan nikmatnya
iman yaitu barang siapa yang beribadah kepada Allah semata dan tidak ada tuhan yang
berhak disembah kecuali Allah, dan menunaikan zakat hartanya dengan jiwa yang
lapang dan jiwanya terdorong untuk menunaikan zakat setiap tahun dan tidak
memberikan hewan yang sudah tua dan tanggal giginya, lemah, serta yang sakit atau
menunaikannya dengan yang kecil jelek. Akan tetapi tunaikanlah dengan harta kalian
yang pertengahan karena sesungguhnya Allah tidak meminta harta terbaik kalian dan
tidak juga menyuruh kalian memberikan harta yang terburuk” (HR. Abu Daud. Hadits
No 1349).
Hadits ini menjelaskn ajaran moderasi Islam dalam mengeluarkan zakat, bahwa
harta yang dikeluarkan oleh seorang muslim dari kewajiban zakatnya adalah harta
pertengahan antara harta yang paling mewah atau mahal dan harta yang paling murah
dan rendah. Zakat terbaik adalah zakat dari harta yang halal dan mencukupi nishab serta
haulnya serta harta yang telah mencukupi nafkah wajib bagi keluarga. Syari’at Islam
tidak menerima zakat harta yang belum sesuai nishab dan haulnya, Islam tidak
menerima harta yang yang buruk dan haram seperti hasil korupsi, riba dan najis. Zakat
terbaik adalah harta yang digunakan sehari-hari oleh umat Islam yang produktif, oleh
karenanya syari’at tidak membolehkan zakat perhiasan berupa emas dan perak yang
dipakai sehari-hari, hewan ternak yang dipakai bekerja, rumah mewah yang menjadi
tempat tinggal dan sebagainya, kecuali yang disimpan atau ditabung dan diinvestasikan.
inilah maksud harta pertengahan.
12
fleksibel dan sudah menjadi bagian keseharian remaja, karena itu dengan
mengadaptsikan informasi yang valid mengenai suatu hal kedalam bentuk komik
dengan genre dan visual yang sesuai selera mereka ditambah dengan mengintegrasikan
ke dalam media mobile game yang sedang populer diharapkan dapat menarik perhatian
remaja dan informasi yang lebih mudah disampaikan.
Multimedia interaktif seperti dikutip dari England & Finney (2011), merupakan
integrasi media digital termasuk teks elektronik, grafis, animasi, dan suara ke dalam
sebuah struktur lingkungan digital terkomputerisasi yang mengijinkan pengguna bisa
berinteraksi dengan data sesuai keperluan. Menurut Laurillard dalam Burnett dkk,
penggunaan multimedia interaktif yang ditujukan untuk pembelajaran perlu didasarkan
13
pada karakteristik berikut: 1) diskursif, memungkinkan pengguna berpikir langkah demi
langkah; 2) konten produk multimedia menyesuaikan pemahaman pengguna; 3)
interaktif, pengguna harus mendapatkan umpan balik langsung terkait dengan produk;
serta 4) reflektif, produk multimedia harus mendukung proses pembelajaran sesuai
dengan tindakan umpan balik pengguna.
Dengan ini, COREMO App yang merupakan singatan dari Comic Religious
Moderation yang bermodel Komik Digital Interakif ini bekerja untuk media pendidikan
Islam Wasathiyah. Aplikasi ini dijalankan oleh tim literasi dan jurnalistik dimana tim
literasi bertugas membuat narasi yang kemudian di publikasikan oleh tim jurnlistik.
BAB III
METODE PENELITIAN
mengembangkan suatu media. Metode penelitian yang tepat untuk penelitian ini
14
adalah Metode Penelitian dan Pengembangan atau dikenal juga dengan istilah
Research and Development (R&D). Hal ini bersesuaian dengan pendapat Borg &
(Sugiyono, 2009).
15
3.2. Desain Penelitian
16
Penggunaan metode pengembangan yang dipakai peneliti dapat mewakili tahapan-
tahapan metodologi yang lain karena lebih bersifat ringkas. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian terapan dimana dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi
atas permasalahan tertentu secara praktis yang diterapkan dalam sebuah aplikasi. Jenis
penelitian ini cocok untuk jenis penerapan media pembelajaran dalam sebuah aplikasi komik
digital interaktif.. Selain itu penelitian terapan berkepentingan dengan aplikasi dan suatu
a. Tahap Analisis
Studi lapangan merupakan tahap awal dalam penelitian ini. Tahap awal ini memiliki
tujuan untuk memperoleh data mengenai kondisi lapangan baik berupa petensi maupun
masalah yang selanjutnya akan digunakan pada tahap analisis. Adapun yang dilakukan
pada tahap ini diantaranya adalah wawancara yang dilakukan kepada
b. Tahap Desain
Pada tahap ini akan merealisasikan apa yang telah ditemukan saat melakukan tahap
analisis. Tahap-tahap desain ini adalah:
17
• Revisi perancangan sesuai dengan hasil penilaian perancangan
sebelumnya.
c. Tahap Pengembangan
d. Tahap Implementasi
Tahap ini merupakan tahapan uji coba di lapangan (laboratorium). Uji coba ini
dilakukan terhadap siswa kelas IX khususnya pada kelas IX A dan IX B.
e. Tahap Penilaian
Tahap penilaian merupakan peninjauan kembali terhadap produk berupa kelebihan dan
kekurangan yang ditemukan sejak uji coba terhadap pakar yang ahli terhadap multimedia,
serta kelebihan dan kekurangan menurut siswa pada tahap sebelumnya. Dan untuk melihat
18
a. Instrumen Studi Lapangan.
Wawancara merupakan instrumen studi lapangan yang digunakan kepada para ahli TIK
mengenai aplikasi ini. Tidak hanya itu, instrumen ini pula disebarkan kepada siswa kelas IX A
dan B. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti.
19
3 Unggul (memiliki kelebihan dibanding
multimedia pembelajaran lain ataupun 1 2 3 4 5
dengan cara konvensional)
ASPEK REKAYASA PERANGKAT LUNAK
20
16 Penggambaran objek dalam bentuk image (citra)
1 2 3 4 5
baik realistis maupun simbolik
17 Pemilihan warna yang sesuai, agar mendukung
kesesuaian antara konsep kreatif dan topic yang 1 2 3 4 5
dipilih
18 Tipografi (font dan susunan huruf), untuk
memvisualisasikan bahasa verbal agar
1 2 3 4 5
mendukung isi pesan, baik secara fungsi
keterbacaan maupun fungsi psikologisnya
19 Tata letak (layout), yakni peletakan dan susunan
unsure-unsur visual terkendali dengan baik, agar
1 2 3 4 5
memperjelas peran dan hirarki masing-masing
Adapun tabel untuk aspek penilaian ahli materi yang dibuat oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
PENILAIAN
NO KRITERIA
1 2 3 4 5
ASPEK PEMBELAJARAN
21
Sugiyono (2009:99) menjelaskan bahwa perhitungan Rating Scale ditentukan
dengan rumus :
ata
Skor hasil pengumpulan d
P= x 100%
Skor ideal
Keterangan :
P : angka presentase
22
Skor Ideal : skor tertinggi tiap butir x jumlah responden x jumlah butir Kemudian untuk
mengukur hasil perhitungan skala, Gonia (2009:50) menggunakan empat kategori
validasi multimedia pembelajaran, yaitu:
0 25 50 75 100
Tidak terlalu jauh berbeda dengan perhitungan validasi ahli, pada instrumen
penilaian siswa peneliti menggunakan pengukuran rating scale. Penilaian ini digunakan
NO KRITERIA PENILAIAN
Mekanis (Mechanical)
23
Kombinasi elemen multimedia
Tampilan layar (tombol, link, dan grafik) dan konten
1 2 3 4 5
(Screen design) dapat mengkomunikasikan
ide dengan
sangat jelas.
24
JADWAL PENELITIAN
25
DAFTAR PUSTAKA
Schwartz, S. (2007). Dua wajah Islam: moderatisme vs fundamentalisme dalam wacana globa.
Jakarta: Belantika. Shihab, A. (1999). Islam Inklusif. Bandung:
Mizan.
Fahri, Mohamad dan Ahmad Zainuri. (2019). Moderasi Beragama di Indonesia. Intizar Vol.
25, No. 2.
Guritno, Tatang. (2021). Riset Setara Institute: Intoleransi atas Kebebasan Beragama-
Berkeyakinan Paling Banyak Terjadi pada 2020. Kompas.
Ali Muhammad As-Shalabiy, Al-Wasathiyah fil Qur’an Al-Karim, Kairo: Mu’assasah Iqra’
Linasyri watauzi wattarjamah, 2007
Hasan Al-Banna’, Majmu’ah Ar-Rsail, Kairo: Daar At-tauzi’ wa An-Nasyr AlIslamiy, 1992
Ibnu Jarir At-Thabari, Tafsir At-Thabari, Kairo: Maktabah At-Taufiqiyah, 2004
26