Anda di halaman 1dari 45

USULAN PENELITIAN

PENGARUH KONTROL DIRI TERHADAP PERILAKU


BELANJA ONLINE DI KALANGAN MAHASISWA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNDANA

OLEH :

CHRISTIANTI LEONISA
BEDA 2007020025

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2024

1
LEMBAR PENGESAHAN

Usulan penelitian ini dengan judul : Pengaruh Kontrol Diri terhadap Perilaku
Belanja Online di Kalangan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, atas
nama : Christianti Leonisa Beda, NIM : 2007020025 telah di setujui untuk
diajukan dalam seminar Usulan Penelitian Mahasiswa pada Program Studi Psikologi,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana pada tanggal : Februari
2024

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Marni, S.KM., M. Kes Feronika Ratu, S.Psi., M.Psi., Psikolog


NIP . 19770116 200112 2 2002 NIDK . 8873601019

Mengetahui
Koordinator Program Studi Psikologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Nusa Cendana

Yeni Damayanti, S.Psi.,M.Psi., Psikolog


NIP . 19820618 201404 2 001

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan penyertaan-Nya peneliti dapat meneyelesaikan usulan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Kontrol Diri terhadap Perilaku Belanja Online di Kalangan
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universita Nusa Cendana . Usulan
penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan dan
memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Jurusan Psikologi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Nusa Cendana. Selama penyusunan penelitian ini peneliti
telah banyak memperoleh bimbingsn, nasehat dan motovasi dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada:.
1. Bapak Prof. Dr. Apris A. Adu,S.Pt., M.Kes Selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Nusa Cendana.
2. Ibu Yeni Damayanti, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku Koordinator Program Studi
Psikologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat .
3. Bapak M.K.P. Abdi Keraf, S.Psi., M,Psi., M.Si., Psikolog selaku Dosen
Penasehat Akademik yang sudah membina dan membimbing penulis selama
perkuliahan.
4. Ibu DR. Marni, S.KM., M. Kes & Ibu Feroniks Ratu, S.Psi., M.Psi., Psikolog
Selaku Pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan disetiap proses
pembuatan proposal.
5. Orang Tua tercinta , Bapak Domi Beda dan Mama Ani senak yang selalu
mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis.
6. Teruntuk Saudara/I Kaka Remon, Tamy, ade Dio, Excel, Viola, Dan Teman,
Sahabat TheRulers Psikologi A 20 yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu ,
sahabat seperjuangan Citra, Vako, Yani, dan Anjel, teman – teman KMK St.
Thomas Aquinas 20 yang selalu memberikam dukungan kepada penulis berupa
masukan/ gagasan dalam menyelesaikan penulisan usulan penelitian ini, dan,
7. Semua pihak yang telah membantu usulan penelitian ini masi jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis sangat menerima masukan dan saran , akhir
kata semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat
luas khususnya bagi Mahasiswa

Kupang, Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................
BAB I....................................................................................................................................................
PENDAHULUAN...............................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................................................
BAB II..................................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................................
2.1 Perilaku Konsumtif................................................................................................................
2.2 Belanja Online.....................................................................................................................
2.3 Perilaku Belanja Online.......................................................................................................
2.4 Kerangka Konsep................................................................................................................
BAB III..............................................................................................................................................
METODE PENELITIAN................................................................................................................
3.1 Desain Penelitian.................................................................................................................
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................................................
3.3 Populasi dan Informan.........................................................................................................
3.4 Defenisi Oprasional.............................................................................................................
3.5 Jenis , Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...............................................................
3.6 Tekni Pengelola, Analisis dan Penyajian Data....................................................................
3.7 Organisasi dan Personalia Penelitian...................................................................................
3.8 Jadwal Kegiatan Penelitian..................................................................................................
3.9 Rencana Anggaran Penelitian..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................

iii
DAFTAR TABEL

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hadirnya internet dalam dinamika teknologi di dunia digital terus berkembang.

Hal ini mendorong masyarakat bergantung dalam memenuhi kebutuhan, mulai dari

komunikasi, mencari informasi, hiburan hingga berbelanja. Survei Asosiasi

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat penetrasi internet di Indonesia

telah mencapai 78,19 persen pada 2023 atau menembus 215.626.156 jiwa dari total

populasi yang sebesar 275.773.901 jiwa dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Internet di Indonesia sangat populer, di mana sekitar 30% penduduknya adalah pengguna

internet. Sehingga, menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat seperti halnya

kebiasaan dalam berbelanja, sebelumnya berbelanja dengan cara langsung

mendatangi toko, mall, dan pasar tradisional. Namun kini berbelanja tak lagi secara

offline melainkan bisa dengan mudah melalui online.

Berbelanja secara online telah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Pada

tahun 2019, Indonesia memiliki tingkat e-Commerce tertinggi di dunia. Sebanyak 90%

pengguna internet Indonesia berusia 16–64 tahun telah membeli barang dan jasa melalui
(Ekonomi et al., 2021)
internet.

Belanja online atau (online shopping) yaitu adanya konsumen yang membeli

barang atau jasa kepada penjual secara langsung hanya menggunakan internet tanpa

adanya perantara media lain. Online shop termasuk salah satu kegiatan transaksi antar

penjual dan pembeli ataupun sebaliknya dalam bentuk perdagangan elektronik

(Husnia Annafila & Zuhroh, 2022). Toko online didefinisikan sebagai sarana atau toko

yang menjual barang dan jasa melalui internet (Loekamto, 2021). Toko online di

Indonesia termasuk Shoppee, Bukalapak, Lazada, dan Tokopedia, dan Tiktok. Toko

online, seperti pasar tradisional, menjual semua yang dibutuhkan. Proses transaksi atau

jual beli mereka melalui jaringan internet. Berbelanja online sangat mudah, hanya dengan

5
membuka aplikasi atau media sosial untuk melakukan pembelian. Belanja online

sekarang tersedia di toko online dan di media sosial. Toko online menjual produk yang

sangat beragam, salah satunya adalah produk kecantikan, fhasion, barang elektronik.

Menurut laporan We Are Social, Pada tahun 2024, Indonesia terdapat 221,5 juta

pengguna internet. Desamita (dalam Fajarini & Khaerani, 2018) mengatakan bahwa

remaja akhir usia 18 hingga 21 tahun cenderung sangat tertarik pada hal-hal baru,

sehingga mereka tidak takut untuk mencoba atau mengikuti tren yang sedang populer

dikarenakan individu sering terpengaruh oleh iklan di televisi atau media sosial lainnya,
(Amelia, n.d.)
sehingga mereka membelanjakan uang mereka tanpa berpikir panjang.

Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat yang sangat dekat dengan masalah

akses informasi dan dunia internet, bukan hanya karena tanggung jawab mereka untuk

menuntut ilmu yang memerlukan mahasiswa untuk tetap terinformasi, tetapi juga karena

tanggung jawab mereka untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia dasar di era

teknologi. Selain itu, penggunaan internet sebagai salah satu cara untuk melakukan
(Rahmat, 2019)
berbagai aktivitas.

Tingkat kebutuhan mahasiswa untuk aktivitas juga dapat dipengaruhi oleh

networking atau internet. Cara mahasiswa menjadi eksis dilingkungannya termasuk

memilih metode belajar, teman, gaya hidup, hiburan, dan ekspresi kreatif. ( Plt. Sekjen).

Mahasiswa, tidak memiliki waktu untuk berbelanja offline namun mereka lebih memilih

berbelanja online. Hal ini dikarenakan Jumlah aplikasi belanja online seperti tiktok,

shopee, tokopedia, lazada, dan bukalapak yang digunakan oleh generasi milenial telah

menimbulkan ketertarikan untuk menggunakan teknologi modern, yaitu aplikasi belanja


(Gani, n.d.)
online dari motif dan interaksi.

Menggunakan aplikasi sosial media atau membeli online secara konsisten akan

mendorong mahasiswa untuk membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan hanya karena

mereka menyukai produk yang diiklankan diaplikasi jual beli. Hal ini merupakan salah
(Aini & Andjarwati, 2020)
satu contoh perilaku konsumtif . Perilaku konsumtif adalah
6
kecenderungan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha barang-barang yang

sebenarnya yang tidak didasarkan pada pertimbangan rasional. Sumartono (Thohiroh,

2018) mengatakan bahwa perilaku konsumtif dapat membantu orang membuat rencana

belanja online yang lebih baik, terutama bagi mahasiswa. Semakin mudahnya sistem

belanja, terutama belanja melalui aplikasi, menyebabkan mahasiswa menjadi konsumtif.


(Abdullah & Suja’i, 2022)

Perilaku berbelanja online dihubungkan oleh sebagian aspek yang diantaranya

adanya aspek literasi ekonomi dan kontrol diri (selfcontrol). Kontrol diri merupakan

suatu gambaran keputusan individu melalui pertimbangan kognitif untuk perilaku yang

telah tersusun, untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan.

Seseorang yang memiliki kontrol diri rendah sering mengalami kesulitan menentukan

konsekuensi atas tindakan yang mereka lakukan. Sedangkan seseorang dengan kontrol

tinggi begitu memperhatikan cara-cara yang tepat untuk berperilaku dalam berbagai
(Abdullah & Suja’i, 2022)
macam situasi. . Mahasiswi dapat mengendalikan dirinya

apabila mahasiswi tersebut mengetahui apa saja faktor-faktor yang dapat memicu

perilaku berbelanja, apabila mereka telah mengetahui faktor-faktor perilaku berbelanja

tersebut mereka dapat menghindarinya, sehingga dampak dari tanda-tanda adanya

perilaku belanja online dapat dihindari. Mengendalikan diri ini dapat dilakukan dengan
(Reynaldi et al., 2022)
menerapkan kontrol diri

Menurut Tangney, Baumeister, dan Boone (2004), kontrol diri adalah kemampuan

untuk mengesampingkan atau mengubah respons batin seseorang, serta mencegah

kecenderungan perilaku yang tidak diinginkan dan menahan diri untuk melakukan

perilaku tersebut. Ketiga tokoh ini membagi lima aspek kontrol diri, antara lain: a)

Kedisiplinan diri (self-discipline), b) Tindakan yang tidak impulsif (delibrate/non

impulsive action), c) Kebiasaan baik (healthy habits), d) Etika kerja (work ethic), dan e)

Keandalan (reliability).

Menurut wawancara yang di lakukan pada hari senin, 29 januari 2024, pada pukul
7
15.40, Mawar mengatakan sering berbelanja online menggunakan aplikasi shopee dan

tokopedia untuk membeli barang seperti baju, tas, dan sepatu. Alasan responden sering

berbelanja online yaitu karena gratis ongkir, harga, dan tidak mampu mengontrol

perilakunya seperti mengatur pelaksanaan atau mengendalikan situasi dan memodifikasi

stimulus yang tidak dikehendaki, juga tidak mampu mengontrol kognitif seperti

kemampuan memperoleh informasi dan kemampuan melakukan penilaian, tidak mampu

mengontrol keputusan yang akan dibuatnya. mawar mengaku bahwa setiap melakukan

kegiatan berbelanja online dua sampai tiga kali sebulan karena ingin menambah koleksi

brand yang sedang viral, dengan menghabiskan hingga Rp.200.000 hingga Rp.500.000

perbulan aplikasi online yang digunakan salah satunya adalah shopee. Pada responden

yang berinisial Kemboja juga mengaku bahwa melakukan kegiatan belanja online produk

sampai empat dalam sebulan aplikasi yang sering digunakan adalah tokopedia, salah satu

barang yang sering dibeli ialah baju ia mengakui bahwa perilaku yang selama ini

dilakukan sudah termaksud dalam perilaku konsumtif dan tidak dapat mengontrol dirinya

selama melihat suatu brend. Pada responden Tulip yang telah diwawancarai mengatakan

telah mengahabiskan uang dari Rp.150.000 hingga Rp.500.000 perbulan hanya untuk

berbelanja produk yang diinginkan di toko online , responden juga mengatakan tidak

dapat mengontrol dirinya karena sering melihat prouk dan gratis ongkir adalah salah satu

hal yang membuat dirinya menjadi candu terhadap belanja online.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana memiliki 2.120

mahasiswa. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada fakta bahwa belum ada penelitian yang

dilakukan mengenai perilaku belanja online mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat

dan bahwa menurut data yang ada jumlah pengguna internet di Kota Kupang telah

meningkat dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti

tertarik untuk meneliti terkait dengan “Pengaruh Kontrol Diri Terhadap Perilaku Belanja

Online dikalangan Mahasiswi FKM”.

1.2 Rumus Masalah


8
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang

dapat dikaji pada penelitian ini, yaitu Bagaimana tingkat kontrol diri pada mahasisiwi?.

Bagaimana tingkat perilaku belanja online di kalangan mahasiswi?. Apakah ada

pengaruh kontrol diri terhadap perilaku belanja online pada mahasiswi Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk Mengetahui tingkat kontrol diri pada

mahasiswi

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah

a. Untuk mendeskripsikan pengaruh kontrol diri terhadap perilaku belanja online

di kalangan mahasiswa FKM Undana

b. Untuk mengetahui faktor yang mendorong mahasiswa FKM memilih cara

belanja dengan menggunakan belanja online

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat secara teoritis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat pengembangan teoritis pada bidang keilmuan

psikologi konsumen mengenai pengaruh kontrol diri terhadap perilaku belanja online.

1.4.2 Manfaat secara praktis

1) Bagi Institusi Pendidikan ( Fakultas Kesehatan Masyarakat )

Penelitian ini Sebagai bahan masukan dalam berperilaku memilih suatu

produk dan manfaat dari produk khususnya tentang perilaku berbelanja

sebagai resiko atau danpak yang terjadi selama berbelanja online.

2) Bagi Mahasiswa

9
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan

menambah pengetahuan mengenai makna dan faktor Belanja Online” dalam

memenuhi gaya hidup seorang mahasiswa

3) Bagi Peneliti dan Pembaca

Penelitian ini dapat memberi bekal pengetahuan dan pengalaman sehingga

dapat memberikan pemahaman yang lebih luas dalam kehidupan.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku

2.1.1 Definisi Perilaku

Menurut Skinner ( Nitoatmodjo,2010), juga merumuskan bahwa perilaku

merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh

karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan

kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner disebut teori “S-O-R atau

Stimulus Organisme Response.

Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi

manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan

tindakan. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang

berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmojo, 2010).Sedangkan menurut

Wawan (2011) Perilaku merupakan suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai

frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak.Perilaku adalah

kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi.

2.1.2 Defenisi Perilaku Konsumtif

Setiaji (1995) menyatakan bahwa perilaku konsumtif adalah kecenderungan

seseorang berperilaku berlebihan dalam membeli sesuatu atau membeli secara tidak

terencana. Sebagai akibatnya mereka kemudian membelanjakan uangnya dengan

membabi buta dan tidak rasional, sekedar untuk mendapatkan barang-barang yang

menurut anggapan mereka dapat menjadi simbol keistimewaan.

Perilaku konsumtif adalah perilaku individu yang ditujukan untuk konsumsi atau

membeli secara berlebihan terhadap barang atau jasa, tidak rasional, secara ekonomis

menimbulkan pemborosan, lebih mengutamakan kesenangan daripada kebutuhan dan

secara psikologis menimbulkan kecemasan dan rasa tidak aman.

11
2.1.3 Faktor yang berperan dalam perilaku konsumtif

Menurut Sumartono (2002), munculnya perilaku konsumtif dikalangan mahasiswa

disebabkan oleh dua hal yaitu :

1) Faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah

motivasi, harga diri, observasi, proses belajar, kepribadian dan konsep diri.

2) Faktor eksternal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah

kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok social dan referensi serta keluarga.

2.1.4 Aspek – aspek perilaku konsumtif

Menurut Sumartono (2002), terdapat 7 aspek perilaku konsumtif pada mahasiswa:

1) Membeli produk karena hadiah yang menarik.Individu membeli suatu

barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli barang

tersebut. Hal ini akan memberikan pemikiran kepada konsumen bahwa

hanya dengan membayar satu produk konsumen akan mendapatkan

produk lebih.

2) Membeli produk karena kemasan menarik. Konsumen remaja sangat

mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus secara rapi dan

dihias dengan warna-warna yang menarik.

3) Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi. Konsumen

remaja mempunyai keinginan membeli yang tinggi karena umumnya

remaja mempunyai ciri khas dalam berpakaian, berdandan, gaya hidup

dan sebagainya dengan tujuan agar remaja selalu berpenampilan

yang dapat menarik perhatian orang lain, membelanjakan uangnya

lebih banyak untuk menunjang penampilan diri.

12
4) Membeli produk atas pertimbangan harga mahal dianggap prestige.
Konsumen remaja cenderung berprilaku yang ditandakan oleh adanya
kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang
dianggap paling mewah, individu akan merasa lebih percaya diri dan
dihargai kalau barang-barang yang dikenakanya adalah produk
mahal.

5) Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.Remaja


mempunyai kemampuan membeli yang tinggi, baik dalam
berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya sehingga hal
tersebut dapat menunjang hal eklusif dengan barang yang mahal dan
memberi kesan berasal dari kelas sosial yang tinggi

6) Memakai produk karena unsur komformitas terhadap model yang


mengiklankan. Remaja cenderung meniru perilaku tokoh yang 16
diidolanya dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang dapat
dipakai tokoh idolanya

7) Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda). Remaja


akan cenderung menggunakan produk jenis sama dengan merek yang
lain dari produk sebelumnya ia gunakan, meskipun produk tersebut
belum habis digunakan, hal ini dilakukan karena remaja cenderung
ingin melihat perbedaan khasiat produk yang satu dengan yang lain.
2.2 Kontrol Diri

2.2.1 Defenisi Kontrol Diri

Averill ( dalam Anggreini dan Mariyanti,2014) menjelaskan bahwa self

control merupakan variabel psikologi yang mencakup kemampuan individu untuk

memodifikasi perilaku, kemampuan individu untuk memilih suatu tindakan yang

diyakininya.

13
Menurut Ghufron dan Risnawati (2012) mengatan kontrol diri merupakan

suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungan.

Selain itu juga kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor – faktor perilaku

sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan

sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecendrungan menarik

perhatian, keinginan mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan

orang lain, selalu konform dengan orang lain, dan menutup perasaannya.

Menurut Skinner, kontrol diri adalah tindakan diri sendiri dalam

mengendalikan faktor - faktor eksternal yang menentukan perilaku individu. Perilaku

ini dapat dikendalikan dengan berbagai cara, seperti penghindaran, kebosanan,

keengganan terhadap rangsangan dan penguatan diri. Kontrol diri yaitu sebagai

gambaran memutuskan suatu tindakan individu yang dibuat dengan pertimbangan

pikiran tentang tingkah laku yang terstruktur, dan bertujuan untuk meningkatkan nilai

kegunaan tertentu seperti yang apa dicapai. Seseorang yang mempunyai kontrol diri

yang buruk berkali-kali merasa sulit untuk memutuskan akibat yang akan terjadi dari

tindakan mereka. Sementara itu, seseorang yang mempunyai tingkat kontrol diri yang

tinggi mereka lebih teliti dalam berperilaku dalam situasi dan mengambil keputusan

(Chita, David, dan Pali 2015).

Menurut Roberts (1975) dalam penelitian Diani Tiona (2019) kontrol diri

komponen yang secara utuh (integrative) yang dilakukan individu terhadap

lingkungannya. Individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi akan menggunakan

cara-cara yang tepat untuk berperilaku dalam kondisi yang berbeda atau bervariasi.

14
Individu akan cenderung mengubah perilakunya sesuai dengan permintaan situasi

sosial disekitarnya sehingga dapat mengatur kesan yang dibuat oleh perilakunya lebih

responsif terhadap petunjuk situasional, lebih fleksibel, berusaha untuk mempelancar

interaksi sosial, bersikap hangat dan terbuka.

2.2.2 Faktor – Faktor Kontrol Diri

Faktor kontrol diri dapat dipengaruhi dari faktor internal dan faktor eksternal,

Gufron dan Risnawita (2016), antara lain:

a. Faktor internal

Faktor internal yang terlibat pada diri individu yaitu umur individu tersebut,

seandainya ketika individu bertambah umur maka individu tersebut akan lebih

baik dalam mengendalikan dirinya sendiri (kontrol diri).

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang masuk pada inidvidu perilaku konsumtif yaitu

lingkungan keluarga, karena lingkungan keluarga seperti orang tua akan

menentukan individu tersebut dapat mengendalikan dirinya sendiri atau tidak.

Oleh sebab itu, apabila keluarga yakni orang tua memperintahkan sikap

disiplin kepada anaknya secara terus menerus sejak masih kecil serta orang

tua dapat selalu menjalankan apa yang telah disepakati, sehingga sikap

konsisten ini dapat diterapkan pada diri anak. Sehingga mereka dapat

mengontrol dirinya sendiri di kemudian hari.

2.2.3 Aspek – Aspek Kontrol Diri

Aspek kontrol diri menurut Averill (1973) adalah:

15
1. Kontrol perilaku (behavior control). Kontrol perilaku menunjukkan kesiapan

suatu respon yang secara langsung dapat mempengaruhi atau memodifikasi

keadaan yang tidak menyenangkan. Kontrol perilaku dapat dibedakan menjadi

dua yaitu:

a) Kemampuan mengatur pelaksanaan, yaitu kemampuan individu menentukan

siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan yaitu dirinya atau orang lain.

b) Kemampuan memodifikasi stimulus, yaitu kemampuan individu mengetahui

cara dan waktu mengahadapi stimulus yang tidak dikehendaki. Stimulus dapat

dihadapi dengan menggunakan beberapa cara diantaranya adalah mencegah

atau menjauhi stimulus, menempatkan tenggang waktu diantaranga rangkaian

stimulus yang berlangsung dan menghentikan stimulus sebelum waktunya

berakhir serta membatasi intensinya.

2. Kontrol kognitif (cognitive control) kontrol kognitif menunjukkan

kemampuan individu mengolah informasi yang tidak dikehendaki dengan cara

menginterpretasi, menilai atau menghubungkan suatu kejadian dalam

kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis. Kontrol kognitif terdiri dari dua

yaitu:

a) Kemampuan memperoleh informasi, yaitu kemampuan individu

mengantisipasi keadaan atau peristiwa baik atau buruk melalui pertimbangan

yang objektif terhadap informasi yang diperoleh. Informasi mengenai keadaan

yang tidak menyenangkan dapat membantu individu untuk mengantisipasi

keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan.

16
b) Kemampuan melakukan penilaian, yaitu kemampuan menilai dan menafsirkan

keadaan atau peristiwa tertentu dengan memperhatikan segi - segi positif

secara objektif.

3. Kontrol keputusan (decisional control) kontrol keputusan menunjukkan

kemampuan individu menentukan hasil atau tujuan yang diinginkan. Kontrol

keputusan dapat berfungsi dengan baik apabila terdapat kesempatan dan

kebebasan dalam diri individu untuk memiliki berbagai kemungkinan

tindakan.

2.3 Belanja Online

2.3.1 Defenisi Belanja Online

Belanja online atau E-Commerce adalah sebuah proses transaksi yang

dilakukan melalui media atau perantara yaitu berupa situs-situs jual beli online

ataupun jejaring sosial yang menyediakan barang atau jasa yang diperjualbelikan.

Kini belanja online telah menjadi sebuah kebiasaan bagi sebagian orang, dikarenakan

kemudahan yang diberikan, orang-orang banyak beranggapan bahwa belanja online

adalah salah satu sarana untuk mencari barang-barang yang diperlukan seperti

kebutuhan sehari-hari, hobi, dan sebagainya. Belanja online juga dapat diartikan

sebagai keinginan konsumen untuk membelanjakan uangnya untuk mendapatkan

sesuatu yang diinginkan di toko online. Proses tersebut dapat dilakukan dengan cara

memesan barang yang diinginkan melalui vendor atau produsen serta reseller dengan

menggunakan internet. Selanjutnya melakukan pembayaran dengan cara mentransfer

via bank, e-bank, ataupun COD (Cash on Delivery). (Liong Misi et al., 2023)

17
Menurut Sari (2015) Online shop atau belanja online melalui internet, adalah

suatu proses pembelian barang atau jasa dari mereka yang menjual melalui internet,

atau layanan jual-beli secara online tanpa harus bertatap muka dengan penjual atau

pihak pembeli secara langsung. Online shop bukan hanya sekedar dianggap sebagai

pemilihan dalam berbelanja, melainkan telah menjadi bagian dari adanya perubahan

sosial budaya dalam masyarakat. Pada online shop konsumen bisa melihat barang-

barang berupa gambar atau foto-foto atau bahkan juga video. (Dian Rahayu et al.,

2021)

Menurut Thohiroh (2015) Online shopping atau belanja online melalui

internet, adalah suatu proses pembelian barang atau jasa melalui internet. Sejak hadir

internet, para pedagang telah berusaha membuat toko online dan menjual produk

kepada mereka yang sering menjelajahi dunia maya (internet) melalui berbagai

macam media sosial. belanja online (online shopping) adalah kegiatan jual beli atau

perdagangan elektronik yang memungkinkan konsumen untuk dapat langsung

membeli barang atau jasa dari penjual melalui media internet menggunakan sebuah

web browser. Adapun beberapa manfaa berbelanja di Online Shop menurut Juju &

Maya (dalam Sari, 2015) adalah :

1) Menghemat biaya, apalagi jika ba rang yang ingin dibeli hanya ada di luar kota.

Pembeli tidak harus mengeluarkan biaya lebih untuk mencari barang tersebut di luar

kota.

2) Barang bisa langsung diantar ke rumah.

3) Pembayaran dilakukan secara transfer, maka transaksi pembayaran akan lebih aman.

18
4) Harga lebih bersaing.

2.3.2 Faktor – faktor Belanja Online

Belanja Online telah menjadi kebiasaan bagi sebagian orang karena

kemudahan yang diberikan. Hasil temuan dari penelitian sebelumnya menunjukan

bahwa faktor yang mempengaruhinya yang bisa menjadi acuan dan bahan

pertimbangan bagi online shop yang ada di Indonesia dalam mempertahankan

pelanggannya agar tetap berbelanja di tokonya sehinga tokonya diminati dan disukai

pembelinya. (Reynaldi et al., 2022)

1) Umur konsumen; Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian online

adalah umur konsumen. Saat ini, generasi yang tumbuh bersama teknologi adalah

generasi milenial dan generasi Z. Generasi milenial adalah mereka yang kini berusia

25-40 tahun, sedangkan generasi Z memiliki rentang usia 9-24 tahun.

2) Teknologi dan smartphone; Pesatnya aktivitas belanja online tidak lepas dari

teknologi dan smartphone. Sebenarnya, platform belanja online sudah ada sejak

tahun 2009, akan tetapi saat itu penggunanya masih sangat sedikit serta sulitnya

ketersediaan akses. Setelah penyebaran ponsel pintar secara besar-besaran di seluruh

dunia, barulah belanja online mulai dikenal dan dilakukan oleh masyarakat luas.

3) Keberagaram pilihan menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian online

Keuntungan berselancar di platform belanja online adalah kita bisa mencari barang

apa pun yang kita mau tanpa merasa lelah. Bandingkan dengan belanja langsung

ke toko konvensional yang pilihan barangnya tidak lengkap atau tidak sesuai

dengan selera yang kita miliki.

19
4) Proses belanja hemat waktu dan tenaga; Hanya bermodalkan ponsel pintar, Anda

hanya perlu menuliskan barang yang ingin dibeli, serta pilihan harga dan paket

pengiriman yang ingin Anda gunakan. Kemajuan teknologi ini membantu siapapun

agar tidak kerepotan saat berbelanja.

5) Bisa dilakukan di mana saja; Hal yang menarik dari belanja online adalah kita bisa

melakukannya di manapun kita mau. Tak perlu pergi ke tokonya langsung, Anda bisa

belanja sambil tiduran di kasur dan menunggu kurir mengantarkan pesanan.

6) Lebih banyak promo menarik; Salah satu cara yang dilakukan marketplace untuk

menggaet pelanggannya adalah dengan mengadakan banyak promo menarik. Tak

tanggung-tanggung, bahkan beberapa marketplace menjual barang dengan diskon

yang gila-gilaan hingga flash sale setiap bulannya. Aneka promo ini juga menjadi

faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian online. Di satu sisi, pelanggan

senang karena dapat banyak promo. Di sisi lain, pihak penjual dapat banyak

pemasukan.

7) Pilihan pembayaran yang beragam dan mudah; Salah satu dampak positif dari

kecanggihan teknologi saat ini adalah fitur pembayaran online yang memudahkan

kita melakukan transaksi tanpa harus bertemu sekalipun. Sayangnya, tidak semua

marketplace menyediakan pilihan metode pembayaran beragam.

2.3.3 Perilaku Belanja Online

Perilaku belanja online mengacu pada proses pembelian produk dan jasa

melalui internet. Maka pembelian secara online telah menjadi alternatif pembelian

barang ataupun jasa. Penjualan secara online berkembang baik dari segi pelayanan,

20
efektifitas, keamanan, dan juga popularitas. Pada zaman sekarang berbelanja secara

online bukanlah hal yang asing. Konsumen tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga

saat berbelanja online, cukup dengan melihat website bisa langsung melakukan

transaksi pembelian. (Harahap, 2018)

Menurut Liang & Lai (2002), perilaku pembelian online adalah proses

membeli produk atau jasa melalui media internet. Proses pembelian online memiliki

langkah yang berbeda seperti perilaku pembelian fisik. Kekhasan dari proses membeli

melalui media internet adalah ketika konsumen yang berpotensial menggunakan

internet dan mencari-cari informasi yang berkaitan dengan barang atau jasa yang

mereka butuhkan (Meitiana, 2017).

Pemasar (produsen) yang mengerti perilaku konsumennya akan mampu

memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap

informasi yang diterimanya, sehingga pemasar (produsen) dapat menyusun strategi

pemasaran yang sesuai (Sumarwan, 2014).Oleh karena itu pebisnis online harus

memiliki dan melakukan strategi yang tepat agar dapat membuat pengguna internet

yang belum melakukan pembelian online tertarik melakukan pembelian secara online

serta dapat mempertahankan pelanggan yang telah ia miliki. Strategi yang tepat dapat

diciptakan dengan mengetahui terlebih dahulu perilaku pembelian online konsumen.

(Lukitaningsih, n.d.).

Daftar belanja online yang disesuaikan, dengan item yang dibeli sebelumnya,

dapat membantu mengurangi variasi dalam ukuran keranjang elektronik.

Kemungkinan terakhir ini, bersamaan dengan kemungkinan memperoleh lebih mudah

21
informasi harga lebih lanjut (misalnya fitur produk) di situs web, mungkin juga

menjelaskan bahwa konsumen kurang sensitif terhadap harga saat berbelanja online.

Akhirnya, saluran online paling cocok untuk orang sibuk dan untuk hari sibuk. Pada

hari kerja selama seminggu, konsumen memiliki lebih sedikit waktu, jadi bagi

kebanyakan orang, Internet adalah peluang bagus karena ini adalah cara belanja yang

cepat (Brand, 2014).

2.3.4 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku Belanja Online

Salah satu faktor yang memengaruhi perilaku pembelian online konsumen

adalah persepsi manfaat. Menurut Kim, Ferrin, & Rao (2008) persepsi manfaat

merupakan keyakinan konsumen tentang sejauh mana ia akan menjadi lebih baik dari

transaksi online dengan situs web tertentu. Konsep dari kata manfaat mengacu pada

sejauh mana suatu inovasi dianggap lebih baik untuk menggantikan gagasan yang

telah ada (Rogers, 1995).

Manfaat dari berbelanja melalui website mencerminkan pengakuan konsumen

bahwa metode belanja baru ini memberikan manfaat tertentu sebagai format belanja

alternatif. Forsythe, Liu, Shannon, & Gardner (2006) menemukan adanya hubungan

positif dan signifikan antara persepsi manfaat pembelian melalui internet dengan

frekuensi pembelian dan waktu yang digunakan untuk pencarian online.

Faktor lain yang memengaruhi perilaku pembelian online adalah persepsi

risiko. Menurut Bauer, Derwall, & Hann (2009) risiko merupakan ketidakpastian dan

konsekuensi yang berhubungan dengan dengan tindakantindakan konsumen.

Kaitannya dengan pembelian, menurut Oglethorpe & Monroe (1994) persepsi risiko

22
merupakan persepsi konsumen mengenai ketidakpastian dan konsekuensi-

konsekuensi negatif yang mungkin diterima atas pembelian suatu produk atau jasa.

Persepsi risiko konsumen akan meningkat melalui ketidakpastian dan atau besarnya

hubungan konsekuensi yang negatif.

Perilaku pembelian online saat ini menurut Forsythe et al., (2006) terdiri

atas tiga hal, yaitu:

1) Visiting (search); Calon pembeli pertama-tama mengakses situs e-Commerce.

Kunjungannya ini dilakukan setelah mengidentifikasi kebutuhan yang ingin

dibeli. Namun, ada pula yang hanya sekedar ingin meluangkan waktunya

melihat-lihat produk, jasa atau promo yang ditawarkan pihak e-commerce.

2) Purchasing; Setelah seseorang melakukan kunjungan atau pencarian dan

menemukan produk atau jasa yang cocok baginya, ia kemudian akan melakukan

pembelian. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi pembelian seseorang di

situs e-commerce. Pertama, seseorang melakukan pembelian karena memang

membutuhkan barang atau jasa tersebut. Kedua, seseorang melakukan pembelian

karena tertarik dengan promo yang ditawarkan penyedia layanan e-commerce.

3) Multi-channel shopping : Adalah fitur yang disediakan oleh situs e-commerce

dalam bentuk penyediaan berbagai macam jalur atau cara pembelian bagi

konsumennya. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan nilai belanja konsumen.

Konsumen yang akan membeli bisa membeli produk dengan cara yang

disenanginya. Sebagai contoh yaitu pada e- Commerce Salestock. Konsumen

Salestock bisa melakukan pembelian tidak hanya melalui website, tapi bisa juga

23
melalui aplikasi di Smartphone, Whatsapp, Line, Chat Facebook dan Instagram.

2.3.5 Theory Of Planned Behavior (TPB)

Theory of Planned Behavior merupakan model yang parsimoni dan sukses

dalam memprediksi perilaku pada umumnya (Watson et al, 2014.) dan juga

menyelidiki hubungan antara sikap dan tindakan Terdapatnya kesenjangan antara

sikap terhadap perilaku pembelian aktual, membuka peluang bagi penelitian

selanjutnya untuk mempertimbangkan perlunya memasukkan variabel lain agar

dapat meningkatkan dan memberikan dukungan untuk utilitas model dalam

memprediksi perilaku. Sanyal (2014) meneliti sikap konsumen tentang barang

mewah dalam perspektif konsumen India. Niat tidak selalu memiliki pengaruh

positif pada penggunaan aktual dari merek-merek barang mewah. (Meitiana, 2017)

Faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian aktual dari konsumen

termasuk variabel yang dapat diamati secara langsung, seperti campuran pemasaran,

fitur produk dan demografi, dan variabel yang tidak dapat diamati secara langsung,

seperti variabel psikologis, sosial dan budaya. Penelitian tembus yang mampu

menjelaskan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen berdasarkan Teori

Planned Behavior, dekomposisi Teori Planned Behavior dan Technology

Acceptance Model.

Sikap Terhadap Perilaku


( Attitude toward the
behavioral) )

Norma subjektif Niat (intention) Perilaku (Behavior)


(Subjective Norm))
24
Kontrol
perilaku persepsian
(Petceived behavior)
Gambar 2.1 Theory of Planned Behavioral
Sumber: (Asadifard, Rahman, Aziz, & Hashim, 2015)

2.4 Kerangka Konsep

2.4.1 Kerangka Pikir

Mahasiswa merupakan generasi muda dengan memiliki tingkat pemahaman

dan pengetahuan yang luas mampu menjadi agen perubahan di lingkungan

masyarakat, oleh karena itu kehadirannya sangat berperan penting bagi kemajuan

bangsa di masa yang akan datang. Namun adanya perubahan zaman dari masa ke

masa yang saling beriringan dengan majunya teknologi informasi dan komunikasi

telah membawa perubahan perilaku konsumsi mahasiswa menjadi konsumtif.

Perilaku konsumtif menurut Sumartono (2002) merupakan kegiatan

membelanjakan sesuatu atas dasar keinginan yang kuat dengan keputusan

pembeliannya tanpa pertimbangan dan alasan yang logis, sehingga mengarah pada

perilaku yang boros karena lebih mengutamakan keinginan dibanding kebutuhan.

(Syaiful, 2023)

Perilaku konsumtif merupakan sifat alamiah yang dimiliki setiap orang dalam

kehidupan sehari-hari. Penempatan definisi perilaku konsumtif menurut (Sugianto

dan Erdiansyah, 2020) bahwa perilaku konsumtif terjadi karena individu tidak dapat

berpikir secara rasional dalam memenuhi perilaku yang terjadi karena manusia ingin

25
berkecukupan memenuhi keinginannya. Hal ini dipertegas oleh (Khaidarsyah dan

Haruna, 2021) perilaku konsumtif seseorang dan kini tidak lagi berdasarkan

pertimbangan rasional tetapi karena keinginan yang sudah mencapai irasional.

(Purwati et al., 2023)

Media sosial sebagai platform online yang digunakan orang membangun

jaringan sosial atau hubungan sosial dengan orang lain yang memiliki kesamaan

minat pribadi, karir, aktivitas, latar belakang atau koneksi kehidupan nyata.

Keterlibatan media sosial dalam penggunaannya diperkirakan dapat menjangkau

banyak orang, diutamakan oleh individu atau konsumen dengan tampilan mencolok

saat membeli produk. Indikator media sosial yang mendukung ke arah perilaku

konsumtif antara lain kemudahan akses informasi, membangun kepercayaan

konsumen melalui internet, dan kualitas informasi (Widada, 2018).

2.4.2 Kerangka Konseptual

Berdasarkan teori yang telah diuraikan, maka dapat di gambarkan kerangka

pikir penelitian ini sebagai berikut:

26
Kontrol Diri
Perilaku
Belanja Online

Kontrol Pembelian
Perilaku Implunsif

Kontrol Pembelian
Kognitif Tidak Rasional

Mengontrol
Pemborosan
Keputusan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

2.5 Hipotesis

Hipotesis penelitian ialah dugaan jawaban yang bersifat sementara dan perlu

dibuktikan kebenarannya. Hipotesis pada penelitian ini yaitu:

H0 : tidak adanya pengaruh kontrol diri terhadap perilaku belanja online dikalangan

mahasiswi.

Ha : adanya pengaruh kontrol diri terhadap perilaku konsumtif belanja online di

kalanagan mahasiswi.

27
28
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Variabel

3.1.1 Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Terdapat dua variabel

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel Terikat (Dependent)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini yang

menjadi variable terikat adalah perilaku belanja online.

2. Variabel Bebas (Independent)

Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau sebab timulnya variable terikat (Sugiyono, 2015). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah kontrol diri.

3.2 Partisipan

3.2.1 Populasi

Populasi adalah seluruh karakteristik dan jumlah yang dimiliki suatu objek

dengan kualitas tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah subyek

29
Mahasiswi yang pernah atau sedang melakukan kegiatan belanja secara online (online

shopping). Kriteria populasi dari penelitian ini ditentukan berdasarkan pendapat

Utami dan Sumaryono (2008) yang mengemukakan bahwa penelitian mengenai

perilaku belanja online lebih cocok dikaitkan dengan wanita yang masih

mengutamakan sisi emosionalitas jika dibandingkan dengan laki-laki. Berdasarkan

pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini disesuaikan dengan fenomena

yang akan diteliti yaitu mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa

Cendana.

3.2.2 Sampel

Sampel ini merupakan sebagian kecil dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki populasi. Ketika seorang peneliti tidak mampu mempelajari segala sesuatu

dalam suatu populasi karena populasinya besar dan sumber daya, tenaga, dan waktu

terbatas, peneliti dapat mengambil sampel dari populasi yang mewakili.yang menjadi

sampel yang akan diteliti Sampel yang diambil harus representatif. Jika sampel tidak

representatif maka penelitian tidak dapat dipercaya (Fadilla et al., 2022).

Pengambilan sampel dimulai dengan identifikasi awal subjek yang terlibat

dalam masalah penelitian. Kemudian berdasarkan hubungan keterkaitan langsung

maupun tidak langsung dalam suatu jaringan, dapat ditemukan sampel berikutnya.

(Nurdiani, 2014), kriteria dalam penelitian :

1) Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat

2) Jenis Kelamin Perempuan

3) Melakukan Belanja Online

30
4) Akif dalam mengakses media sosial

3.3 Desain Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti, metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk angka dan dianalisis menggunakan

teknik statistik (Sangadji & Sopiah, 2010). Teknik uji statistik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis regresi linier satu prediktor yang mempunyai tujuan

untuk melihat apakah terdapat pengaruh kontrol diri terhadap perilaku belanja online

dikalangan mahasiswa.

Berdasarkan cara penelitiannya, penelitian ini merupakan penelitian survei

menggunakan angket. Penelitian survei adalah penelitian yang mengumpulkan data

pada saat tertentu (Sangadji & Sopiah, 2010).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala pengukuran

(Sugiyono, 2013), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan untuk

menentukan jarak alat ukur yang dapat menghasilkan data kuantitatif. Skala

pengukuran memungkinkan Anda menggunakan serangkaian angka untuk

menentukan nilai variabel yang diukur ini lebih akurat, efisien, dan mudah

dikomunikasikan (Sugiyono, 2018).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode jenis skala tertutup secara

31
langsung, yang berarti skala akan di sampaikan secara langsung pada responden tanpa

melalui perantara atau orang lain serta memberi kesempatan pada responden agar

memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Skala ini disebarkan menggunakan

Google Formulir. Data yang diperoleh melalui penyebaran skala tersebut meliputi

data tentang skala pengaruh kontrol diri terhadap perilaku belanja online.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua skala psikologi, yakni Self

Control Scale untuk mengukur tingkat kontrol diri dan Skala Sikap Konsumtif untuk

mengukur tingkat perilaku belanja. Format penskalaan yang dipilih ialah model Skala

Likert disusun dengan menggunakan 4 jenjang nilai, yaitu STS (sangat tidak setuju),

TS (tidak setuju), S (setuju). SS (sangat setuju) (Azwar, 1997 dalam Munazzah,

2016).

Jawaban Favourable Unfavourabele


Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Tabel 3.1 Skor Skala Likert

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

1. Skala Perilaku Konsumtif

Untuk mengukur variabel konsumtif alat ukur yang digunakan diadaptasi dari

instrumen alat ukur reisyi dhia aini dari Fakultas Psikologi Universitas Islam

Indonesia, Yogyakarta tahun 2015. Menggunakan alat ukur yang sumartono dengan

skala perilaku konsumtif dikembangkan berdasarkan aspek-aspek Sumartono (2002).

32
Skala ini mengukur delapan aspek perilaku konsumtif, yaitu:

a. Membeli barang karena hadiah yang menarik.

b. Membeli barang karena kemasannya yang menarik

c. Membeli barang karena untuk menjaga diri dan gengsi.

d. Membeli barang karena ada program potongan harga.

e. Membeli barang untuk menjaga status sosial

f. Membeli barang karena pengaruh model yang mengiklankan barang.

g. Membeli barang dengan harga mahal karena akan menambah

nilai rasa percaya diri

h. Membeli barang dari dua barang sejenis dengan merk yang

berbeda

33
Tabel 3.2 Blue Print Instrumen Konsumtif

Dimensi Indikator Favorable Unfavorabl Total


e
1. Pembelian 1. Membeli 1,2,34 4
produk tanpa barang karena
pertimbangan hadiah yang
yang menarik
cenderung 2. Membeli
berlebihan barang karena 5,6 2
kemasannya
yang menarik
3. Membeli
barang karena 7,8,9
untuk menjaga 2
diri dan gengsi
4. Membeli
barang karena
ada program 10,11,12 3
potongan harga

2. Fungsi 1.Memberi barang 13, 4


Simbolik yang didianggap 14,15,16
yang dimiliki menjaga status sosial
suatu produk
meningkatkan 2.Memberi barang
status karena pengaruh 17,18,19,21 4
individu model yang
mengiklankan

3. Memberi barang
dengan harga mahal 22,23,24 3
akan menambah
kepercayaan diri

4. Membeli barang
dengan dua jenis yang
sama dengan merk 25,26,27,28 4
berbeda

Total 28

34
2. Skala Kontrol Diri

Skala ini bertujuan untuk mengukur tingkat kontrol diri pada mahasiswi

yang memiliki 3 aspek yaitu kontrol perilaku, kontrol kognitif, kontrol

keputusan. Peneliti mengadaptasi alat ukur skala kontrol diri untuk mengukur

tingkat kontrol diri dari aspek yang dikemukakan oleh Averill, 1973 (dalam

Diani Tiona, 2019).

Tabel 3.3 Blue Print Instrumen Kontrol Diri

Dimensi Indikator Favorable Unfavorable Total


1.Kontrol 1.Mengendalikan 1 1
perilaku keinginan dalam
diri
2.Mengandalikan 2,3 2
situasi diluar
dirinya
3. Dapat 4,5 2
mengendalikan
Situasi
2.Kontrol 1. Menilai keadaan 7,9 6,9 4
Kognitif dengan
memperhatikan
segi-segi positif
secara objektif
2. Mengantisipasi
keadaan yang tidak
menyenangkan 11,14 10,12,13 5
3.Kontroldalam 1.Memilih 16 15,17,18,19 5
pengambilan tindakan
keputusan berdasarkan apa
yang di yakini
2.Menentukan 20,21,22 23 4
pilihan sebelum

35
bertidak
Total 23

3.4.3 Uji Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian memiliki dua kriteria lulus uji yaitu validitas dan

reliabilitas. Validitas merupakan sejauh mana ketepatan instrumen dalam melakukan

pengukuran, sedangkan reliabilitas memperlihatkan sejauh mana suatu instrumen

dapat dipercaya. Uji validitas merupakan uji yang berfungsi untuk melihat apakah

suatu alat ukur tersebut valid atau tidak valid. Sedangkan reliabilitas adalah indeks

yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan.

Sehingga uji reliabilitas dapat digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,

apakah alat ukur tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Alat ukur

dikatakan reliabel jika menghasilkan hasil yang sama meskipun dilakukan

pengukuran berkali-kali.

Kuesioner Self Control Scale (SCS) telah diuji validitas dan reliabilitas

sebelumnya. Validitas kuesioner kontrol diri telah diuji pada penelitian, mengenai

kontrol diri dan perilaku belanja online pada Mahasiswa. Alat ukur ini diuji pada

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat universitas Nusa Cendana.

Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan

sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran

harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.jika

nilai koefisien reliabilitas Cronbsch alpha >0,8. Maka instrumen memiliki reliabilitas

36
yang tinggi, sementara koefisien reliabilitas pada kategori sedang adalah 0.6 – 0.7.

sedangkan untuk koefisien reliabilitas yang rendah adalah dibawah 0.6.

Untuk mengukur self-control diperoleh berdasarkan selfcontrol scale yang

dikembangkan oleh Gottfredson dan Hirschi (dalam McMullen, 1999), teori ini

memiliki enam dimensi self-control rendah yang terdiri dari 1 23 aitem pertanyaan.

Hasil menunjukan bahwa aitem – aitem yang dimuat didalam skala mampu

mengukur tingkat kontrol diri pada perilaku belanja online di peroleh alpha Cronbach

= 0,84 dengan kriteria reliabel tinggi.

Alat ukur Self Control Scale telah digunakan sebagai alat ukur pada

penelitian yang dilakukan (Diani, 2019) untuk mengukur tingkat kontrol diri pasa 50

mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana. Alat ukur ini

telah diuji validitasnya dengan hasil menunjukan bahwa terdapat 20 butir soal yang

dapat digunakan untuk mengukur variabel kontrol diri pada uji final.

3.5 Teknik Analisis Data

Bagian ini menjelaskan mengenai analisa data yang dilakukan dalam

penelitian penentuan uji statistik dan uji hipotesis

3.5.1 Statistik

Proses analisis data pada penelitian ini menggunakan pemodelan spss untuk

mendapatkan skor murni (true score) dengan aplikasi spss dan pada pengujian

hipotesis perhitungannya dengan menggunakan aplikasi SPSS.

3.5.2 Analisis Deskriptif

Analis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran data yang telah

37
dikumpulkan. Data yang digambarkan berupa tabel ataupun grafik untuk mengetahui

modus, median, mean dan persebaran data melalui standar deviasi atau presentasi dari

data demografi yang telah terkumpul (Sugiyono, 2016).

3.5.3 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan diolah

berdistribusi normal atau tidak. Dalam melakukan uji normalitas digunakan sistem

SPSS, apabila hasil signifikansi lebih besar dari 0,05 artinya normalitas data

terpenuhi (Rangkuti & Wahyuni, 2017).

3.5.4 Uji Linieritas

Uji statistik dengan teknik analisis regresi dapat dilakukan apabila data yang

diolah memenuhi uji asumsi linieritas. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan

sistem SPSS dengan melihat apakah hasil signifikannya lebih kecil dari 0,05 atau

lebih besar, jika lebih kecil hal tersebut menandakan bahwa kedua variabel bersifat

linier satu sama yang lain.

3.5.5 Menguji Hipotesis

1) Uji analisis regresi

Analisis regresi dilakukan untuk menentukan prediksi suatu variabel

(Rangkuti, 2017). Jenis teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah satu analisis regresi karena hanya berisi satu variabel prediksi. Di

bawah ini adalah persamaan regresi garis tunggal dengan satu variabel

prediksi. Rumus regresi linier sederhana;

Y = a + bx

38
Keterangan :

Y : Variabel dependen

a : Konstanta

b : Koefisien prediktor

x : Variabel prediktor

Interpretasi uji regresi adalah sebagai berikut (Rangkuti dan Wahyuni, 2017)

3.6 Hipotesis Statistik

Adapun yang dijelaskan pada bagian ini antara lain

1. Perumusan Hipotesi, dan

2. Hipotesis Penelitian

3.6.1 Perumusan Hipotesis

Adapun perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : r = 0

Ha : r ≠ 0

Keterangan :

Ho = Hipotesis nol

Ha = Hipotesis alternative

3.6.2 Hipotesis Penelitian

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antar kontrol diri dengan

Perilaku belanja online

39
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku belanja

online

3.7 Organisasi dan Personalia Penelitian

1. Pembimbing

Pembimbing I : Ibu DR. Marni, S.KM., M. Kes

Pembimbing II : Ibu Feronika Ratu, S.Psi., M.Psi., Psikolog

2. Peneliti

Nama : Christianti Leonisa Beda

NIM : 2007020025

Program Studi : Psikologi

40
3.8 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Uraian Waktu
Kegiatan November desember januari februar Maret april Mei
i
1. Penyusunan
dan seminar
Usulan
Penelitian
2. Persiapan
Penelitian
a. Perijinan
Persiapan
bahan dan
instrumen
3. Pengumpulan
Data
4. Analisis Data
5. Penulisan
laporan dan
Seminar
Hasil
Penelitian
6. Revisi Hasil
Penelitian
7 Ujian Skripsi
Tabel 3.5 Jadwal Kegiatan Penelitian

41
3.9 Rencana Anggaran

No Jenis Biaya Jumlah (Rp)

1 ATK / Bahan Habis Pakai 50.000

2 Pengadaan Proposal 500.000

3 Pengadaan Laporan 500.000

4 Foto Copy, Cetak , Jilid 900.000

Total Pengeluaran 1.950.000

Tabel 3.6 Rencana Anggaran

42
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. N. F., & Suja’i, I. S. (2022). pengaruh gaya hidup dan media sosial
terhadap perilaku konsumtif. Jurnal
Pendidikan DEWANTARA: Media Komunikasi, Kreasi Dan Inovasi Ilmiah
Pendidikan, 8(2), 72–84. https://doi.org/10.55933/jpd.v8i2.402
Aini, E. N., & Andjarwati, A. L. (2020). Pengaruh Gaya Hidup Konsumtif dan
Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian. BISNIS : Jurnal Bisnis Dan
Manajemen Islam, 8(1), 17. https://doi.org/10.21043/bisnis.v8i1.6712
Amelia, D. (n.d.-a). hubungan antara self control dengan perilaku konsumtif belanja
online padamahasiswa unp.
amelia, d. (n.d.-b). hubungan antara self control dengan perilaku konsumtif belanja
online padamahasiswa unp.
Andika, M., Masithoh, S., Kholiq, Y. N., Nisa, D. A., & Rohmah, N. (n.d.).
Efektivitas Marketplace Shopee sebagai Marketplace Belanja Online yang Paling
Disukai Mahasiswa. In Journal of Education and Technology.
http://jurnalilmiah.org/journal/index.php/jet
Dian Rahayu, C., Bararah, H. M., Nabila Zuhdi, K., Iqbal Perdana, M., Fina Aprilia,
N., Herjati Putra Dionchi, P., & Dwita Yuniar, A. (2021). Perilaku konsumtif
sebagai dampak online shop di kalangan mahasiswa Sosiologi 2019 Universitas
Negeri Malang. Jurnal Integrasi Dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu
Sosial, 195, 542–546.
https://doi.org/10.17977/um063v1i52021p542-546
Ekonomi, J., Teknologi, M., Septiansari, D., & Handayani, T. (2021). Pengaruh
Belanja Online Terhadap Perilaku Konsumtif pada Mahasiswa di Masa Pandemi
Covid-19. Teknologi, 5(1), 53–65. https://doi.org/10.35870/emt.v5i1.372
Hanada, K. (n.d.). pengaruh social media marketing bloomka dalam pandemi covid-
19 terhadap intention to buy.
https://www.researchgate.net/publication/351139684
harahap, d. a. (2018). perilaku belanja online di indonesia: studi kasus.
jrmsi -Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, 9(2), 193–213. Jurnal A.
Nooriah Mujahidah - 1644040021 - bab 2 paragraf 1.pdf. (n.d.).
Liong Misi, H., Asia Putri Darwis, M., Marhaeni Sabil, dan, & Amkop Makassar,
S. (2023). pengaruh aplikasi belanja online dan gaya hidup terhadap perilaku
konsumtif. mars Journal, 3(2). https://jurnal.ilrscentre.or.id/index.php/mars
Lukitaningsih, A. (n.d.). peranan segmentasi dalam perilaku konsumen guna
menciptakan iklan yang efektif.
Meitiana, M. (2017). Perilaku Pembelian Konsumen: Sebuah Tinjauan Literatur
Theory of Planned Behavior. Jurnal Ekonomi Modernisasi, 13(1), 16.
https://doi.org/10.21067/jem.v13i1.1762
Nugroho, A. P. (n.d.). Metode Pengumpulan Data.
https://www.researchgate.net/publication/364383690

43
Nurazijah, M., Lailla, S., Fitriani, N., Rustini, T., Studi, P., Guru, P., & Dasar, S.
(2023). Pengaruh Gaya Hidup Hedonis terhadap Perilaku Konsumtif di Kalangan
Mahasiswa. Journal on Education, 05(02).
nurdiani, n. (2014). teknik sampling snowball dalam penelitian lapangan (vol. 5, issue
2).
purwati, r., pristiyono, p., & halim, abd. (2023). analisis perilaku konsumtif terhadap
belanja online sebagai kebutuhan ataukah gaya hidup. Jesya, 6(2), 2152–2166.
https://doi.org/10.36778/jesya.v6i2.1175
Rahayu, L. P., & Susanti, A. (2022). Pengaruh Faktor Harga, Keamanan, Kemudahan,
dan Kepercayaan Terhadap Perilaku Belanja Online Dimasa Pandemi Covid-19.
Ekonomi, Keuangan, Investasi Dan Syariah (EKUITAS), 3(3), 538–544.
https://doi.org/10.47065/ekuitas.v3i3.1279
Rahmat, P. S. (2019). Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi
fenomena cara belanja online shop di kalangan MAHASISWA (Studi
Kasus:Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi UNIKU). 16(1).
https://doi.org/10.25134/equi.v16i01
Reynaldi, F., Latif, D., & Ishak, A. (2022). Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Belanja Online Berbasis Smartphone: Sebuah Studi Empiris dari Pembelanja
Wanita Muda di Indonesia (Vol. 01, Issue 03).
https://journal.uii.ac.id/selma/index
Shiratina, A., Indika, D. R., Komariyah, I., Kania, D., Solihin, E. H., Kunci, K.,
Online, I., Online, P., Minat, D., & Konsumen, B. (2020). Pemasaran Online
Melalui Penerapan Iklan Secara Digital. In Jurnal Sain Manajemen (Vol. 2, Issue
1). http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jsm/index
Syaiful, A. (2023). Peran Mahasiswa sebagai Agen Perubahan di Masyarakat. Journal
of Instructional and Development Researches, 3(1), 29–34. Widada, C. K.
(2018). mengambil manfaat media sosial dalam
pengembangan layanan. Journal of Documentation and Information Science,
2(1), 23–30. https://doi.org/10.33505/jodis.v2i1.130

44

Anda mungkin juga menyukai