Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
NOVRIHA KRIDA ANUGRAH ILAHI
(11170170000055)
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 30 Agustus 2023
Yang Menyatakan,
Yang Mengesahkan
Pembimbing I Pembimbing II
i
ABSTRACT
i
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa
memberikan kemudahan serta kelancaran, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Pengaruh Sikap Resiliensi Matematis Terhadap
Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS (Higher Order Thinking
Skills)”. Shalawat serta salam tak lupa selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, juga keluarganya, sahabatnya, dan umatnya di dunia.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini,
terutama terimakasih kepada:
1. Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D., selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Siti Nurul Azkiyah, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Khairunnisa, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Otong Suhyanto, S.Si., M.Si., selaku Dosen pembimbing I yang
senantiasa memberikan kritik serta saran yang mempermudah penulis dalam
menyelesaikan skripsi. Semoga Allah SWT akan selalu memberikan
keberkahan serta kemuliaan kepada Ibu beserta keluarga.
6. Dra. Afidah Mas’ud, M.Pd., selaku Dosen pembimbing II yang telah sabar
dan penuh pengertian dalam memberikan arahan serta nasihat sehingga
skripsi ini dapat diajukan. Semoga Allah SWT akan selalu memberikan
keberkahan serta kemuliaan kepada Ibu beserta keluarga.
i
7. Finola Marta Putri, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang selalu
memberikan nasehat serta bimbingan selama perkuliahan aktif sampai akhir
masa studi ini. Semoga Allah SWT akan selalu memberikan keberkahan
serta kemuliaan kepada beliau dan keluarga.
8. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat selama masa perkuliahan.
9. Staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis
dalam menyediakan literatur yang dibutuhkan
10. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam proses administrasi.
11. Seluruh Guru MI & SMP Mumtaza Islamic School yang telah turut
membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.
12. Kedua orang tua, Ayah Muhamad Sukri S, dan Ibu Ida Rusyeni yang telah
memberikan kasih sayang, dan doa serta dukungan bagi penulis.
13. Seluruh teman-teman Jurusan Pendidikan Matematika 2017.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT selalu memberikan
rakmat-Nya, balasan kebaikan serta ridho dan kasih sayang yang berlipat.
Aaamiin Yaa Robbal „Alamin
Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kesalahan dalam
penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.
Wassalamu‟alaikum wr. Wb
Ciputat, 30 September
2023
Penulis
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................i
ABSTRACT …………………..………………………………………….…...
ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….
iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….....
v
DAFTAR TABEL................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………...
xi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………....
xii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………...…
1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………..
1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………………….
5
C. Pembatasan Masalah …………………………………………………
6
D. Perumusan Masalah ………………………………………………….
6
E. Tujuan Penelitian …………………………………………………….
6
F. Manfaat Penelitian …………………………………………………...
7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ……………
8
v
A. Deskripsi Teoritik ……………………………………………………
8
1. HOTS (Higher Order Thinking Skills) ………………………….
8
2. Resiliensi Matematis …………………………………………...
15
B. Hasil Penelitian Relevan ……………………………………………
19
C. Kerangka Berpikir …………………………………………………..
21
D. Hipotesis Penelitian ………………………………………………...
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………..
24
A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………
24
1. Tempat ………………………………………………………….
24
2. Waktu …………………………………………………………..
24
B. Metode dan Desain Penelitian ……………………………………...
24
C. Populasi dan Sampel ………………………………………………..
25
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………….
25
E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ……………….
25
1. Uji Validitas Instrumen ………………………………………...
26
v
2. Uji Reliabilitas Instrumen ……………………………………...
26
3. Sikap Resiliensi Matematis …………………………………….
27
4. Soal bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills) ………
33
F. Teknik Pengolahan Data ……………………………………………
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………
46
A. Deskripsi Data ………………………………………………………
46
1. Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS ……….
46
2. Sikap Resiliensi Matematis …………………………………….
48
B. Hasil Analisis Statistik ……………………………………………..
51
1. Uji Prasyarat ……………………………………………………
51
2. Uji Hipotesis ……………………………………………………
52
C. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………….
56
D. Keterbatasan Penelitian …………………………………………….
57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………..………….
59
A. Kesimpulan …………………………………………………………..
59
v
B. Saran …………………………………………………………………
59
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..…………..
61
vi
DAFTAR TABEL
i
Tabel 4.2 Deskripsi Data Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Berkategori HOTS ……………………………………………….
47
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kategori Kemampuan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal HOTS ……………………………………...
47
Tabel 4.4 Rata-rata Skor Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
HOTS Berdasarkan Indikator …………………………………...
48
Tabel 4.5 Ditribusi Frekuensi Skor Sikap Resiliensi Matematis Siswa
…………………………………………………………………….
49
Tabel 4.6 Deskripsi Data Sikap Resiliensi Matematis Siswa ……………..
49
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Resiliensi Matematis Siswa
…………………………………………………………………....
49
Tabel 4.8 Rata-rata Skor Sikap Resiliensi Siswa Berdasarkan Indikator
…………………………………………………………………….
50
Tabel 4.9 Rangkuman Uji Normalitas................................................................51
Tabel 4.10 Hasil Uji Linearitas antara Dua Variabel ……………………….
52
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Linear …………………………….
53
Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Uji F ………………………………………….
54
Tabel 4.13 Koefisien Determinasi.........................................................................55
x
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Visi pendidikan Nasional mencakup 3 (tiga) hal sebagai berikut: (1)
penyelenggaraan pendidikan nasional, (2) perubahan paradigma dari
manusia sebagai sumberdaya pembangunan menjadi paradigma manusia
sebagai subjek pembangunan seara utuh, dan (3) pandangan terhadap
keberadaan siswa yang terintegrasi dengan lingkungan sosio kulturalnya,
yang pada gilirannya akan menumbuhkan individu sebagai pribadi dan
anggota masyarakat mandiri dan berbudaya.
Adanya paradigma pembelajaran yang memberikan peran lebih banyak
kepada siswa untuk mengembangkan potensi dan kreatifitas dalam rangka
membentuk manusia yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, berakhlak
mulia, berkepribadian, cerdas, berestetika, sehat jasmani dan rohani, serta
keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Dalam arti sempit, proses pembelajaran adalah proses pendidikan dalam
lingkup persekolahan, sehingga arti dari proses pembelajaran adalah proses
sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru,
sumber/fasilitas, dan teman sesama siswa.
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan
1
mengokohkan kepribadian. Sedang pengajaran adalah salah satu alat atau
2
usaha untuk membentuknya. Senada dengan hal tersebut, Asis Saefuddin
dan Ika Berdiati, menyatakan bahwa belajar pada hakikatnya merupakan
proses kegiatan secara berkelanjutan dalam rangka perbuahan tingkah laku
siswa secara konstruktif yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.3
1
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017), Cet. VII, h. 9.
2
Suyono dan Hariyanto. loc. cit.
3
Asis Saefuddin dan Ika Berdiati, Pembelajaran Efektif, (Bandung: PT
RemajaRosdakarya, 2017), Cet. I, h. 8.
1
2
4
Dyasih Alin Sholihah., & Ali Mahmudi. Keefektifan Experiential Learning
Pembelajaran Matematika MTs Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Jurnal Riset Pendidikan
Matematika, 2015, h. 176.
5
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Online, Pendidikan Karakter
Dorong Tumbuhnya Kompetensi Siswa Abad 2021, h. 6
(https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/06/pendidikan-karakter-dorong- tumbuhnya-
kompetensi-siswa-abad- 21#:~:text=Hal%20itu%20sesuai%20dengan%20empat,Work
%20Collaboratively%20(kem ampuan%20untuk%20bekerja) diakses pada hari Jumat, 21
Januari 2022 pukul 16.40
6
Yoki Ariyana, dkk, Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi, (Jakarta: Calon Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, 2019), h. 65.
3
7
FJ. King, Ludwika Goodson, dan Faranak Rohani, Higher Order Thinking Skills,
(Florida: Center for Advancement of Learning and Assessment, 2012), p. 1.
8
Resnick, L. (1987). Education and Learning to Think. Washington, DC: National
Academy Press dalam Ega Gradini, Menilik Konsep Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
(Higher Order Thinking Skills) dalam Pembelajaran Matematika , Jurnal Numeracy, Vol.
6, h. 196.
9
Wayan Widana, Modul Penyusunan Soal HOTS, (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), h. 3.
4
10
Ennis R. H. & Emeritus, The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical
Thinking Dispositions and Abilities, (Cambridge: University of Illinois, 2011), p. 1.
11
Utari Soemarmo, dkk., Tes dan Skala Matematika Bernuansa Higher Order
Thinking Skills, (Bandung: PT Refika Aditama, 2019), Cet. I, h. 1.
12
Heris Hendriana, Euis E. Rohaeti, dan Utari Soemarmo, Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), Cet. II, h. 177.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti mengidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar siswa memperoleh nilai yang rendah dalam
menyelesaikan soal-soal berkategori HOTS (Higher Order Thinking
Skills).
2. Siswa belum mampu menerapkan konsep-konsep lama yang
dimilikinya dan mengaitkannya dengan konsep yang baru.
3. Rendahnya sikap resiliensi matematis yang dimiliki siswa untuk
bangkit dari kesulitan dalam mengatasi masalah matematika pada
pembelajaran jarak jauh (Daring).
6
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini bertujuan agar pembahasan yang
dipaparkan tidak terlampau luas jangkauannya dan pembahasannya lebih
terarah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VIII SMP Mumtaza Islamic
School Tahun ajaran 2021/2022 pada mata pelajaran matematika.
2. Objek Penelitian
a. Kesulitan-kesulitan siswa yang dialami siswa dalam
menyelesaikan soal berkategori HOTS (Higher Order Thinking
Skills).
b. Kemampuan siswa dalam mengaitkan konsep-konsep satu dengan
yang lainnya.
c. Kemampuan afektif siswa untuk bangkit dari kesulitan dalam
mengatasi masalah matematika dalam situasi yang menantang dan
penuh dengan ketidakpastian cenderung rendah (Sikap Resiliensi
Matematis).
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah didapat rumusan masalah penelitian,
yaitu:
1. Bagaimana kemampuan siswa SMP Mumtaza dalam menyelesaikan
soal berkategori HOTS (Higher Order Thinking Skills)?
2. Bagaimana sikap resiliensi matematis siswa SMP Mumtaza dalam
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring?
3. Apakah sikap resiliensi matematis memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS ( Higher
Order Thinking Skills)?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian sebagai berikut:
7
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis, yaitu:
1. Bagi guru; memberikan informasi mengenai pengaruh sikap resiliensi
siswa terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS
(Higher Order Thinking Skills). Guru diharapkan mampu mencari
alternatif solusi dalam meningkatkan kemampuan dalam
menyelesaikan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) (strategi,
pendekatan, model pembelajaran dan lain-lain).
2. Bagi siswa; dapat dijadikan bahan pembelajaran yang digunakan
sebagai sesuatu yang menimbulkan kesadaran untuk berpikir tingkat
tinggi.
3. Bagi sekolah; dapat dijadikan sebagai sumbangsih pemikiran
sehingga selalu meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa-
siswanya, tidak hanya dalam mata pelajaran matematika, tetapi juga
tidak menutup kemungkinan pada mata pelajaran lain.
4. Bagi peneliti lain; mendapat gambaran sikap resiliensi dan
pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi sehingga
dapat digunakan pedoman untuk bahan pertimbangan dan masukan
bagi peneliti lain.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
Beberapa konsep yang akan diuraikan secara jelas yang berkaitan dengan
penelitian ini adalah Pengertian HOTS (Higher Order Thinking Skills),
lndikator/dimensi soal bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills),
karakteristik soal bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills),
pengertian sikap resiliensi matematis, dan indikator sikap resiliensi
matematis.
1. HOTS (Higher Order Thinking Skills)
a. Pengertian HOTS (Higher Order Thinking Skills)
HOTS (Higher Order Thinking Skills) adalah kemampuan transfer
satu konsep ke konsep lainnya, memproses dan menerapkan informasi,
mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda, menggunakan
informasi untuk menyelesaikan masalah, dan menelaah ide dan
informasi secara kritis.1 Resnick mengemukakan bahwa HOTS (Higher
Order Thinking Skills) merupakan proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas
mental yang paling dasar.2
Menurut Permendiknas tahun 2006, matematika merupakan suatu
ilmu yang bertujuan melatih siswa untuk berpikir kritis, sistematis,
logis, analitis, dan kreatif serta memiliki kemauan kerja yang efektif.
Pembelajaran matematika memiliki visi diantaranya adalah memberikan
kemampuan bernalar secara logis, sistematis, kritis dan cermat,
3
mengembangkan kepercayaan serta sikap objektif dan terbuka.
Kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif dan kreatif
1
Wayan Widana, Modul Penyusunan Soal HOTS, (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), h. 3.
2
Resnick, Education and Learning to Think. (Washington DC: National Academy
Press, 1987), p. 45.
3
Heris Hendriana dan Utari Sumarmo, Penilaian Pembelajaran Matematika,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2017), h. 11.
8
9
4
FJ King, Ludwika Goodson, and Faranak Rohani, Higher Order Thinking Skills;
Definition, Teaching Strategies, Assessment, (www.cala.fsu.edu: A publication of the
Educational Services Program, now known as the Center for Advancement of Learning and
Assessment, 1997), p. 1.
5
Ega Gradini, Menilik Konsep Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order
Thinking Skills) dalam Pembelajaran Matematika, Jurnal Numeracy, Vol. 6, 2019, h. 190.
6
Wayan Widana, Modul Penyusunan Soal HOTS, (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), h. 3 .
7
Moh. Zainal Fanani, Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skills
(HOTS) dalam Kurikulum 2013, Jurnal Edudeena, Vol. 2, 2018, h. 61.
1
8
Anderson, L.W., and Krathwohl, D.R. A Taxonomy of Learning, Teaching, and
Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. (New York:
Longman, 2001), p. 31.
9
Ibid., p. 32
10
Wayan Widana, Modul Penyusunan Soal HOTS, (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), h. 3
11
Krathwol, David R, A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview, 2002, p. 215
– 217.
1
yang orisinil.
kata kerja: mengkonstruksi, desain, kreasi,
mengembangkan, menulis, dan
memformulasikan.
Mengambil keputusan sendiri
Kemampuan menetapkan derajat sesuatu
berdasarkan norma, kriteria atau patokan
Mengevaluasi
tertentu
Kata kerja: evaluasi, menilai, menyanggah,
memutuskan, memilih, dan mendukung.
Kemampuan memisahkan konsep ke dalam
beberapa komponen dan menghubungkan satu
sama lain untuk memperoleh pemahaman atas
Menganalisis
konsep secara utuh
Kata kerja: membandingkan, memeriksa,
mengkritisi, dan menguji.
Kemampuan melakukan sesuatu dan
mengaplikasikan konsep dalam situasi tertentu
Mengaplikasi
Kata kerja: menggunakan, mendemonstrasikan,
mengilustrasikan, dan mengoperasikan.
MOTS
Menjelaskan ide/konsep.
Kemampuan memahami
Memahami
Kata kerja: menjelaskan, mengklasifikasi,
menerima, dan melaporkan.
Kemampuan menyebutkan kembali informasi
yang tersimpan dalam ingatan.
LOTS Mengetahui
Kata kerja: mengingat, mendaftar, mengulang,
dan menirukan.
12
Australian Council for Educational Research, Developing Higher Order Thinking
Skill. (Melbourne: ACER, 2015), p. 12.
13
Wayan Widana, Modul Penyusunan Soal HOTS, (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), h. 3.
1
14
Ibid., h. 4.
15
Utari Soemarmo, dkk, Tes dan Skala Matematika Bernuansa Higher Order
Thinking Skills, (Bandung: PT Refika Aditama, 2019), Cet. I, h. 8.
16
Darmawan, dkk. Analisis Kesalahan Siswa SMP Berdasarkan Newman dalam
Menyelesaikan Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis pada
Materi Bangun Ruang Sisi datar, Juring (Journal for Research in Mathematics Learning),
Vol. 1, 2018, h. 74.
17
Najahah, dkk. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Kesalahan yang dilakukan
1
1). Membaca (reading): tidak menuliskan hal yang diketahui dari soal.
2). Memahami (comprehension): tidak menuliskan hal yang ditanyakan
dari soal.
3). Penentuan rumus (transformation): subjek tidak mengetahui rumus
yang digunakan.
4). Keterampilan proses (process skill): subjek tidak mengetahui
langkah yang digunakan dalam menyelesaikan soal.
2. Resiliensi Matematis
a. Pengertian Sikap Resiliensi Matematis
Tidak hanya hard skill yang dapat dikembangkan pada proses
pembelajaran disekolah, siswa juga dapat mengembangkan soft skill dari
proses pembelajaran yang diperolehnya. Salah satu jenis soft skill yang
penting dimiliki oleh siswa, yaitu resiliensi matematis. Resiliensi
merupakan proses di mana seseorang mampu meraih keberhasilan atau
kesuksesan dengan cara beradaptasi meskipun berada dalam keadaan
18
penuh tantangan yang beresiko tinggi dalam suasana yang menakutkan.
Beberapa pakar lain seperti Johnston-Wilder, S.; Lee, C.; Garton, L.;
Goodlad, S. and Brindley, J. (2013) mengatakan bahwa “Resilient
students can be thought of as students who succeed in school despite the
presence of adverse conditions”.19 Siswa yang memiliki sikap resiliensi
dapat dianggap sebagai siswa yang berhasil disekolah walau dengan
adanya kondisi yang merugikan.
Resiliensi matematis konteks matematika dikemukakan oleh Kooken,
Welsh, Mccoach, Johnson-Wilder, and Lee, (2013) bahwa resiliensi
matematis sebagai sikap adaptif positif dan daya juang seseorang dalam
belajar matematika sehingga yang bersangkutan tetap melanjutkan
Siswa dalam Menyelesaikan Soal Hots: Analisis Newman , Jurnal Natural Science
Educational Research, Vol. 3, 2022, h. 194
18
Heris Hendriana, Euis E. Rohaeti, dan Utari Soemarmo, Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), Cet. II, h. 176.
19
Johnston-Wilder, S. et al., Developing coaches for mathematical resilience. Journal
of ICERI 2013: 6th International Conference on Education , Research and Innovation,
2013, p. 9.
1
20
belajar matematika meski menghadapi kesulitan dan hambatan.
Beberapa faktor sikap positif tersebut di antaranya adalah: nilai, daya
juang atau resiliensi dan pertumbuhan. Seseorang dengan resiliensi
matematis yang kuat akan mendukung tumbuhnya sikap tekun dan gigih
menghadapi kesulitan atau hambatan belajar matematika. Sebaliknya,
seseorang dengan resiliensi matematis yang rendah akan kehilangan
sikap tekun dan gigih atau mudah menyerah ketika menghadapi
kesulitan.
Resiliensi matematis menurut Dweck (2000) memuat sikap tekun
atau gigih dalam menghadapi kesulitan, bekerja, atau belajar kolaboratif
dengan teman sebaya, memiliki kemampuan berbahasa untuk
menyatakan pemahaman matematik, dan menguasai teori belajar
matematik.21 Menurut Adolphs & Damasio, yaitu ketika seorang siswa
memiliki sikap: adaptif atau dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan; dapat menghadapi ketidakpastian, masalah dan tantangan;
menyelesaikan masalah secara logis dan fleksibel; mencari solusi kreatif
terhadap tantangan; memiliki kemampuan mengontrol diri; sadar akan
perasaannya; memiliki jaringan sosial yang kuat dan mudah memberikan
bantuan.22
Masten et. Al. mendefinisikan resiliensi sebagai suatu proses dalam,
kapasitas untuk, atau hasil dari usaha adaptasi terhadap kondisi yang
menantang atau menakutkan.23 Hal serupa juga dikatakan oleh Newman,
dalam Johnston-Wilder dan Lee yang mendefinisikan resiliensi
matematis sebagai sikap bermutu dalam belajar matematika yang
20
Janice Kooken, et al., Measuring Mathematical Resilience: An Application of The
Construct of Resilience to The Study of Mathematics, In: American Educational Research
Association (AERA) 2013 Annual Meeting: Education and Poverty: Theory, Research,
Policy and Praxis, 2013, p. 5.
21
Heris Hendriana, Euis E. Rohaeti, dan Utari Soemarmo, Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), Cet. II, h. 176.
22
Ralph Adolphs & Antonio R. Damasio, The interaction of affect and cognition: A
neurobiological perspective. In J. P. Forgas (Eds.), Handbook of affect and social
cognition, (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, 2001), p. 18.
23
Heris Hendriana, Euis E. Rohaeti, dan Utari Soemarmo, Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), Cet. II, h. 176.
1
24
Heris Hendriana, Euis E. Rohaeti, dan Utari Soemarmo, Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), Cet. II, h. 176.
25
Sue Johnston – Wilder & Clare Lee, Mathematical Resilience, Mathematics
Teaching, 2010, p. 41
26
Johnston-Wilder, S. et al., Developing Coaches for Mathematical Resilience.
Journal of ICERI 2013: 6th International Conference on Education, Research and
Innovation, 2013, p. 9.
1
27
Loc.cit., h. 176.
1
28
pengalaman dalam belajar. Dengan demikian, siswa yang memiliki
resiliensi matematis kuat atau tinggi, mampu mengatasi kesulitan dan
hambatan dalam belajar matematika terutama yang berkaitan dengan soal-
soal yang berkategori HOTS (Higher Order Thingking Skills).
28
Heris Hendriana, Euis E. Rohaeti, dan Utari Soemarmo, Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), Cet. II, h. 176.
2
C. Kerangka Berpikir
Dalam menyelesaikan soal-soal matematika berkategori HOTS (Higher
Order Thingking Skills), siswa dituntut untuk bisa berpikir kritis dan
beradaptasi dengan soal-soal non rutin seperti soal berkategori HOTS.
Kemampuan berpikir kritis tingkat tinggi yang diperlukan dalam
menyelesaikan soal-soal matematika berkategori HOTS, yaitu kemampuan
dalam membaca soal, memahami, menuliskan proses, dan menentukan
jawaban akhir. Berbagai kemampuan tersebut memerlukan sikap resiliensi
matematis, sebagaimana diungkapkan Hendriana (2017) bahwa resiliensi
matematis merupakan sikap tekun dan tangguh siswa melalui kerja keras
dalam menghadapi tantangan menyelesaikan masalah ataupun kesulitan
matematika.29
Sikap resiliensi matematik diperlukan untuk mengatasi kesulitan dalam
mengatasi permasalahan soal-soal matematika yang memerlukan
kemampuan memecahkan masalah dengan berpikir kritis tingkat tinggi.
Maka dari itu untuk mengetahui lebih jelas peranan sikap resiliensi
matematis siswa dalam menyelesaikan HOTS (Higher Order Thinking
Skills).
Berikut ini diberikan gambar kerangka berpikir dalam penelitian, sebagai
berikut:
29
Heris Hendriana, Euis E. Rohaeti, dan Utari Soemarmo, Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), Cet. II, h. 176.
2
Permasalahan
Analisis Data
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritik, maka penulis mengajukan hipotesis
penelitian sebagai berikut: Sikap resiliensi matematis ( X )
berpengaruhterhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills) (𝑌).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian dilaksanakan di SMP Mumtaza Islamic School yang beralamat
di Jalan Kayu Manis Raya No. 1, Pondok Cabe Udik, Pamulang, Kota
Tangerang Selatan. Peneliti memilih SMP Mumtaza Islamic School sebagai
tempat penelitian karena adanya kesamaan antara tempat pra-penelitian (MP
UIN Jakarta), dengan tempat penelitian dilaksanakan diantaranya: (1)
kurikulum yang digunakan, (2) jumlah siswa perkelas, (3) kultur sekolah,
dan (4) lokasi yang berdekatan.
2. Waktu
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022.
Penelitian dimulai pada awal bulan Juli 2021 sampai dengan akhir bulan
Agustus 2021.
1
H. Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), Cet. IV, h. 447.
24
2
Desain yang digunakan dalam penelitian ini one shot case study, yaitu
pemberian perlakuan tertentu terhadap suatu kelompok, dan melakukan
observasi atas perlakuan tersebut.
2
H. Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), Cet. IV, h. 297.
3
Ibid.
2
4
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Bandung: Bumi Aksara,
2002), Cet. III, h. 75
2
c. Kisi-kisi
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Sikap Resiliensi Matematis
5
Heris Hendriana, Euis E. Rohaeti, dan Utari Soemarmo, Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), Cet. II, h. 176.
2
No.
No. Aspek Indikator
Butir
1. Indikator: Memiliki keyakinan dapat bertahan
1, 3, 4,
Sikap tekun, yang sulit meski dalam waktu yang
5
yakin/percaya lama
diri, bekerja Menuliskan langkah pada setiap
keras, tidak tahap penyelesaian soal matematika 2, 6, 7
mudah menyerah
Bekerja keras menyelesaikan
menghadapi
masalah matematika hingga selesai
masalah, 8, 9
kegagalan, dan
ketidakpastian
2. Indikator: Merasa senang, bersyukur dan
Berkeinginan nyaman ketika menjelaskan dan 10, 12
bersosialisasi, berdiskusi dengan teman yang lain
mudah memberi Merasa terganggu dan kesal ketika
bantuan, dimintai dimintai bantuan dan
berdiskusi degan bekerja secara kelompok dalam
11, 13
sebayanya, dan menyelesaikan masalah matematika
beradaptasi
dengan
lingkungannya Merasa canggung saat berdiskusi 14, 15,
dengan teman yang lebih pandai 16
3. Indikator: Mencoba membandingkan,
Menunjukkan mempelajari dan merangkum materi 17, 18
rasa ingin tahu, dari berbagai sumber
merefleksi, Merasa bosan dan bingung ketika
meneliti, mempelajari materi dan penjelasan
19, 22
memanfaatkan yang berbeda-beda dari beragam
berbagai sumber buku dan sumber lainnya
3
d. Kalibrasi
3
Butir R R
No. Indikator Ket.
Soal hitung Tabel
1. Sikap tekun, yakin/percaya 1 0.462 0.266 Valid
diri, bekerja keras, tidak 2 0.648
mudah menyerah 3 0.616
menghadapi masalah, 4 0.372
kegagalan, dan 5 0.293
ketidakpastian 6 0.654
7 0.389
8 0.408
9 0.712
2. Berkeinginan 10 0.566 0.266 Valid
bersosialisasi, mudah 11 0.444
memberi bantuan, 12 0.604
berdiskusi degan 13 0.470
sebayanya, dan beradaptasi 14 0.667
dengan lingkungannya 15 0.485
3. Menunjukkan rasa ingin 16 0.437 0.266 Valid
tahu, merefleksi, meneliti, 17 0.684
memanfaatkan berbagai 18 0.443
sumber 19 0.553
20 0.700
22 0.477
23 0.644
4. Memiliki kemampuan 21 0.572 0.266 Valid
3
6
Wayan Widana, Modul Penyusunan Soal HOTS, (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), h. 3.
3
b. Definisi Operasional
HOTS (Higher-Order Thinking Skills) adalah kemampuan siswa
dalam menggunakan keterampilan berpikir kritis dan kreatif dengan cara
berpikir divergen melalui aktivitas yang bersifat menganalisis,
mengevaluasi dan mengkreasi (mencipta). Indikator kemampuan
berpikir tingkat tinggi yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari:
1). Mampu menganalisis dan menghasilkan berbagai informasi yang
terdapat dalam masalah.
2). Mampu merumuskan pertanyaan dan membatasi masalah
3). Mampu menyelesaikan masalah dengan berbagai cara dan tersusun
secara sistematis.
4). Mampu mensintesis dari berbagai penyelesaian sehingga mampu
menghasilkan solusi dengan cara yang ekstrim (tidak biasa).
5). Mampu menginterpretasi dan mengevaluasi ide-ide dalam
menyelesaikan permasalahan.
6). Mampu menarik kesimpulan.
Soal-soal bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills) yang
memuat kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk
memecahkan masalah (Problem Solving), keterampilan berpikir kritis
(Critical thinking), berpikir kreatif (Creative Thinking), kemampuan
berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan
(Decision Making) akan digunakan untuk pengambilan data kemudian
diuji cobakan tes instrumen sebanyak 6 soal.
c. Kalibrasi
Instrumen soal bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills)
tersebut akan didistribusikan kepada 55 siswa kelas VIII melalui angket
google form untuk memperoleh data mengenai kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills).
Kalibrasi mencakup pengujian validitas dan reabilitas instrumen
penelitian, yaitu:
3
∑ (Xi − X̅ )2
𝑛
𝑠=√ i=1
𝑛−1
Keterangan:
𝜎2 = Varians populasi
Xi = Data ke − i dari suatu kelompok data
X̅ = Rata − rata kelompok
𝑛 = Jumlah sampel
Dari perhitungan tersebut, kemudian sikap resiliensi matematis
yang dimiliki siswa dikategorikan kedalam 3 tingkat sebagaimana
tertera pada tabel dibawah ini:
dengan
X : skor resiliensi matematis siswa
X̅ : rata − rata skor resiliensi matematis siswa
𝑠 : standar deviasi skor resiliensi matematis seluruh siswa
Sementara level HOTS dikategorikan dengan level tinggi,
sedang, dan rendah. Adapun langkah-langkah pengelompokannya
sebagai berikut. Pertama, mencari nilai rata-rata skor siswa.
Langkah kedua, mencari nilai deviasi.
Tabel 3.9 Tingkatan Kategori Siswa dalam Menyelesaikan soal HOTS
Skor Kategori
X < X̅ − 0,5 𝑠 Rendah
X̅ − 0,5 𝑠 ≤ X < X̅ + Sedang
0,5 𝑠
X ≥ X̅ + 0, 5 𝑠 Tinggi
4
dengan
X : skor soal bermuatan HOTS
X̅ : rata-rata skor soal bermuatan HOTS
𝑠 : standar deviasi skor soal bermuatan HOTS
H0 ditolak jika nilai 𝐷 sama atau lebih besar dari nilai 𝐷𝑁,𝛼
pada tabel Kolmogorov Smirnov (𝐷𝑁 ≥ 𝐷𝑁,𝛼 )
Kesimpulan
Jika H0 diterima maka data mengikuti distribusi tertentu
Jika H0 ditolak maka data tidak mengikuti distribusi tertentu
Kemudian melakukan Uji Korelasi untuk mencari hubungan
antara dua buah variabel, dan membuktikan hipotesis hubungan dua
variabel dengan menggunakan Rumus Korelasi Product Moment.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi
yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman
pada ketentuan berikut.
Tabel 3.10 Interval Koefisien Korelasi dan Tingkat Hubungannya
𝑟11 Keterangan
0,800 < 𝑟11 < 1,000 Derajat reliabilitas sangat tinggi
0,600 < 𝑟11 ≤ 0,800 Derajat reliabilitas tinggi
0,400 < 𝑟11 ≤ 0,600 Derajat reliabilitas sedang
0,200 < 𝑟11 ≤ 0,400 Derajat reliabilitas rendah
0,000 < 𝑟11 ≤ 0,200 Derajat reliabilitas sangat rendah
n ∑ X𝑌 − ∑ X ∑ 𝑌
𝛽 = ∑ 2 (∑ )2
𝑛 X − X
1
7
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 1999), Cet. I, h. 242.
8
Ibid.
9
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 1999), Cet. I, h. 245.
4
𝑡ℎi𝑡 = 𝛽1
𝑆𝛽1
Keterangan:
𝛽1 : Koefisien regresi
𝑆𝛽1 : Standar Error
Menentukan daerah penolakan H0 (daerah kritis)
1
I Made Yuliara, Modul Regresi Linier Sederhana, (Bali:
Udayana, 2016), h.
4
11
Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta:
Pelajar, 2011), Cet. IV, h.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal berkategori HOTS pada mata pelajaran
matematika apabila ditinjau dari sikap resiliensi matematisnya. Pengambilan
data dilakukan menggunakan instrumen berupa angket untuk sikap resiliensi
matematis dan soal uraian bermuatan HOTS untuk mengukur kemampuan
siswa. Pengambilan data penelitian dilakukan secara online melalui google
form agar mudah diakses oleh responden. Peneliti melakukan penelitian di
SMP Mumtaza Islamic School.
1. Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS
a. Tabel Distribusi Frekuensi
Variabel kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS diukur
menggunakan enam soal uraian pada mata pelajaran matematika kelas
VIII dengan materi sistem persamaan linear dua variabel. Hasil
pengolahan data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Siswa dalam Menyelesaikan
Soal Berkategori HOTS
46
4
N 55
Mean 75,018
Median 75
Mode 73
Minimum 42
Maximum 100
Standar Deviasi 10,8551
Jumlah Butir
No. Indikator Rata-rata Skor
Pernyataan
1. Menganalisis (C4) 2 93
2. Mengevaluasi (C5) 2 74
3. Mengkreasi (C6) 2 52
40
6. Menggunakan pengalaman 4 32 74
kegagalan untuk motivasi diri 33
35
36
Jumlah 40
Std. 24.87705
Deviation
Most Absolute .147
Extreme
Differences
Positive .081
Negative -.147
Test Statistic 1.091
Asymp. Sig (2-tailed) .185
5
c. Uji F
Selanjutnya dilakukan uji F untuk menunjukkan apakah variabel
independen mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
d. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menunjukkan ketepatan garis regresi. Uji
koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel independen (X) terhadap variabel dependen (𝑌). Berikut hasil
uji koefisien determinasi.
D. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini, penulis mengalami beberapa keterbatasan yang yang
sulit untuk dihindari, diantaranya:
1. Sulitnya memenuhi responden dengan jumlah yang ideal. Hal ini
dikarenakan, selama proses penelitian berlangsung, terdapat siswa yang
positif covid-19, sehingga sekolah sempat diliburkan selama beberapa
hari untuk sterilisasi. Hal ini menyebabkan tertundanya proses
pengumpulan data dan kuesioner.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada periode akhir berlalunya wabah virus covid-
19, meskipun serangan virus tersebut dalam beberapa kasus dan tempat
masih ditemukan. Keadaan demikian tentu saja masih menyisakan
kekhawatiran yang tinggi bagi sebagian wali murid dan
5
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
59
6
DAFTAR PUSTAKA
Ariyana, Yoki, dkk. Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi. Jakarta: Calon Guru Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja, 2019.
Hendriana, H., Rohaeti, E. E., & Sumarmo, U. Hard Skills dan Soft Skills.
Bandung: PT. Refika Aditama, 2017.
King, FJ., et al., Higher Order Thinking Skills. Florida: Center for
Advancement of Learning and Assessment, 2012.
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Cet. II, 1999.
Soemarmo, Utari, dkk. Tes dan Skala Matematika Bernuansa Higher Order
Thinking Skills. Bandung: PT Refika Aditama, Cet. I, 2019.
LAMPIRAN
6
11. Saya merasa terganggu diminta Saya terusik ketika dimintai bantuan oleh teman
bantuan oleh teman yang mengalami yang mengalami kesulitan belajar mata
kesulitan belajar mata pelajaran pelajaran matematika.
matematika.
12. Saya merasa nyaman berdiskusi Saya merasa menikmati ketika berdiskusi
tentang matematika dengan teman tentang matematika dengan teman seusia yang
seusia yang baru dikenal, baik secara baru dikenal, baik secara offline maupun online.
offline maupun online
13. Saya merasa sulit mencari teman Saya merasa keberatan untuk dimintai bantuan
untuk diminta bantuan mengatasi dalam mengatasi kesulitan belajar matematika.
kesulitan belajar matematika
14. Saya merasa canggung saat berdisusi Saya merasa jengah saat berdiskusi bersama
bersama teman yang lebih pandai. teman yang lebih pandai.
15. Saya merasa sungkan menyampaikan Saya merasa tidak enak menyampaikan
kesulitan belajar matematika kepada kesulitan belajar matematika kepada teman baru
teman baru atau teman yang berbeda atau teman yang berbeda kelas.
kelas
16. Saya berani menawarkan ide baru Saya berani menawarkan ide baru ketika belajar
ketika belajar kelompok matematika kelompok matematika baik secara offline
7
22. Saya berusaha mencari cara baru Saya berusaha mencari cara baru menyelesaikan
menyelesaikan masalah matematika masalah matematika ketika gagal dengan cara
ketika gagal dengan cara lama lama.
23. Saya menghindari cara baru Saya menghindari cara baru menyelesaikan
menyelesaikan masalah matematika masalah matematika yang belum tahu hasilnya.
yang belum tahu hasilnya
24. Saya merasa kesal ketika mendapat Saya merasa kesal ketika mendapat kitik
kitik terhadap tugas menyusun terhadap tugas menyusun pertanyaan dalam
pertanyaan dalam penyelesaian penyelesaian masalah matematika.
masalah matematika.
25. Saya memahami perasaan teman yang Saya mengerti perasaan teman yang gagal ketika
gagal ketika menyelesaikan soal yang menyelesaikan soal yang sulit dalam pelajaran
sulit dalam pelajaran matematika. matematika.
26. Saya merasa sulit dan frustasi ketika Saya merasa sukar dan stress ketika
menjelaskan soal matematika yang menjelaskan soal matematika yang sulit.
sulit
27. Saya merasa penasaran dan tertantang Saya merasa penasaran dan tertantang ketika
ketika menemukan soal matematika menemukan soal matematika yang baru pada
yang baru pada pembelajaran online pembelajaran online (daring) maupun offline
7
sukar
38. Saya merasa sulit mengungkapkan Saya merasa susah mengungkapkan pemahaman
pemahaman matematika saya kepada matematika saya kepada orang lain.
orang lain
39. Saya merasa percaya diri mampu Saya merasa percaya diri mampu menjelaskan
menjelaskan secara lisan tugas secara lisan tugas matematika yang sudah
matematika yang sudah dikerjakan dikerjakan dalam pembelajaran online (daring)
dalam pembelajaran daring atau online maupun offline (tatap muka).
40. Saya merasa bosan mempelajari Saya merasa bosan mempelajari penyelesaian
penyelesaian soal matematika dari soal matematika dari berbagai sumber/buku
berbagai sumber/buku dalam dalam pembelajaran online.
pembelajaran online
75
Mengevaluasi (C5) 3. Perhatikan nilai ulangan matematika siswa pada tabel berikut
Kemampuan menetapkan derajat Nama Pengurangan
No. Nilai
sesuatu berdasarkan norma, Siswa Nilai
kriteria atau patokan tertentu. 1. Ahmad
80 -
Baihaqi
2. Bintang
𝑞 5
Pratama
3. Candra 1
Lian 2𝑞 -
+ 20
Jumlah nilai Bintang Pratama dan nilai Ahmad Baihaqi sebelum mengalami
pengurangan nilai adalah 170. Jika mencontek maka nilai siswa akan dikurangi 5.
C3 Aplikasi
Kata Kerja: mengoperasikan a. Berapa nilai yang Bintang Pratama dan Candra Lian dapatkan setelah
mengalami pengurangan nilai?
Kata Kerja: menetapkan b. Tentukan jumlah nilai Candra Lian dan nilai Bintang Pratama
C5 Evaluasi
Kata Kerja: mengevaluasi c. Jika Bintang Pratama tidak mengalami pengurangan nilai, maka berapakah
nilai Candra Lian?
7
Kata Kerja: mengevaluasi d. Urutkanlah siswa berdasarkan perolehan nilai ulangan matematika tertinggi
Mengevaluasi (C5) 4. Harga jual Rambutan yang ditawarkan Pak Alan lebih mahal Rp2000,- dari harga
Kemampuan menetapkan derajat jual yang ditawarkan Pak Bambang. Pada setiap pembelian 3 kg rambutan pak
sesuatu berdasarkan norma, Alan memberikan diskon sebesar 20%. Bu Minah membeli 1 kg rambutan Pak
kriteria atau patokan tertentu. Alan dan 2 kg rambutan Pak Bambang dengan membayar sebesar Rp32.000,-.
C3 Aplikasi
Kata Kerja: mengoperasikan a. Jika Bu Minah ingin membeli 3 kg rambutan lagi dengan Pak Alan maka
berapa uang yang harus dibayarkan bu Minah?
C5 Evaluasi
Kata Kerja: memutuskan b. Jika Bu Minah ingin membeli 3 kg rambutan lagi, kepada siapa Bu Minah
sebaiknya membeli rambutan? Jelaskan alasanmu!
Mengkreasi (C6) 5. Novri merupakan siswa baru yang sedang mencari rumah kost yang paling dekat
Kemampuan memadukan unsur- dengan sekolah. Terdapat tiga rumah kost yang ada disekitar sekolah, yaitu rumah
unsur menjadi sesuatu bentuk kost A, rumah kost B, dan rumah kost C. Jarak rumah kost A ke sekolah adalah
8
baru yang utuh dan luas, atau 𝑥 meter, jarak rumah kost B ke sekolah adalah 20 meter, dan jarak rumah kost C
membuat sesuatu yang orisinil. ke sekolah adalah tiga kali dari jarak rumah kost A ke sekolah. Selisih jarak rumah
kost C dan rumah kost B adalah 70 meter.
C6 Mengkreasi
Kata Kerja: mendesain a. Desain sketsa denah dari permasalahan diatas dalam bentuk denah
C5 Mengevaluasi
Kata Kerja: memutuskan b. Tentukan rumah yang paling jauh dan yang paling dekat.
Kata Kerja: memilih c. Rumah kos mana yang sebaiknya Novri pilih? Jelaskan alasanmu
Mengkreasi (C6) 6. Ani akan membuat suatu model kerangka balok terbuat dari kawat dengan ukuran
Kemampuan memadukan unsur- Panjang (2𝑥 + 2) cm, lebar (𝑥 + 3) cm dan tinggi 𝑥 cm. oleh karena keterbatasan
unsur menjadi sesuatu bentuk biaya, Panjang kawat yang diperlukan seluruhnya tidak lebih dari 84 cm.
baru yang utuh dan luas, atau
membuat sesuatu yang orisinil.
C6 Mengkreasi
Kata Kerja: menformulasikan a. Susun pertidaksamaan dalam 𝑥 dan selesaikan
C3 Mengaplikasi
Kata Kerja: mengoperasikan b. Berapa Panjang, lebar, dan tinggi maksimum yang dapat dicapai?
Kata Kerja: mengoperasikan c. Berapa luas permukaan dan isi balok maksimum yang dapat dicapai?
8
Anto: “Yah berapa harga tiket anak-anak?” Harga 5 tiket orang dewasa dan 12 tiket anak-anak adalah
Rp100.000,- − Rp23.000 = Rp77.000,- :
Pak Umar: “Harga tiket anak-anak setengah (ii) 5𝑦 + 12𝑥 = 77.000.
harga tiket orang dewasa. Ayah membeli 5 Ubah 𝑥 pada (ii) dengan (i), sehingga
5𝑦 + 12𝑥 = 77.000
tiket orang dewasa dan 12 tiket anak-anak 1
5𝑦 + 12 × 𝑦 = 77.000
dengan uang Rp100.000,- kemudian ayah 2
mendapat uang kembalian Rp23.000,-” 5𝑦 + 6𝑦 = 77.000
11𝑦 = 77.000
Anto: “Jadi berapa ya harga tiket anak-anak 𝑦 = 7.000
dan berapa pula harga tiket orang dewasa?” maka 𝑥 = 𝑦 = × 7.000 = 3.500.
1 1
2 2
Jadi, harga tiket anak-anak Rp3.500,- dan harga tiket dewasa Rp7.000,-.
8
2. Jumlah penonton sepakbola yang dapat 2. Daya tampung stadion 24.000 orang.
ditampung sebuah stadion maksimal 24.000 Misalkan jumlah penonton hari ini = 𝑥 dan jumlah penonton hari
penonton. Jumlah penonton hari ini 600 kemarin = 𝑦.
Jumlah penonton hari ini 600 kurangnya dari 4 kali jumlah penonton
kurangnya dari 4 kali jumlah penonton hari hari kemarin:
kemarin. Bila penonton hari ini lebih sedikit 𝑥 = 4𝑦 − 600
Oleh karena jumlah penonton hari ini lebih sedikit dari daya tampung,
dari daya tamping stadion, hitung banyaknya
maka
penonton maksimal yang menyaksikan 𝑥 = 4𝑦 − 600 < 24.000
4𝑦 < 24.600
pertandingan pada hari kemarin.
𝑦 < 6.150
Jadi, jumlah penonton maksimum yang menyaksikan pertandingan pada
hari kemarin adalah 6.149 orang.
3. Perhatikan nilai ulangan matematika siswa 3. Misalkan nilai sebelum pengurangan nilai dari Ahmad Baihaqi,
pada tabel berikut Bintang Pratama, dan Candra Lian masing-masing adalah 𝑥, 𝑦, dan 𝑧.
Nama Pengurangan Jumlah nilai Bintang Pratama dan nilai Ahmad Baihaqi sebelum
No. Nilai mengalami pengurangan nilai adalah 170:
Siswa Nilai
1. Ahmad
80 -
Baihaqi
8
2. Bintang 𝑦 + 𝑥 = 170
Q 5 𝑞 + 80 = 170
Pratama
𝑞 = 170 − 80
3. Candra 1 𝑞 = 90
Lian 2𝑞 - a. Nilai Bintang Pratama setelah pengurangan nilai:
+ 20 𝑦 − 5 = 𝑞 − 5 = 90 − 5 = 85.
Jumlah nilai Bintang Pratama dan nilai Nilai Candra Lian setelah pengurangan nilai:
1 1
Ahmad Baihaqi sebelum mengalami 𝑧 = 𝑞 + 20 = × 90 + 20 = 45 + 20 = 65.
2 2
pengurangan nilai adalah 170. Jika
b. Jumlah nilai Candra Lian dan nilai Bintang Pratama:
mencontek maka nilai siswa akan dikurangi (𝑦 − 5) + 𝑧 = 85 + 65 = 150
5. Nilainya Candra Lian tetap 65, karena tidak dipengaruhi oleh
d. Berapa nilai yang Bintang Pratama dan pengurangan nilai siswa lain.
Candra Lian dapatkan setelah mengalami
pengurangan nilai?
e. Tentukan jumlah nilai Candra Lian dan
nilai Bintang Pratama
f. Jika Bintang Pratama tidak mengalami
pengurangan nilai, maka berapakah nilai
Candra Lian?
Urutkanlah siswa berdasarkan perolehan nilai
8
ulangan matematika tertinggi 4. Misalkan harga jual rambutan Pak Alan = 𝑥 dan harga jual rambutan
Pak Bambang = 𝑦.
4. Harga jual Rambutan yang ditawarkan Pak Harga jual Rambutan yang ditawarkan Pak Alan lebih mahal Rp2000,-
Alan lebih mahal Rp2000,- dari harga jual dari harga jual yang ditawarkan Pak Bambang:
yang ditawarkan Pak Bambang. Pada setiap (i) 𝑥 = 𝑦 + 2.000.
Bu Minah membeli 1 kg rambutan Pak Alan dan 2 kg rambutan Pak
pembelian 3 kg rambutan pak Alan Bambang dengan membayar sebesar Rp32.000,-:
memberikan diskon sebesar 20%. Bu Minah (ii) 𝑥 + 2𝑦 = 32.000.
membeli 1 kg rambutan Pak Alan dan 2 kg
Substitusi 𝑥 pada (ii) dengan (i), sehingga
rambutan Pak Bambang dengan membayar 𝑥 + 2𝑦 = 32.000
sebesar Rp32.000,- 𝑦 + 2.000 + 2𝑦 = 32.000
3𝑦 + 2.000 = 32.000
3𝑦 = 30.000
𝑦 = 10.000
maka, 𝑥 = 𝑦 + 2.000 = 12.000.
Jadi, harga jual rambutan Pak Alan Rp12.000 dan harga jual rambutan
Pak Bambang Rp10.000.
a. Membeli 3 kg rambutan lagi dengan Pak Alan
Oleh karena Pak Alan memberi diskon untuk setiap membeli 3 kg,
a. Jika Bu Minah ingin membeli 3 kg rambutan maka
80
lagi dengan Pak Alan maka berapa uang yang 3 × 12.000 × 80% = 36.000 × = 28.800.
100
harus dibayarkan bu Minah?
Jadi, uang yang harus dibayarkan adalah Rp32.000,- + Rp28.800,- =
b. Jika Bu Minah ingin membeli 3 kg rambutan Rp60.800,-
8
5. Novri merupakan siswa baru yang sedang 5. Misalkan jarak rumah kost A = 𝑎, jarak rumah kost B = 𝑏, dan jarak
mencari rumah kost yang paling dekat rumah kost C = 𝑐.
dengan sekolah. Terdapat tiga rumah Oleh karena jarak kost C adalah tiga kali jarak kost A, maka
kost yang ada disekitar sekolah, yaitu 𝑐 = 3𝑎
= 3𝑥
rumah kost A, rumah kost B, dan rumah Selisih jarak rumah kost C dan rumah kost B adalah 70 meter:
kost C. Jarak rumah kost A ke sekolah 𝑐 − 𝑏 = 70
3𝑥 − 20 = 70
adalah 𝑥 meter, jarak rumah kost B ke 3𝑥 = 90
sekolah adalah 20 meter, dan jarak rumah kost 𝑥 = 30
Jadi, jarak kost A 30 meter, jarak kost B 20 meter, dan jarak kost C 90
C ke sekolah adalah tiga kali dari jarak rumah meter.
kost A ke sekolah. Selisih jarak rumah a.
kost C dan rumah kost B adalah 70 meter.
a. Desain sketsa denah dari permasalahan
diatas dalam bentuk denah
b. Tentukan rumah yang paling jauh dan yang
paling dekat. b. Rumah kost yang paling jauh adalah rumah kost C dan yang
paling dekat adalah rumah kost B
c. Rumah kos mana yang sebaiknya Novri
c. Rumah kost B, karena merupakan rumah kost terdekat dari sekolah.
pilih? Jelaskan alasanmu
N %
Cases Valid 54 98.2
Excludeda 1 1.8
Total 55 100.0
Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 X6 TOTAL
X1 Pearson 1 -.098 .253 .341* .210 .201 .358**
Correlation
Sig. (2-tailed) .474 .062 .011 .123 .145 .007
N 55 55 55 55 55 54 55
X2 Pearson -.098 1 .314* .247 .251 .231 .346**
Correlation
Sig. (2-tailed) .474 .020 .069 .065 .092 .010
N 55 55 55 55 55 54 55
9
Item-Total Statistics
Scale Cronbach's
Mean if Scale Corrected Alpha if
Item Variance if Item-Total Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Q1 117.44 244.213 .430 .904
Q2 117.56 238.880 .621 .902
Q3 117.64 239.162 .586 .902
Q4 117.51 245.551 .335 .905
Q5 117.47 247.032 .253 .906
Q6 117.71 236.618 .623 .902
Q7 118.11 244.062 .347 .905
Q8 117.38 245.277 .375 .905
Q9 117.82 235.152 .685 .901
Q10 117.09 241.455 .537 .903
Q11 117.56 243.139 .406 .904
Q12 117.51 240.180 .575 .903
Q13 117.49 243.329 .436 .904
Q14 117.24 234.925 .634 .901
Q15 117.44 242.584 .449 .904
Q16 117.69 236.477 .656 .901
Q17 117.02 244.463 .410 .904
Q18 117.58 240.396 .519 .903
Q19 117.67 237.298 .675 .901
Q20 117.31 238.588 .536 .903
Q21 117.64 242.754 .442 .904
Q22 117.53 239.513 .618 .902
Q23 117.53 243.328 .399 .904
Q24 117.98 240.055 .461 .904
Q25 117.85 242.275 .347 .905
Q26 118.31 238.662 .587 .902
9
Scale
Item-Total Statistics Scale
Mean if Variance if Corrected Cronbach's
Item Item Item-Total Alpha if
Deleted Deleted Correlation Item Deleted
X1 60.917 557.026 .292 .751
X2 59.435 563.066 .309 .752
X3 57.046 431.389 .695 .657
X4 56.833 393.802 .394 .747
X5 59.713 322.553 .688 .629
X6 61.565 331.368 .718 .617
96
Butir Soal
Nama Jumlah
1 2 3 4 5 6
X1 12 12 1 18 20 20 100
X2 1 12 18 18 20 20 100
X3 8 12 18 10 20 20 88
X4 12 12 13,5 18 15 10 80
X5 12 12 12 18 20 0 74
X6 10 12 18 18 20 20 98
X7 12 12 18 18 20 20 100
X8 10 12 13,5 13,5 15 15 79
X9 10 12 18 18 20 20 98
X10 12 12 18 18 10 10 80
X11 12 12 18 13,5 20 15 90
X12 12 12 13,5 18 15 15 86
X13 10 12 18 18 20 20 98
X14 12 12 18 18 10 10 80
X15 8 12 18 18 20 20 96
X16 12 12 18 18 20 20 100
9
X17 12 12 18 18 20 20 100
X18 10 6 18 9 0 0 43
X19 12 12 0 0 0 0 24
X20 6 12 9 0 0 0 27
X21 12 12 13,5 4,5 0 0 42
X22 8 12 9 0 0 0 29
X23 12 12 13,5 13,5 15 15 81
X24 10 12 13,5 4,5 0 0 40
X25 12 12 13,5 13,5 10 0 61
X26 12 12 13,5 18 15 15 85
X27 12 12 13,5 13,5 10 5 66
X28 10 12 13,5 13,5 15 15 79
X29 8 12 13,5 13,5 20 10 77
X30 10 12 13,5 13,5 5 5 59
X31 6 12 13,5 13,5 5 5 55
X32 12 12 18 13,5 15 10 80
X33 10 12 13,5 13,5 5 5 59
X34 10 12 13,5 13,5 20 10 79
X35 12 12 13,5 13,5 5 5 61
X36 8 12 13,5 13,5 20 10 77
10
d) Tabel Uji F
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 4570,898 1 4570,898 35,182 000b
Residual 1792,084 53 33,813
Total 6362,982
Dependent Variable: HOTS
Predictors: (Constant), Resiliensi
Model Summary
Std. Error
Mode R Adjusted R of the
l R Square Square Estimate
a
1 ,848 ,718 ,713 5,8149
a. Predictors: (Constant), Resiliensi
10
mathematical resilience.
Journal of ICERI 2013: 6th
International Conference on
Education, Research and
Innovation, 2013
24. Janice Kooken, et al., 5 17
Measuring Mathematical
Resilience: An Application
of The Construct of
Resilience to The Study of
Mathematics, In: American
Educational Research
Association (AERA) 2013
Annual Meeting: Education
and Poverty: Theory,
Research, Policy and Praxis,
2013
25. Ralph Adolphs & Antonio R. 47 - 49 17
Damasio, The interaction of
affect and cognition: A
neurobiological perspective.
In J. P. Forgas (Eds.),
Handbook of affect and
social cognition, (New
Jersey: Lawrence Erlbaum
Associates, 2001)
26. Sue Johnston – Wilder & 41 18
Clare Lee, Mathematical
Resilience, Mathematics
Teaching, 2010
27. Sue Johnston – Wilder & 176 19
11
BAB III
30. H. Arief Furchan, Pengantar 447, 24, 26,
Penelitian dalam 297, 45,
Pendidikan, (Yogyakarta: 243
11
Pendidikan Karakter
Dorong Tumbuhnya
Kompetensi Siswa Abad
2021
5. Yoki Ariyana, dkk, 65 2
Pembelajaran Berorientasi
pada Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi,
(Jakarta: Calon Guru
Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja,
2019)
6. FJ. King, Ludwika 1 3
Goodson, dan Faranak
Rohani, Higher Order
Thinking Skills, (Florida:
Center for Advancement
of Learning and
Assessment, 2012)
7. Resnick, L. (1987). 196 3
Education and Learning to
Think. Washington, DC:
National Academy Press
dalam Ega Gradini,
Menilik Konsep
Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi (Higher
Order Thinking Skillss)
dalam Pembelajaran
Matematika, Jurnal
Numeracy, Vol. 6
11
BAB II
12. Wayan Widana, Modul 3, 4 9, 11, 14
Penyusunan Soal HOTS,
11
(Jakarta: Direktorat
Pembinaan Pendidikan
Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017)
13. Resnick, Education and 45 9
Learning to Think.
(Washington DC: National
Academy Press, 1987)
14. Heris Hendriana dan Utari 11 9
Sumarmo, Penilaian
Pembelajaran
Matematika, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2017)
15. FJ King, Ludwika 1 10
Goodson, and Faranak
Rohani, Higher Order
Thinking Skills;
Definition, Teaching
Strategies, Assessment,
(www.cala.fsu.edu: A
publication of the
Educational Services
Program, now known as
the Center for
Advancement of Learning
and Assessment, 1997)
16. Ega Gradini, Menilik 190 10
Konsep Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi
(Higher Order Thinking
11
Skills) dalam
Pembelajaran Matematika,
Jurnal Numeracy, Vol. 6,
2019
17. Moh. Zainal Fanani, 61 10
Strategi Pengembangan
Soal Higher Order
Thinking Skills, Jurnal
Edudeena, Vol 2, 2018
18. Anderson, L.W., and 31 11
Krathwohl, D.R. A
Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assessing:
A Revision of Bloom’s
Taxonomy of Educational
Objectives. (New York:
Longman, 2001)
19. Krathwol, David R, A 215 - 11
Revision of Bloom‟s 217
Taxonomy: An Overview,
2002
20. Australian Council for 12 14
Educational Research,
Developing Higher Order
Thinking Skills.
(Melbourne: ACER, 2015)
PT Refika Aditama,
2019), Cet. I
22. Heris Hendriana, Euis E. 176 16, 17,
Rohaeti, dan Utari 18, 19,
Soemarmo, Hard Skills 22
dan Soft Skills Matematik
Siswa, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2018),
Cet. II
23. Johnston-Wilder, S. et al., 9 16, 19
Developing coaches for
mathematical resilience.
Journal of ICERI 2013:
6th International
Conference on Education,
Research and Innovation,
2013
24. Janice Kooken, et al., 5 17
Measuring Mathematical
Resilience: An
Application of The
Construct of Resilience to
The Study of
Mathematics, In:
American Educational
Research Association
(AERA) 2013 Annual
Meeting: Education and
Poverty: Theory,
Research, Policy and
Praxis, 2013
12