Anda di halaman 1dari 2

Sanksi bagi pelaku yang mekakukan tindak pidana perdagangan orang sebagaimana yang telah

ditetapkan pada UUPTPPO Pasal 2 ayat (1) yang memberikan hukuman kurungan dengan waktu minimal
3 tahun dan maksimal 15 tahun, dan dengan pidana denda minimal Rp. 120.000.000,00 dan maksimal
Rp. 600.000.000,00. Sedangkan dalam UUPTPPO Pasal 7 ayat (1) menjelaskan bahwa “setiap orang yang
melakukan tindak pidana perdagangan orang sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) , pasal
3, pasal 4, pasal 5, dan pasal 6 dapat mengakibatkan korban menderita luka berat, gangguan jiwa berat,
penyakit menular lain yang dapat membahayakan jiwa, kehamilannya, atau bahkan terganggu atau
hilangnya fungsi reproduksi, maka ancaman ditambah sepertiga dari ancaman pada pasal 2 ayat (1),
pasal 3, pasal 4, pasal 5, dan pasal 6 dengan minimal RES JUDICATA Volume 2, Nomor 1, Juni 2019,
Halaman 170-185 180 4 tahun dan maksimal 20 tahun penjara dan pidana denda minimal
Rp.140.000.000,00 maksimal Rp.800.000.000,00”. Sedangkan pada Pasal 7 ayat (2) dijelaskan apabila
pelaku tindak pidana menyebabkan matinya korban maka akan dikenakan kurungan minimal 5 tahun
dam maksimal seumur hidup dengan pidana denda minimal Rp. 200.000.000,00 dan maksimal
Rp.5.000.000.000,00

Perlindungan Hukum terhadap korban tindak pidana perdagangan orang semakin mendapatkan
posisinya sehubungan dengan disahkannya UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Perdagangan Orang (PTPPO). Ketetapan tentang perlindungan korban tindak pidana
perdagangan orang diatur secara khusus dalam Pasal 43 sampai Pasal 53, Pasal 43 UU No. 21 Tahun
2007 yang mengatur tentang “Ketentuan mengenai perlindungan saksi dan korban dalam tindak pidana
perdagangan orang dilaksanakan berdasarkan Undang – Undang Nomor 13 tahun 2006 tentang
perlindungan saksi dan korban kecuali ditentukan lain dalam Undang – undang ini”. Hal tersebut di
karenakan korban tindak pidana juga memiliki hak, yaitu:

a. Hak korban dalam mendapatkan kompensasi atas pelakuan yang dialaminya,

b. Hak untuk menolak kompensasi tersebut karen tidak dibutuhkan,

c. Hak kompensasi untuk ahli waris apabila korban tindak pidana tersebut meninggal dunia,

d. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan rehabilitasi,

e. Hak untuk mendapatkan kembali atas sesuatu yang menjadi hak miliknya,

f. Hak menolak untuk dijadikan saksi apabila hal tersebut dapat membahayakan dirinya,

g. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari ancaman yang disampaikan pelaku apabila korban menjadi
saksi,

h. Hak untuk memakai penasehat hukum,

i. Hak dalam menggunakan upaya huku


Segala tindakan yang diperbuat pasti akan menimbulkan akibat, termasuk juga tindak pidana
perdagangan orang. Tindak pidana perdagangan orang merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh
oknum tertentu yang akan mendatangkan keuntungan yang besar bagi si pelaku dan akan
mendatangkan kerugian yang sangat besar juga bagi korban baik dari segi fisik, maupun psikis. Tindak
pidana perdagangan orang disebabkan oleh beberapa faktor maupun faktor intern maupun ekstern,
faktor ekonomi maupun faktor sosial. Pelaku tindak pidana perdagangan orang akan mendapat sanksi
baik itu berupa kurungan atau pembayaran denda yang wajib dipenuhi. Dan korban tindak pidana
perdagangan orang pun mendapatkan haknya atas perlindungan hukum dari beberapa hal yang diatur
dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2007, misalnya hak atas perlindungan rahasia identitas, hak atas
rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, rehabilitasi pemulangan dan rehabilitasi atas integrasi, dan hak
mendapatkan restitusi atau hak penggantian rugi atas apa saja yang sudah merugikannya baik itu secara
fisik maupun ekonomi. Hak perlindungan hukum dan restitusi bukan hanya diterma oleh korban tindak
pidana perdagangan orang, tetapi juga dapat diterima oleh ahli waris korban, apabila korban tindak
pidana perdagangan orang tersebut meninggal dunia akibat TPPO.

Anda mungkin juga menyukai