Anda di halaman 1dari 5

Pemberian sanksi pidana “atau” atau sanksi alternatif didalam KUHP:

1. BAB XXI. Tentang menyebabkan mati atau luka-luka karena kealpaan


Pasal 359. ( L.N. 1960-1). Barangsiapa karena kesalahannya (kealpaannya)
menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun
atau pidana kurungan paling lama satu tahun.
2. Bab I. Tentang kejahatan terhadap keamanan negara
Pasal 118. Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun atau denda
sembilan ribu rupiah, barang siapa tanpa wenang, sengaja membuat, mengumpulkan,
mempunyai, menyimpan, menyembunyikan atau petunjuk-petunjuk lain mengenai
sesuatu hal yang bersangkutan dengan kepentingan tentara.
3. Bab V. Tentang kejahatan terhadap ketertiban umum
Pasal 154. Barang siapa di muka umum menyatakan perasaan permusuhan,
kebencian atau penghinaan terhadap Pemerintah Indonesia, diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
4. Bab XXII. Tentang pencurian
Pasal 362. Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam
karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda
paling banyak sembilan ratus rupiah.
5. Bab VIII. Tentang kejahatan terhadap penguasa umum
Pasal 212. Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan melawan seorang
pejabat yang sedang menjalankan tugas yang sah, atau orang yang menurut kewajiban
undang-undang atau atas permintaan pejabat memberi pertolongan kepadanya, diancam
karena melawan pejabat, dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pemberian sanksi pidana “dan” atau sanksi Kumulatif :

1. Pasal 47A UU Nomor 10 Tahun 1998 jo UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang


Perbankan
Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau pegawai bank yang dengan sengaja tidak
memberikan keterangan yang wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42A
dan Pasal 44A, diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan
paling lama 7 (tujuh) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp. 4.000.000.000,00
(empat miliar rupiah) dan paling banyak Rp. 15.000.000.000,00 (lima belas miliar
rupiah).
2. Pasal 98 UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga)
tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00
(tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
3. Pasal 161 UU Nomor 3 Tahun 2020 jo UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara
Setiap orang yang menampung, memanfaatkan, melakukan Pengolahan danf atau
Pemurnian, Pengembangan dan/atau Pemanfaatan, Pengangkutan, Penjualan Mineral
dan/atau Batubara yang tidak berasal dari pemegang IUP, IUPK, IPR, SIPB atau izin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (3) huruf c dan huruf g, Pasal 104, atau Pasal
105 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak
Rp 100.000.00O.00O,00 (seratus miliar rupiah).
4. Pasal 161B ayat (1) UU Nomor 3 Tahun 2020 jo UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara
Setiap orangyang IUP atau IUPK dicabut atau berakhir dan tidak melaksanakan:
a. Reklamasi dan/atau Pascatambang; dan/atau
b. Penempatan dana jaminan Reklamasi dan/atau
dana jaminan Pascatambang,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak
Rpi00.000.000.0O0,0O (seratus miliar rupiah)."
5. Pasal 119 UU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian
(1) Setiap Orang Asing yang masuk dan/atau berada di Wilayah Indonesia yang tidak
memiliki Dokumen Perjalanan dan Visa yang sah dan masih berlaku sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang Asing yang dengan sengaja menggunakan Dokumen Perjalanan, tetapi
diketahui atau patut diduga bahwa Dokumen Perjalanan itu palsu atau dipalsukan
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pemberian sanksi Tunggal didalam KUHP:

1. Bab I. Tentang kejahatan terhadap keamanan negara


Pasal 123. Seorang warga negara Indonesia yang dengan suka rela masuk tentara
negara asing, pada hal ia mengetahui bahwa negara itu sedang perang dengan negara
Indonesia, atau akan menghadapi perang dengan Indonesia, diancam dalam hal terakhir
jika pecah perang, denga pidana penjara paling lama lima belas tahun.
2. Bab VIII. Tentang kejahatan terhadap penguasa umum
Pasal 211.
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang pejabat untuk
melakukan perbuatan jabatan atau untuk tidak melakukan perbuatan jabatan yang sah,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
3. Bab XIII. Tentang kejahatan terhadap asal usul pernikahan
Pasal 278.
Barang siapa mengakui seorang anak sebagai anaknya menurut peraturan Kitab Undang-
undang Hukum Perdata, padahal diketahuinya bahwa dia bukan ayah dari anak tersebut,
diancam karena melakukan pengakuan anak palsu dengan pidana penjara paling lama tiga
tahun.
4. Bab XV. Tentang meninggalkanorang yang perlu ditolong
Pasal 305.
Barang siapa menempatkan anak yang umurnya belum tujuh tahun untuk ditemukan atau
meninggalkan anak itu dengan maksud untuk melepaskan diri daripadanya, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
5. Bab XXV. Tentang perbuatan curang (bedrog)
Pasal 379a.
Barang siapa menjadikan sebagai mata pencarian atau kebiasaan untuk membeli barang-
barang, dengan maksud supaya tanpa pembayaran seluruhnya memastikan penguasaan
terhadap barang- barang itu untuk diri sendiri maupun orang lain diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun.

Pemberian sanksi alternatif-kumulatif :

1. Pasal 310 ayat (3) Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya
mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 229 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
2. Pasal 3 Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda
paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
3. Pasal 5 Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi
Setiap orang yang melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 209
Kitab Undang-undang Hukum Pidana, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1
(satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling sedikit Rp
50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus
lima puluh juta rupiah).
4. Pasal 29 Undang-undang No.44 Tahun 2008 tentang pornografi
Setiap orang yang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan,
menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan,
memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan
paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp250.000.000,00
(dua ratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp6.000.000.000,00 (enam miliar
rupiah).
5. Pasal 30 Undang-undang No.44 Tahun 2008 tentang pornografi
Setiap orang yang menyediakan jasa pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6
(enam) tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp250.000.000,00 (dua ratus lima
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

Anda mungkin juga menyukai