Anda di halaman 1dari 8

PASAL – PASAL (KHUSUS) DI LUAR KUHP

Dosen Pengampuh :
AKP. JAHJA RUMRA, SH., MH

Oleh :

LEPY WALY
NPM. 20 19 105

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM


UMEL MANDIRI
JAYAPURA
2023
1. Undang-undang Darurat Nomor 7 Tahun 1955 tentang Pengusutan,
Penuntutan dan Peradilan Tindak Pidana Ekonomi.
Beberapa pasal yang memuat terkait kekhususan dari Undang-undang
tersebut :
a.) Pasal 6 ayat (1)
Barang-siapa melakukan suatu tindak-pidana ekonomi:
a. Dalam hal kejahatan sekadar yang mengenai tindak-pidana
ekonomi termasuk dalam pasal 1 sub 1 e dihukum dengan
hukuman penjara selama-lamanya enam tahun dan hukuma denda
setinggi-tingginya lima ratus ribu rupiah, atau dengan salah satu
dari hukuman-pidana itu;
b. Dalam hal kejahatan sekadar yang mengenai tindak-pidana
ekonomi termasuk dalam pasal 1 sub 2e dan berdasar sub 3e
dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya dua tahun
dan hukuman denda setinggi-tingginya seratus ribu rupiah atau
dengan salah satu dari hukuman-pidana itu;
c. Dalam hal pelanggaran sekadar yang mengenai tindak-pidana
ekonomi tersebut dalam pasal 1 sub 1e dihukum dengan hukuman
kurungan selamalamanya satu tahun dan hukuman denda
setinggi-tingginya seratus ribu rupiah, atau dengan salah satu dari
hukuman-pidana itu;
d. Dalam hal pelanggaran yang berdasarkan pasal 1 sub 3e dihukum
dengan hukuman kurungan selama-lamanya enam bulan dan
hukuman denda setinggitingginya lima puluh ribu rupiah, atau
dengan salah satu dari hukumanpidana itu.
2. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
Beberapa pasal yang memuat terkait kekhususan dari Undang-undang
tersebut :
a.) Pasal 2 ayat (1)
“Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara,
dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)”.
b.) Pasal 3
“Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup
atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20
(dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00
(satu milyar rupiah)”.

3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan


Pemberantasan Tindak Pidan Pencucian Uang.
Beberapa pasal yang memuat terkait kekhususan dari Undang-undang
tersebut :
a.) Pasal 3
“Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan,
membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan
mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta
Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan
tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta
Kekayaan dipidana karena tindak pidana Pencucian Uang dengan
pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling
banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah)”.
b.) Pasal 4
“Setiap Orang yang menyembunyikan atau menyamarkan asal usul,
sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan
yang sebenarnya atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut
diduganya merupakan hasil tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana
karena tindak pidana Pencucian Uang dengan pidana penjara paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)”.

4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Terorisme.


Beberapa pasal yang memuat terkait kekhususan dari Undang-undang
tersebut :
a.) Pasal 6
“Setiap Orang yang dengan sengaja menggunakan Kekerasan atau
Ancaman Kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut
terhadap orang secara meluas, menimbulkan korban yang bersifat
massal dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa
dan harta benda orang lain, atau mengakibatkan kerusakan atau
kehancuran terhadap Objek Vital yang Strategis, lingkungan hidup
atau Fasilitas Publik atau fasilitas internasional dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun, pidana penjara seumur hidup, atau pidana mati”.

b.) Pasal 12 ayat (1), (2), dan (3)


Ayat (1)
“Setiap Orang yang dengan maksud melakukan Tindak Pidana
Terorisme di wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia atau di
negara lain, merencanakan, menggerakkan, atau mengorganisasikan
Tindak Pidana Terorisme dengan orang yang berada di dalam negeri
dan/ atau di luar negeri atau negara asing dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling Lama 12 (dua belas)
tahun”.
Ayat (2)
“Setiap Orang yang dengan sengaja menjadi anggota atau merekrut
orang untuk menjadi anggota Korporasi yang ditetapkan dan/atau
diputuskan pengadilan sebagai organisasi Terorisme dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh)
tahun”.
Ayat (3)
“Pendiri, pemimpin, pengurus, atau orang yang mengendalikan
Korporasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 12 (dua
belas) tahun”.
5. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
Beberapa pasal yang memuat terkait kekhususan dari Undang-undang
tersebut :
a.) Pasal 60 ayat (1)
Ayat (1)
Barangsiapa :
a. Memproduksi psikotropika selain yang ditetapkan dalam
ketentuan Pasal 5; atau
b. Memproduksi atau mengedarkan psikotropika dalam bentuk obat
yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7; atau
c. Memproduksi atau mengedarkan psikotropika yang berupa obat
yang tidak terdaftar pada departemen yang bertanggungjawab di
bidang kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1);
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).

6. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.


Beberapa pasal yang memuat terkait kekhususan dari Undang-undang
tersebut :
a.) Pasal 64 ayat (1) dan (2)
Ayat (1)
“Dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan
peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika, dengan Undang-
Undang ini dibentuk Badan Narkotika Nasional, yang selanjutnya
disingkat BNN”.
Ayat (2)
“BNN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan lembaga
pemerintah nonkementerian yang berkedudukan di bawah Presiden
dan bertanggung jawab kepada Presiden”.

7. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan


Transaksi Elektronik.
Beberapa pasal yang memuat terkait kekhususan dari Undang-undang
tersebut :
a.) Pasal 31 ayat (1)
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan intersepsi atau penyadapan atas Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik dalam suatu Komputer dan/atau
Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain.

b.) Pasal 45 ayat (1) dan (2)


Ayat (1)
Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/ atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan yang melanggar kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 ayat (ll dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
Ayat (2)
Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan perjudian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Anda mungkin juga menyukai