Anda di halaman 1dari 140

PENGARUH SIKAP RESILIENSI MATEMATIS TERHADAP

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL HOTS


(HIGHER ORDER THINKING SKILLS)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
NOVRIHA KRIDA ANUGRAH ILAHI
(11170170000055)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Novriha Krida Anugrah Ilahi
NIM 11170170000055
Jurusan : Pendidikan Matematika
Angkatan Tahun 2017
Alamat : Jl. Kesadaran 1 No: 69 RT 02/05, Kel. Pondok Petir, Kec.
Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat, 16517

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Sikap Resiliensi Matematis Terhadap


kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal HOTS” adalah benar hasil karya
sendiri dibawah bimbingan dosen:
1. Nama Pembimbing I : Dr. Otong Suhyanto, S.Si., M.Si.
NIP 19681104 199903 1 001
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

2. Nama Pembimbing II : Dra. Afidah Mas’ud, M.Pd.


NIP 19610926 198603 2 004
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 30 Agustus 2023
Yang Menyatakan,

Novriha Krida Anugrah Ilahi


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul “Pengaruh Sikap Resiliensi Matematis Terhadap


Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal HOTS” disusun oleh Novriha
Krida Anugrah Ilahi dengan NIM 11170170000055, Jurusan Pendidikan
Matematika; Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta telah dibimbing dan layak diujikan pada sidang
munaqosah yang dilaksanakan oleh Jurusan Pendidikan Matematika.

Jakarta, 22 Agustus 2023


Yang Mengesahkan
Pembimbing I

Dr. Otong Suhyanto, S.Si., M.Si.


NIP. 19681104 199903 1 001
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul “Pengaruh Sikap Resiliensi Matematis Terhadap Kemampuan


Siswa Dalam Menyelesaikan Soal HOTS” disusun oleh Novriha Krida Anugrah
Ilahi dengan NIM 11170170000055, Jurusan Pendidikan Matematika; Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta telah dibimbing dan layak diujikan pada sidang munaqosah yang
dilaksanakan oleh Jurusan Pendidikan Matematika.

Jakarta, 29 Agustus 2023


Yang Mengesahkan
Pembimbing II

Dra. Afidah Mas’ud, M.Pd.


NIP. 19610926 198603 2 004
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul “Pengaruh Sikap Resiliensi Matematis Terhadap


Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal HOTS” disusun oleh Novriha
Krida Anugrah Ilahi dengan NIM 11170170000055, Jurusan Pendidikan
Matematika; Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta telah diujikan pada Sidang Munaqosah pada tanggal
25 September 2023 dan diperbaiki sesuai ketentuan yang ditetapkan Fakultas.

Ciputat, 23 November 2023

Yang Mengesahkan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Otong Suhyanto, S.Si., M.Si. Dra. Afidah Mas’ud, M.Pd.


NIP. 19681104 199903 1 001 NIP. 19610926 198603 2 004
ABSTRAK

NOVRIHA KRIDA ANUGRAH ILAHI (11170170000055). “Pengaruh


Sikap Resiliensi Matematis Terhadap Kemampuan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills)”. Skripsi Prodi
Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, September 2023.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh sikap resiliensi
matematis terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS
(Higher Order Thinking Skills). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam
Mumtaza Islamic School pada kelas VIII. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif, dengan metode pengumpulan data dengan
metode survei/kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa: a) Skor siswa
dalam menyelesaikan soal bermuatan HOTS memiliki rata-rata 75,018 b).
Tingkat resiliensi matematis siswa dalam pelajaran matematika termasuk
dalam kategori sedang c). Sikap resiliensi matematis memiliki pengaruh
yang positif terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills).

Kata Kunci: HOTS (Higher Order Thinking Skills), Resiliensi Matematis

i
ABSTRACT

NOVRIHA KRIDA ANUGRAH ILAHI (11170170000055). "The Effect of


Mathematical Resilience on Students' Ability in Solving HOTS (Higher
Order Thinking Skills) Loaded Questions". Thesis of the Mathematics
Education Study Program Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University (UIN) Jakarta, September 2023.
This study aims to knowing effect mathematical resilience.on students'
ability to solve HOTS (Higher Order Thinking Skills) questions . This
research was conducted at Mumtaza Islamic Junior High School in class
VIII. This research is quantitative descriptive research, with data collection
methods through survey/questionnaire methods. The results showed that: a)
Student scores in solving HOTS-laden questions 75,018 b). the level of
students' mathematical resilience in mathematics is quite good c). The
attitude of mathematical resilience has a significant influence on students'
ability to solve HOTS (Higher Order Thinking Skills) filled questions.

Keywords: HOTS (Higher Order Thinking Skills), Mathematical Resilience

i
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa
memberikan kemudahan serta kelancaran, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Pengaruh Sikap Resiliensi Matematis Terhadap
Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS (Higher Order Thinking
Skills)”. Shalawat serta salam tak lupa selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, juga keluarganya, sahabatnya, dan umatnya di dunia.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini,
terutama terimakasih kepada:
1. Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D., selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Siti Nurul Azkiyah, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Khairunnisa, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Otong Suhyanto, S.Si., M.Si., selaku Dosen pembimbing I yang
senantiasa memberikan kritik serta saran yang mempermudah penulis dalam
menyelesaikan skripsi. Semoga Allah SWT akan selalu memberikan
keberkahan serta kemuliaan kepada Ibu beserta keluarga.
6. Dra. Afidah Mas’ud, M.Pd., selaku Dosen pembimbing II yang telah sabar
dan penuh pengertian dalam memberikan arahan serta nasihat sehingga
skripsi ini dapat diajukan. Semoga Allah SWT akan selalu memberikan
keberkahan serta kemuliaan kepada Ibu beserta keluarga.

i
7. Finola Marta Putri, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang selalu
memberikan nasehat serta bimbingan selama perkuliahan aktif sampai akhir
masa studi ini. Semoga Allah SWT akan selalu memberikan keberkahan
serta kemuliaan kepada beliau dan keluarga.
8. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat selama masa perkuliahan.
9. Staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis
dalam menyediakan literatur yang dibutuhkan
10. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam proses administrasi.
11. Seluruh Guru MI & SMP Mumtaza Islamic School yang telah turut
membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.
12. Kedua orang tua, Ayah Muhamad Sukri S, dan Ibu Ida Rusyeni yang telah
memberikan kasih sayang, dan doa serta dukungan bagi penulis.
13. Seluruh teman-teman Jurusan Pendidikan Matematika 2017.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT selalu memberikan
rakmat-Nya, balasan kebaikan serta ridho dan kasih sayang yang berlipat.
Aaamiin Yaa Robbal „Alamin
Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kesalahan dalam
penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.

Wassalamu‟alaikum wr. Wb

Ciputat, 30 September
2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................i
ABSTRACT …………………..………………………………………….…...
ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….
iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….....
v
DAFTAR TABEL................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………...
xi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………....
xii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………...…
1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………..
1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………………….
5
C. Pembatasan Masalah …………………………………………………
6
D. Perumusan Masalah ………………………………………………….
6
E. Tujuan Penelitian …………………………………………………….
6
F. Manfaat Penelitian …………………………………………………...
7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ……………
8

v
A. Deskripsi Teoritik ……………………………………………………
8
1. HOTS (Higher Order Thinking Skills) ………………………….
8
2. Resiliensi Matematis …………………………………………...
15
B. Hasil Penelitian Relevan ……………………………………………
19
C. Kerangka Berpikir …………………………………………………..
21
D. Hipotesis Penelitian ………………………………………………...
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………..
24
A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………
24
1. Tempat ………………………………………………………….
24
2. Waktu …………………………………………………………..
24
B. Metode dan Desain Penelitian ……………………………………...
24
C. Populasi dan Sampel ………………………………………………..
25
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………….
25
E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ……………….
25
1. Uji Validitas Instrumen ………………………………………...
26

v
2. Uji Reliabilitas Instrumen ……………………………………...
26
3. Sikap Resiliensi Matematis …………………………………….
27
4. Soal bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills) ………
33
F. Teknik Pengolahan Data ……………………………………………
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………
46
A. Deskripsi Data ………………………………………………………
46
1. Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS ……….
46
2. Sikap Resiliensi Matematis …………………………………….
48
B. Hasil Analisis Statistik ……………………………………………..
51
1. Uji Prasyarat ……………………………………………………
51
2. Uji Hipotesis ……………………………………………………
52
C. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………….
56
D. Keterbatasan Penelitian …………………………………………….
57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………..………….
59
A. Kesimpulan …………………………………………………………..
59

v
B. Saran …………………………………………………………………
59
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..…………..
61

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir dalam Taksonomi Berpikir Bloom …….


10
Tabel 3.1 Tabel Koefisien Alpha …………………………………………..
27
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Sikap Resiliensi Matematis ………………..
28
Tabel 3.3 Skor Alternatif Instrumen Sikap Resiliensi Matematis …………
31
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Resiliensi Matematis ……………
32
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Sikap Resiliensi Matematis
…………………………………………………………………….
33
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Soal Bermuatan HOTS ……………………..
35
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Soal Bermuatan HOTS …………………..
37
Tabel 3.8 Tingkatan Kategori Sikap Resiliensi Matematis ………………..
39
Tabel 3.9 Tingkatan Kategori Siswa dalam Menyelesaikan soal HOTS
…………………………………………………………………….
39
Tabel 3.10 Interval Koefisien Korelasi dan Tingkat Hubungannya …………
…………………………………………………………………….
41
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Berkategori HOTS ……………………………………………….
46

i
Tabel 4.2 Deskripsi Data Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Berkategori HOTS ……………………………………………….
47
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kategori Kemampuan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal HOTS ……………………………………...
47
Tabel 4.4 Rata-rata Skor Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
HOTS Berdasarkan Indikator …………………………………...
48
Tabel 4.5 Ditribusi Frekuensi Skor Sikap Resiliensi Matematis Siswa
…………………………………………………………………….
49
Tabel 4.6 Deskripsi Data Sikap Resiliensi Matematis Siswa ……………..
49
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Resiliensi Matematis Siswa
…………………………………………………………………....
49
Tabel 4.8 Rata-rata Skor Sikap Resiliensi Siswa Berdasarkan Indikator
…………………………………………………………………….
50
Tabel 4.9 Rangkuman Uji Normalitas................................................................51
Tabel 4.10 Hasil Uji Linearitas antara Dua Variabel ……………………….
52
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Linear …………………………….
53
Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Uji F ………………………………………….
54
Tabel 4.13 Koefisien Determinasi.........................................................................55

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir …………………………………….………..


22
Gambar 3.1 Daerah penolakan H0 …………………………………………...
44

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Sikap Resiliensi Matematis Siswa …………………..


66
Lampiran 2 Soal Kemampuan HOTS (Higher Order Thinking
Skills)……….
………………………………………………………………… 75
Lampiran 3 Uji Validitas Instrumen ………………………………………
81
Lampiran 4 Uji Reliabilitas Instrumen ……………………………………
94
Lampiran 5 Data Responden Angket Sikap Resiliensi Matematis ……….
96
Lampiran 6 Data Responden Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan
Soal HOTS
………………………………………………………… 98
Lampiran 7 Perhitungan Kategorisasi Data ……………………………….
101
Lampiran 8 Uji Prasyarat Analisis ………………………………………...
102
Lampiran 9 Surat Permohonan Izin Penelitian ……………………………
104
Lampiran 10 Surat Telah Melakukan Penelitian …………………………...
105
Lampiran 11 Uji Referensi Pembimbing I ………………………………….
106
Lampiran 12 Uji Referensi Pembimbing II ……………………………….
115
Lampiran 13 Hasil Uji Plagiarisme ……………………………………….
124

x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Visi pendidikan Nasional mencakup 3 (tiga) hal sebagai berikut: (1)
penyelenggaraan pendidikan nasional, (2) perubahan paradigma dari
manusia sebagai sumberdaya pembangunan menjadi paradigma manusia
sebagai subjek pembangunan seara utuh, dan (3) pandangan terhadap
keberadaan siswa yang terintegrasi dengan lingkungan sosio kulturalnya,
yang pada gilirannya akan menumbuhkan individu sebagai pribadi dan
anggota masyarakat mandiri dan berbudaya.
Adanya paradigma pembelajaran yang memberikan peran lebih banyak
kepada siswa untuk mengembangkan potensi dan kreatifitas dalam rangka
membentuk manusia yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, berakhlak
mulia, berkepribadian, cerdas, berestetika, sehat jasmani dan rohani, serta
keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Dalam arti sempit, proses pembelajaran adalah proses pendidikan dalam
lingkup persekolahan, sehingga arti dari proses pembelajaran adalah proses
sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru,
sumber/fasilitas, dan teman sesama siswa.
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan
1
mengokohkan kepribadian. Sedang pengajaran adalah salah satu alat atau
2
usaha untuk membentuknya. Senada dengan hal tersebut, Asis Saefuddin
dan Ika Berdiati, menyatakan bahwa belajar pada hakikatnya merupakan
proses kegiatan secara berkelanjutan dalam rangka perbuahan tingkah laku
siswa secara konstruktif yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.3

1
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017), Cet. VII, h. 9.
2
Suyono dan Hariyanto. loc. cit.
3
Asis Saefuddin dan Ika Berdiati, Pembelajaran Efektif, (Bandung: PT
RemajaRosdakarya, 2017), Cet. I, h. 8.

1
2

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar dan mengajar


dengan segala interaksi di dalamnya. Matematika sendiri merupakan bidang
ilmu yang mempunyai peran penting dalam dunia pendidikan serta untuk
4
menghadapi masalah kehidupan , dimana matematika mampu membentuk
karakter siswa untuk memiliki pola pikir matematis. Dengan pola matematis,
diharapkan siswa dapat melakukan sesuatu secara teratur dan terarah
(sistematis), sehingga matematika telah mendidik siswa untuk berpikir
secara teratur guna memudahkan siswa dalam memecahkan suatu
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Oleh karena itu matematika memegang peran
penting dan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan, tak terkecuali
didalam dunia pendidikan. Bahkan di setiap jenjang pendidikan, matematika
merupakan mata pelajaran wajib yang harus dipelajari.
Pada abad 21, paradigma pendidikan mulai bergeser pada penguasaan
softskill. Melalui kurikulum 2013, Pendidikan di Indonesia dilaksanakan
agar siswa memiliki kemampuan 4C (critical thinking, creative thinking,
5
communicating, and collaborating). Keempat aspek kemampuan ini
menjadi harapan pemerintah kepada siswa, yaitu melalui penerapan HOTS
atau Keterampilan berpikir Tingkat Tinggi dan menjadi program yang
dikembangkan sebagai upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK)
dalam guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas lulusan. 6
Kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif dan kreatif
merupakan suatu keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order

4
Dyasih Alin Sholihah., & Ali Mahmudi. Keefektifan Experiential Learning
Pembelajaran Matematika MTs Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Jurnal Riset Pendidikan
Matematika, 2015, h. 176.
5
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Online, Pendidikan Karakter
Dorong Tumbuhnya Kompetensi Siswa Abad 2021, h. 6
(https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/06/pendidikan-karakter-dorong- tumbuhnya-
kompetensi-siswa-abad- 21#:~:text=Hal%20itu%20sesuai%20dengan%20empat,Work
%20Collaboratively%20(kem ampuan%20untuk%20bekerja) diakses pada hari Jumat, 21
Januari 2022 pukul 16.40
6
Yoki Ariyana, dkk, Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi, (Jakarta: Calon Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, 2019), h. 65.
3

Thinking Skills.7 Resnick (2009) mengemukakan bahwa HOTS (High Order


Thinking Skill) mendefinisikan keterampilan berpikir tingkat tinggi sebagai
proses berpikir kompleks dengan menguraikan materi yang diberikan,
membuat kesimpulan di luar apa yang disajikan secara eksplisit, membangun
representasi yang memadai, menganalisis dan membangun hubungan dengan
melibatkan aktivitas mental yang paling dasar.8
HOTS (High Order Thinking Skills) secara garis besar, yaitu kemampuan
transfer antara satu konsep ke konsep lainnya, memproses dan menerapkan
informasi, mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda, dan
menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, serta menelaah ide
9
dan informasi secara kritis. Dengan demikian soal tipe HOTS (Higher
Order Thinking Skills) memiliki peranan penting untuk mengekplorasi dan
melatih kemampuan berpikir matematis dan kritis tingkat tinggi pada siswa,
karena soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir
yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau
merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite).
Pada awal tahun 2020, kegiatan pembelajaran di Indonesia menerapkan
sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dikarenakan berkembangnya pandemi
covid-19 di hampir seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan siswa
mengalami lebih banyak kesulitan dalam belajar. Tak dapat dipungkiri,
sistem belajar daring (PJJ) membutuhkan adaptasi dengan keadaan penuh
tantangan, situasi yang sangat berbeda dari biasanya, banyak rintangan dan
hambatan yang akan dihadapi oleh guru maupun siswa. Siswa mengalami
lebih banyak kesulitan dibanding saat melakukan pembelajaran di dalam
kelas. Sehingga siswa dituntut untuk bisa beradaptasi dengan situasi dimana

7
FJ. King, Ludwika Goodson, dan Faranak Rohani, Higher Order Thinking Skills,
(Florida: Center for Advancement of Learning and Assessment, 2012), p. 1.
8
Resnick, L. (1987). Education and Learning to Think. Washington, DC: National
Academy Press dalam Ega Gradini, Menilik Konsep Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
(Higher Order Thinking Skills) dalam Pembelajaran Matematika , Jurnal Numeracy, Vol.
6, h. 196.
9
Wayan Widana, Modul Penyusunan Soal HOTS, (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), h. 3.
4

mereka mampu untuk memahami materi pembelajaran, tanpa tatap muka


secara langsung.
Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru di MTs
Pembangunan kelas VII UIN Jakarta, menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa (72%) menjawab salah (keliru) dalam menyelesaikan soal-soal
berkategori HOTS (Higher Order Thinking Skills) yang memerlukan
kemampuan berpikir kritis tinggi (critical thinking), memaknai dan
menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya (transfer of learning),
memecahkan masalah (problem solving), serta berpikir logis (logical
thinking). Hanya 28% siswa yang menjawab dengan tepat soal-soal yang
berkategori HOTS (Higher Order Thinking Skills).
Salah satu ciri siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik
10
adalah tanggap terhadap suatu masalah dan aktif dalam pembelajaran.
Berpikir kritis merupakan indikator yang terkandung dalam soal tipe HOTS
(Higher Order Thinking Skills). Namun hasil wawancara juga menunjukkan
bahwa hanya beberapa siswa saja yang terlibat aktif dan memberikan
tanggapan dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam buku “Tes dan Skala Matematika B ernuansa Higher Order
Thinking Skills”, selain aspek kognitif, aspek afektif, yaitu sikap resiliensi
matematis, juga perlu menjadi pertimbangan dalam proses pembelajaran dan
dalam kemampuan siswa untuk menyelesaikan tes matematika bernuansa
11
HOTS (Higher Order Thinking Skills). Seseorang dengan resiliensi
matematis yang tinggi mendukung berkembangnya sikap tekun dan gigih
dalam menghadapi kesulitan atau hambatan dalam belajar matematika. Di
sisi lain, seseorang dengan resiliensi matematika yang rendah akan
kehilangan sikap tekun dan gigih atau cepat menyerah saat menghadapi
kesulitan.12

10
Ennis R. H. & Emeritus, The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical
Thinking Dispositions and Abilities, (Cambridge: University of Illinois, 2011), p. 1.
11
Utari Soemarmo, dkk., Tes dan Skala Matematika Bernuansa Higher Order
Thinking Skills, (Bandung: PT Refika Aditama, 2019), Cet. I, h. 1.
12
Heris Hendriana, Euis E. Rohaeti, dan Utari Soemarmo, Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), Cet. II, h. 177.
5

Hasil angket prapenelitian peneliti pada bulan Maret 2021 menunjukkan


rendahnya kemampuan sikap resiliensi matematis yang dimiliki siswa untuk
bangkit dari kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika dalam
sitem PJJ. Hal tersebut ditunjukkan dengan masih rendahnya hasil belajar
siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkategori HOTS (Higher Order
Thinking Skills). Namun demikian, beberapa siswa sudah menunjukkan hasil
belajar yang cukup baik dalam menyelesaikan soal-soal berkategori HOTS
(Higher Order Thinking Skills).
HOTS (Higher Order Thinking Skills) merupakan salah satu wujud
pengimplementasian kurikulum 2013, maka hendaknya kegiatan
pembelajaran maupun evaluasi yang dilakukan hendaknya berorientasi pada
HOTS (Higher Order Thinking Skills). Adanya sikap resiliensi matematis
tersebut memungkinkan siswa untuk dapat mengatasi hambatan dalam
belajar matematika, termasuk dalam menyelesaikan soal-soal berpikir
tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills dalam kondisi yang penuh
tantangan dan ketidakpastian dengan respon dan hasil yang positif.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti mengangkat judul sikap
Pengaruh Sikap Resiliensi Matematis Terhadap Kemampuan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills).

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti mengidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar siswa memperoleh nilai yang rendah dalam
menyelesaikan soal-soal berkategori HOTS (Higher Order Thinking
Skills).
2. Siswa belum mampu menerapkan konsep-konsep lama yang
dimilikinya dan mengaitkannya dengan konsep yang baru.
3. Rendahnya sikap resiliensi matematis yang dimiliki siswa untuk
bangkit dari kesulitan dalam mengatasi masalah matematika pada
pembelajaran jarak jauh (Daring).
6

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini bertujuan agar pembahasan yang
dipaparkan tidak terlampau luas jangkauannya dan pembahasannya lebih
terarah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VIII SMP Mumtaza Islamic
School Tahun ajaran 2021/2022 pada mata pelajaran matematika.
2. Objek Penelitian
a. Kesulitan-kesulitan siswa yang dialami siswa dalam
menyelesaikan soal berkategori HOTS (Higher Order Thinking
Skills).
b. Kemampuan siswa dalam mengaitkan konsep-konsep satu dengan
yang lainnya.
c. Kemampuan afektif siswa untuk bangkit dari kesulitan dalam
mengatasi masalah matematika dalam situasi yang menantang dan
penuh dengan ketidakpastian cenderung rendah (Sikap Resiliensi
Matematis).

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah didapat rumusan masalah penelitian,
yaitu:
1. Bagaimana kemampuan siswa SMP Mumtaza dalam menyelesaikan
soal berkategori HOTS (Higher Order Thinking Skills)?
2. Bagaimana sikap resiliensi matematis siswa SMP Mumtaza dalam
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring?
3. Apakah sikap resiliensi matematis memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS ( Higher
Order Thinking Skills)?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian sebagai berikut:
7

1. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam


menyelesaikan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) dengan
sikap resiliensi matematis.
2. Untuk mendeskripsikan sikap resiliensi matematis siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring.
3. Untuk mengetahui pengaruh sikap resiliensi matematis terhadap
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS (Higher Order
Thinking Skills).

F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis, yaitu:
1. Bagi guru; memberikan informasi mengenai pengaruh sikap resiliensi
siswa terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS
(Higher Order Thinking Skills). Guru diharapkan mampu mencari
alternatif solusi dalam meningkatkan kemampuan dalam
menyelesaikan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) (strategi,
pendekatan, model pembelajaran dan lain-lain).
2. Bagi siswa; dapat dijadikan bahan pembelajaran yang digunakan
sebagai sesuatu yang menimbulkan kesadaran untuk berpikir tingkat
tinggi.
3. Bagi sekolah; dapat dijadikan sebagai sumbangsih pemikiran
sehingga selalu meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa-
siswanya, tidak hanya dalam mata pelajaran matematika, tetapi juga
tidak menutup kemungkinan pada mata pelajaran lain.
4. Bagi peneliti lain; mendapat gambaran sikap resiliensi dan
pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi sehingga
dapat digunakan pedoman untuk bahan pertimbangan dan masukan
bagi peneliti lain.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
Beberapa konsep yang akan diuraikan secara jelas yang berkaitan dengan
penelitian ini adalah Pengertian HOTS (Higher Order Thinking Skills),
lndikator/dimensi soal bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills),
karakteristik soal bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills),
pengertian sikap resiliensi matematis, dan indikator sikap resiliensi
matematis.
1. HOTS (Higher Order Thinking Skills)
a. Pengertian HOTS (Higher Order Thinking Skills)
HOTS (Higher Order Thinking Skills) adalah kemampuan transfer
satu konsep ke konsep lainnya, memproses dan menerapkan informasi,
mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda, menggunakan
informasi untuk menyelesaikan masalah, dan menelaah ide dan
informasi secara kritis.1 Resnick mengemukakan bahwa HOTS (Higher
Order Thinking Skills) merupakan proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas
mental yang paling dasar.2
Menurut Permendiknas tahun 2006, matematika merupakan suatu
ilmu yang bertujuan melatih siswa untuk berpikir kritis, sistematis,
logis, analitis, dan kreatif serta memiliki kemauan kerja yang efektif.
Pembelajaran matematika memiliki visi diantaranya adalah memberikan
kemampuan bernalar secara logis, sistematis, kritis dan cermat,
3
mengembangkan kepercayaan serta sikap objektif dan terbuka.
Kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif dan kreatif

1
Wayan Widana, Modul Penyusunan Soal HOTS, (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), h. 3.
2
Resnick, Education and Learning to Think. (Washington DC: National Academy
Press, 1987), p. 45.
3
Heris Hendriana dan Utari Sumarmo, Penilaian Pembelajaran Matematika,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2017), h. 11.

8
9

merupakan suatu keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order


4
Thinking Skills. Sehingga dapat disimpulkan Higher Order Thinking
Skills dalam mata pelajaran matematika merupakan keterampilan
berpikir tingkat tinggi dimana siswa mampu mengkonstruksi ide maupun
informasi, mengaitkannya, memberikan argumen dengan baik,
memecahkan masalah, mampu membuat dugaan serta memahami
masalah matematika yang rumit menjadi lebih sederhana.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan tuntutan kurikulum
2013. Hal ini tertuang dalam BSNP (Badan Standar Nasional
Pendidikan) yang telah menyusun Asesmen Nasional Indonesia yang
menekankan daya saing anak-anak Indonesia dalam kecakapan hidup
5
abad 21. Kemampuan berpikir yang dimaksud, yaitu kemampuan
berpikir tingkat tinggi, yaitu yang tidak sekedar mengingat ( recall),
menyatakan kembali (restate). atau merujuk tanpa melakukan
pengolahan (recite).6
b. Dimensi dan Indikator Soal HOTS (Higher Order Thinking
Skills)
Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur
dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual,
konseptual, atau prosedural saja. Dimensi metakognitif menggambarkan
kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda,
menginterpretasikan, memecahkan masalah (problem solving), memilih
strategi pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru,
berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat.7

4
FJ King, Ludwika Goodson, and Faranak Rohani, Higher Order Thinking Skills;
Definition, Teaching Strategies, Assessment, (www.cala.fsu.edu: A publication of the
Educational Services Program, now known as the Center for Advancement of Learning and
Assessment, 1997), p. 1.
5
Ega Gradini, Menilik Konsep Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order
Thinking Skills) dalam Pembelajaran Matematika, Jurnal Numeracy, Vol. 6, 2019, h. 190.
6
Wayan Widana, Modul Penyusunan Soal HOTS, (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), h. 3 .
7
Moh. Zainal Fanani, Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skills
(HOTS) dalam Kurikulum 2013, Jurnal Edudeena, Vol. 2, 2018, h. 61.
1

Taksonomi Bloom pertama kali dikemukakan oleh Benjamin S.


Bloom pada tahun 1956. Kemudian pada tahun 1994 Lorin W. dan
David R. Krathwohl yang merupakan murid Bloom dan para ahli
psikologi aliran kognitivisme merevisinya. Hasil perbaikan tersebut
kemudian dipublikasikan pada tahun 2001, yaitu terdiri atas
kemampuan: mengetahui (knowing-C1), memahami (understanding-C2),
menerapkan (applying-C3), menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi
(evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6).8
Proses kognitif pada taksonomi Bloom revisi Anderson dan
Krathwohl terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu LOTS ( Lower Order
Thinking Skill) atau keterampilan berpikir tingkat rendah, MOTS
(Medium Order Thinking Skills) atau keterampilan berpikir tingkat
menengah, dan HOTS (Higher Order Thinking Skill) atau keterampilan
9
berpikir tingkat tinggi. Sehingga soal-soal HOTS pada umumnya
mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4),
mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6). Ennis
mengatakan “Bloom‟s top three levels (analysis, synthesis, and
evaluation) are the Higher Order Thinking Skills.”10 Dengan kata lain,
HOTS adalah bagian tertinggi dalam taksonomi domain kognitif Bloom.
Berikut disajikan tabel keterampilan berpikir dalam Taksonomi Berpikir
Bloom.11

Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir dalam Taksonomi Berpikir Bloom


Mengkreasi ide/gagasan sendiri. Kemampuan
HOTS Mengkreasi memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk
baru yang utuh dan luas, atau membuat sesuatu

8
Anderson, L.W., and Krathwohl, D.R. A Taxonomy of Learning, Teaching, and
Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. (New York:
Longman, 2001), p. 31.
9
Ibid., p. 32
10
Wayan Widana, Modul Penyusunan Soal HOTS, (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), h. 3
11
Krathwol, David R, A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview, 2002, p. 215
– 217.
1

yang orisinil.
kata kerja: mengkonstruksi, desain, kreasi,
mengembangkan, menulis, dan
memformulasikan.
Mengambil keputusan sendiri
Kemampuan menetapkan derajat sesuatu
berdasarkan norma, kriteria atau patokan
Mengevaluasi
tertentu
Kata kerja: evaluasi, menilai, menyanggah,
memutuskan, memilih, dan mendukung.
Kemampuan memisahkan konsep ke dalam
beberapa komponen dan menghubungkan satu
sama lain untuk memperoleh pemahaman atas
Menganalisis
konsep secara utuh
Kata kerja: membandingkan, memeriksa,
mengkritisi, dan menguji.
Kemampuan melakukan sesuatu dan
mengaplikasikan konsep dalam situasi tertentu
Mengaplikasi
Kata kerja: menggunakan, mendemonstrasikan,
mengilustrasikan, dan mengoperasikan.
MOTS
Menjelaskan ide/konsep.
Kemampuan memahami
Memahami
Kata kerja: menjelaskan, mengklasifikasi,
menerima, dan melaporkan.
Kemampuan menyebutkan kembali informasi
yang tersimpan dalam ingatan.
LOTS Mengetahui
Kata kerja: mengingat, mendaftar, mengulang,
dan menirukan.

Dijelaskan secara lanjut, indikator untuk mengukur kemampuan


berpikir tingkat tinggi dalam Taksonomi Bloom meliputi:
1

1). Analyze (menganalisis), yaitu memisahkan materi menjadi bagian-


bagian penyusunannya dan mendeteksi bagaimana suatu bagian
berhubungan dengan bagian lain, seperti:
a. Differentiating (membedakan) terjadi ketika siswa membedakan
bagian yang relevan dan tidak relevan atau dari bagian yang
penting ke bagian yang tidak penting dari suatu materi yang
diberikan.
b. Organizing (mengorganisasikan), yaitu menentukan bagaimana
suatu bagian elemen tersebut cocok dan dapat berfungsi bersama-
sama didalam suatu struktur.
c. Attributing (menghubungkan) terjadi ketika siswa dapat
menentukan inti atau menggaris bawahi suatu materi yang
diberikan.
2). Evaluate (mengevaluasi), yaitu membuat keputusan berdasarkan
kriteria yang standar, seperti mengecek dan mengkritik.
a. Checking (mengecek) terjadi ketika siswa melacak ketidak
konsistenan suatu proses atau hasil, menentukan proses atau
hasil keefektifan.
b. Critiquing (mengkritisi) terjadi ketika siswa mendeteksi
ketidakkonsistenan antara hasil dan beberapa kriteria luar atau
keputusan yang sesuai dengan prosedur masalah yang diberikan.
3). Create (menciptakan), yaitu menempatkan elemen bersama-sama
untuk membentuk suatu keseluruhan yang koheren, atau membuat
asli, seperti menyusun, merencanakan, dan menghasilkan hasil yang
memiliki kekonsistenan internal atau mendeteksi suatu prosedur
yang sedang diterapkan.
a. Generating (menyusun) melibatkan penemuan hipotesis
berdasarkan kriteria yang diberikan.
b. Planning (merencanakan), yaitu suatu cara membuat rancangan
untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan.
c. Producing (menghasilkan), yaitu membuat sebuah produk. Pada
producing, siswa diberikan deskripsi dari suatu hasil dan harus
1

menciptakan produk yang sesuai dengan deskripsi yang


diberikan.
c. Karakteristik Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills)
1). Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
The Australian Council for Educational Research (ACER)
menyatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan
proses: menganalisis, merefleksi, memberikan argument (alasan),
menerapkan konsep pada situasi berbeda, menyusun, menciptakan.12
Kemampuan berpikir tingkat tinggi bukanlah kemampuan untuk
sekedar mengingat, mengetahui, atau mengulang. dan kemampuan
13
mengambil keputusan (decision making). Hal ini menjadi salah
satu kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib
dimiliki oleh setiap siswa.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk
memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir
kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking),
kemampuan berargumen (reasoning),
2). Berbasis permasalahan kontekstual
Asesmen pada soal-soal HOTS merupakan situasi nyata yang
berbasis pada kehidupan sehari-hari, sehingga siswa diharapkan
mampu menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk
menyelesaikan masalah.
Permasalahan kontekstual bisa berupa lingkungan hidup,
kesehatan, teknologi, kebumian dan lain-lain. Hal ini bertujuan
untuk mengukur sejauh mana keterampilan siswa untuk
menghubungkan (relate), menginterpretasikan (interprete),
menerapkan (apply), dan mengintegrasikan (integrate) ilmu

12
Australian Council for Educational Research, Developing Higher Order Thinking
Skill. (Melbourne: ACER, 2015), p. 12.
13
Wayan Widana, Modul Penyusunan Soal HOTS, (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), h. 3.
1

pengetahuan dalam pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan


permasalahan dalam konteks nyata.14

3). Menggunakan bentuk soal penyelesaian masalah


Bentuk soal dengan kemampuan penyelesaian masalah
matematik akan memancing siswa agar dapat mengembangkan
konsep yang dimilikinya. Soal HOTS diutamakan berfokus pada
proses matematik level tinggi dan pengembangan konsep sehingga
siswa diharapkan mampu membuat langkah-langkah penyelesaian
masalah, merumuskan model matematika masalah dalam bentuk
gambar atau ekspresi aljabar, merancang strategi, melaksanakan
stragtegi dan perhitungan atau menyelesaikan model matematika,
serta memeriksa kebenaran solusi yang diperoleh.15
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal berkategori HOTS (Higher Order Thinking
Skills)
Berdasarkan prosedur Newman, pada soal uraian berkategori HOTS
(Higher Order Thinking Skills) terdapat lima kegiatan dalam pross
pemecahan masalah. Langkah-langkah yang harus dilakukan
berdasarkan prosedur ini, yaitu membaca soal (reading), memahami
masalah (comprehension), transformasi (transformation), keterampilan
proses (process skill), dan penulisan jawaban (encoding).16
Menurut penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kesalahan siswa dalam menyelesaikan HOTS (Higher Order Thinking
Skills).17

14
Ibid., h. 4.
15
Utari Soemarmo, dkk, Tes dan Skala Matematika Bernuansa Higher Order
Thinking Skills, (Bandung: PT Refika Aditama, 2019), Cet. I, h. 8.
16
Darmawan, dkk. Analisis Kesalahan Siswa SMP Berdasarkan Newman dalam
Menyelesaikan Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis pada
Materi Bangun Ruang Sisi datar, Juring (Journal for Research in Mathematics Learning),
Vol. 1, 2018, h. 74.
17
Najahah, dkk. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Kesalahan yang dilakukan
1

1). Membaca (reading): tidak menuliskan hal yang diketahui dari soal.
2). Memahami (comprehension): tidak menuliskan hal yang ditanyakan
dari soal.
3). Penentuan rumus (transformation): subjek tidak mengetahui rumus
yang digunakan.
4). Keterampilan proses (process skill): subjek tidak mengetahui
langkah yang digunakan dalam menyelesaikan soal.
2. Resiliensi Matematis
a. Pengertian Sikap Resiliensi Matematis
Tidak hanya hard skill yang dapat dikembangkan pada proses
pembelajaran disekolah, siswa juga dapat mengembangkan soft skill dari
proses pembelajaran yang diperolehnya. Salah satu jenis soft skill yang
penting dimiliki oleh siswa, yaitu resiliensi matematis. Resiliensi
merupakan proses di mana seseorang mampu meraih keberhasilan atau
kesuksesan dengan cara beradaptasi meskipun berada dalam keadaan
18
penuh tantangan yang beresiko tinggi dalam suasana yang menakutkan.
Beberapa pakar lain seperti Johnston-Wilder, S.; Lee, C.; Garton, L.;
Goodlad, S. and Brindley, J. (2013) mengatakan bahwa “Resilient
students can be thought of as students who succeed in school despite the
presence of adverse conditions”.19 Siswa yang memiliki sikap resiliensi
dapat dianggap sebagai siswa yang berhasil disekolah walau dengan
adanya kondisi yang merugikan.
Resiliensi matematis konteks matematika dikemukakan oleh Kooken,
Welsh, Mccoach, Johnson-Wilder, and Lee, (2013) bahwa resiliensi
matematis sebagai sikap adaptif positif dan daya juang seseorang dalam
belajar matematika sehingga yang bersangkutan tetap melanjutkan

Siswa dalam Menyelesaikan Soal Hots: Analisis Newman , Jurnal Natural Science
Educational Research, Vol. 3, 2022, h. 194
18
Heris Hendriana, Euis E. Rohaeti, dan Utari Soemarmo, Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), Cet. II, h. 176.
19
Johnston-Wilder, S. et al., Developing coaches for mathematical resilience. Journal
of ICERI 2013: 6th International Conference on Education , Research and Innovation,
2013, p. 9.
1

20
belajar matematika meski menghadapi kesulitan dan hambatan.
Beberapa faktor sikap positif tersebut di antaranya adalah: nilai, daya
juang atau resiliensi dan pertumbuhan. Seseorang dengan resiliensi
matematis yang kuat akan mendukung tumbuhnya sikap tekun dan gigih
menghadapi kesulitan atau hambatan belajar matematika. Sebaliknya,
seseorang dengan resiliensi matematis yang rendah akan kehilangan
sikap tekun dan gigih atau mudah menyerah ketika menghadapi
kesulitan.
Resiliensi matematis menurut Dweck (2000) memuat sikap tekun
atau gigih dalam menghadapi kesulitan, bekerja, atau belajar kolaboratif
dengan teman sebaya, memiliki kemampuan berbahasa untuk
menyatakan pemahaman matematik, dan menguasai teori belajar
matematik.21 Menurut Adolphs & Damasio, yaitu ketika seorang siswa
memiliki sikap: adaptif atau dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan; dapat menghadapi ketidakpastian, masalah dan tantangan;
menyelesaikan masalah secara logis dan fleksibel; mencari solusi kreatif
terhadap tantangan; memiliki kemampuan mengontrol diri; sadar akan
perasaannya; memiliki jaringan sosial yang kuat dan mudah memberikan
bantuan.22
Masten et. Al. mendefinisikan resiliensi sebagai suatu proses dalam,
kapasitas untuk, atau hasil dari usaha adaptasi terhadap kondisi yang
menantang atau menakutkan.23 Hal serupa juga dikatakan oleh Newman,
dalam Johnston-Wilder dan Lee yang mendefinisikan resiliensi
matematis sebagai sikap bermutu dalam belajar matematika yang

20
Janice Kooken, et al., Measuring Mathematical Resilience: An Application of The
Construct of Resilience to The Study of Mathematics, In: American Educational Research
Association (AERA) 2013 Annual Meeting: Education and Poverty: Theory, Research,
Policy and Praxis, 2013, p. 5.
21
Heris Hendriana, Euis E. Rohaeti, dan Utari Soemarmo, Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), Cet. II, h. 176.
22
Ralph Adolphs & Antonio R. Damasio, The interaction of affect and cognition: A
neurobiological perspective. In J. P. Forgas (Eds.), Handbook of affect and social
cognition, (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, 2001), p. 18.
23
Heris Hendriana, Euis E. Rohaeti, dan Utari Soemarmo, Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), Cet. II, h. 176.
1

meliputi: percaya diri akan keberhasilannya melalui usaha keras;


menunjukkan sikap tekun dalam menghadapi kesulitan; berkeinginan
berdiskusi, merefleksi, meneliti. Melalui sikap resiliensi tersebut,
memungkinkan bagi siswa untuk mengatasi hambatan dalam belajar
matematika.24

b. Indikator Sikap Resiliensi Matematis


Ada banyak faktor yang mengindikasikan siswa memiliki sikap
resiliensi matematis yang tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan
Dweck tahun 2010 dalam Sue Johnston-Wilder dan Clare Lee
mengemukakan bahwa resiliensi matematis memuat sikap tekun atau
gigih dalam menghadapi kesulitan, bekerja atau belajar kolaboratif
dengan dengan teman sebaya, memiliki keterampilan berbahasa untuk
menyatakan pemahaman matematik, dan menguasai teori belajar
matematik.25 Beberapa pakar lain seperti Johnston-Wilder, Lee, Garton,
Goodlad dan Brindley menyebut siswa memiliki sikap resiliensi
apabila:26
1). Adaptif atau dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
2). Dapat menghadapi ketidakpastian, masalah dan tantangan
3). Menyelesaikan masalah secara logis dan fleksibel
4). Mencari solusi kreatif terhadap tantangan
5). Bersifat ingin tahu dan belajar dari pengalaman
6). Memiliki kemampuan mengontrol diri
7). Sadar akan perasaannya
8). Memiliki jaringan sosial yang kuat dan mudah memberi bantuan Dalam
Konteks Matematika, Newman mendefinisikan resiliensi
matematis sebagai sikap bermutu dalam belajar matematika yang

24
Heris Hendriana, Euis E. Rohaeti, dan Utari Soemarmo, Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), Cet. II, h. 176.
25
Sue Johnston – Wilder & Clare Lee, Mathematical Resilience, Mathematics
Teaching, 2010, p. 41
26
Johnston-Wilder, S. et al., Developing Coaches for Mathematical Resilience.
Journal of ICERI 2013: 6th International Conference on Education, Research and
Innovation, 2013, p. 9.
1

meliputi:27 (1) percaya diri akan keberhasilannya melalui usaha keras,


(2) menunjukkan tekun dalam menghadapi kesulitan, dan (3)
berkeinginan berdiskusi, merefleksi, dan meneliti.
Indikator sikap Resiliensi Matematis yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah indikator yang dikembangkan oleh Johnston-Wilder
dan Lee (2010) dan Soemarmo (2015) diantaranya:
1). Percaya bahwa kemampuan otak dapat ditumbuhkan
2). Pemahaman personal terhadap nilai-nilai matematika
3). Pemahaman bagaimana cara bekerja dalam matematika
4). Kesadaran akan dukungan teman sebaya, orang dewasa lainnya,
ICT, internet, dan lainnya
Menurut Sumarmo (2015) indikator sikap resiliensi matematis siswa
ditunjukkan sebagai berikut:
1). Menunjukkan sikap tekun, yakin/percaya diri, bekerja keras dan
tidak mudah menyerah menghadapi masalah, kegagalan, dan
ketidakpastian
2). Menunjukkan keinginan bersosialisasi, mudah memberi bantuan,
berdiskusi dengan sebayanya
3). Memunculkan ide/cara baru dan mencari solusi
4). Menggunakan pengalaman kegagalan untuk membangun motivasi
diri
5). Memiliki rasa ingin tahu, merefleksi, meneliti, dan memanfaatkan
beragam sumber
6). Memiliki kemampuan mengontrol diri; sadar akan perasaannya
Siswa dikatakan memiliki resiliensi matematis kuat apabila siswa
mampu beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya, mampu
menghadapi hal yang tidak pasti, mampu menghadapi masalah dan
tantangan, mampu menyelesaikan masalah dengan berfikir logis dan
fleksibel, memiliki solusi kreatif dalam menyelesaikan tantangan,
memiliki sikap rasa ingin tahu dan belajar yang tinggi terhadap

27
Loc.cit., h. 176.
1

28
pengalaman dalam belajar. Dengan demikian, siswa yang memiliki
resiliensi matematis kuat atau tinggi, mampu mengatasi kesulitan dan
hambatan dalam belajar matematika terutama yang berkaitan dengan soal-
soal yang berkategori HOTS (Higher Order Thingking Skills).

B. Hasil Penelitian Relevan


Hasil penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah penelitian yang
menghasilkan suatu informasi dan pemikiran berupa pernyataan Analisis
Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS (Higher Order
Thinking Skills) ditinjau dari sikap Resiliensi Matematis, antara lain:
1. NCH-The Bridge Child Care Development Service. 2007. Literature
Review: Resilience in Children and Young People, London. Pada
penelitian yang dilakukan oleh lembaga pemerhati anak di London,
Inggris menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi sikap
resiliensi seseorang, baik dari pribadi seseorang itu sendiri maupun
lingkungan sekitar.
2. Rahmawati, C., Zhanty, L. S., 2019. Analisis Kemampuan Komunikasi
siswa Menengah terhadap Resiliensi Matematis. JPMI - Jurnal
Pembelajaran Inovatif. Vol. 2. No. 3. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, menyatakan bahwa
siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematik yang baik
memiliki skala sikap resiliensi yang tinggi.
3. Cahyani, E. P., dkk, 2018. Hubungan antara Minat Belajar dan
Resiliensi Matematis terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis
Siswa Kelas VIII SMP. Jurnal Numeracy. Vol: 5. No: 1. Secara garis
besar menyatakan bahwa minat belajar dan resiliensi secara bersama-
sama memiliki hubungan terhadap kemampuan pemahaman matematis
siswa dengan memberikan kontribusi sebesar 50,3% dan 49,7%
diantaranya dipengaruhi oleh faktor yang lain.

28
Heris Hendriana, Euis E. Rohaeti, dan Utari Soemarmo, Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), Cet. II, h. 176.
2

4. Zanthy, L. S., 2018. Kontribusi Resiliensi Matematis terhadap


Kemampuan Akademik Mahasiswa pada Mata Kuliah Statistik
Matematika. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika. Vol: 7. No: 1.
Kesimpulan dari temuan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara resiliensi
matematis dengan kemampuan akademik mahasiswa. Resiliensi
matematis dapat digunakan untuk memprediksikan tingkat kemampuan
akademik mahasiswa. Resiliensi matematis memiliki kontribusi sebesar
48,5% terhadap kemampuan akademik mahasiswa dan 51,5%
dipengaruhi oleh variabel lainnya.
5. Yuliana. 2020. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis ditinjau dari
Resiliensi Matematis Siswa Kelas VII SMP Krista Gracia Tahun Ajaran
2019/2020 pada Materi Geometri. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Hasil penelitian mengenai kemampuan berpikir kritis pada materi
geometri ditinjau dari resiliensi matematis siswa kelas VII SMP Krista
Gracia Klaten diperoleh kesimpulan kemampuan berpikir kritis siswa
yang berbanding lurus sikap resiliensi matematis yang dimilikinya.
6. Kurnia H. I., Royani, Y., Hendriana, H., dkk. 2018. Analisis
Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP ditinjau dari Resiliensi
matematis. Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif. Vol: 1, No: 5.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi pada
siswa yang memiliki resiliensi tinggi dapat menyelesaikan soal tes
kemampuan komunikasi matematik dengan baik.
7. Gais, Zakkina., Afriansyah, E, A., 2017. Analisis Kemampuan Siswa
Dalam Menyelesaikan Soal Higher Order Thinking Ditinjau Dari
Kemampuan Awal Matematis Siswa, [Studi Penelitian Embedded
Concurrent Pada Kelas X di SMAN 1 Garut] , Jurnal “Mosharafa”, Vol:
6, No: 2. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan secara
keseluruhan, menyatakan terdapat pengaruh kemampuan awal matematis
siswa terhadap penyelesaian soal Higher Order Thinking secara umum.
2

Peneliti akan mengungkap pengaruh sikap resiliensi matematis yang


dimiliki siswa terhadap kekampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS
(Higher Order Thinking Skills).

C. Kerangka Berpikir
Dalam menyelesaikan soal-soal matematika berkategori HOTS (Higher
Order Thingking Skills), siswa dituntut untuk bisa berpikir kritis dan
beradaptasi dengan soal-soal non rutin seperti soal berkategori HOTS.
Kemampuan berpikir kritis tingkat tinggi yang diperlukan dalam
menyelesaikan soal-soal matematika berkategori HOTS, yaitu kemampuan
dalam membaca soal, memahami, menuliskan proses, dan menentukan
jawaban akhir. Berbagai kemampuan tersebut memerlukan sikap resiliensi
matematis, sebagaimana diungkapkan Hendriana (2017) bahwa resiliensi
matematis merupakan sikap tekun dan tangguh siswa melalui kerja keras
dalam menghadapi tantangan menyelesaikan masalah ataupun kesulitan
matematika.29
Sikap resiliensi matematik diperlukan untuk mengatasi kesulitan dalam
mengatasi permasalahan soal-soal matematika yang memerlukan
kemampuan memecahkan masalah dengan berpikir kritis tingkat tinggi.
Maka dari itu untuk mengetahui lebih jelas peranan sikap resiliensi
matematis siswa dalam menyelesaikan HOTS (Higher Order Thinking
Skills).
Berikut ini diberikan gambar kerangka berpikir dalam penelitian, sebagai
berikut:

29
Heris Hendriana, Euis E. Rohaeti, dan Utari Soemarmo, Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), Cet. II, h. 176.
2

Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS (Higher Order


Thinking Skills) ditinjau dari sikap Resiliensi Matematis

Permasalahan

Rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal berkategorikan


HOTS (Highe. r Order Thinking Skills)

Faktor yang mempengaruhi

Pembelajaran dengan sistem jarak Sikap resiliensi


jauh (PJJ) atau daring (faktor matematis siswa (faktor
eksternal) internal)

Analisis Data

1. Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal HOTS (Higher


Order Thinking Skills) pada pelajaran matematika
2. Data sikap resiliensi matematis siswa
3. Pengaruh sikap resiliensi matematis siswa terhadap kemampuan
dalam mengerjakan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills)
pada pelajaran matematika

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritik, maka penulis mengajukan hipotesis
penelitian sebagai berikut: Sikap resiliensi matematis ( X )
berpengaruhterhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills) (𝑌).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian dilaksanakan di SMP Mumtaza Islamic School yang beralamat
di Jalan Kayu Manis Raya No. 1, Pondok Cabe Udik, Pamulang, Kota
Tangerang Selatan. Peneliti memilih SMP Mumtaza Islamic School sebagai
tempat penelitian karena adanya kesamaan antara tempat pra-penelitian (MP
UIN Jakarta), dengan tempat penelitian dilaksanakan diantaranya: (1)
kurikulum yang digunakan, (2) jumlah siswa perkelas, (3) kultur sekolah,
dan (4) lokasi yang berdekatan.
2. Waktu
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022.
Penelitian dimulai pada awal bulan Juli 2021 sampai dengan akhir bulan
Agustus 2021.

B. Metode dan Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan
kuantitatif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan
peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk
angka-angka yang bermakna.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang kemampuan
siswa dalam mengerjakan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills)
ditinjau dari sikap resiliensi matematis siswa. Penelitian kuantitatif,
mendeskripsikan bagaimana memperoleh informasi tentang gejala saat
penelitian dilakukan serta diarahkan untuk menetapkan sifat suatu situasi
pada waktu penyelidikan dilakukan.1

1
H. Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), Cet. IV, h. 447.

24
2

Desain yang digunakan dalam penelitian ini one shot case study, yaitu
pemberian perlakuan tertentu terhadap suatu kelompok, dan melakukan
observasi atas perlakuan tersebut.

C. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Mumtaza
Islamic School tahun ajaran 2021/2022. Sedangkan sampelnya, yaitu siswa
kelas VIIIA, VIIIB, dan VIIIC tahun ajaran 2021/2022.

D. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan secara online dan offline. Metode
pengumpulan data yang akan dilaksanakan ada tiga, yaitu:
1. Metode Angket Tertutup (kuesioner), menggunakan aplikasi google-
form yang diberikan secara online kepada siswa kelas VIIIA, VIIIB, dan
VIIIC yang seluruhnya berjumlah 55 orang. Data sikap resiliensi
matematis siswa dalam penelitian ini diperoleh melalui metode survei,
yaitu penelitian yang menggunakan angket sebagai sumber utama.
2. Metode Tes secara langsung menggunakan instrumen berupa 6 butir soal
uraian bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Tes dilakukan
secara offline.
Peneliti akan mengumpulkan dua perangkat skor dari suatu sampel, yang
dalam hal ini, yaitu sikap resiliensi matematis siswa dan kemampuan siswa
dalam mengerjakan soal bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills).

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu instrumen sikap
resiliensi matematis yang disajikan melalui angket. Serta instrumen tes yang
berisi soal-soal bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills).
Peneliti membuat instrumen tes sebanyak 6 soal berdasarkan indikator
kemampuan siswa dalam mengerjakan bermuatan HOTS (Higher Order
Thinking Skills). Untuk indikator sikap resiliensi matematis disajikan dalam
2

bentuk angket dengan 40 butir pernyataan positif atau negatif. Selanjutnya


peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kedua instrumen.
1. Uji Validitas Instrumen
Pada penelitian ini uji validitas yang akan digunakan adalah validitas
empiris atau kriteria menggunaan bantuan SPSS. Validitas yang
dikaitkan dengan kriteria atau dikenal dengan yang menunjuk pada
hubungan antara skor suatu variabel (kriteria) luar yang mandiri dan
dipercaya dapat mengukur langsung tingkah laku atau ciri-ciri yang
diselidiki.2
Validitas yang dikaitkan dengan kriteria ini menggunakan teknik-
teknik empiris untuk menyelidiki jhubungan kriteria skor instrumen
yang sedang dipersoalkan dengan kriteria luar.3
Oleh karena itu, penting sekali untuk memiliki ukuran kriteria yang
relevan sehingga kita dapat menilai apakah kriteria yang telah dipilih itu
benar-benar menggambarkan ciri-ciri yang tepat dari tingkah laku yang
sedang diteliti. Berikut rumus dari uji validitas mencari nilai R.

𝑟𝑥, 𝑛∑X𝑌 − (∑X)(∑𝑌)


= √(𝑛∑X2 − (∑X)2)(𝑛∑𝑌2 − (∑𝑌)2)
𝑦
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel 𝑌
X : nilai data ke-i untuk kelompok variabel X
𝑌 : nilai data ke-i untuk kelompok variabel 𝑌
𝑛 : banyak data

2. Uji Reliabilitas Instrumen


Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu
alat pengukur didalam mengukur gejala/kejadian yang sama.
Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS
(Statistical Package for Social Science) dengan mengetahui koefisien

2
H. Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), Cet. IV, h. 297.
3
Ibid.
2

Alpha (Alpha Cronbach). Pada tabel 3.1 ditunjukkan tabel koefisien


korelasi product moment antara dua variable.4

Tabel 3.1 Tabel Koefisien Alpha


𝑟11 Keterangan
0,800 < 𝑟11 < 1,000 Derajat reliabilitas sangat tinggi
0,600 < 𝑟11 ≤ 0,800 Derajat reliabilitas tinggi
0,400 < 𝑟11 ≤ 0,600 Derajat reliabilitas sedang
0,200 < 𝑟11 ≤ 0,400 Derajat reliabilitas rendah
0,000 < 𝑟11 ≤ 0,200 Derajat reliabilitas sangat rendah

Untuk uji reliabilitas angket secara manual digunakan rumus Alpha,


sebab skor butir angket bukan hanya 1 dan 0. Adapun rumus Alpha yang
dimaksud adalah sebagai berikut.
𝑛 ∑ 𝑠2
𝑟11 = ( ) (1 − i)
𝑛−1 ∑𝑠2

Keterangan:
𝑟11 : indeks reliabilitas
𝑛 : Banyaknya instrumen yang valid
∑ 𝑠2 : Varians butir ke-55, i = 1, 2, 3, …, 55
i
∑ 𝑠2 : varians skor-skor yang diperoleh subjek uji coba

3. Sikap Resiliensi Matematis


a. Definisi Konseptual
Resiliensi matematis memuat sikap tekun atau gigih dalam
menghadapi kesulitan, bekerja atau belajar kolaboratif dengan teman
sebaya, memiliki keterampilan berbahasa untuk menyatakan pemahaman
matematik, berpikir secara logis, fleksibel dan kreatif dalam menghadapi
masalah matematika. Resiliensi merupakan proses di mana seseorang

4
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Bandung: Bumi Aksara,
2002), Cet. III, h. 75
2

mampu meraih keberhasilan atau kesuksesan dengan cara beradaptasi


meskipun berada dalam keadaan penuh tantangan yang beresiko tinggi
dalam suasana yang menakutkan.5
b. Definisi Operasional
Resiliensi matematis memuat sikap tekun atau gigih dalam
menghadapi kesulitan, bekerja atau belajar kolaboratif dengan teman
sebaya, memiliki keterampilan berbahasa untuk menyatakan pemahaman
matematik, berpikir secara logis, fleksibel dan kreatif dalam menghadapi
masalah matematika. Soemarmo, Hendriana, Ahmad, dan Yuliani (2019)
menyampaikan indikator dari sikap resiliensi matematis siswa SMP yang
dijabarkan menjadi angket kisi-kisi dan butir skala sikap resiliensi siswa
sebagai berikut:
1). Menunjukkan sikap tekun, yakin, bekerja keras, tidak mudah
menyerah menghadapi masalah, kegagalan dan ketidakpastian;
2). Berkeinginan bersosialisasi, mudah memberi bantuan, berdiskusi
dengan sebayanya, dan beradaptasi dengan lingkungannya;
3). Menunjukkan rasa ingin tahu, merefleksi, meneliti, memanfaatkan
berbagai sumber;
4). Memiliki kemampuan berbahasa, mengontrol diri dan sadar akan
perasaannya;
5). Menggunakan pengalaman kegagalan untuk membangun motivasi
diri.
Setiap pernyataan dari skala resiliensi terdapat empat pilihan
jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan
Sangat tidak setuju (STS) sebanyak 40 butir.

c. Kisi-kisi
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Sikap Resiliensi Matematis

5
Heris Hendriana, Euis E. Rohaeti, dan Utari Soemarmo, Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), Cet. II, h. 176.
2

No.
No. Aspek Indikator
Butir
1. Indikator: Memiliki keyakinan dapat bertahan
1, 3, 4,
Sikap tekun, yang sulit meski dalam waktu yang
5
yakin/percaya lama
diri, bekerja Menuliskan langkah pada setiap
keras, tidak tahap penyelesaian soal matematika 2, 6, 7

mudah menyerah
Bekerja keras menyelesaikan
menghadapi
masalah matematika hingga selesai
masalah, 8, 9
kegagalan, dan
ketidakpastian
2. Indikator: Merasa senang, bersyukur dan
Berkeinginan nyaman ketika menjelaskan dan 10, 12
bersosialisasi, berdiskusi dengan teman yang lain
mudah memberi Merasa terganggu dan kesal ketika
bantuan, dimintai dimintai bantuan dan
berdiskusi degan bekerja secara kelompok dalam
11, 13
sebayanya, dan menyelesaikan masalah matematika
beradaptasi
dengan
lingkungannya Merasa canggung saat berdiskusi 14, 15,
dengan teman yang lebih pandai 16
3. Indikator: Mencoba membandingkan,
Menunjukkan mempelajari dan merangkum materi 17, 18
rasa ingin tahu, dari berbagai sumber
merefleksi, Merasa bosan dan bingung ketika
meneliti, mempelajari materi dan penjelasan
19, 22
memanfaatkan yang berbeda-beda dari beragam
berbagai sumber buku dan sumber lainnya
3

Merasa putus asa mencari sumber


20
yang relevan
Menghindari mempelajari cara baru
menyelesaikan masalah yang belum 23
tahu hasilnya

4. Indikator: Merasa geram ketika mendapat kritik


24
Memiliki terhadap tugas Menyusun pertanyaan
kemampuan Mampu memahami perasaan teman
berbahasa, yang gagal ketika menyelesaikan 25, 37
mengontrol diri, soal yang sulit
dan sadar akan Merasa sulit dan frustasi ketika
21, 26,
perasaannya menjelaskan mengenai soal yang
38
sulit
Merasa tertantang ketika menemukan 27, 39,
soal yang sulit 28
Merasa bebas mempertahankan
29
pendapat sendiri ketika berdiskusi
5. Indikator: Senang memanfaatkan berbagai
30, 31,
Menunjukkan rasa sumber yang berbeda guna
34
ingin tahu, menemukan beragam informasi
merefleksi, Merasa bosan mempelajari
meneliti, dan matematika dari beragam buku
40
memanfaatkan
beragam sumber
6. Indikator: Berusaha mencari cara baru ketika
Menggunakan gagal menyelesaikan soal dengan 36
pengalaman cara yang lama
3

kegagalan untuk Memiliki pendapat bahwa kegagalan


motivasi diri dalam ujian yang lalu maupun
masalah sehari-hari akan 35
melemahkan semangat belajar yang
selanjutnya
Berusaha memperbaiki penyelesaian
yang salah untuk bekerja secara teliti 32

Memiliki pendapat bahwa


memperbaiki kesalahan dalam
33
mengerjakan soal hanya membuang
waktu dan melelahkan

Penyusunan butir pernyataan pada resiliensi matematis mengacu


pada enam indikator pada tabel 3.2 diatas. Pernyataan tersebut terdiri
dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Angket/Kuesioner yang
digunakan menggunakan skala Likert 4, karena terdiri dari 4 pilihan
jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS) dan
Sangat Tidak Setuju (STS). Skor setiap pernyataan berkisar 1 sampai 4
dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Skor Alternatif Instrumen Sikap Resiliensi Matematis
Bobot Skor
Alternatif pertanyaan
Positif Negatif
SS 4 1
S 3 2
KS 2 3
STS 1 4

d. Kalibrasi
3

Instrumen berisi angket sikap resiliensi matematis tersebut akan


didistribusikan kepada 55 siswa kelas VIII melalui google form untuk
memperoleh data mengenai tingkat resiliensi matematis siswa. Kalibrasi
mencakup pengujian validitas dan reabilitas instrumen penelitian, yaitu:
1) Hasil Uji Validitas Resiliensi Matematis
Berdasarkan hasil pengujian validitas butir instrument sikap
resiliensi matematis menggunakan aplikasi SPSS, diketahui hasil R
hitung > R tabel, maka instrument sikap resiliensi matematis
dikatakan valid. Berikut hasil dari pengujian validitas instrument
menggunakan aplikasi SPSS, diketahui hasil R hitung > R tabel,
maka instrument sikap resiliensi matematis dikatakan valid.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Resiliensi Matematis

Butir R R
No. Indikator Ket.
Soal hitung Tabel
1. Sikap tekun, yakin/percaya 1 0.462 0.266 Valid
diri, bekerja keras, tidak 2 0.648
mudah menyerah 3 0.616
menghadapi masalah, 4 0.372
kegagalan, dan 5 0.293
ketidakpastian 6 0.654
7 0.389
8 0.408
9 0.712
2. Berkeinginan 10 0.566 0.266 Valid
bersosialisasi, mudah 11 0.444
memberi bantuan, 12 0.604
berdiskusi degan 13 0.470
sebayanya, dan beradaptasi 14 0.667
dengan lingkungannya 15 0.485
3. Menunjukkan rasa ingin 16 0.437 0.266 Valid
tahu, merefleksi, meneliti, 17 0.684
memanfaatkan berbagai 18 0.443
sumber 19 0.553
20 0.700
22 0.477
23 0.644
4. Memiliki kemampuan 21 0.572 0.266 Valid
3

berbahasa, mengontrol diri, 24 0.437


dan sadar akan 25 0.503
perasaannya 26 0.397
27 0.618
28 0.493
29 0.542
37 0.505
38 0.597
39 0.330
5. Menunjukkan rasa ingin 30 0.417 0.266 Valid
tahu, merefleksi, meneliti, 31 0.429
dan memanfaatkan 34 0.400
beragam sumber 40 0.712
6. Menggunakan pengalaman 32 0.421 0.266 Valid
kegagalan untuk motivasi 33 0.476
diri 35 0.358
36 0.616

2) Hasil Uji Reliabilitas Resiliensi Matematis


Berdasarkan Output Uji reliabilitas kuesioner sikap resiliensi
matematis pada SPSS, didapatkan koefisien alpha (alpha cronbach)
dengan perolehan derajat reliabilitas sangat tinggi sebagai berikut.
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Sikap Resiliensi Matematis
Variabel Hasil Uji (r11) Keterangan
Koefisien sikap resiliensi 0.906 Derajat reliabilitas
matematis siswa sangat tinggi

4. Soal bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills)


a. Definisi Konseptual
HOTS (Higher-order thinking skill) adalah kemampuan transfer satu
konsep ke konsep lainnya. memproses dan menerapkan informasi,
mencari kaitan dari berbagai Informasi yang berbeda, menggunakan
informasi untuk menyelesaikan masalah, dan menelaah ide dan
informasi secara kritis.6

6
Wayan Widana, Modul Penyusunan Soal HOTS, (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), h. 3.
3

b. Definisi Operasional
HOTS (Higher-Order Thinking Skills) adalah kemampuan siswa
dalam menggunakan keterampilan berpikir kritis dan kreatif dengan cara
berpikir divergen melalui aktivitas yang bersifat menganalisis,
mengevaluasi dan mengkreasi (mencipta). Indikator kemampuan
berpikir tingkat tinggi yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari:
1). Mampu menganalisis dan menghasilkan berbagai informasi yang
terdapat dalam masalah.
2). Mampu merumuskan pertanyaan dan membatasi masalah
3). Mampu menyelesaikan masalah dengan berbagai cara dan tersusun
secara sistematis.
4). Mampu mensintesis dari berbagai penyelesaian sehingga mampu
menghasilkan solusi dengan cara yang ekstrim (tidak biasa).
5). Mampu menginterpretasi dan mengevaluasi ide-ide dalam
menyelesaikan permasalahan.
6). Mampu menarik kesimpulan.
Soal-soal bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills) yang
memuat kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk
memecahkan masalah (Problem Solving), keterampilan berpikir kritis
(Critical thinking), berpikir kreatif (Creative Thinking), kemampuan
berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan
(Decision Making) akan digunakan untuk pengambilan data kemudian
diuji cobakan tes instrumen sebanyak 6 soal.
c. Kalibrasi
Instrumen soal bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills)
tersebut akan didistribusikan kepada 55 siswa kelas VIII melalui angket
google form untuk memperoleh data mengenai kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills).
Kalibrasi mencakup pengujian validitas dan reabilitas instrumen
penelitian, yaitu:
3

1) Hasil Uji Validitas Soal Bermuatan HOTS


Berdasarkan hasil pengujian validitas menggunakan aplikasi
SPSS, diketahui hasil R hitung > R tabel. Maka, instrumen
dikatakan valid. Berikut hasil dari pengujian validitas menggunakan
aplikasi SPSS, diketahui hasil R hitung > R tabel. Maka, instrumen
dikatakan valid.
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Soal Bermuatan HOTS
Butir R R
Indikator Ket.
Soal hitung tabel
 Siswa mampu menyelesaikan 1 0.358 0.266 Valid
permasalahan yang berkaitan
dengan persamaan linear dua
variabel
 Siswa mampu mengubah bentuk
soal cerita dan menuliskannya
kedalam simbol matematis
 Siswa mampu menganalisis
permasalahan persamaan linier
satu variabel dengan tepat

 Siswa mampu menyelesaikan 2 0.346 0.266 Valid


permasalahan yang berkaitan
dengan persamaan linear dua
variabel
 Siswa mampu mengubah bentuk
soal cerita dan menuliskannya
kedalam simbol matematis
 Siswa mampu menganalisis
permasalahan persamaan linier
satu variabel dengan tepat
 Siswa mampu menyelesaikan 3 0.770 0.266 Valid
permasalahan yang berkaitan
3

dengan persamaan linear satu


variabel
 Siswa mampu mengubah bentuk
soal cerita dan menuliskannya
kedalam simbol matematis
 Siswa mampu menganalisis
permasalahan persamaan linier
satu variabel dengan tepat
 Siswa mampu menyelesaikan 4 0.435 0.266 Valid
permasalahan yang berkaitan
dengan persamaan linear satu
variabel
 Siswa mampu mengubah bentuk
soal cerita dan menuliskannya
kedalam simbol matematis
 Siswa mampu menganalisis
permasalahan persamaan linier
satu variabel dengan tepat

 Siswa mampu menyelesaikan 5 0.913 0.266 Valid


permasalahan yang berkaitan
dengan persamaan linear satu
variabel
 Siswa mampu mengubah bentuk
soal cerita dan menuliskannya
kedalam simbol matematis
 Siswa mampu mengevaluasi solusi
terbaik dari permasalahan
persamaan linier satu variabel
dengan tepat

 Siswa mampu menyelesaikan 6 0.910 0.266 Valid


3

permasalahan yang berkaitan


dengan persamaan linear satu
variabel
 Siswa mampu mengubah bentuk
soal cerita dan menuliskannya
kedalam simbol matematis
 Siswa mampu mengevaluasi solusi
terbaik dari permasalahan
persamaan linier satu variabel
dengan tepat

2) Uji Reliabilitas Soal Bermuatan HOTS


Berdasarkan Output pada SPSS didapatkan koefisien alpha
(alpha cronbach) soal bermuatan HOTS (Higher Order Thinking
Skills) sebagai berikut.
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Soal Bermuatan HOTS
Variabel Hasil Uji (𝑟11) Keterangan
Soal HOTS (Higher Order Derajat reliabilitas
0.739
Thinking Skillss) tinggi

F. Teknik Pengolahan Data


a. Perhitungan Skor Data
Setelah peneliti memperoleh data responden, peneliti akan
melakukan perhitungan skor untuk menentukan tingkat sikap resiliensi
matematis yang dimiliki siswa serta kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal bermuatan HOTS. Adapun Langkah-langkahnya
sebagai berikut:
1) Menghitung nilai akhir responden
Untuk mengetahui tingkat resiliensi matematis yang dimiliki
siswa serta kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal bermuatan
HOTS dilakukan pengolahan data. Kemudian menentukan nilai dari
masing-masing responden untuk angket sikap resiliensi matematis
3

dan instrumen soal bermuatan HOTS dengan perhitungan sebagai


berikut.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠i𝑠𝑤𝑎
𝑁i𝑙𝑎i = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠i𝑚𝑎𝑙 × 100

Untuk angket sikap resiliensi matematis, jumlah skor maksimal,


yaitu 160. Nilai tersebut diperoleh dari skor tertinggi pada setiap
butir dikalikan dengan total butir angket sikap resiliensi matematis.
2) Membuat tabel distribusi frekuensi
Setelah data terkumpul, analisis yang akan dilakukan, yaitu
analisis deskriptif kuantitatif. Data resiliensi matematis yang
dimiliki siswa serta kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
bermuatan HOTS yang diperoleh kemudian dibuat kedalam bentuk
tabel distribusi frekuensi dengan tujuan untuk mendapatakan
informasi lebih dalam mengenai data yang telah diperoleh.
3) Pengkategorian kecenderungan skor
Setelah menentukan tabel distribusi frekuensi data, selanjutnya
data tersebut dideskripsikan dalam bentuk kategori. Masing-masing
siswa yandikategorikan menjadi tiga, yaitu tinggi, sedang, dan
rendah. Untuk menjawab rumusan masalah pada poin 1, 2, 3 dan 4
menggunakan teknik analisis secara deskriptif dengan menghitung
mean dan standar devisi. Kemudian dilakukan perhitungan
presentase rata-rata.
4) Menghitung mean data kelompok, kemudian mencari standar
deviasi/simpangan baku.
Terlebih dahulu mencari varians data.
Rumus Mean:
∑55 𝑥i
i =1
X̅ = n
Rumus Varians:
∑𝑛 (Xi − X̅ )2
𝑠2 = i=1
𝑛−1
3

Rumus standar deviasi:

∑ (Xi − X̅ )2
𝑛
𝑠=√ i=1
𝑛−1
Keterangan:
𝜎2 = Varians populasi
Xi = Data ke − i dari suatu kelompok data
X̅ = Rata − rata kelompok
𝑛 = Jumlah sampel
Dari perhitungan tersebut, kemudian sikap resiliensi matematis
yang dimiliki siswa dikategorikan kedalam 3 tingkat sebagaimana
tertera pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.8 Tingkatan Kategori Sikap Resiliensi Matematis


𝑋 Kategori
X < X̅ − 0,5 𝑠 Rendah
X̅ − 0,5 𝑠 ≤ X < X̅ + Sedang
0,5 𝑠
X ≥ X̅ + 0, 5 𝑠 Tinggi

dengan
X : skor resiliensi matematis siswa
X̅ : rata − rata skor resiliensi matematis siswa
𝑠 : standar deviasi skor resiliensi matematis seluruh siswa
Sementara level HOTS dikategorikan dengan level tinggi,
sedang, dan rendah. Adapun langkah-langkah pengelompokannya
sebagai berikut. Pertama, mencari nilai rata-rata skor siswa.
Langkah kedua, mencari nilai deviasi.
Tabel 3.9 Tingkatan Kategori Siswa dalam Menyelesaikan soal HOTS
Skor Kategori
X < X̅ − 0,5 𝑠 Rendah
X̅ − 0,5 𝑠 ≤ X < X̅ + Sedang
0,5 𝑠
X ≥ X̅ + 0, 5 𝑠 Tinggi
4

dengan
X : skor soal bermuatan HOTS
X̅ : rata-rata skor soal bermuatan HOTS
𝑠 : standar deviasi skor soal bermuatan HOTS

b. Penerapan Teknik Analisis


Selanjutnya dilakukan analisis data dengan memakai pendekatan
statistik. Analisis data akan dilakukan menggunakan aplikasi IBM SPSS
Statistics 25. Untuk menjawab rumusan masalah poin 5, yaitu ada
tidaknya pengaruh sikap resiliensi matematis terhadap kemampuan
menyelesaikan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) akan
digunakan teknik Analisis Regresi Linier Sederhana. Berikut akan
dituliskan Langkah-langkah beserta rumus penyelesaiannya.
1) Uji Prasyarat Analisis
Melakukan uji normalitas data dengan teknik Kolmogorov-
smirnov. Dalam melakukan uji normalitas pada penelitian ini,
peneliti menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirov. Langkah-
langkah Uji Normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov:
 Pengujian Hipotesis
H0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
 Statistik Uji menggunakan 𝐷, yaitu nilai maksimum dari:
i−1 i− i−1
1 𝑎𝑡𝑎𝑢 - 𝐹 (𝑌 ).
𝐹( 𝑌)−
i
𝑁 i 𝑁 𝑁
Secara matematis dapat ditulis menjadi
i−1 i−1
𝐷 = 𝑚𝑎𝑥 {𝐹(𝑌 ) − , − 𝐹 (𝑌 )}
1<i<𝑁 i
𝑁 𝑁 i

Dimana 𝐹(𝑌i) adalah peluang distribusi kumulatif.


 Kaidah Keputusan
 H0 diterima jika nilai 𝐷 Lebih kecil dari nilai 𝐷𝑁,𝛼 pada table
Kolmogorov Smirnov
4

 H0 ditolak jika nilai 𝐷 sama atau lebih besar dari nilai 𝐷𝑁,𝛼
pada tabel Kolmogorov Smirnov (𝐷𝑁 ≥ 𝐷𝑁,𝛼 )
 Kesimpulan
Jika H0 diterima maka data mengikuti distribusi tertentu
Jika H0 ditolak maka data tidak mengikuti distribusi tertentu
Kemudian melakukan Uji Korelasi untuk mencari hubungan
antara dua buah variabel, dan membuktikan hipotesis hubungan dua
variabel dengan menggunakan Rumus Korelasi Product Moment.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi
yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman
pada ketentuan berikut.
Tabel 3.10 Interval Koefisien Korelasi dan Tingkat Hubungannya

𝑟11 Keterangan
0,800 < 𝑟11 < 1,000 Derajat reliabilitas sangat tinggi
0,600 < 𝑟11 ≤ 0,800 Derajat reliabilitas tinggi
0,400 < 𝑟11 ≤ 0,600 Derajat reliabilitas sedang
0,200 < 𝑟11 ≤ 0,400 Derajat reliabilitas rendah
0,000 < 𝑟11 ≤ 0,200 Derajat reliabilitas sangat rendah

Apabila menggunakan uji linearitas pada software SPSS, dalam


pengambilan keputusan pada uji linearitas dapat dilakukan dengan
melihat nilai signifikansinya.
1. Jika Deviation from Linearity Sig > 0.05, maka terdapati
hubungan yang linear secara signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
2. Jika Deviation from Linearity Sig ≤ 0.05, maka tidak terdapat
hubungan yang linear secara signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
2) Uji Hipotesis
Akan dilakukan pengujian hipotesis untuk dengan dugaan: sikap
resiliensi matematis ( X ) berpengaruh signifikan/nyata terhadap
4

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal bermuatan HOTS


(Higher Order Thinking Skills). Pengujian hipotesis dilakukan
menggunakan software SPSS 25. Namun akan dituliskan Langkah-
langkah beserta rumus penyelesaiannya sebagai berikut.
a) Melakukan Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi digunakan apabila kita ingin mengetahui
bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui variabel
7
independent atau prediktor. Analisis regresi yang akan digunakan
adalah analisis regresi linier sederhana, yaitu didasarkan pada
hubungan fungsional maupun kausal satu variabel independen (sikap
resiliensi matematis siswa) dengan satu variabel dependen
(kemampuan menyelesaikan soal HOTS) dengan ketentuan:8
H0 : β1 = 0
H1 : β1 > 0

Rumus Analisis Regresi Linier Sederhana:


(∑ 𝑌)(∑ X2) − (∑ X)(∑ X𝑌)
𝛽0 =
𝑛 ∑ X2 − (∑ X)2

n ∑ X𝑌 − ∑ X ∑ 𝑌
𝛽 = ∑ 2 (∑ )2
𝑛 X − X
1

𝑌 = 𝛽0 + 𝛽1X atau Harga 𝛽0 = 𝑌 − 𝛽1X

Setelah harga 𝛽0 dan 𝛽1 ditemukan, maka persamaan regresi linear


sederhana dapat disusun. Dengan persamaan umumnya: 9
𝑌 = 𝛽0 + 𝛽1X + si
Keterangan:
𝑌 : subjek pada variabel dependen yang diprediksikan
𝛽0 : harga 𝑌 bila X = 0 (konstan)

7
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 1999), Cet. I, h. 242.
8
Ibid.
9
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 1999), Cet. I, h. 245.
4

𝛽1: koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau


penurunan variabel dependen
X : subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu
3) Uji t
Salah satu uji signifikansi hipotesis, yaitu dengan melakukan uji-
t. Dengan uji signifikansi ini dapat diketahui apakah variabel bebas/
prediktor/independen ( X ) berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel tak bebas/response/dependent ( 𝑌 ). Arti dari signifikan
adalah bahwa pengaruh antar variabel berlaku bagi seluruh populasi.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam uji-t pada regresi
linier adalah:10
 Menentukan Hipotesis
H0: 𝛽𝐼 = 0; sikap resiliensi matematis ( X ) tidak berpengaruh
terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal bermuatan
HOTS (Higher Order Thinking Skills) (𝑌)
H1: 𝛽𝐼 > 0; sikap resiliensi matematis ( X) berpengaruh positif
terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal bermuatan
HOTS (Higher Order Thinking Skills) (𝑌)
 Menentukan taraf nyata (𝛼)
 Taraf nyata yang digunakan adalah 𝛼 = 2.5% (𝛼 = 0.025)
 Menghitung nilai t hitung menggunakan rumus:

𝑡ℎi𝑡 = 𝛽1
𝑆𝛽1
Keterangan:
𝛽1 : Koefisien regresi
𝑆𝛽1 : Standar Error
 Menentukan daerah penolakan H0 (daerah kritis)

1
I Made Yuliara, Modul Regresi Linier Sederhana, (Bali:
Udayana, 2016), h.
4

Gambar 3.1 Daerah penolakan H0

 Menentukan t tabel (menggunakan tabel uji-t)


Tabel Uji-t untuk α = 5% dan derajat kebebasan (df) = n – 2; (n =
jumlah sampel)
 Kriteria Pengujian nilai t hitung dan t tabel
Jika nilai 𝑡ℎi𝑡 < 𝑡𝑡𝑎𝑏, maka H0 diterima
Jika nilai 𝑡ℎi𝑡 > 𝑡𝑡𝑎𝑏, maka H0 ditolak, H1 diterima
 Membuat kesimpulan hasil uji signifikansi
4) Koefisien Determinasi (𝑅2)
Uji signifikansi determinasi digunakan utnuk mengetahui
signifikansi perbedaan antara proporsi subyek, obyek, kejadian, dan lain-
lain, yang masuk ke dalam berbagai kategori.11
Koefisien determinasi dapat ditentukan dengan mengkuadratkan
koefisien korelasi. Uji koefisien determinasi bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar sumbangan variabel independen (sikap
resiliensi matematis siswa) terhadap variabel dependen ( kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal bermuatan HOTS).
𝐽𝐾 𝑟𝑒𝑔
𝑅2 = 𝐽𝐾 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

11
Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta:
Pelajar, 2011), Cet. IV, h.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal berkategori HOTS pada mata pelajaran
matematika apabila ditinjau dari sikap resiliensi matematisnya. Pengambilan
data dilakukan menggunakan instrumen berupa angket untuk sikap resiliensi
matematis dan soal uraian bermuatan HOTS untuk mengukur kemampuan
siswa. Pengambilan data penelitian dilakukan secara online melalui google
form agar mudah diakses oleh responden. Peneliti melakukan penelitian di
SMP Mumtaza Islamic School.
1. Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS
a. Tabel Distribusi Frekuensi
Variabel kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS diukur
menggunakan enam soal uraian pada mata pelajaran matematika kelas
VIII dengan materi sistem persamaan linear dua variabel. Hasil
pengolahan data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Siswa dalam Menyelesaikan
Soal Berkategori HOTS

No. Kelas Interval Frekuensi


1. 42-49 1
2. 50-57 0
3. 58-65 11
4. 66-73 12
5. 74-81 20
6. 82-89 6
7. 90-97 2
8. 98-100 3
Jumlah 55

46
4

Tabel 4.2 Deskripsi Data Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal


Berkategori HOTS

N 55
Mean 75,018
Median 75
Mode 73
Minimum 42
Maximum 100
Standar Deviasi 10,8551

Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 dapat diketahui bahwa frekuensi


tertinggi perolehan skor siswa dalam menyelesaikan soal berkategori
HOTS terdapat pada kelas interval 74–81 dengan jumlah sebanyak 20
siswa. Dari perhitungan data yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa sebaran data ada pada interval 74–81, hal tersebut berdasarkan
pada nilai median dan modus yang diperoleh. Sedangkan untuk nilai
standar deviasi diperoleh 10,8551. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
dikatakan bahwa data bersifat homogen.
b. Kategori Kemampuan Siswa dalam menyelesaikan soal HOTS
Setelah dilakukan pengolahan data, peneliti melakukan perhitungan
pengkategorian kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS
pada mata pelajaran matematika. Tabel distribusi frekuensi kategori
kecenderungan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kategori Kemampuan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal HOTS
Presentase
No. Skor Frekuensi Kategori
(%)
X < 69,59045
1. 13 23,63 Rendah
53,36
2. 69,59045 ≤ X < 80.44555 31 Sedang
3. X ≥ 80.44555 11 20 Tinggi
Jumlah 55 100
4

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan


siswa dalam menyelesaikan soal berkategori HOTS tergolong sedang,
yaitu sebanyak 31 orang (53,36%). Sebanyak 13 siswa (23,63%)
memiliki kemampuan menyelesaikan soal HOTS yang tergolong rendah
dan sebanyak 11 siswa (20%) memiliki kemampuan menyelesaikan soal
HOTS yang tergolong tinggi.
Tabel 4.4 Rata-rata Skor Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
HOTS Berdasarkan Indikator

Jumlah Butir
No. Indikator Rata-rata Skor
Pernyataan
1. Menganalisis (C4) 2 93
2. Mengevaluasi (C5) 2 74
3. Mengkreasi (C6) 2 52

Berdasarkan tabel 4.4 indikator kemampuan siswa dalam


menyelesaikan soal HOTS kemampuan menganalisis siswa (C4)
tergolong tinggi dibandingkan kemampuan mengevaluasi dan
mengkreasi, sedangkan kemampuan siswa dalam mengkreasi masih
rendah.
2. Sikap Resiliensi Matematis
Instrumen angket resiliensi matematis terdiri dari 40 butir
pernyataan. Perhitungan skor nilai pada kemandirian belajar
menggunakan skala Likert 4. Berdasarkan hasil pengumpulan data
tentang sikap resiliensi matematis yang dimiliki siswa yang terdiri dari
lima indikator, diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Tabel Distribusi Frekuensi
Variabel sikap resiliensi matematis yang dimiliki siswa diukur
menggunakan 40 butir instrumen yang diberikan melalui angket. Hasil
pengolahan data sebagai berikut:
4

Tabel 4.5 Ditribusi Frekuensi Skor Sikap Resiliensi Matematis Siswa


No. Kelas Interval Frekuensi
1. 38-46 1
2. 47-55 2
4. 56-64 8
5. 65-73 28
6. 74-82 7
7. 83-91 5
8. 92-100 4
Jumlah 55

Tabel 4.6 Deskripsi Data Sikap Resiliensi Matematis Siswa


N 55
Mean 71,80
Median 70
Mode 70
Minimum 38
Maximum 100
Standar Deviasi 12,73141

b. Kategori Resiliensi Matematis Siswa


Setelah dilakukan pengolahan data, peneliti melakukan perhitungan
sikap resiliensi matematis yang dimiliki siswa. Tabel distribusi frekuensi
kategori kecenderungan sikap resiliensi matematis yang dimiliki siswa
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Resiliensi Matematis
Siswa

No. Skor Frekuensi Presentase (%) Kategori


1. X < 65.4345 15 27,3 Rendah
2. 65.4345 ≤ X < 78.1655 25 45,5 Sedang
3. X ≥ 78.1655 15 27,3 Tinggi
Jumlah 55 100
5

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa tingkat resiliensi


matematis yang dimiliki siswa tergolong sebagian besar berpusat pada
kategori sedang (45,5%). Siswa yang memiliki sikap resiliensi
matematis rendah berjumlah 15 orang (27,3%) dan siswa yang memiliki
sikap resiliensi tinggi sebanyak 15 orang (27,3%).
Tabel 4.8 Rata-rata Skor Sikap Resiliensi Siswa Berdasarkan Indikator
No. Indikator Jumlah Butir Skor
Butir Soal
1. Sikap tekun, yakin/percaya diri, 9 1 68
bekerja keras, tidak mudah 2
menyerah menghadapi masalah, 3
kegagalan, dan ketidakpastian 4
5
6
7
8
9
2. Berkeinginan bersosialisasi, 6 10 73
mudah memberi bantuan, 11
berdiskusi degan sebayanya, dan 12
beradaptasi dengan 13
lingkungannya 14
15
3. Menunjukkan rasa ingin tahu, 7 16 75
merefleksi, meneliti, 17
memanfaatkan berbagai sumber 18
19
20
22
23
4. Memiliki kemampuan berbahasa, 10 21 78
mengontrol diri, dan sadar akan 24
perasaannya 25
26
27
28
29
37
38
39
5. Menunjukkan rasa ingin tahu, 4 30 72
merefleksai, meneliti, dan 31
memanfaatkan beragam sumber 34
5

40
6. Menggunakan pengalaman 4 32 74
kegagalan untuk motivasi diri 33
35
36
Jumlah 40

Berdasarkan kategori sikap resiliensi matematis siswa, tabel 4.8 di


atas menunjukkan bahwa indikator keempat, yaitu sikap memiliki
kemampuan berbahasa, mengontrol diri, dan sadar akan perasaannya
merupakan indikator dengan kategori tertinggi, dengan skor rata-rata 78.

B. Hasil Analisis Statistik


1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data hasil penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Peneliti
melakukan uji normalitas data penelitian ini menggunakan model uji
regresi Kolmogorov Smirnov dengan nilai unstandardized residual
dengan taraf signifikansi ά = 5%. Berikut tabel hasil uji normalitas
Kolmogorov Smirnov.
Tabel 4.9 Rangkuman Uji Normalitas
One Sample Kolmogorov-Smirnov.Test
Unstandarized Residual
N 55
Normal Mean .000
Parameters
a,b

Std. 24.87705
Deviation
Most Absolute .147
Extreme
Differences
Positive .081
Negative -.147
Test Statistic 1.091
Asymp. Sig (2-tailed) .185
5

Sesuai dengan tabel 4.9 di atas, diperoleh bahwa nilai asymtotic


significance adalah 0.185, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
penelitian berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antar
variabel terikat (independent variable) dan variabel bebas (dependent
variable). Adapun kriteria uji yang dilaksanakan adalah jika nilai
signifikansi alpha ά > 0,05 maka hubungan yang terjadi antara kedua
variabel berbentuk linear.

Tabel 4.10 Hasil Uji Linearitas antara Dua Variabel


Variabel F Sig. Ket.
Sikap resiliensi matematis (X) Terhadap
0.787 0.676 Linear
Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal HOTS (Y)

Hasil uji linearitas dapat diinterpretasikan bahwa:


1). Berdasarkan Nilai Signifikansi (Sig.):
Dari tabel 4.10 diatas, diperoleh nilai signifikansi sikap Resiliensi
Matematis ( X) terhadap Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan
Soal HOTS ( 𝑌 ) sebesar 0.676. Hal ini menunjukkan bahwa
hubungan sikap resiliensi matematis siswa dengan kemampuan
menyelesaikan soal berkategori HOTS adalah linear.
2). Berdasarkan Nilai F:
Dari tabel 4.10 diatas, diperoleh nilai F hitung adalah 0,787 < F
tabel 4.023. Karena nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linear secara signifikan
antara sikap resiliensi matematis ( X ) dengan kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills).
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilaksanakan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya
pengaruh antara variable bebas (independent variable) terhadap varibel
5

terikat (dependent variable). Hasil pengujian hipotesis peneltian ini


ditunjukkan sebagai berikut:
a. Model Regresi Linear Sederhana
Uji hipotesis penelitian ini menggunakani teknis analisis regresi
linear, yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh sikap
resiliensi matematis terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-
soal berkategori HOTS. Berikut ini ringkasan hasil uji regresi linear
sederhana.

Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Regresi Linear


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 23,132 4,531 5,105 ,000
Resiliansi ,723 ,062 ,848 11,661 ,000

Berdasarkan tabel 4.11, diperoleh persamaan regresi:


𝑌 = 𝛽0 + 𝛽1X
𝑌 = 23,132 + 0,723X
Dari perolehan persamaan regresi diatas, dapat diintrepretasikan sebagai
berikut:
1). Nilai 𝛽0 = 23,132 sehingga jika tidak ada sikap resiliensi matematis
(X), maka nilai konsisten kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal HOTS (𝑌) adalah sebesar 23,132.
2). Sedangkan nilai 𝛽1 = 0,723, sehingga setiap penambahan sikap
resiliensi matematis ( X ) sebesar satu satuan, maka kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal HOTS (𝑌) akan meningkat sebesar
0,723. Nilai koefisien positif, sehingga pengaruh sikap resiliensi
matematis adalah bernilai positif dan cukup kuat. Jika sikap
5

resiliensi matematis tinggi, maka kemampuan siswa dalam


menyelesaikan soal HOTS akan semakin tinggi.
b. Uji T
Untuk mengetahui adakah pengaruh signifikan antara sikap resiliensi
matematis ( X) terhadap kemampuan siswa dalam Menyelesaikan Soal
HOTS (𝑌), dengan hipotesis:
H0 = Tidak ada pengaruh Sikap Resiliensi Matematis ( X ) terhadap
Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan soal HOTS (Higher Order
Thinking Skills)
H1 = Ada pengaruh positif Sikap Resiliensi Matematis ( X ) terhadap
Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS (Higher Order
Thinking Skills)
Berdasarkan tabel 4.11, diperoleh nilai signifikansi (Sig.) sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05 (< 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya ada pengaruh sikap resiliensi
matematis ( X) terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
HOTS (𝑌).

c. Uji F
Selanjutnya dilakukan uji F untuk menunjukkan apakah variabel
independen mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.

Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Uji F


Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 4570,898 1 4570,898 135,182 000b
Residual 1792,084 53 33,813
Total 6362,982 54
5

1). Berdasaran Nilai Signifikansi (Sig.) dari Output Anova


Berdasarkan tabel 4.12, diketahui nilai Sig. Sebesar 0,000. karena
nilai Sig. 0,000 < 0,05, maka sesuai dasar pengambilan keputusan
dalam uji F dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol ditolak atau
dengan kata lain sikap resiliensi matematis memiliki pengaruh
terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS
(Higher Order Thinking Skills).
2). Berdasarkan Perbandingan Nilai F Hitung dengan F Tabel
Berdasarkan tabel 4.12, diketahui nilai F hitung adalah sebesar
135,182 > 4,023 F tabel, maka sebagaimana dasar pengambilan
keputusan dalam uji F dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima,
sehingga sikap resiliensi matematis memiliki pengaruh terhadap
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS (Higher Order
Thinking Skills).

d. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menunjukkan ketepatan garis regresi. Uji
koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel independen (X) terhadap variabel dependen (𝑌). Berikut hasil
uji koefisien determinasi.

Tabel 4.13 Koefisien Determinasi


Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,848a ,718 ,713 5,8149

Berdasarkan tabel 4.13, diketahui nilai R square sebesar 0,718. Nilai


ini mengandung arti bahwa keragaman pada variabel X (Sikap Resiliensi
Matematis) akan berpengaruh terhadap keragaman variabel Y
(Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS) sebesar 71,8%.
5

Dengan demikian, sebesar 28,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang


tidak masuk dalam model.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Penelitian ini untuk mengetahui tingkat resiliensi matematis siswa pada
masa terjadinya wabah covid-19 di Indonesia dan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal matematika yang berkategori HOTS (Higher Order
Thinking Skills). Disamping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut. Selanjutnya peneliti
juga meneliti seberapa besar pengaruh sikap resiliensi matematis terhadap
keampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang bermuatan HOTS
(Higher Order Thinking Skills), terutama pada materi Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel (SPLDV).
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMP Mumtaza Islamic
School, Pondok Cabe, Tangerang Selatan dengan jumlah siswa 55 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 27,3% siswa memiliki sikap resiliensi
matematis rendah, 45,5% memiliki sikap resiliensi matematis sedang dan
sisanya 27,3% memiliki sikap resiliensi matematis tinggi. Berdasarkan tabel
4.5 yaitu distribusi frekuensi sikap resilien matematis siswa pada kelas
interval skor 65-73 mendapatkan sebesar 51%.
Peneliti juga menemukan pada tabel 4.8 yang menunjukkan rata-rata skor
sikap resiliensi siswa berdasarkan indikator terendah ada pada indikator
satu, yaitu sikap tekun, yakin/percaya diri, bekerja keras, tidak mudah
menyerah menghadapi masalah, kegagalan, dan ketidakpastian. Hal ini
terbukti dari dengan adanya perbedaan sikap antusias antara siswa yang
belajar secara online (PJJ) dan offline (tatap muka). Sedangkan rata-rata
indikator tertinggi ada pada memiliki kemampuan berbahasa, mengontrol
diri, dan sadar akan perasaannya.
Dapat disimpulkan, sesuai dengan tabel 4.6 dengan perolehan rata-rata
skor sikap resiliensi matematis siswa, yaitu 71,8, dengan rentang nilai
kriteria pengkategorian sedang, yaitu 65,43 ≤ X < 78,16, sehingga sikap
5

resiliensi matematis siswa pada masa covid-19 dengan sistem pembelajaran


jarak jauh (PJJ) tergolong sedang.
Hasil penelitian juga menunjukkkan bahwa 23,63% siswa memiliki
kemampuan yang rendah dalam menyelesaikan soal HOTS, 53,36% siswa
memiliki kemampuan yang sedang dalam menyelesaikan soal HOTS, dan
20% sisanya memiliki kemampuan yang rendah dalam menyelesaikan soal
HOTS
Oleh karena itu, dapat disimpulkan, perolehan rata-rata skor siswa dalam
menyelesaikan soal-soal berkategori HOTS, yaitu 75,018, dengan rentang
nilai kriteria pengkategorian sedang, yaitu 69,5904 ≤ X < 80,44555,
sehingga kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada masa covid-
19 dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) tergolong sedang.
Analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara sikap resiliensi matematis siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal-
soal mata pelajaran matematika berkategori HOTS secara parsial. Hasil ini
ditunjukan dengan uji regresi linear dengan hasil R square 0.718 atau memiliki
pengaruh positif sebesar 71,8%, dan sebesar 28,2% dipengaruhi oleh variabel
lain.

D. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini, penulis mengalami beberapa keterbatasan yang yang
sulit untuk dihindari, diantaranya:
1. Sulitnya memenuhi responden dengan jumlah yang ideal. Hal ini
dikarenakan, selama proses penelitian berlangsung, terdapat siswa yang
positif covid-19, sehingga sekolah sempat diliburkan selama beberapa
hari untuk sterilisasi. Hal ini menyebabkan tertundanya proses
pengumpulan data dan kuesioner.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada periode akhir berlalunya wabah virus covid-
19, meskipun serangan virus tersebut dalam beberapa kasus dan tempat
masih ditemukan. Keadaan demikian tentu saja masih menyisakan
kekhawatiran yang tinggi bagi sebagian wali murid dan
5

guru di SMP Mumtaza Islamic School Pondok Cabe Tangerang Selatan.


Adapun kegiatan pembelajaran, belum sepenuhnya dilaksanakan di
sekolah. Sebagian siswa belajar di sekolah, dan sebagian yang lain
belajar di rumah melalui daring.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Mumtaza Islamic


School Pondok Cabe Kota Tangerang Selatan dan mengacu pada data yang
telah diperoleh peneliti maka dapat disimpulkan:
1. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS (Higher Order
Thinking Skills) pada mata pelajaran matematika terbanyak ada pada
kategori sedang, dengan batas kategori 69,59045 ≤ X < 80,44555
sebanyak 53,36% (31 siswa) dari 55 siswa. Rata-rata nilai yang
diperoleh siswa dalam menyelesaikan soal berkategori HOTS ( Higher
Order Thinking Skills), yaitu 75,018. Rata-rata skor kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills)
tertinggi, yaitu ada pada indikator menganalisis (C4), dengan rata-rata
perolehan skor 93.
2. Sikap resiliensi matematis siswa terbanyak ada pada kategori sedang,
dengan batas kategori 65,4345 ≤ X < 78,16 sebanyak 45,5% (25 siswa)
dari 55 siswa. Rata-rata nilai sikap resiliensi matematis yang diperoleh
siswa, yaitu 71,80. Rata-rata skor sikap resiliensi matematis siswa
berdasarkan indikator tertinggi, yaitu ada pada indikator keempat, yaitu
sikap memiliki kemampuan berbahasa, mengontrol diri, dan sadar akan
perasaannya dengan perolehan skor rata-rata 78.
3. Sikap resiliensi matematis siswa berpengaruh secara signifikan terhadap
kemampuan menyelesaikan soal-soal mata pelajaran matematika
berkategori HOTS sebesar 71,8%, dan sebesar 28,2% dipengaruhi oleh
variabel lain.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru

59
6

Guru diharapkan bisa melakukan berbagai upaya untuk dapat


meningkatkan sikap resiliensi matematis siswa, karena kegiatan belajar
mengajar dipengaruhi oleh berbagai faktor di dalamnya, yaitu
kematangan, motivasi, hubungan guru dengan murid, kemampuan
verbal, keterampilan guru dalam berkomunikasi serta rasa aman.
Beberapa upaya guru untuk meningkatkan sikap resiliensi matematis
siswa diantaranya:
a. Menerapkan sikap disiplin bagi diri sendiri maupun siswa. Guru pun
harus menjadi contoh baik bagi siswanya. Jika pendidik itu sendiri
berada dalam situasi negatif dan tak mampu memberikan contoh,
akan sulit untuk menemukan energi dan kekuatan untuk
meningkatkan kedisiplinan dikalangan siswa.
b. Membangun relasi yang bermakna dengan siswa. Relasi yang
bermakna akan mudah terwujud jika terjadi komunikasi yang
efektif, yaitu saling menghormati, menghargai dan menerima.
Dalam relasi dan komunikasi yang efektif, siswa akan lebih mudah
mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya menjadi pribadi
dewasa dan matang.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skills) mata pelajaran
matematika.
3. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan dapat menyediakan fasilitas dan lingkungan
kelas yang kondusif guna menunjang kegiatan belajar siswa sehingga
siswa dapat belajar secara mandiri dan dapat memaksimalkan kegiatan
belajar dan softskills matematiknya.
6

DAFTAR PUSTAKA
Ariyana, Yoki, dkk. Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi. Jakarta: Calon Guru Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja, 2019.

Aunurrohman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2009.

Badjeber, Rafiq., dan Purwaningrum, Jayanti Putri. Pengembangan Higher


Order Thinking Skills dalam Pembelajaran Matematika di SMP . Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran. 1, 2018.

Budiyono. Pengantar Penilaian Hasil Belajar. Surakarta: UNS Press, 2015.

Budiyono. Pengantar Metodologi Penelitian. Surakarta: UNS Press, 2017.

Cahyani, E. P., dkk. Hubungan antara Minat Belajar dan Resiliensi


Matematis terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Kelas
VIII SMP. Jurnal Numeracy. 5, 2018.

Darmawan, dkk. Analisis Kesalahan Siswa SMP Berdasarkan Newman


dalam
Menyelesaikan Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis pada Materi
Bangun Ruang Sisi datar, Juring (Journal for Research in Mathematics
Learning), 1, 2018

Fanani, Moh. Zainal. Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thinking


Skills (HOTS) dalam Kurikulum 2013. Jurnal Edudeena. 2, 2018.

Furchan, Arief. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar. Cet. IV, 2011.

Gais, Zakkina., Afriansyah, E, A. Analisis Kemampuan Siswa Dalam


Menyelesaikan Soal High Order Thinking Ditinjau Dari Kemampuan
Awal Matematis Siswa (Studi Penelitian Embedded Concurrent Pada
Kelas X di SMAN 1 Garu). Jurnal “Mosharafa”. 6, 2017.

Gradini, Ega. Menilik Konsep Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher


Order Thinking Skills) dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal
Numeracy. 6, 2019.

Hendriana, H., Rohaeti, E. E., & Sumarmo, U. Hard Skills dan Soft Skills.
Bandung: PT. Refika Aditama, 2017.

Hudoyo, Herman. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran


Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang, 2003.
6

Ivie, Stanley. D. Ausubel's Learning Theory: An Approach to Teaching


Higher Order Thinking Skillss, The Higher School Journal, Vol. 82,
2015.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Online, Pendidikan


Karakter Dorong Tumbuhnya Kompetensi Siswa Abad 2021
(https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/06/pendidikan-karakter-
dorong-tumbuhnya-kompetensi-siswa- abad21#:~:text=Hal%20itu%20sesuai
%20dengan%20empat,Work%20C ollaboratively%20(kemampuan%20untuk
%20bekerja) diakses pada hari Jumat, 21 Januari 2022 pukul 16.40.

King, FJ., et al., Higher Order Thinking Skills. Florida: Center for
Advancement of Learning and Assessment, 2012.

Kurnia H. I., Royani, Y., Hendriana, H., dkk. Analisis Kemampuan


Komunikasi Matematik Siswa Smp di Tinjau dari Resiliensi matematis .
Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif. 1, 2018.

Martin, Andrew J., and Marsh, Harbert W. Academic Resilience and


Academic Buoyancy: Multidimensional and Hierarchical Conceptual
Framing of Causes, Correlates, and Cognate Constructs , Oxford
Review of Education Journal, 2009.

Masten, Ann S., and Reed, Marie-Gabrielle J. Resilience in Development.


New York: Oxford University Press, 2002.

Mulia, M. A., dkk., Keefektifan Model PBL Berpendekatan Realistik


Saintifik untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam
Pembelajaran Matematika, Jurnal Seminar Nasional Matematika X
Universitas Negeri Semarang, 2016.

Najahah, dkk. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Kesalahan yang


dilakukan
Siswa dalam Menyelesaikan Soal Hots: Analisis Newman, Jurnal
Natural Science Educational Research, 3, 2022.

NCH-The Bridge Child Care Development Service. Review: Resilience in


Children and Young People. London: Literature, 2007.

Newman, T. Promoting Resilience: A Review of Effective Strategies for


Child Care Services. London: Barnardo’s, 2002.

Piet A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian. Supervisi Pendidikan dalam


Rangka Program Inservice Education. Cet. I. Jakarta: Rineka Cipta,
1990.
6

Rahmawati, C dan Zhanty, L. S. Analisis Kemampuan Komunikasi siswa


Menengah terhadap Resiliensi Matematis. JPMI-Jurnal Pembelajaran
Inovatif. Vol. 2, 2019.

Resnick, L. Education and Learning to Think. Washington DC: National


Academy Press dalam Ega Gradini, Menilik Konsep Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills) dalam
Pembelajaran Matematika, Jurnal Numeracy. 6, 1987.

Saefudin, Asis dan Berdiati, Ika. Pembelajaran Efektif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, Cet. I, 2017.

Sholihah, D. A., dan Mahmudi, A. Keefektifan Experiential Learning


Pembelajaran Matematika MTs Materi Bangun Ruang Sisi Datar . Jurnal
Riset Pendidikan Matematika. 14, 2015.

Soedjadi, R. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi Keadaan


Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas, 2000.

Sudaryono. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers, 2017.

Sudjana, Nana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, Cet. I, 2001.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta, Cet.


XXVII, 2017.

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Cet. II, 1999.

Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2017.

Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. Metodologi Penelitian Pendidikan


Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.

Soemarmo, Utari, dkk. Tes dan Skala Matematika Bernuansa Higher Order
Thinking Skills. Bandung: PT Refika Aditama, Cet. I, 2019.

Utari, Retno., dan Madya, Widyaiswara. Taksonomi Bloom “Apa dan


Bagaimana Menggunakannya?”. Jakarta: Pusdiklat KNPK, 2015.

Widana, Wayan. Modul Penyusunan Soal HOTS. Jakarta: Direktorat


Pembinaan Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017.
6

Wilder, Sue Johnston., and Lee, Clare. Mathematical Resilience, Journal of


Mathematics Teaching, 2010.

Yuliana. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis ditinjau dari Resiliensi


Matematis Siswa Kelas VII SMP Krista Gracia Tahun Ajaran 2019/2020
pada Materi Geometri. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2020.

Yuliara, I Made. Modul Regresi Linier Sederhana. Bali: Universitas


Udayana, 2016.

Zanthy, L. S. Kontribusi Resiliensi Matematis terhadap Kemampuan


Akademik Mahasiswa pada Mata Kuliah Statistik Matematika.
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 7, 2018.
6

LAMPIRAN
6

Lampiran 1 Angket Sikap Resiliensi Matematis Siswa


ANGKET SIKAP RESILIENSI MATEMATIS SISWA
I. Informasi Umum
Nama :
Kelas :
Umur :
Jenis Kelamin:
Petunjuk Pengisian
Tuliskaan identitas diri anda dengan lengkap
Bacalah dengan teliti, kemudian berikan jawaban sesuai dengan diri anda
Setiap pernyataan hanya ada satu jawaban
Jawab sejujur-jujurnya sesuai dengan yang anda alami pada proses pembelajaran matematika
SS; Sangat Setuju
S: Setuju
TS: Tidak Setuju
STS: Sangat Tidak Setuju
6

III. Butir Pernyataan Sebelum dan Sesudah Revisi


No. Pernyataan Sebelum Revisi Pernyataan Sesudah Revisi Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1. Saya yakin dapat bertahan Saya optimis mempelajari materi matematika
mempelajari materi matematika yang yang sulit meski dalam durasi waktu yang lama.
sulit meski dalam durasi waktu yang
lama
2. Saya malas menuliskan langkah- Saya tidak suka menuliskan langkah-langkah
langkah yang digunakan pada setiap yang digunakan pada setiap penyelesaian
penyelesaian masalah matematika masalah matematika.
3. Saya berusaha mengerjakan sendiri Saya berusaha mengerjakan sendiri tugas
tugas matematika sampai selesai matematika hingga selesai dengan sungguh-
meski perlu kerja keras sungguh.
4. Saya percaya dapat memeriksa sendiri Saya percaya dapat memeriksa sendiri
kebenaran penyelesaian soal kebenaran penyelesaian soal matatematika yang
matematika yang kompleks. kompleks.
5. Saya yakin akan berhasil dalam ujian Saya mempelajari kembali materi matematika
mata pelajaran matematika yang akan yang gagal pada tes sebelumnya untuk tes yang
6

datang setelah gagal pada tes akan datang.


sebelumnya.
6. Saya ragu dapat menyusun Saya tidak yakin dapat menyusun penyelesaian
penyelesaian masalah matematika masalah matematika sebaik pekerjaan teman
sebaik pekerjaan teman lain. lain.
7. Saya menghindar dari mencoba cara Saya menghindar dari mencoba cara baru
baru menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah matematika yang
matematika yang berisiko gagal berisiko gagal.
8. Saya frustasi menghadapi ujian mata Saya tidak bersungguh-sunggguh menghadapi
pelajaran matematika setelah ujian mata pelajaran matematika setelah
mendapat nilai buruk dalam ujian mendapat nilai buruk dalam ujian sebelumnya.
sebelumnya
9. Saya berusaha memperbaiki tugas Saya berusaha memperbaiki tugas matematika
matematika yang belum sempurna yang belum sempurna dengan teliti dan
meski perlu kerja keras sungguh-sungguh.
10. Saya senang menjelaskan Saya puas dapat menjelaskan penyelesaian tugas
penyelesaian tugas matematika yang matematika yang sulit kepada teman lain baik
sulit kepada teman lain baik secara secara offline maupun online.
offline maupun online
6

11. Saya merasa terganggu diminta Saya terusik ketika dimintai bantuan oleh teman
bantuan oleh teman yang mengalami yang mengalami kesulitan belajar mata
kesulitan belajar mata pelajaran pelajaran matematika.
matematika.
12. Saya merasa nyaman berdiskusi Saya merasa menikmati ketika berdiskusi
tentang matematika dengan teman tentang matematika dengan teman seusia yang
seusia yang baru dikenal, baik secara baru dikenal, baik secara offline maupun online.
offline maupun online
13. Saya merasa sulit mencari teman Saya merasa keberatan untuk dimintai bantuan
untuk diminta bantuan mengatasi dalam mengatasi kesulitan belajar matematika.
kesulitan belajar matematika
14. Saya merasa canggung saat berdisusi Saya merasa jengah saat berdiskusi bersama
bersama teman yang lebih pandai. teman yang lebih pandai.
15. Saya merasa sungkan menyampaikan Saya merasa tidak enak menyampaikan
kesulitan belajar matematika kepada kesulitan belajar matematika kepada teman baru
teman baru atau teman yang berbeda atau teman yang berbeda kelas.
kelas
16. Saya berani menawarkan ide baru Saya berani menawarkan ide baru ketika belajar
ketika belajar kelompok matematika kelompok matematika baik secara offline
7

baik secara offline maupun online maupun online.


17. Saya mencoba cara berbeda dari Saya mencoba cara berbeda dari contoh
contoh penyelesaian yang ada di buku penyelesaian yang ada di buku referensi
referensi matematika atau yang matematika atau yang dijelaskan oleh Guru.
dijelaskan oleh Guru
18. Saya merasa lebih aman mengerjakan Saya merasa lebih aman mengerjakan tugas
tugas matematika ketika jawaban saya matematika ketika jawaban saya sama seperti
sama seperti jawaban teman yang jawaban teman yang pandai matematika.
pandai matematika
19. Saya menghindar menyelesaikan soal Saya menghindar menyelesaikan soal
matematika yang memiliki beragam matematika yang memiliki beragam cara
cara penyelesaian penyelesaian.
20. Saya merasa putus asa mencari Saya merasa tidak berguna jika mencari sumber
sumber yang relevan dalam yang relevan dalam menyelesaikan soal
menyelesaikan soal matematika matematika.
21. Saya mengelak mengerjakan soal Saya mengelak mengerjakan soal matematika
matematika yang menuntut memberi yang menuntut memberi beragam alasan atau
beragam alasan atau penjelasan penjelasan.
7

22. Saya berusaha mencari cara baru Saya berusaha mencari cara baru menyelesaikan
menyelesaikan masalah matematika masalah matematika ketika gagal dengan cara
ketika gagal dengan cara lama lama.
23. Saya menghindari cara baru Saya menghindari cara baru menyelesaikan
menyelesaikan masalah matematika masalah matematika yang belum tahu hasilnya.
yang belum tahu hasilnya
24. Saya merasa kesal ketika mendapat Saya merasa kesal ketika mendapat kitik
kitik terhadap tugas menyusun terhadap tugas menyusun pertanyaan dalam
pertanyaan dalam penyelesaian penyelesaian masalah matematika.
masalah matematika.
25. Saya memahami perasaan teman yang Saya mengerti perasaan teman yang gagal ketika
gagal ketika menyelesaikan soal yang menyelesaikan soal yang sulit dalam pelajaran
sulit dalam pelajaran matematika. matematika.
26. Saya merasa sulit dan frustasi ketika Saya merasa sukar dan stress ketika
menjelaskan soal matematika yang menjelaskan soal matematika yang sulit.
sulit
27. Saya merasa penasaran dan tertantang Saya merasa penasaran dan tertantang ketika
ketika menemukan soal matematika menemukan soal matematika yang baru pada
yang baru pada pembelajaran online pembelajaran online (daring) maupun offline
7

(daring) maupun offline (tatap muka) (tatap muka).


28. Saya malas dan frustasi ketika Saya malas ketika menjelaskan soal matematika
menjelaskan soal matematika yang yang membutuhkan beberapa langkah dalam
membutuhkan beberapa langkah penyelesaiannya.
dalam penyelesaiannya.
29. Saya merasa memiliki kebebasan Saya merasa memiliki kebebasan dalam
dalam mempertahankan pendapat mempertahankan pendapat ketika berdiskusi
ketika berdiskus bersama teman-teman bersama teman-teman lain.
lain
30. Saya bersyukur menemukan sumber Saya bersyukur menemukan sumber materi
materi matematika melalui internet matematika melalui internet yang relevan
yanag relevan dengan tuga dengan tugas matematika saya (youtube,
smatematika saya website, e-book).
31. Saya berpendapat mempelajari Saya berpendapat mempelajari beragam
beragam buku/sumber matematika buku/sumber matematika akan menguatkan
akan menguatkan pemahaman pemahaman matematika saya.
matematika saya
32. Saya berusaha memperbaiki Saya berusaha memperbaiki penyelesaian soal
penyelesaian soal yang salah untuk yang salah untuk bekerja secara lebih teliti lagi.
7

bekerja secara lebih teliti lagi


33. Saya berpendapat bahwa memperbaiki Saya berpendapat membetulkan kesalahan
memperbaiki kesalahan dalam dalam mengerjakan soal matematika hanya
mengerjakan soal matematika hanya membuang waktu dan melelahkan.
membuang waktu dan melelahkan
34. Saya mencoba merangkum topik Saya mencoba merangkum topik materi
materi pelajaran matematika dari pelajaran matematika dari beberapa buku
beberapa buku sumber yang sesuai sumber yang sesuai.
35. Saya berpendapat bahwa kegagalan Saya berpendapat bahwa kegagalan dalam ujian
dalam ujian yang lalu akan yang lalu akan melemahkan dan mengurangi
melemahkan dan mengurangi rasa rasa pecaya diri dalam menyelesaikan ujian
pecaya diri dalam menyelesaikan ujian berikutnya.
berikutnya
36. Saya berusaha mencari cara yang baru Saya berusaha mencari cara yang baru ketika
ketika gagal menyelesaikan soal gagal menyelesaikan soal dengan cara yang
dengan cara yang lama lama.
37. Saya tidak terlalu mempedulikan Saya tidak terlalu mempedulikan perasaan
perasaan teman saya yang gagal teman saya yang gagal menyelesaikan soal
menyelesaikan soal matematika yang matematika yang sukar.
7

sukar
38. Saya merasa sulit mengungkapkan Saya merasa susah mengungkapkan pemahaman
pemahaman matematika saya kepada matematika saya kepada orang lain.
orang lain
39. Saya merasa percaya diri mampu Saya merasa percaya diri mampu menjelaskan
menjelaskan secara lisan tugas secara lisan tugas matematika yang sudah
matematika yang sudah dikerjakan dikerjakan dalam pembelajaran online (daring)
dalam pembelajaran daring atau online maupun offline (tatap muka).
40. Saya merasa bosan mempelajari Saya merasa bosan mempelajari penyelesaian
penyelesaian soal matematika dari soal matematika dari berbagai sumber/buku
berbagai sumber/buku dalam dalam pembelajaran online.
pembelajaran online
75

Lampiran 2 Soal Kemampuan HOTS (Higher Order Thinking Skills)


SOAL KEMAMPUAN HOTS (HIGHER ORDER THINKING SKILLS)
I. Informasi Umum
Nama :
Kelas :
Umur :
Jenis Kelamin :
II. Petunjuk Pengisian
1. Tuliskan identitas diri anda dengan lengkap
2. Bacalah soal dengan teliti, kemudian berikan uraian jawaban anda
III. Butir Soal kemampuan HOTS (Higher Order Thinking Skills)
7

Kisi-kisi Soal Bermuatan HOTS


A. Kompetensi Inti:
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, me modifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar:
4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
7

Tabel Kisi soal bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skill)


Indikator dalam Keterampilan No. Soal
Berpikir Taksonomi Bloom
Menganalisis (C4) 1. Pak Umar dan Keluarganya pergi ke kebun binatang. Setelah pak Umar membeli
Kemampuan memisahkan tiket masuk, Anto bertanya kepada Ayahnya.
konsep ke dalam beberapa Anto: “Yah berapa harga tiket anak-anak?”
komponen dan menghubungkan Pak Umar: “Harga tiket anak-anak setengah harga tiket orang dewasa. Ayah
satu sama lain untuk membeli 5 tiket orang dewasa dan 12 tiket anak-anak dengan uang Rp100.000,-
memperoleh pemahaman atas kemudian ayah mendapat uang kembalian Rp23.000,-”
konsep yang utuh. Anto: “Jadi berapa ya harga tiket anak-anak dan berapa pula harga tiket orang
Kata Kerja: membandingkan dewasa?”
Menganalisis (C4) 2. Jumlah penonton sepakbola yang dapat ditampung sebuah stadion maksimal
Kemampuan memisahkan 24.000 penonton. Jumlah penonton hari ini 600 kurangnya dari 4 kali jumlah
konsep ke dalam beberapa penonton hari kemarin. Bila penonton hari ini lebih sedikit dari daya tampung
komponen dan menghubungkan stadion, bandingkan antara banyaknya penonton maksimal yang menyaksikan
satu sama lain untuk pertandingan pada hari kemarin.
memperoleh pemahaman atas
konsep yang utuh.
Kata Kerja: membandingkan
7

Mengevaluasi (C5) 3. Perhatikan nilai ulangan matematika siswa pada tabel berikut
Kemampuan menetapkan derajat Nama Pengurangan
No. Nilai
sesuatu berdasarkan norma, Siswa Nilai
kriteria atau patokan tertentu. 1. Ahmad
80 -
Baihaqi
2. Bintang
𝑞 5
Pratama
3. Candra 1
Lian 2𝑞 -
+ 20
Jumlah nilai Bintang Pratama dan nilai Ahmad Baihaqi sebelum mengalami
pengurangan nilai adalah 170. Jika mencontek maka nilai siswa akan dikurangi 5.
C3 Aplikasi
Kata Kerja: mengoperasikan a. Berapa nilai yang Bintang Pratama dan Candra Lian dapatkan setelah
mengalami pengurangan nilai?
Kata Kerja: menetapkan b. Tentukan jumlah nilai Candra Lian dan nilai Bintang Pratama
C5 Evaluasi
Kata Kerja: mengevaluasi c. Jika Bintang Pratama tidak mengalami pengurangan nilai, maka berapakah
nilai Candra Lian?
7

Kata Kerja: mengevaluasi d. Urutkanlah siswa berdasarkan perolehan nilai ulangan matematika tertinggi
Mengevaluasi (C5) 4. Harga jual Rambutan yang ditawarkan Pak Alan lebih mahal Rp2000,- dari harga
Kemampuan menetapkan derajat jual yang ditawarkan Pak Bambang. Pada setiap pembelian 3 kg rambutan pak
sesuatu berdasarkan norma, Alan memberikan diskon sebesar 20%. Bu Minah membeli 1 kg rambutan Pak
kriteria atau patokan tertentu. Alan dan 2 kg rambutan Pak Bambang dengan membayar sebesar Rp32.000,-.

C3 Aplikasi
Kata Kerja: mengoperasikan a. Jika Bu Minah ingin membeli 3 kg rambutan lagi dengan Pak Alan maka
berapa uang yang harus dibayarkan bu Minah?
C5 Evaluasi
Kata Kerja: memutuskan b. Jika Bu Minah ingin membeli 3 kg rambutan lagi, kepada siapa Bu Minah
sebaiknya membeli rambutan? Jelaskan alasanmu!
Mengkreasi (C6) 5. Novri merupakan siswa baru yang sedang mencari rumah kost yang paling dekat
Kemampuan memadukan unsur- dengan sekolah. Terdapat tiga rumah kost yang ada disekitar sekolah, yaitu rumah
unsur menjadi sesuatu bentuk kost A, rumah kost B, dan rumah kost C. Jarak rumah kost A ke sekolah adalah
8

baru yang utuh dan luas, atau 𝑥 meter, jarak rumah kost B ke sekolah adalah 20 meter, dan jarak rumah kost C
membuat sesuatu yang orisinil. ke sekolah adalah tiga kali dari jarak rumah kost A ke sekolah. Selisih jarak rumah
kost C dan rumah kost B adalah 70 meter.
C6 Mengkreasi
Kata Kerja: mendesain a. Desain sketsa denah dari permasalahan diatas dalam bentuk denah
C5 Mengevaluasi
Kata Kerja: memutuskan b. Tentukan rumah yang paling jauh dan yang paling dekat.
Kata Kerja: memilih c. Rumah kos mana yang sebaiknya Novri pilih? Jelaskan alasanmu
Mengkreasi (C6) 6. Ani akan membuat suatu model kerangka balok terbuat dari kawat dengan ukuran
Kemampuan memadukan unsur- Panjang (2𝑥 + 2) cm, lebar (𝑥 + 3) cm dan tinggi 𝑥 cm. oleh karena keterbatasan
unsur menjadi sesuatu bentuk biaya, Panjang kawat yang diperlukan seluruhnya tidak lebih dari 84 cm.
baru yang utuh dan luas, atau
membuat sesuatu yang orisinil.
C6 Mengkreasi
Kata Kerja: menformulasikan a. Susun pertidaksamaan dalam 𝑥 dan selesaikan
C3 Mengaplikasi
Kata Kerja: mengoperasikan b. Berapa Panjang, lebar, dan tinggi maksimum yang dapat dicapai?
Kata Kerja: mengoperasikan c. Berapa luas permukaan dan isi balok maksimum yang dapat dicapai?
8

Soal Kunci Jawaban


1. Pak Umar dan Keluarganya pergi ke kebun 1. Misalkan harga tiket anak-anak = 𝑥 dan harga tiket dewasa = 𝑦.
binatang. Setelah pak Umar membeli tiket Harga tiket anak-anak setengah harga tiket orang dewasa:
masuk, Anto bertanya kepada Ayahnya. (i) 𝑥 = 1 𝑦.
2

Anto: “Yah berapa harga tiket anak-anak?” Harga 5 tiket orang dewasa dan 12 tiket anak-anak adalah
Rp100.000,- − Rp23.000 = Rp77.000,- :
Pak Umar: “Harga tiket anak-anak setengah (ii) 5𝑦 + 12𝑥 = 77.000.
harga tiket orang dewasa. Ayah membeli 5 Ubah 𝑥 pada (ii) dengan (i), sehingga
5𝑦 + 12𝑥 = 77.000
tiket orang dewasa dan 12 tiket anak-anak 1
5𝑦 + 12 × 𝑦 = 77.000
dengan uang Rp100.000,- kemudian ayah 2
mendapat uang kembalian Rp23.000,-” 5𝑦 + 6𝑦 = 77.000
11𝑦 = 77.000
Anto: “Jadi berapa ya harga tiket anak-anak 𝑦 = 7.000
dan berapa pula harga tiket orang dewasa?” maka 𝑥 = 𝑦 = × 7.000 = 3.500.
1 1
2 2

Jadi, harga tiket anak-anak Rp3.500,- dan harga tiket dewasa Rp7.000,-.
8

2. Jumlah penonton sepakbola yang dapat 2. Daya tampung stadion 24.000 orang.
ditampung sebuah stadion maksimal 24.000 Misalkan jumlah penonton hari ini = 𝑥 dan jumlah penonton hari
penonton. Jumlah penonton hari ini 600 kemarin = 𝑦.
Jumlah penonton hari ini 600 kurangnya dari 4 kali jumlah penonton
kurangnya dari 4 kali jumlah penonton hari hari kemarin:
kemarin. Bila penonton hari ini lebih sedikit 𝑥 = 4𝑦 − 600
Oleh karena jumlah penonton hari ini lebih sedikit dari daya tampung,
dari daya tamping stadion, hitung banyaknya
maka
penonton maksimal yang menyaksikan 𝑥 = 4𝑦 − 600 < 24.000
4𝑦 < 24.600
pertandingan pada hari kemarin.
𝑦 < 6.150
Jadi, jumlah penonton maksimum yang menyaksikan pertandingan pada
hari kemarin adalah 6.149 orang.

3. Perhatikan nilai ulangan matematika siswa 3. Misalkan nilai sebelum pengurangan nilai dari Ahmad Baihaqi,
pada tabel berikut Bintang Pratama, dan Candra Lian masing-masing adalah 𝑥, 𝑦, dan 𝑧.
Nama Pengurangan Jumlah nilai Bintang Pratama dan nilai Ahmad Baihaqi sebelum
No. Nilai mengalami pengurangan nilai adalah 170:
Siswa Nilai
1. Ahmad
80 -
Baihaqi
8

2. Bintang 𝑦 + 𝑥 = 170
Q 5 𝑞 + 80 = 170
Pratama
𝑞 = 170 − 80
3. Candra 1 𝑞 = 90
Lian 2𝑞 - a. Nilai Bintang Pratama setelah pengurangan nilai:
+ 20 𝑦 − 5 = 𝑞 − 5 = 90 − 5 = 85.

Jumlah nilai Bintang Pratama dan nilai Nilai Candra Lian setelah pengurangan nilai:
1 1
Ahmad Baihaqi sebelum mengalami 𝑧 = 𝑞 + 20 = × 90 + 20 = 45 + 20 = 65.
2 2
pengurangan nilai adalah 170. Jika
b. Jumlah nilai Candra Lian dan nilai Bintang Pratama:
mencontek maka nilai siswa akan dikurangi (𝑦 − 5) + 𝑧 = 85 + 65 = 150
5. Nilainya Candra Lian tetap 65, karena tidak dipengaruhi oleh
d. Berapa nilai yang Bintang Pratama dan pengurangan nilai siswa lain.
Candra Lian dapatkan setelah mengalami
pengurangan nilai?
e. Tentukan jumlah nilai Candra Lian dan
nilai Bintang Pratama
f. Jika Bintang Pratama tidak mengalami
pengurangan nilai, maka berapakah nilai
Candra Lian?
Urutkanlah siswa berdasarkan perolehan nilai
8

ulangan matematika tertinggi 4. Misalkan harga jual rambutan Pak Alan = 𝑥 dan harga jual rambutan
Pak Bambang = 𝑦.
4. Harga jual Rambutan yang ditawarkan Pak Harga jual Rambutan yang ditawarkan Pak Alan lebih mahal Rp2000,-
Alan lebih mahal Rp2000,- dari harga jual dari harga jual yang ditawarkan Pak Bambang:
yang ditawarkan Pak Bambang. Pada setiap (i) 𝑥 = 𝑦 + 2.000.
Bu Minah membeli 1 kg rambutan Pak Alan dan 2 kg rambutan Pak
pembelian 3 kg rambutan pak Alan Bambang dengan membayar sebesar Rp32.000,-:
memberikan diskon sebesar 20%. Bu Minah (ii) 𝑥 + 2𝑦 = 32.000.
membeli 1 kg rambutan Pak Alan dan 2 kg
Substitusi 𝑥 pada (ii) dengan (i), sehingga
rambutan Pak Bambang dengan membayar 𝑥 + 2𝑦 = 32.000
sebesar Rp32.000,- 𝑦 + 2.000 + 2𝑦 = 32.000
3𝑦 + 2.000 = 32.000
3𝑦 = 30.000
𝑦 = 10.000
maka, 𝑥 = 𝑦 + 2.000 = 12.000.
Jadi, harga jual rambutan Pak Alan Rp12.000 dan harga jual rambutan
Pak Bambang Rp10.000.
a. Membeli 3 kg rambutan lagi dengan Pak Alan
Oleh karena Pak Alan memberi diskon untuk setiap membeli 3 kg,
a. Jika Bu Minah ingin membeli 3 kg rambutan maka
80
lagi dengan Pak Alan maka berapa uang yang 3 × 12.000 × 80% = 36.000 × = 28.800.
100
harus dibayarkan bu Minah?
Jadi, uang yang harus dibayarkan adalah Rp32.000,- + Rp28.800,- =
b. Jika Bu Minah ingin membeli 3 kg rambutan Rp60.800,-
8

lagi, kepada siapa Bu Minah sebaiknya membeli rambutan?


b. Membeli
Jelaskan
3 kgalasanmu!
rambutan lagi dengan Pak Bambang,
3 × 10.0
Jadi, uang yang harus dibayarkan adalah Rp32.000,- + Rp30.000,- = Rp62.000,-
Dengan Pak Alan, karena untuk setiap membeli 3 kg dengan Pak Alan harus membayar Rp28.800
8

5. Novri merupakan siswa baru yang sedang 5. Misalkan jarak rumah kost A = 𝑎, jarak rumah kost B = 𝑏, dan jarak
mencari rumah kost yang paling dekat rumah kost C = 𝑐.
dengan sekolah. Terdapat tiga rumah Oleh karena jarak kost C adalah tiga kali jarak kost A, maka
kost yang ada disekitar sekolah, yaitu 𝑐 = 3𝑎
= 3𝑥
rumah kost A, rumah kost B, dan rumah Selisih jarak rumah kost C dan rumah kost B adalah 70 meter:
kost C. Jarak rumah kost A ke sekolah 𝑐 − 𝑏 = 70
3𝑥 − 20 = 70
adalah 𝑥 meter, jarak rumah kost B ke 3𝑥 = 90
sekolah adalah 20 meter, dan jarak rumah kost 𝑥 = 30
Jadi, jarak kost A 30 meter, jarak kost B 20 meter, dan jarak kost C 90
C ke sekolah adalah tiga kali dari jarak rumah meter.
kost A ke sekolah. Selisih jarak rumah a.
kost C dan rumah kost B adalah 70 meter.
a. Desain sketsa denah dari permasalahan
diatas dalam bentuk denah
b. Tentukan rumah yang paling jauh dan yang
paling dekat. b. Rumah kost yang paling jauh adalah rumah kost C dan yang
paling dekat adalah rumah kost B
c. Rumah kos mana yang sebaiknya Novri
c. Rumah kost B, karena merupakan rumah kost terdekat dari sekolah.
pilih? Jelaskan alasanmu

6. Misalkan panjang = 𝑝, lebar = 𝑙, dan tinggi = 𝑡.


8

a. Total panjang rusuk kerangka balok adalah


4𝑝 + 4𝑙 + 4𝑡 ≤ 84
4(𝑝 + 𝑙 + 𝑡) ≤ 84
4((2𝑥 + 2) + (𝑥 + 3) + 𝑥) ≤ 84
4(4𝑥 + 5) ≤ 84
4𝑥 + 5 ≤ 21
6. Ani akan membuat suatu model kerangka
4𝑥 ≤ 16
balok terbuat dari kawat dengan ukuran 𝑥 ≤ 4
Panjang (2x + 2) cm, lebar (x + 3) cm dan b. Nilai 𝑥 maksimum adalah 4, maka panjang maksimumnya adalah
tinggi x cm. oleh karena keterbatasan biaya, 𝑝𝑚 = 2 × 4 + 2 = 10 cm, lebar maksimumnya adalah 𝑙𝑚 = 4 +
3 = 7 cm, dan tinggi maksimumnya adalah 𝑡𝑚 = 4 cm
Panjang kawat yang diperlukan seluruhnya c. Luas permukaan balok maksimum:
tidak lebih dari 84 cm. 𝐿𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 = 2(𝑝𝑚𝑙𝑚 + 𝑝𝑚𝑡𝑚 + 𝑙𝑚𝑡𝑚)
a. Susun pertidaksamaan dalam x dan = 2((10)(7) + (10)(4) + (7)(4))
selesaikan = 276 cm2

b. Berapa Panjang, lebar, dan tinggi maksimum Isi balok maksimum:

yang dapat dicapai? 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝑝𝑚 × 𝑙𝑚 × 𝑡𝑚


= (10)(7)(4)
c. Berapa luas permukaan dan isi balok
= 280 cm3
maksimum yang dapat dicapai?
8

Lampiran 3 Uji Validitas Instrumen


UJI VALIDITAS INSTRUMEN
a) Sikap Resiliensi Matematis
8
9
9
9

b) Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS


Case Processing Summary

N %
Cases Valid 54 98.2

Excludeda 1 1.8

Total 55 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 X6 TOTAL
X1 Pearson 1 -.098 .253 .341* .210 .201 .358**
Correlation
Sig. (2-tailed) .474 .062 .011 .123 .145 .007
N 55 55 55 55 55 54 55
X2 Pearson -.098 1 .314* .247 .251 .231 .346**
Correlation
Sig. (2-tailed) .474 .020 .069 .065 .092 .010
N 55 55 55 55 55 54 55
9

X3 Pearson .253 .314* 1 .502** .537** .599** .770**


Correlation
Sig. (2-tailed) .062 .020 .000 .000 .000 .000
N 55 55 55 55 55 54 55
*
X4 Pearson .341 .247 .502** 1 .281* .266 .435**
Correlation
Sig. (2-tailed) .011 .069 .000 .038 .052 .001
N 55 55 55 55 55 54 55
X5 Pearson .210 .251 .537** .281* 1 .866** .913**
Correlation
Sig. (2-tailed) .123 .065 .000 .038 .000 .000
N 55 55 55 55 55 54 55
X6 Pearson .201 .231 .599** .266 .866** 1 .910**
Correlation
Sig. (2-tailed) .145 .092 .000 .052 .000 .000
N 54 54 54 54 54 54 54
**
TOTA Pearson .358 .346** .770** .435** .913** .910** 1
*.L Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlation
**. Correlation is significant at the 0.01
Sig. (2-tailed) .007level (2-tailed).
.010 .000 .001 .000 .000
N 55 55 55 55 55 54 55
9

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Instrumen


UJI RELIABILITAS INSTRUMEN
a) Sikap Resiliensi Matematis
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.906 40

Item-Total Statistics
Scale Cronbach's
Mean if Scale Corrected Alpha if
Item Variance if Item-Total Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Q1 117.44 244.213 .430 .904
Q2 117.56 238.880 .621 .902
Q3 117.64 239.162 .586 .902
Q4 117.51 245.551 .335 .905
Q5 117.47 247.032 .253 .906
Q6 117.71 236.618 .623 .902
Q7 118.11 244.062 .347 .905
Q8 117.38 245.277 .375 .905
Q9 117.82 235.152 .685 .901
Q10 117.09 241.455 .537 .903
Q11 117.56 243.139 .406 .904
Q12 117.51 240.180 .575 .903
Q13 117.49 243.329 .436 .904
Q14 117.24 234.925 .634 .901
Q15 117.44 242.584 .449 .904
Q16 117.69 236.477 .656 .901
Q17 117.02 244.463 .410 .904
Q18 117.58 240.396 .519 .903
Q19 117.67 237.298 .675 .901
Q20 117.31 238.588 .536 .903
Q21 117.64 242.754 .442 .904
Q22 117.53 239.513 .618 .902
Q23 117.53 243.328 .399 .904
Q24 117.98 240.055 .461 .904
Q25 117.85 242.275 .347 .905
Q26 118.31 238.662 .587 .902
9

Q27 117.53 243.180 .461 .904


Q28 117.78 240.507 .507 .903
Q29 117.24 242.739 .373 .905
Q30 117.02 244.389 .394 .905
Q31 117.53 243.698 .382 .905
Q32 117.09 242.603 .440 .904
Q33 117.56 243.621 .357 .905
Q34 117.85 243.386 .307 .906
Q35 117.64 239.162 .586 .902
Q36 117.47 242.032 .470 .904
Q37 117.69 237.847 .562 .902
Q38 117.73 231.572 .162 .930
Q39 117.82 235.152 .685 .901
Q40 117.67 246.335 .267 .906

b) Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 54 98.2
a
Excluded 1 1.8
Total 55 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Scale
Item-Total Statistics Scale
Mean if Variance if Corrected Cronbach's
Item Item Item-Total Alpha if
Deleted Deleted Correlation Item Deleted
X1 60.917 557.026 .292 .751
X2 59.435 563.066 .309 .752
X3 57.046 431.389 .695 .657
X4 56.833 393.802 .394 .747
X5 59.713 322.553 .688 .629
X6 61.565 331.368 .718 .617
96

Lampiran 5 Data Responden Angket Sikap Resiliensi Matematis


DATA RESPONDEN ANGKET SIKAP RESILIENSI MATEMATIS
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 JUMLAH SKOR
Achmad Evan Satrya
4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 150 94
Arsya
Bagas Maheswara
4 4 4 4 4 4 1 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 148 93
Wiraningrat
Brian Affan Brawijaya 3 3 4 4 3 4 2 3 3 2 4 3 2 3 4 4 4 4 2 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 4 2 2 3 4 4 4 4 1 3 4 122 76
Endis Bunga Nesia 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 1 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 2 2 121 76
Faizan Muhammad
3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 1 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 2 2 121 76
Ziyadatullah
Faradisha Ayunda
3 2 2 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 1 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 4 3 2 2 3 2 1 2 3 93 58
Shaziarianti
Floreta Alsabia Arieffin 4 1 1 2 4 4 1 4 4 3 1 2 1 2 2 2 4 2 1 1 1 2 4 1 4 2 4 1 4 4 4 3 1 4 1 4 2 1 4 2 99 62
Habibi Abdullah 3 3 4 4 3 4 2 3 3 2 4 3 2 3 4 4 4 4 2 3 4 3 1 2 4 2 2 3 2 4 1 2 3 4 4 4 4 1 3 4 121 76
Keisha Clara Wibowo 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 147 92
Lira Anggraini Rahmad 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 108 68
Muhammad Athar Arrafi 2 3 3 4 2 2 2 3 1 2 3 4 4 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 2 3 1 4 2 3 1 2 1 1 3 103 64
Muhammad Ridho
3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 3 3 2 2 3 3 1 2 3 97 61
Rahmatullah
Nadine Allena Putri 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 123 77
Nadira Kayyisah Fitri 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 118 74
Najla Alesha Razi 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 150 94
Naura Zuleyka 2 3 3 4 2 1 2 2 1 2 3 3 4 2 4 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 2 3 2 4 2 3 1 1 1 1 3 98 61
Pasha Ravatha 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 2 3 3 2 4 3 2 2 3 3 4 2 3 2 3 2 2 2 4 2 4 110 69
Tristan Naufal Putra
3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 1 2 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 118 74
Deindra
Al'bilal Muhammad Putra
3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 122 76
Mamonto
Alinka Arafa Hanan 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 112 70
Andi Muhammad Fausta
3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 125 78
Daniswara
Chilla Aliffia Jasmine 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 122 76
Devan Kavindra Al Athar 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 144 90
Fara Alya Setiawan 4 2 4 3 1 2 2 4 2 4 2 2 2 3 3 2 3 4 2 3 2 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 2 2 2 1 105 66
Habibi Ashif Amrullah 3 4 1 4 4 1 2 3 1 3 1 4 1 1 4 4 4 1 3 2 1 4 4 1 1 1 4 1 4 4 4 3 1 1 1 3 4 1 1 1 96 60
Maira Ivy Enraiha 4 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 141 88
Maulida Syifa Nufusyi
2 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 128 80
Ilham
Muhammad Thoriq
4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 125 78
Syahadah
Nandhisa Ardi Ningrum 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 111 69
9

Nayaka Antama Zandra 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 128 80


Raiya Meutya Syafrani 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 2 2 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 124 78

Ridho Mohammad Morteza 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 122 76


Shakila Anissa Sonda 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 123 77
Shazia Danica Haura
3 3 2 3 4 2 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 2 115 72
Bachramsyah
Thalita Clarissa Mumtaz 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 114 71
Zakka Riza Rahmat 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 150 94
Zikra Sakha Fadhillah 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 22 2 3 140 88
Ahmad Nala Samodra
3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 122 76
Fawaz
Akmal Muzakki Efendi 4 1 2 2 4 2 2 4 3 3 1 1 3 3 2 3 3 2 1 3 1 1 3 2 3 2 3 1 3 3 3 4 2 4 2 3 4 2 3 1 99 62
Alisha Tsabitha Utomo 3 4 4 3 3 2 1 3 2 4 3 4 4 3 3 1 4 4 2 3 3 4 4 3 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 3 125 78
Arya Ghaisan Firzatullah 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 123 77
Aurelie Quinara 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 122 76
Farah Noorania Salsabila 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 124 78
Mirza Arjumand Muttaqin 4 1 3 4 4 2 4 4 1 3 2 1 3 4 4 1 2 3 3 2 2 1 2 2 4 2 2 3 3 2 2 3 1 4 3 4 1 2 1 2 101 63
Muhammad Faiq Abdullah 1 2 1 1 2 3 1 1 1 2 4 2 3 1 1 1 3 1 1 1 4 2 2 1 1 1 2 4 1 3 2 2 4 1 1 1 1 1 1 4 72 45
Muhammad Syamil
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 111 69
Hawwari Rifli
Qismika Aisyah Delin 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 122 76
Raisha Hafiz 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 2 2 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 136 85
Rayhan Alghifari Pasha
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 123 77
Daeli
Renjiro Vitez Wibisono 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 122 76
Rizka Rameyza
3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 124 78
Nurochmah

Satya Muhammad Rasyid 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 1 3 3 4 2 3 3 4 4 1 3 3 3 3 4 4 3 127 79


Shareefa Naima
3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 2 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 125 78
Putridwinanto
Shassykirana Ramadhani 3 3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 2 4 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 2 4 2 3 2 3 4 129 79

Skadona Abdisa Fajrieyanti 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 125 78


JUMLAH 173 166 162 169 171 158 136 176 152 192 166 169 170 184 173 159 196 165 160 180 162 168 168 143 150 125 168 154 183 196 168 190 166 150 162 171 158 157 150 160
9

Lampiran 6 Data Responden Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS


DATA RESPONDEN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL HOTS

Butir Soal
Nama Jumlah
1 2 3 4 5 6
X1 12 12 1 18 20 20 100
X2 1 12 18 18 20 20 100
X3 8 12 18 10 20 20 88
X4 12 12 13,5 18 15 10 80
X5 12 12 12 18 20 0 74
X6 10 12 18 18 20 20 98
X7 12 12 18 18 20 20 100
X8 10 12 13,5 13,5 15 15 79
X9 10 12 18 18 20 20 98
X10 12 12 18 18 10 10 80
X11 12 12 18 13,5 20 15 90
X12 12 12 13,5 18 15 15 86
X13 10 12 18 18 20 20 98
X14 12 12 18 18 10 10 80
X15 8 12 18 18 20 20 96
X16 12 12 18 18 20 20 100
9

X17 12 12 18 18 20 20 100
X18 10 6 18 9 0 0 43
X19 12 12 0 0 0 0 24
X20 6 12 9 0 0 0 27
X21 12 12 13,5 4,5 0 0 42
X22 8 12 9 0 0 0 29
X23 12 12 13,5 13,5 15 15 81
X24 10 12 13,5 4,5 0 0 40
X25 12 12 13,5 13,5 10 0 61
X26 12 12 13,5 18 15 15 85
X27 12 12 13,5 13,5 10 5 66
X28 10 12 13,5 13,5 15 15 79
X29 8 12 13,5 13,5 20 10 77
X30 10 12 13,5 13,5 5 5 59
X31 6 12 13,5 13,5 5 5 55
X32 12 12 18 13,5 15 10 80
X33 10 12 13,5 13,5 5 5 59
X34 10 12 13,5 13,5 20 10 79
X35 12 12 13,5 13,5 5 5 61
X36 8 12 13,5 13,5 20 10 77
10

X37 12 12 13,5 13,5 5 5 61


X38 8 12 13,5 5 0 39
X39 10 12 13,5 13,5 15 15 79
X40 12 12 18 18 20 20 100
X41 12 12 13,5 13,5 5 5 61
X42 8 12 18 0 0 0 38
X43 10 12 18 18 20 20 98
X44 12 12 0 0 0 0 24
X45 8 12 13,5 13,5 20 10 77
X46 10 12 13,5 13,5 5 5 59
X47 8 12 13,5 13,5 20 10 77
X48 10 12 18 18 10 10 78
X49 12 12 13,5 13,5 15 15 81
X50 8 12 13,5 13,5 0 0 47
X51 12 12 0 0 0 0 24
X52 10 12 18 13,5 0 0 54
X53 10 12 18 18 20 20 98
X54 12 12 9 9 0 0 42
X55 12 12 0 0 0 0 24
10

Lampiran 7 Perhitungan Kategorisasi Data


PERHITUNGAN KATEGORISASI DATA

A. Sikap Resiliensi Matematis Siswa


Berikut adalah perhitungan untuk mencari nilai kategori kecenderungan
sikap resiliensi matematis siswa dan tabel distribusinya:
a) Nilai rata-rata (X̅ ) = 71,80
b) Standar deviasi (s) = 12,731
Batasan kategori kecenderungan
1) Rendah = X < X̅ − 0,5 𝑠 = X < 71,80 − 0,5 (12,731) = X < 65,4345
2) Sedang = X̅ − 0,5 𝑠 ≤ X̅ + 0,5 𝑠 = 65,4345 ≤ X < 78,16
3) Tinggi = X > X̅ + 0, 5 𝑠 = X > 71,80 + 0,5 (12,731) = X ≥ 78,16

B. Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan soal HOTS


Berikut adalah perhitungan untuk mencari nilai kategori kecenderungan
kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan soal HOTS dan tabel distribusinya:
a) Nilai rata-rata (X̅ ) = 75,018
b) Standar deviasi (s) = 10,8551
Batasan kategori kecenderungan
1) Rendah = X < X̅ − 0,5 𝑠 = X < 75,018 - 0,5 (10,8551) = X < 69,59045
2) Sedang = X̅ − 0,5 𝑠 ≤ X < X̅ + 0,5 𝑠 = 69,59045 ≤ X < 80,44555
3) Tinggi = X ≥ X̅ + 0, 5 𝑠 = X ≥ 75,018 + 0,5 (10,8551) = X ≥
80,44555
10

Lampiran 8 Uji Prasyarat Analisis


UJI PRASYARAT ANALISIS
a) Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 55
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std.
24.87704775
Deviation
Most Extreme Differences Absolute .147
Positive .081
Negative -.147
Kolmogorov-Smirnov Z 1.091
Test distribution is Normal.
Asymp. Sig.
Calculated (2-tailed)
from data. .285

b) Uji Linearitas dan Uji F


ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
HOTS Between (Combin 4965.672 15 331.045 9.240 000
* Groups ed)
Resili Linearity 4570.898 1 4570.898 127.577 000
ensi Deviatio 394.774 4 28.198 787 676
n from
Linearity
Within Groups 1397.310 9 35.828
Total 6362.982 54
10

c) Tabel Koefsien Uji Regresi Linear dan T hitung


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
(Constant) 23,132 4,531 ,105 000
Resiliensi ,723 ,062 ,848 11,627 ,000
a. Dependent Variable: HOTS

d) Tabel Uji F
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 4570,898 1 4570,898 35,182 000b
Residual 1792,084 53 33,813
Total 6362,982
Dependent Variable: HOTS
Predictors: (Constant), Resiliensi

e) Tabel Koefisien Determinasi (R Square)

Model Summary
Std. Error
Mode R Adjusted R of the
l R Square Square Estimate
a
1 ,848 ,718 ,713 5,8149
a. Predictors: (Constant), Resiliensi
10

Lampiran 9 Surat Permohonan Izin Penelitian


SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
10

Lampiran 10 Surat Telah Melakukan Penelitian


SURAT TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
10

Lampiran 11 Uji Referensi Pembimbing I


UJI REFERENSI PEMBIMBING I
Nama : Novriha Krida Anugrah Ilahi
NIM 11170170000055
Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan
Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) ditinjau dari
Sikap Resiliensi Matematis
No. Judul Buku dan Nama Halaman Paraf
Pengarang Sumber Skripsi Pembimbing I
BAB I
1. Suyono dan Hariyanto, 9 1
Belajar dan Pembelajaran,
(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017), Cet. VII
2. Asis Saefuddin dan Ika 8 1
Berdiati, Pembelajaran
Efektif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2017),
Cet. I
3. Dyasih Alin Sholihah., & Ali 176 2
Mahmudi. Keefektifan
Experiential Learning
Pembelajaran Matematika
MTs Materi Bangun Ruang
Sisi Datar. Jurnal Riset
Pendidikan Matematika,
2015
4. Kementerian Pendidikan dan - 2
Kebudayaan (Kemdikbud)
Online, Pendidikan Karakter
Dorong Tumbuhnya
10

Kompetensi Siswa Abad


2021
5. Yoki Ariyana, dkk, 65 2
Pembelajaran Berorientasi
pada Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi, (Jakarta:
Calon Guru Pegawai
Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja, 2019)
6. FJ. King, Ludwika Goodson, 1 3
dan Faranak Rohani, Higher
Order Thinking Skills,
(Florida: Center for
Advancement of Learning
and Assessment, 2012)
7. Resnick, L. (1987). 196 3
Education and Learning to
Think. Washington, DC:
National Academy Press
dalam Ega Gradini, Menilik
Konsep Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi
(Higher Order Thinking
Skillss) dalam Pembelajaran
Matematika, Jurnal
Numeracy, Vol. 6
8. Wayan Widana, Modul 3 3
Penyusunan Soal HOTS,
(Jakarta: Direktorat
Pembinaan Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen
10

Pendidikan dan Kebudayaan,


2017)
9. Ennis R. H. & Emeritus, The 1 4
Nature of Critical Thinking:
An Outline of Critical
Thinking Dispositions and
Abilities, (Cambridge:
University of Illinois, 2011)
10. Utari Soemarmo, dkk., Tes 1 4
dan Skala Matematika
Bernuansa Higher Order
Thinking Skills, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2019),
Cet. I
11. Heris Hendriana, Euis E. 177 4
Rohaeti, dan Utari
Soemarmo, Hard Skills dan
Soft Skills Matematik Siswa,
(Bandung: PT Refika
Aditama, 2018), Cet. II
BAB II
12. Wayan Widana, Modul 3, 4 9, 11,
Penyusunan Soal HOTS, 14
(Jakarta: Direktorat
Pembinaan Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan,
2017)
13. Resnick, Education and 45 9
Learning to Think.
10

(Washington DC: National


Academy Press, 1987)
14. Heris Hendriana dan Utari 11 9
Sumarmo, Penilaian
Pembelajaran Matematika,
(Bandung: PT Refika
Aditama, 2017)
15. FJ King, Ludwika Goodson, 1 10
and Faranak Rohani, Higher
Order Thinking Skills;
Definition, Teaching
Strategies, Assessment,
(www.cala.fsu.edu: A
publication of the
Educational Services
Program, now known as the
Center for Advancement of
Learning and Assessment,
1997)
16. Ega Gradini, Menilik Konsep 190 10
Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi (Higher
Order Thinking Skills) dalam
Pembelajaran Matematika,
Jurnal Numeracy, Vol. 6,
2019
17. Moh. Zainal Fanani, Strategi 61 10
Pengembangan Soal Higher
Order Thinking Skills,
Jurnal Edudeena, Vol 2,
2018
11

18. Anderson, L.W., and 31 11


Krathwohl, D.R. A
Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assessing: A
Revision of Bloom’s
Taxonomy of Educational
Objectives. (New York:
Longman, 2001)
19. Krathwol, David R, A 215 - 11
Revision of Bloom‟s 217
Taxonomy: An Overview,
2002
20. Australian Council for 12 14
Educational Research,
Developing Higher Order
Thinking Skills. (Melbourne:
ACER, 2015)
21. Utari Soemarmo, dkk, Tes 8 15
dan Skala Matematika
Bernuansa Higher Order
Thinking Skills, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2019),
Cet. I
22. Heris Hendriana, Euis E. 176 16, 17,
Rohaeti, dan Utari 18, 19,
Soemarmo, Hard Skills dan 22
Soft Skills Matematik Siswa,
(Bandung: PT Refika
Aditama, 2018), Cet. II
23. Johnston-Wilder, S. et al., 9 16, 19
Developing coaches for
11

mathematical resilience.
Journal of ICERI 2013: 6th
International Conference on
Education, Research and
Innovation, 2013
24. Janice Kooken, et al., 5 17
Measuring Mathematical
Resilience: An Application
of The Construct of
Resilience to The Study of
Mathematics, In: American
Educational Research
Association (AERA) 2013
Annual Meeting: Education
and Poverty: Theory,
Research, Policy and Praxis,
2013
25. Ralph Adolphs & Antonio R. 47 - 49 17
Damasio, The interaction of
affect and cognition: A
neurobiological perspective.
In J. P. Forgas (Eds.),
Handbook of affect and
social cognition, (New
Jersey: Lawrence Erlbaum
Associates, 2001)
26. Sue Johnston – Wilder & 41 18
Clare Lee, Mathematical
Resilience, Mathematics
Teaching, 2010
27. Sue Johnston – Wilder & 176 19
11

Clare Lee, “Mathematical


Resilience”, dalam
Hendriana, Euis E. Rohaeti,
dan Utari Soemarmo, Hard
Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2018),
Cet. II, h. 176
28. Darmawan, dkk. Analisis 74 15
Kesalahan Siswa SMP
Berdasarkan Newman dalam
Menyelesaikan Soal
Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis pada Materi
Bangun Ruang Sisi datar,
Juring (Journal for Research
in Mathematics Learning),
Vol. 1, 2018
29. Najahah, dkk. Faktor - faktor 194 15
yang Mempengaruhi
Kesalahan yang dilakukan
Siswa dalam Menyelesaikan
Soal Hots: Analisis Newman,
Jurnal Natural Science
Educational Research, Vol.
3, 2022

BAB III
30. H. Arief Furchan, Pengantar 447, 24, 26,
Penelitian dalam 297, 45,
Pendidikan, (Yogyakarta: 243
11

Pustaka Pelajar, 2011), Cet.


IV
31. Suharsimi Arikunto, Dasar – 75 27
dasar evaluasi Pendidikan,
(Bandung: Bumi Aksara,
2022), cet. 3
32. Heris Hendriana, Euis E. 176 28
Rohaeti, dan Utari
Soemarmo, Hard Skills dan
Soft Skills Matematik Siswa.
Bandung: PT Refika
Aditama, 2018.
33. Utari Soemarmo, dkk, Tes 169 32
dan Skala Matematika
Bernuansa Higher Order
Thinking Skills, Bandung: PT
Refika Aditama, 2019.
34. Wayan Widana, Modul 3 34
Penyusunan Soal HOTS,
Jakarta: Direktorat
Pembinaan Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan,
2017.
35. Sugiyono. Statistika untuk 242, 43
Penelitian. Bandung: CV. 245
Alfabeta. Cet. II, 1999.
36. I Made Yuliara, Modul 6 44
Regresi Linier Sederhana,
Bali: Universitas Udayana,
2016.
11

Jakarta, 21 Juli 2023

Dr. Otong Suhyanto, S.Si., M.Si.


NIP. 19681104 199903 1 001
11

Lampiran 12 Uji Referensi Pembimbing II


UJI REFERENSI PEMBIMBING II
Nama : Novriha Krida Anugrah Ilahi
NIM 11170170000055
Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan
Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) ditinjau dari
Sikap Resiliensi Matematis
No. Judul Buku dan Nama Halaman Paraf
Pengarang Sumber Skripsi Pembimbing II
BAB I
1. Suyono dan Hariyanto, 9 1
Belajar dan
Pembelajaran, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya,
2017), Cet. VII
2. Asis Saefuddin dan Ika 8 1
Berdiati, Pembelajaran
Efektif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya,
2017), Cet. I
3. Dyasih Alin Sholihah., & 176 2
Ali Mahmudi. Keefektifan
Experiential Learning
Pembelajaran Matematika
MTs Materi Bangun
Ruang Sisi Datar. Jurnal
Riset Pendidikan
Matematika, 2015
4. Kementerian Pendidikan - 2
dan Kebudayaan
(Kemdikbud) Online,
11

Pendidikan Karakter
Dorong Tumbuhnya
Kompetensi Siswa Abad
2021
5. Yoki Ariyana, dkk, 65 2
Pembelajaran Berorientasi
pada Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi,
(Jakarta: Calon Guru
Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja,
2019)
6. FJ. King, Ludwika 1 3
Goodson, dan Faranak
Rohani, Higher Order
Thinking Skills, (Florida:
Center for Advancement
of Learning and
Assessment, 2012)
7. Resnick, L. (1987). 196 3
Education and Learning to
Think. Washington, DC:
National Academy Press
dalam Ega Gradini,
Menilik Konsep
Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi (Higher
Order Thinking Skillss)
dalam Pembelajaran
Matematika, Jurnal
Numeracy, Vol. 6
11

8. Wayan Widana, Modul 3 3


Penyusunan Soal HOTS,
(Jakarta: Direktorat
Pembinaan Pendidikan
Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017)
9. Ennis R. H. & Emeritus, 1 4
The Nature of Critical
Thinking: An Outline of
Critical Thinking
Dispositions and Abilities,
(Cambridge: University of
Illinois, 2011)
10. Utari Soemarmo, dkk., 1 4
Tes dan Skala Matematika
Bernuansa Higher Order
Thinking Skills, (Bandung:
PT Refika Aditama,
2019), Cet. I
11. Heris Hendriana, Euis E. 177 4
Rohaeti, dan Utari
Soemarmo, Hard Skills
dan Soft Skills Matematik
Siswa, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2018),
Cet. II

BAB II
12. Wayan Widana, Modul 3, 4 9, 11, 14
Penyusunan Soal HOTS,
11

(Jakarta: Direktorat
Pembinaan Pendidikan
Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017)
13. Resnick, Education and 45 9
Learning to Think.
(Washington DC: National
Academy Press, 1987)
14. Heris Hendriana dan Utari 11 9
Sumarmo, Penilaian
Pembelajaran
Matematika, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2017)
15. FJ King, Ludwika 1 10
Goodson, and Faranak
Rohani, Higher Order
Thinking Skills;
Definition, Teaching
Strategies, Assessment,
(www.cala.fsu.edu: A
publication of the
Educational Services
Program, now known as
the Center for
Advancement of Learning
and Assessment, 1997)
16. Ega Gradini, Menilik 190 10
Konsep Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi
(Higher Order Thinking
11

Skills) dalam
Pembelajaran Matematika,
Jurnal Numeracy, Vol. 6,
2019
17. Moh. Zainal Fanani, 61 10
Strategi Pengembangan
Soal Higher Order
Thinking Skills, Jurnal
Edudeena, Vol 2, 2018
18. Anderson, L.W., and 31 11
Krathwohl, D.R. A
Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assessing:
A Revision of Bloom’s
Taxonomy of Educational
Objectives. (New York:
Longman, 2001)
19. Krathwol, David R, A 215 - 11
Revision of Bloom‟s 217
Taxonomy: An Overview,
2002
20. Australian Council for 12 14
Educational Research,
Developing Higher Order
Thinking Skills.
(Melbourne: ACER, 2015)

21. Utari Soemarmo, dkk, Tes 8 15


dan Skala Matematika
Bernuansa Higher Order
Thinking Skills, (Bandung:
12

PT Refika Aditama,
2019), Cet. I
22. Heris Hendriana, Euis E. 176 16, 17,
Rohaeti, dan Utari 18, 19,
Soemarmo, Hard Skills 22
dan Soft Skills Matematik
Siswa, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2018),
Cet. II
23. Johnston-Wilder, S. et al., 9 16, 19
Developing coaches for
mathematical resilience.
Journal of ICERI 2013:
6th International
Conference on Education,
Research and Innovation,
2013
24. Janice Kooken, et al., 5 17
Measuring Mathematical
Resilience: An
Application of The
Construct of Resilience to
The Study of
Mathematics, In:
American Educational
Research Association
(AERA) 2013 Annual
Meeting: Education and
Poverty: Theory,
Research, Policy and
Praxis, 2013
12

25. Ralph Adolphs & Antonio 47 - 49 17


R. Damasio, The
interaction of affect and
cognition: A
neurobiological
perspective. In J. P.
Forgas (Eds.), Handbook
of affect and social
cognition, (New Jersey:
Lawrence Erlbaum
Associates, 2001)
26. Sue Johnston – Wilder & 41 18
Clare Lee, Mathematical
Resilience, Mathematics
Teaching, 2010
27. Sue Johnston – Wilder & 19
Clare Lee, “Mathematical 176
Resilience”, dalam
Hendriana, Euis E.
Rohaeti, dan Utari
Soemarmo, Hard Skills
dan Soft Skills Matematik
Siswa, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2018),
Cet. II, h. 176
28. Darmawan, dkk. Analisis 74 15
Kesalahan Siswa SMP
Berdasarkan Newman
dalam
Menyelesaikan Soal
Kemampuan Berpikir
12

Kritis Matematis pada


Materi Bangun Ruang Sisi
datar, Juring (Journal for
Research in Mathematics
Learning), Vol. 1, 2018
29. Najahah, dkk. Faktor - 194 15
faktor yang
Mempengaruhi Kesalahan
yang dilakukan
Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Hots:
Analisis Newman, Jurnal
Natural Science
Educational Research,
Vol. 3, 2022
BAB III
30. H. Arief Furchan, 447, 24, 26,
Pengantar Penelitian 297, 243 45,
dalam Pendidikan,
(Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), Cet. IV
31. Suharsimi Arikunto, Dasar 75 27
– dasar evaluasi
Pendidikan, (Bandung:
Bumi Aksara, 2022), cet.
3
32. Heris Hendriana, Euis E. 176 28
Rohaeti, dan Utari
Soemarmo, Hard Skills
dan Soft Skills Matematik
Siswa. Bandung: PT
12

Refika Aditama, 2018.


33. Utari Soemarmo, dkk, Tes 169 32
dan Skala Matematika
Bernuansa Higher Order
Thinking Skills, Bandung:
PT Refika Aditama, 2019.
34. Wayan Widana, Modul 3 34
Penyusunan Soal HOTS,
Jakarta: Direktorat
Pembinaan Pendidikan
Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017.
35. Sugiyono. Statistika untuk 242, 245 43
Penelitian. Bandung: CV.
Alfabeta. Cet. II, 1999.
36. I Made Yuliara, Modul 6 44
Regresi Linier Sederhana,
Bali: Universitas
Udayana, 2016.

Jakarta, 29 Agustus 2023

Dra. Afidah Mas’ud, M.Pd.


NIP. 19610926 198603 2 004
12

Lampiran 13 Hasil Uji Plagiarisme


HASIL UJI PLAGIARISME

Anda mungkin juga menyukai