Anda di halaman 1dari 23

ANTI-EKSTREMISME TERHADAP PEREMPUAN

DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAM


DI CIREBON

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA


Diajukan kepada
Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta

Untuk memenuhi persyaratan


guna memperoleh Nilai Akhir
dalam Kuliah Kerja Nyata secara virtual

Oleh:
Ayub Bagus Setyosakti
NIM: 219772012293

Tangerang Selatan
Agustus 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta, melalui Dosen Pembimbing dan Tim
Pembaca/Penguji telah menerima Karya Tulis berjudul ANTI-EKSTREMISME TERHADAP
PEREMPUAN DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAM DI CIREBON.

Kajian ini disusun, diserahkan, dan dipertahankan oleh Ayub Bagus Setyosakti dalam
memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh penilaian Praktik Lapangan: KKN secara
virtual, yang akan diuji pada pekan refleksi 31 Agustus-4 September 2020 oleh pembimbing
penulisan laporan.

Dosen Pengampu Dosen Pembimbing

(Simon Rachmadi, Ph.D.) (Danang Kurniawan, M.A.R.S.)

Ketua STFT Jakarta Kepala Unit Penelitian dan


Pengabdian Masyarakat

(Septemmy E.Lakawa, Th.D.) (Danang Kurniawan, M.A.R.S.)

ii
KATA PENGANTAR

Pada masa pandemi saat ini (wabah virus corona), setiap orang merasakan kesedihan,
salah satunya dikarenakan mereka harus menjaga jarak dari orang lain. Karena protokol
“menjaga jarak” tersebut, KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang biasa dilakukan di lapangan
berubah menjadi secara virtual. Meski demikian, saya menikmati proses dalam melakukan
KKN secara virtual ini. Lembaga yang saya teliti adalah Yayasan Fahmina Cirebon.
Pada penelitian saya di Yayasan Fahmina, saya mendapatkan pengalaman melalui
pencarian data di internet, yaitu melalui website atau sosial media, bahkan melalui staf yang
bekerja. Ketika saya sedang mencari informasi di website Yayasan Fahmina, saya melihat
program kerja yang dilakukan yayasan tersebut yang berupa diskusi tentang keagamaan
untuk masyarakat sebagai bentuk perdamaian dan toleransi beragama. Program kerja tersebut
terbagi menjadi tiga, yaitu Islam dan gender, Islam dan demokrasi, serta penguatan otonomi
komunitas.
Saya tertarik di program kerja Islam dan gender, hal ini menjadi bahan penelitian saya
di Yayasan Fahmina. Karena terfokus pada perlindungan terhadap perempuan Islam sebagai
bentuk keadilan dan kesetaraan. Perlindungan tersebut adalah melindungi perempuan Islam
dari sikap radikalisme dan ekstremisme oleh oknum yang tidak bertanggung jawab yang
mengatakan bahwa perempuan Islam adalah teroris. Hal ini terlihat dari pakaian yang mereka
kenakan, yaitu cadar (penutup wajah bagi perempuan). Oleh karena itu, Yayasan Fahmina
melawan stigma tersebut bahwa perempuan Islam bukan teroris dan tidak semua perempuan
Islam adalah teroris. Hasil yang saya dapatkan ini cukup berkesan, yaitu perempuan Islam
berhak mendapatkan perlindungan dan tidak semua perempuan Islam adalah teroris.
Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan kuasa-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan KKN secara virtual. Seiring telah dilaksanakannya
kegiatan KKN virtual ini dan sampai ke tahap penulisan laporan akhir yang berbentuk karya
tulis, saya telah banyak dibantu dan dibimbing dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan
kali ini saya ingin berterima kasih kepada:
1. Yayasan Fahmina Cirebon beserta seluruh staf yang bekerja,
2. Simon Rachmadi, Ph.D. selaku dosen pengampu KKN virtual,
3. Danang Kurniawan, M.A.R.S selaku pembimbing saya dalam penulisan laporan ini,
4. Orang tua saya yang telah memberikan dukungan dan mendoakan saya, serta
5. Teman-teman yang selalu memberi masukan dan sarannya kepada saya.

iii
Selain itu, saya juga menghaturkan ungkapan maaf jika ada kesalahan yang saya
perbuat kepada lembaga dan seluruh staf yang bekerja dalam berkomunikasi melalui jejaring
sosial. Kiranya segala usaha yang saya lakukan ini menjadi dampak yang positif bagi sesama.

Tanggerang Selatan, Agustus 2020

Ayub Bagus Setyosakti

iv
Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR SINGKATAN..........................................................................................................vi
ABSTRAK...............................................................................................................................vii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
Permasalahan Radikalisme dan Ekstremisme di Indonesia secara umum.............................1
Rumusan Masalah..................................................................................................................1
Metode Penelitian...................................................................................................................2
Pembatasan Masalah..............................................................................................................2
Kalimat Tesis..........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
DESKRIPSI SITUASI...............................................................................................................3
Latar Belakang Berdirinya Yayasan Fahmina........................................................................3
Program dan Kegiatan Yayasan Fahmina..............................................................................4
1. Islam dan Gender............................................................................................................4
2. Islam dan Demokrasi......................................................................................................5
3. Penguatan Otonomi Komunitas......................................................................................5
Bagan Pengurus Yayasan Fahmina Tahun 2015-Sekarang....................................................6
BAB III.......................................................................................................................................7
ANALISIS SITUASI.................................................................................................................7
Tanggapan dari Korban Ekstremisme terhadap Perempuan..................................................7
Pandangan Islam tentang Ekstremisme dan Kekerasan.........................................................7
Tanggapan K.H. Husein Muhammad tentang Keadilan pada Perempuan.............................8
BAB IV....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
Kesimpulan...........................................................................................................................10
Saran.....................................................................................................................................10
Refleksi.................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
LAMPIRAN.............................................................................................................................12

v
DAFTAR SINGKATAN

BPN PERUATI Badan Pengurus Nasional Persekutuan Perempuan


Berpendidikan Teologi di Indonesia

ISIF Institut Studi Islam Fahmina

ISIS Islamic State of Iraq and Suriah

JILLI Jaringan Informasi untuk Layanan Lektur Islam

KKN Kuliah Kerja Nyata

K.H. Kiai Haji

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

NU Nahdlatul Ulama

UPPM Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

vi
ABSTRAK

Pandangan orang, termasuk yang di Cirebon, terhadap agama dan gender pasti
berbeda. Membahas soal paham, mungkin ada yang digunakan denganPaham atau ideologi
sangat mempengaruhi sikap seseorang terhadap orang lain baik dan tidak baik. Baik jika
orang tersebut memiliki paham yangyang baik akan berdampak positif kerukunan dalam
hidup denganbagi sesama dan tidak membuat perselisihan. Meski demikian, ada saja oknum
yang memiliki paham yangSementara ada juga yang memiliki paham tidak baik. Mereka ,
seperti memutarbalikkan fakta dengan dengan mengatasnamakan agama, dan bersikap yang
ada dan paham ini disebut dengan ekstrem dalam memegang peham tersebutisme. Kita dapat
menyebut paham yang dianut orang-orang seperti itu sebagai ekstremisme. Makalah akhir
penelitian atas lembaga Fahmina Cirebon ini melaporkan kisah-kisah Karena oknum tersebut
melakukannya dengan kekerasan terutama pada perempuan Islam. Contoh pada perempuan
Islam yang dianggap sebagai “teroris” lantaran pakaian agamis mereka, karena pakaian yang
mereka paka, yaitu cadar (penutup wajah bagi perempuan). Melalui pandangan dan aksi Oleh
karena itu, Yayasan Fahmina dalam memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tidak
menuduh para perempuan berhijab sebagai teroris, saya ingin melaporkan aksi anti-
ekstremisme untuk tidak memberikan paham yang tidak baik yang bisa jadi perselisihan di
dalam masyarakat terutama di Cirebon sebagai kegiatan menolak tuduhan ekstrem tersebut
ini.

Beberapa bentuk pelayanan yang dilakukan oleh Yayasan Fahmina dalam


memberikan edukasi kepada masyarakat atas permasalahan ini, yaitu berupa ceramah online
dan seminar online. Dengan hal ini,Motif dari kegiatan tersebut adalah membantu masyarakat
untuk mampu memahami akan visi perdamaian dan keadilan yang dapat ditempuh oleh
terutama pada perempuan Islam di Cirebon yang dituduh ekstremis itu, serta berkurangnya
sikap kekerasan dan paham ekstremisme yang terjadi saat ini. .

Kata Kunci: Anti Ekstremisme, Perempuan Islam, Agama Islam, Cirebon.

vii
BAB I

PENDAHULUAN

Permasalahan Radikalisme dan Ekstremisme di Indonesia secara umum

Pada dasarnya Setiap orangseseorang boleh berhak memiliki paham yang berbeda.
Meski demikian,, akan tetapi jangan sampai memiliki paham yang dianut diharapkan tidak
yang menimbulkan perpecahan bahkan karena karakter intolerannyasi di Indonesia ini. Saat
ini, hidup paham radikalisme dan ekstremisme dalam masyarakat. Jika berbicara tentang
Rradikalisme dan ekstremisme teringat memang identik dengankata “kekerasan” dalam
masyarakat, baik dalam lingkup besar ataupun kecil, menjangkit baik laki-laki maupun
perempuan. Di Cirebon, saya menumukan fakta bahwa terjadi tuduhan eksremisme terhadap
Seseorang yang melakukan hal demikian karena ia merasa bahwa paham yang ia miliki
adalah benar yang bisa membuat orang lain terpancing akan kemarahannya dengan cara
melebih-lebihkan atau memutarbalikkan fakta dari cerita yang ada, seperti pada perempuan
yang memakai cadar. Mereka dituduh sebagai yang diakui bahwa ia adalah teroris yang dan
mengatasnamakan dengan agama Islam.

Tuduhan terhadap para perempuan bercadar sebagai teroris itu meresahkan


masyarakatHal ini membuat masyarakat resah akan paham tersebut karena menuduh kepada
perempuan muslim atau perempuan bercadar dengan istilah teroris dan mengatasnamakan
agama Islam yang seakan agama tersebut salah dan kejam akibat kekerasan yang
dilakukannya. Masyarakat resah karena tuduhan terhadap mereka telah menyebarkan
ketakutan lantaran teroris selalu identik dengan peristiwa kekerasan.Sedangkan beberapa
Padahal agama terutama agama Islam melarang umatnya untuk dan tidak boleh melakukan
kekerasan kepada siapapun dengan alasan apapun. Salah satu dampak sosial yang dicegah
adalah juga karena nantinya akan menimbulkan perpecahan antarr individu maupun
kelompok tertentu oleh oknum yang tidak bertanggung jawabmasyarakat.

Dengan demikian, Yayasan Fahmina merasa perlu untuk melawan ikut serta dalam
menyatakan pendapat atau argumennya dalam perlawanan terhadap stigma yang melekat
dilekatkan pada perempuan di Cirebon demi visi yang menjadikan masyarakat lebih erat akan
perdamaian dan toleransi lintas agama dan, gender., dan lainnya. Beragam cara yang

1
ditempuh:lakukannya, melalui ceramah online, webinar onlin, e ataudan seminar online,
sertmenerbitkana media cetak seperti buku. Selain itu, pendampingan kepada Hal ini sebagai
bentuk pendampingan dan pelayanan kepada masyarakat terutama perempuan Islam muslim
di Cirebon terus dilakukan.

Rumusan Masalah

Banyak masalah yang dihadapi oleh Yayasan Fahmina dalam upaya melawan,
terutama dalam perbedaan pendapat atas stigma terhadap perempuan muslim. Sehingga, Oleh
karena itu, Yayasan Fahmina akan menjadi dewasa dengan perbedaan pendapat tersebut dan
tetap memberikan yang terbaik kepada masyarakat, berupa perdamaian dan toleransi
beragama.melalui

Dalam laporan penelitian singkat secara virtual ini, saya bermaksud akan
mengungkapkan memaparkan beberapa rumusan masalah:

1. Apa fFaktor internal dan eksternal yang menyebabkan stigma kepada


perempuan muslim sebagai ekstremisapa saja yang menyebabkan seseorang
memberikan paham ekstremisme terhadap perempuan?

2. Apa yang menjadi pendukung dalam gerakanJika gerakan ekstermisme


memang ada, upaya apa yang dapat ditempuh untuk melawan gerakan anti
ekstremisme terhadap perempuan?

3. Apa tanggapan dari salah satu pakar agama di Cirebon tentang anti
ekstremisme dan keadilan gender?

Metode Penelitian

Metode penelitian virtual ini berfokus pada UPPM memberikan aturan kepada
mahasiswa dalam KKN virtual, yaitu berupa (encountering) pencarian data dan informasi
terkait LSM yang dituju, yaitu Yayasan Fahmina penggalian data melaluimelalui survei
internet, melalui website, buku, artikel, dan jejaring sosial lainnya. Data dan informasi yang
telah dicari ini, kemudian dianalisis dengan sumber-sumber literaturdiubah menjadi suatu
tulisan atau yang disebut dengan artikel ilmiah dan berupa kampanye digital (klip video).
Sebagai penelitian teologis, maka refleksi teologis diperlukan guna menambah wawasan
peneliti.Hal ini menjadi metode penelitian saya sebagai bentuk gerakan dalam pengabdian
kepada masyarakat.

2
Pembatasan Masalah

Makalah ini hanya membahas upaya Yayasan Fahmina dalam melawan stigma
ekstremisme terhadap para perempuan muslim di Cirebon dengan mengedepankan nilai-nilai
Memberikan pemahaman untuk bertoleransi lintas agama, kesetaraan gender, dan kesadaran
politik.

Kalimat Tesis

Gerakan anti- ekstremisme memberikan pemahaman dan edukasi tentang toleransi


kepada supaya lebih rukun dalam bermasyarakat melalui sosialisasi dari pakaruntuk melawan
stigma ektremisme kepada perempuan muslim di Cirebon melalui para tokoh agama di
Cirebon.

3
BAB II
DESKRIPSI SITUASI

Latar Belakang Berdirinya Yayasan Fahmina

Yayasan Fahmina berdiri pada tanggal 10 November 2000 dan tidak dengan
sendirinya, yayasan ini didirikan oleh empat orang di antaranya, K.H. Husein Muhammad,
Affandi Mochtar, Marzuki Wahid, dan Faqihuddin Abdul Kodir.1

Awalnya Yayasan Fahmina berasal dari pergumulan anak muda yang sedang
berdiskusi akan intelektualnya yang berakar dari pesantren dan sikap sosial yang dimiliki
oleh mereka. Sehingga mereka memikirkan bahkan telah melakukan aktivitas di suatu diskusi
atau forum dengan komunitas atau klub lainnya, dengan pembelaan kepada kaum marjinal
(masyarakat kecil yang berpenghasilan rendah), mendiskusikan isu-isu kerakyatan, hak-hak
setiap warga, serta pembelaan di tingkat pewacanaan publik. Maka dibentuknya JILLI
Cirebon.2 Hal ini juga dibentuk atas dasar kegelisahan mereka terhadap pergumulan yang
mereka hadapi. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, JILLI tidak dapat berkembang dengan
baik karena kurangnya program kerja yang dilakukan tidak terarah dan tidak tersusun dengan
rapih. Sehingga dibutuhkannya suatu lembaga, supaya dalam pergumulan anak-anak muda ini
dapat terarah, baik intelektualnya maupun sikap sosialnya.3

Atas dasar ini, para pengampu yang berada di dalam forum tersebut membentuk dan
mendirikan LSM yang bernama Yayasan Fahmina sebagai yayasan yang independen, non-
pemerintahan, dan terbuka bagi keanggotaannya yang berasal dari komunitas lain melalui
lintas gender, etnis, dan agama.4

Arti dari kata Fahmina berasal dari kata fahm yang terambil dalam bahasa Arab, yaitu
pemahaman dan kata nahnu yang berarti kita. Dalam hal ini, Yayasan Fahmina merupakan
LSM yang memberikan pemahaman atau penalaran kepada kita (masyarakat) tentang teks

1
Fahmina Institute, “Profil Yayasan Fahmina,” https://fahmina.or.id/profil-yayasan-fahmina/
(diakses 02 Juli 2020).
2
Fahmina Institute, “Sejarah Fahmina,” https://fahmina.or.id/sejarah-fahmina/ (diakses 02 Juli
2020).
3
Ibid.
4
Ibid.

1
keagamaan dan realitas sosial yang terjadi di Indonesia terutama di Cirebon ini.5 Hal ini
berada di bidang multikultural dan pluralisme.

Sementara itu, Yayasan Fahmina telah membangun pendidikan untuk para santri
dalam program sarjana yang dinamakan ISIF Cirebon. Tujuannya untuk menambah
pengetahuan akan spiritualitas para santri, supaya bisa menjadi orang yang berguna bagi
masyarakat dan memberikan perdamaian di Indonesia terutama di Cirebon ini. ISIF Cirebon
dibangun dari tahun 2008-sekarang oleh rektor ISIF, yaitu Afwah Mumtazah.6

Program dan Kegiatan Yayasan Fahmina

1. Islam dan Gender

Mulai Terdapat dua kegiatan dalam bidang Islam dan gender. Kegiatan pertama
adalah melakukan kampanye anti trafficking (perdagangan manusia yang terlingkup dalam
buruh migran) dari tahun 2008-2009 Yayasan Fahmina melakukan kampanye anti-
perdagangan manusia dan aktif dalam gerakan advokasi dengan visi. Tujuannya untuk
menambah pengetahuan bagi masyarakat tentang kejahatan trafficking dan memberikan
keadilan- gender atau kesetaraan gender.7 Kegiatan pertama menemuh tTiga cara :
berkampanye yang dilakukan oleh Yayasan Fahmina, pertama melalui penerbitan buletin
“Al-Basyar” di Cirebon yang memuat isu-isu dalam faktor sosial budaya terkait kejahatan
trafficking;. Kedua melalui iklan layanan masyarakat dengan medianya radio untuk
sosialisasi tentang anti trafficking; dan . Ketiga melalui talkshow anti trafficking di radio
komunitas ekslusif yang tidak terbuka untuk umum, melainkan untuk komunitas di Cirebon.8

Kegiatan kedua adalah polmas (perpolisian masyarakat), berlangung Maret 2008-


Oktober 2009.9 Yayasan Fahmina menciptakan kemitraan (kerja sama) antara masyarakat
dengan polisi dalam bidang sebagai bentuk keamanan dan kenyamanan masyarakat demi
5
Fahmina Institute, “Profil Yayasan Fahmina,” https://fahmina.or.id/profil-yayasan-fahmina/
(diakses 02 Juli 2020).
6
Institut Studi Islam Fahmina, ”Profil ISIF,” http://isif.ac.id/profil-isif (diakses 29 Juli 2020).
7
Fahmina Institute, “Islam dan Gender,” https://fahmina.or.id/islam-dan-gender/ (diakses 30 Juli
2020).
8
Ibid.
9
Ibid.

2
dalam tugas pelayanannya yang lebih baik dan mengurangi angka kriminalitas yang berada di
Majalengka, Indramayu, dan Cirebon.10 Sementara itu, tujuannya untuk Salah satu tujuannya
dalah memberikan perlindungan kepada masyarakat atas sikapdari sikap/paham ekstremisme
yang berbuah atau kekerasan dari oknum yang tidak bertanggung jawab di Indonesia
terutama di Cirebon ini.11

Menurut salah satu staf yang bekerja, kedua kegiatan tersebut masih aktif hingga saat
ini secara efektif dan efisien, dan masih mengikuti protokol kesehatan dari pemerintah.12

2. Islam dan Demokrasi

Terdapat dua program kerja dalam bidang Islam dan demokrasi. Pertama adalah
jaringan kerja pemantauan dan advokasi kebebasan beragama dan berkeyakinan dengan
alokasi waktunya 2007-2009.13 Tujuannya untuk memberikan perlindungan, penghormatan,
dan pemenuhan hak bagi masyarakat atas dasar kebebasan beragama di Indonesia.14

Program kerja yang kedua adalah jaringan pendidikan pemilih untuk rakyat yang
alokasi waktunya 2001-sekarang.15 Tujuannya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat
dalam hal berpolitik. Sementara itu, Yayasan Fahmina beserta LSM lainnya yang berada
dalam naungan NU mengambil peran dalam pemantauan pemilu dan pilkada tahun 2001-
sekarang.16

3. Penguatan Otonomi Komunitas

Program kerja dan kegiatan dalam bidang penguatan otonomi komunitas yang tetap
berlangsung saat ini. Nama program tersebut adalah pengembangan jurnalisme kemanusiaan
Islam berbasis komunitas.17 Yayasan Fahmina telah membangun siaran radio komunitas di
Cirebon, sebagai media komunikasi yang digunakan oleh setiap orang dalam komunitas
10
Ibid.
11
Devida, wawancara oleh saya, Jakarta, Indonesia, 03 Juli 2020.
12
Ibid.
13
Fahmina Institute, “Islam dan Demokrasi,” https://fahmina.or.id/islam-dan-demokrasi/ (diakses
30 Juli 2020).
14
Ibid.
15
Ibid.
16
Ibid.
17
Fahmina Institute, “Penguatan Otonomi Komunitas,” https://fahmina.or.id/penguatan-otonomi-
komunitas/ (diakses 30 Juli 2020).

3
untuk mewujudkan kehidupan yang bertoleransi, berkeadilan, dan demokratis dalam nilai-
nilai Islam.18

Saya melihat bahwa Yayasan Fahmina berlatarbelakang multikultural dan pluralisme


dari toleransi lintas agama, gender, dan politik. Terlihat dari ketiga Program kerja dan
kegiatan yang telah dilakukannya. Hal yang menjadi titik Ffokus saya penelitian saya adalah
terhadap Yayasan Fahmina adalah kegiatan Fahmina dalam menolak melawan akan paham
ekstremisme, kekerasan dengan , dan tetap mempertahankan hak-hak bagi perempuan dalam
pandangan agama Islam dalam visi mewujudkan sebagai bentuk perdamaian, toleransi, dan
keadilan gender.

Hal ini juga terlihat dariDalam webinar online yang dilakukan oleh bersama BPN
PERUATI dengan tema, “Aagama-agama dan Kkekerasan terhadap Pperempuan pada
Mmasa Ppandemi”, dengan menghadirkan beberapa pihak termasuk staf di Yayasan
Fahmina. Menurut Marzuki Wahid (salah satu staf Yayasan Fahmina) dalam webinar online
tersebut mengemukakan bahwa:19

“Islam dengan tegas melarang, mengecam, dan mengutuk segala bentuk tindakan
kekerasan kepada siapapun, dan dengan alasan apapun, terlebih kepada perempuan.
Dalam hal ini, ajaran Islam harus dikembalikan pada keadilan, kesetaraan, kasih sayang,
dan kemanusiaan melalui pengajian keagamaan dan pendidikan, baik formal maupun
informal.”20
Bagan Pengurus Yayasan Fahmina Tahun 2015-Sekarang

Nama Lembaga : Yayasan Fahmina Cirebon


Alamat : Jl. Swasembada Jl. Majasem No. 15A,
Karyamulya, Kec. Kesambi, Kota Cirebon, Jawa
Barat.
Ketua : KH. Husein Muhammad

Wakil 1 : Marzuki Wahid

Wakil 2 : Faqihuddin Abdul Kodir

Sekretaris : Marzuki Rais


Bendahara : Satori
18
Ibid.
Anggota
19
: Dwi Rubiyanti Kholifah
Wahid, Marzuki, ”Kekerasan terhadap Perempuan dalam Perspektif Islam” (webinar online,
BPN PERUATI, 26 Juni 2020).
20
Ibid.

4
5
BAB III
ANALISIS SITUASI

Tanggapan dari Korban Ekstremisme terhadap Perempuan

Tahun 2006 silam terjadi adanya kasus bom bunuh diri di istana merdeka dan
pelakunya adalah perempuan yang berinisial DYN.21 Sebutan “jihadis” di Indonesia
ditunjukkan kepada perempuan yang menjadi korban dan pelaku dalam melakukan aksi teror.
Hal ini membuat perempuan bukan lagi menjadi figuran dalam membantu kaum laki-laki,
melainkan bertransformasi menjadi pemeran utama dalam aksi ekstremisme agama dengan
pendekatannya feminin.22

Pada dasarnya perempuan tetap menjadi korban, walaupun ia telah menjadi pelaku,
akibat ketidaktahuan dan ketidakberdayaan oleh oknum yang memiliki niat untuk melakukan
tindakan kekerasan dengan tujuan terorisme.23 Meski demikian, perlu dilakukan pencegahan
oleh masyarakat dan pemerintah berupa pencabutan Peraturan Daerah yang mengandung
aturan diskriminatif, serta memberikan fasilitas kepada kelompok tertentu terutama
perempuan dalam gejolak ekstremisme. Hal ini juga merupakan gerakan anti ekstremisme
tehadap perempuan dalam pencegahan aksi radikalisme dan intoleransi di Indonesia terutama
di Cirebon ini.24

Pandangan Islam tentang Ekstremisme dan Kekerasan

Kenapa agama terutama agama Islam dihubungkan dengan kekerasan padahal ?


Sedangkan agama Islam mengajarkan tentang kedamaian, dan harmoni? Karen Armstrong
dalam . Berikut kutipan dari buku Fields of Blood: Religion and the History of Violence
menyatakanoleh Karen Armstrong::25

“Di Barat pandangan bahwa agama secara inheren (mengajarkan) kekerasan sekarang
telah diterima begitu saja (taken of granted) dan nyata dengan sendirinya (self-evident) ...
21
Fahmina Institute, “Melindungi Perempuan dari Kekerasan Agama,”
https://fahmina.or.id/melindungi-perempuan-dari-kekerasan-agama/ (diakses 12 Agustus 2020).
22
Ibid.
23
Ibid.
24
Ibid.
25
Karen, Armstrong, Fields of Blood: Religion and the History of Violence (London: The Bodley
Head, 2014).

1
yang begitu sulit terhapus adalah citra keimanan agama yang angresif dalam kesadaran
sekuler kita sehingga kita secara rutin membuat dosa-dosa kekerasan abad 20 ke
punggung “agama” dan mendorongnya masuk ke dalam kebuasan politik.”26

Berdasarkan kutipan tersebut, Armstrong mengemukakan bahwa dirinya selalu


mendengarkan pernyataan dari beberapa orang tentangpernyataan banyak orang agama yang
agresif dan kejam.27 PHal ini terlihat dari perang dunia 1 dan 2 bahkan diduga bermula dari
paham yang mengatakan penyebabnya adalah agama, namun pada kenyataanya bukan
disebabkan agama dan bukan untuk tujuan agama, melainkan karena motif. Karena hal
tersebut disebabkan oleh ideologi politik, sosial, dan material.28

Azra dalam bukunya Transformasi Politik Islam: Radikalisme, Khilafatisme, dan


Demokrasi juga merasakan mengungkapkan hal yang sama. Hal ini juga terlihat dari
peristiwa yang terjadi pada Islam, yaitu peristiwa 2001, Taliban, dan ISIS. Meski sudah
dijelaskan berulang-ulang bahwa agama tidak boleh melakukanmelarang aksi kekerasan,
tetapi tetap saja pandangan stereotipikalstigma atau stereotipe tentang bahwa agama Islam
dan penganutnya yang gemar melakukan kekerasan atas agama, bertahan.29 Oleh karena itu,
banyak ahli Meski demikian, para ahli agama menegaskan bahwa agama menyatakan bahwa
Islam tidaklah bukan menjadi penyebab terorisme dan ekstremisme. Aksi terror atas nama
Islam merupakan buah dari kekeliruan paham atas Islam. Begitu juga dengan agama-agama
lain yang tidak terkait dengan tindakan kekerasan.30

Dengan hal iniOleh karena itu, agama perlu bekerja keras untuk mengembalikan
pemahaman yang terjebak dalam dualitas realitas yang inheren ke dalam pola pandangannya
sebagai kesatuan yang setara dan dalam pola relasi yang adil.31

26
Karen, Armstrong, Fields of Blood: Religion and the History of Violence (London: The Bodley
Head, 2014).Ibid.
27
Azyumardi, Azra, Transformasi Politik Islam: Radikalisme, Khilafatisme, dan Demokrasi
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), 4-5.
28
Ibid.
29
Ibid., 4.
30
Ibid., 5.
31
Martin L. Sinaga, Agama-agama memasuki Milenium Ketiga (Jakarta: PT Grasindo, 2000), 95.

2
Tanggapan K.H. Husein Muhammad tentang Keadilan dari/untukpada
Perempuan

K.H. Husein Muhammad, ketua dari dewan kebijakan Yayasan Fahmina,


mengemukakan bahwa tindakan kekerasan, penganiayaan, ekstremisme, pelecehan,
diskriminasi, dan penghinaan kepada sesama dalam lintas agama, gender, dan ras tidak
dibenarkan oleh agama dan menjadi pelanggaran terhadapkarena melanggar hak asasi
manusia.32 Alasan seseorang melakukan hal demikian akibat kekuasaan yang tidak bermoral.
Hal ini yang mengarah pada kekuasaan makhluk laki-laki terhadap makhluk perempuan tanpa
adanya prinsip moral dan hak asasi manusia.33

Sementara itu, faktor yang terjadi terliput dari tingkatan kehidupan, baik dari internal
maupun eksternal. Tingkatan kehidupan tersebut meliputi beberapa golongan diantaranya,
masyarakat berpenghasilan rendah, tinggi, dan jajaran pemerintahan. Karena mereka
memiliki peluang untuk melakukan kekerasan, yaitu ideologi, norma, dan pikiran yang telah
berlangsung selama berabad-abad dan menjadi budaya bagi setiap orang.34

Meski demikian, sebagai manusia yang memiliki moral sudah saatnya untuk
melakukan perubahan pada sistem budaya untuk mewujudkan suatu konstruksi sosial yang
baru.35 Dengan menegakkan prinsip moral yang sejalan dengan hak asasi manusia sebagai
pokok dasar tentang keadilan gender terutama pada perempuan. Penegakan prinsip tersebut
dilaksanakan oleh semua pihak, yaitu masyarakat, pemimpin agama, dan jajaran
pemerintahan.36

32
K.H. Husein Muhammad, Fiqh Perempuan (Yogyakarta: IRCiSoD, 2019), 313-316.
33
Ibid.
34
K.H. Husein Muhammad, Fiqh Perempuan (Yogyakarta: IRCiSoD, 2019), 315.
35
Ibid.
36
Ibid.

3
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Pada kesimpulan ini, saya telah menemukan situasi atau keadaan di Indonesia
terutama di Cirebon ini. Hasil dari situasi atau keadaan ini yang saya temukan berasal dari
penelitian saya di Yayasan Fahmina, yaitu berupa gerakan untuk mencapai perdamaian,
toleransi, dan keadilan melalui lintas agama, gender, dan politik. Gerakan tersebut
memberikan dampak yang positif bagi masyarakat dan saya yang berupa materi atau
penjelasan dari Yayasan Fahmina bahwa agama terutama agama Islam tidak
memperbolehkan umatnya melakukan kekerasan bahkan ekstremisme terhadap gender
terutama perempuan. Hal ini menjadi kegembiraan saya karena Yayasan Fahmina
memberikan pendekatannya kepada masyarakat tanpa memandang apapun.

Saran

Saran dari saya kepada golongan masyarakat dan jajaran pemerintah, sebaiknya lebih
ditingkatkan lagi dalam mengatasi kekerasan hingga ekstremisme ini yang terjadi di
Indonesia terutama di Cirebon. Supaya semua golongan merasa nyaman dan aman, serta
memberikan dampak positif, yaitu perdamaian dan toleransi beragama.

Refleksi

Dari hasil ini saya berefleksi bahwa setiap orang berhak memiliki keadilan dan
kesetaraan terutama pada gender. Karena dalam Alkitab tertulis bahwa Allah menciptakan
manusia menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia, baik laki-laki
maupun perempuan, dan dalam Alkitab juga tertulis kesepuluh firman, salah satunya “jangan
membunuh.” Dengan hal ini, sebagai manusia tidak boleh saling membunuh dan tidak adil
dalam gender, melainkan saling mengasihi, menolong, dan mencintai tanpa memandang

4
agama, ras, suku, dan gender.

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Karen. Fields of Blood: Religion and the History of Violence. London: The
Bodley Head, 2014.
Azra, Azyumardi. Transformasi Politik Islam: Radikalisme, Khilafatisme, dan Demokrasi.
Jakarta: Prenadamedia Group, 2016.
Devida. wawancara oleh saya. Jakarta, Indonesia, 03 Juli 2020.
Fahmina Institute. “Profil Yayasan Fahmina.” https://fahmina.or.id/profil-yayasan-fahmina/
(diakses 02 Juli 2020).
______________. “Sejarah Fahmina.” https://fahmina.or.id/sejarah-fahmina/ (diakses 02 Juli
2020).
______________. “Islam dan Gender.” https://fahmina.or.id/islam-dan-gender/ (diakses 30
Juli 2020).
______________. “Islam dan Demokrasi.” https://fahmina.or.id/islam-dan-demokrasi/
(diakses 30 Juli 2020).
______________. “Penguatan Otonomi Komunitas.” https://fahmina.or.id/penguatan-
otonomi-komunitas/ (diakses 30 Juli 2020).
______________. “Melindungi Perempuan dari Kekerasan Agama.”
https://fahmina.or.id/melindungi-perempuan-dari-kekerasan-agama/ (diakses 12
Agustus 2020).
______________. “Perjalanan Panjang Perempuan Melawan Ekstremisme.”
https://fahmina.or.id/perjalanan-panjang-perempuan-melawan-ekstremisme/ (diakses
12 Agustus 2020).
Fransiskus, Daniel. “Pemberdayaan Anak-anak Ledokombo: Pendampingan Komunitas
sebagai Media Penguat Kualitas Akademis dan Non-Akademis Anak.” Laporan
KKN-PPM Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Jakarta, 2018.

5
Institut Studi Islam Fahmina. “Profil ISIF.” http://isif.ac.id/profil-isif/ (diakses 29 Juli 2020).
Muhammad, K.H. Husein. Fiqh Perempuan. Yogyakarta: IRCiSoD, 2019.
Sinaga, Martin L. Agama-agama memasuki Milenium Ketiga. Jakarta: PT Grasindo, 2000.
Wahid, Marzuki. ”Kekerasan terhadap Perempuan dalam Perspektif Islam.” Webinar online,
BPN PERUATI, 26 Juni 2020.

LAMPIRAN

Pertemuan dengan Mas Devida di hari pertama perkenalan melalui aplikasi video

Beberapa pertanyaan kepada Fahmina

6
Wawancara bersama Bang Yohan yang juga KKN di Yayasan Fahmina tahun lalu

7
8

Anda mungkin juga menyukai