Anda di halaman 1dari 9

Nama : Teuku Amara Bittaqwa

NPM : 1803101010263

PASAL-PASAL KUHP YANG TELAH DIGANTI, DICABUT,


DDIHAPUS DAN DIATUR DILUAR KUHP

Diatur Diluar Kuhp :

UU No.7/Drt/1995 tentang pengusutan, penuntutan dan peradilan tindak


pidana ekonomi

UU No. 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika

UU No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

Pasal KUHP :

- Pasal 94; Pasal 105; Pasal 130; Pasal 132; Pasal 133; Pasal 135; Pasal
136; Pasal 138; Pasal 139 ayat (1); Pasal 153 bis; Pasal 153 ter; Pasal 161
bis; Pasal 171; Pasal 230.

Telah digantikan oleh UU No.1 Tahun 1946 tentang peraturan Hukum Pidana

Pasal KUHP :

- Pasal 11 yang berbunyi ; Pidana mati dijalankan oleh algojo di tempat


gantungan dengan menjeratkan tali yang terikat di tiang gantungan pada
leher terpidana kemudian menjatuhkan papan tempat
terpidana berdiri.
Digantikan oleh UU No. 2/PNPS/1964 tentang Pelaksanaan Pidana Mati yang
berbunyi ; tata cara pelaksanaan pidana mati di Indonesia dilakukan
dengan ditembak sampai mati, oleh satu regu penembak, yang dilakukan
disuatu tempat dalam daerah hukum pengadilan yang menjatuhkan putusan
tingkat pertama, terkecuali ditentukan lain oleh Menteri Kehakiman
Dan Hak Asasi Manusia, yang pelaksanaannya dihadiri oleh komisariat
daerah (Kapolres) atau perwira yang ditunjuknya bersama dengan Jaksa
Tinggi/Jaksa yang bertanggung jawab

Pasal KUHP

- 134 yang berisi ; Penghinaan dengan sengaja terhadap Presiden atua


Wakil Presiden diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun,
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus ribu rupiah.
- 136 yang berisi ; Pasal ini ditiadakan berdasarkan Undang-undang No. 1
Tahun 1946, pasal VIII butir 25. Pengertian penghinaan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 134 mencakup juga perumusan perbuatan dalam
pasal 135, jika itu dilakukan diluar kehadiran yang dihina, baik dengan
tingkah laku di muka umum, maupun tidak dimuka umum baik lisan atau
tulisan, namun dihadapan lebih dari empat orang, atau di hadapan orang
ketiga, bertentangan dengan kehendaknya dan oleh karena itu merasa
tersinggung.

- 137 yang berisi ; (1) Barang siapa menyiarkan, mempertunjukan, atau


menempelkan di muka umum tulisan atau lukisan yang berisi penghinaan
terhadap Presiden atau Wakil Presiden, dengan maksud supaya isi penghinaan
diketahui atau lebih diketahui oleh umum, diancam dengan pidana penjara
paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah.

(2) Jika yang bersalah melakukan kejahatan pada waktu menjalankan


pencariannya, dan pada waktu itu belum lewat dua tahun sejak adanya
pemidanaan menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka
terhadapnya dapat dilarang menjalankan pencarian tersebut.

Digantikan oleh Putusan Mahkamah Konstitusi No. 13-22/PUU-IV/2006 yang


berisi Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa RKUHP harus tidak lagi
memuat pasal-pasal yang isinya sama atau mirip dengan Pasal 134, Pasal 136
bis dan Pasal 137 KUHP. Dengan demikian maka Pasal 265 RKUHP ini
menurut Mahkamah Konsituti bertentangan dengan konstitusi

Pasal KUHP :

- 154 Yang berisi : Barang siapa di muka umum menyatakan perasaan


permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap Pemerintah Indonesia,
diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

- Pasal 155 yang berisi : Barang siapa menodai bendera kebangsaan


Republik Indonesia dan lambang Negara Republik Indonesia, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling
banyak empat puluh lima ribu rupiah.

Digantikan oleh Putusan Mahkamah Konstitusi No. 06/PUU-V/2007


Dikarenakan kualifikasi delik atau tindak pidana yang dirumuskan dalam Pasal
154 dan 155 KUHP adalah delik formil yang cukup hanya mempersyaratkan
terpenuhinya unsur adanya perbuatan yang dilarang (strafbare handeling) tanpa
mengaitkan dengan akibat dari suatu perbuatan. Akibatnya, rumusan kedua
pasal pidana tersebut menimbulkan kecenderungan penyalahgunaan kekuasaan
karena secara mudah dapat ditafsirkan menurut selera penguasa. Seorang warga
negara yang bermaksud menyampaikan kritik atau pendapat terhadap
Pemerintah dimana hal itu merupakan hak konstitusional yang dijamin oleh
UUD 1945, akan dengan mudah dikualifikasikan oleh penguasa sebagai
pernyataan ”perasaan permusuhan, kebencian, atau penghinaan” terhadap
Pemerintah sebagai akibat dari tidak adanya kepastian kriteria untuk
membedakan kritik atau pernyataan pendapat dengan perasaan permusuhan,
kebencian, ataupun penghinaan.

 Pasal 154 dan 155 KUHP dapat dikatakan tidak rasional, karena seorang
warga negara dari sebuah negara merdeka .

Pasal KUHP :

- 209 berisi (1) diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan atau pidana paling banyak empat ribu lima ratus rupiah:
1. barangsiapa memberi hadiah atau perjanjian kepada seorang pegawai
negeri dengan dimaksud hendak membujuk dia, supaya dalam
pekerjaannya ia berbuat atau mengalpakan sesuatu apa, yang
bertentangan dengan kewajibannya ;
2. barangsiapa memberi hadiah kepada seorang pegawai negeri oleh
sebab atau berhubungan dengan pegawai negeri itu sudah membuat atau
mengalpakan sesuatu apa dalam menjalankan pekerjaannya yang
bertentangan dengan kewajibannya.
- Dapat dijatuhkan hukuman mencabut hak yang tersebut dalam pasal 35
No. 1-4. (K.U.H.P. 92, 149, 210, 418 s).

- 210 berisi Dihukum dengan hukuman penjara selama - lamanya tujuh


tahun :
1e. Barangsiapa memberi hadiah atau perjanjian kepada hakim, dengan
maksud untuk mempengaruhi keputusan hakim itu tentang perkara yang
diserahkan kepada pertimbangannya.
2e. Barangsiapa memberi hadiah atau perjanjian kepada seseorang yang
menurut peraturan undang - undang ditentukan menjadi penasehat untuk
menghadiri pengaduan dengan maksud untuk mempengaruhi nasehat atau
pendapat yang akan dimajukannya tentang perkara yang diserahkan
kepada pertimbangan pengadilan itu.

2. jika hadiah atau perjanjian itu diberikan dengan maksud supaya hakim
menjatuhkan suatu hukuman dalam suatu perkara pidana, yang bersalah
dihukum dengan hukuman penjara selama - lamanya sembilan tahun.

Pasal 210 ayat 3, berbunyi :


Pencabutan hak tersebut dalam pasal 35 nomor 1e sampai 4e boleh
dijatuhkan.

Pasal 387 berisi :


(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, serang
pembrng atau ahli bangunan atau penjual bahan bangunan, yang pada
waktu membuat bangunan atau pada waktu menyerahkan bahan-bahan
bangunan, melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan
keselamatan orang atau barang, atau keselamatan negara dalam keadaan
perang.
(2) Barangsiapa bertugas mengawasi pembangunan atau penyerahan
barang barang itu dengan sengaja membiarkan perbuatan yang curang itu,
diancam dengan pidana yang sama
Pasal 388 berisi :
(1) Barangsiapa pada waktu menyerahkan barang keperluan Angkatan
Laut atau Angkatan Darat melakukan perbuatan curang yang dapat
membahayakan keselamatan negara dalam keadaan perang, diancam
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(2) Barangsiapa bertugas mengawasi penyerahan barang-barang itu,
dengan sengaja membiarkan perbuatan yang curang itu, diancam dengan
pidana yang sama.

Pasal 415 berisi :


Seorang pejabat atau oorang lain yang ditugaskan menjalankan suatu
jabatan umum terus-menerus atau untuk sementara, yang dengan sengaja
menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpannya karena
jabatannya, atau membiarkan uang atau surat berharga itu diambil atau
digelapkan oleh orang lain, atau membantu orang lain itu dalam
melakukan perbuatan tersebut, diancam dengan pidana penjara paling
lama tujuh tahun.

Pasal 416 berisi :


Seorang pejabat atau oorang lain yang diberi tugas menjalankan suatu
jabatan umum terus-menerus atau untuk sementara, yang dengan sengaja
membuat secara palsu atau memalsukan buku-buku atau daftar-daftar
yang khusus untuk pemeriksaan administrasi, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun.

Pasal 417 berisi :


Seorang pejabat atau oorang lain yang diberi tugas menjalankan suatu
jabatan umum terus-menerus atau untuk sementara, yang dengan sengaja
menggelapkan, menghancurkan, merusakkan atau membuat tak dapat
dipakai barangbarang yang diperuntukkan guna meyakinkan atau
membuktikan di muka penguasa yang berwenang, akta-akta, surat-surat
atau daftar-daftar yang dikuasainya karena jabatannya, atau membiarkan
orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan atau membuat
tak dapat dipakai barang-barang itu, atau membantu dalam melakukan
perbuatan itu, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun
enam bulan

Pasal 418 berisi :


Seorang pejabat yang menerima hadiah atau janji, padahal dia tahu atau
seharusnya diduganya bahwa hadiah atau janji itu diberikan karena
kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau
yang menurut pikiran orang yang memberi hadiah atau janji itu ada
hubungannya dengan jabatannya, dimcam dengan pidana penjara paling
lama enam bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.

Pasal 419 berisi :


Diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun, seorang pejabat:
1. yang menerima hadiah atau janji, padahal dia tahu bahwa hadiah atau
janji itu diberikan untuk membujuknya supaya melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan
kewajibannya;
2. yang menerima hadiah, padahal dia tahu bahwa hadiah itu diberikan
kepadanya karena dia telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu
dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.

Pasal 420 berisi :


1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun:
1. serang hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal dia tahu bahwa
hadiah atau janji itu diberikan kepadanya untuk mempengaruhi putusan
perkara yang menjadi tugasnya;
2. (s.d.u. dg. UU N. 1 / 1946.) barangsiapa menurut ketentuan undang-
undang ditunjuk menjadi penasihat untuk menghadiri sidang pengadilan,
menerima hadiah atau janji, padahal dia tahu bahwa hadiah atau janji itu
diberikan kepadanya untuk mempengaruhi nasihat tentang perkara yang
harus diputus oleh pengadilan.
(2) Bila hadiah atau janji itu diterima dengan sadar bahwa hadiah atau
janji itu diberikan kepadanya supaya dipidana dalam suatu perkara
pidana, maka yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama
dua belas tahun.

Digantikan oleh Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas


Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999.

 
Pasal KUHP :
- Pasal 287 berisi :
- (1) Barangsiapa bersetubuh dengan srang wanita yang bukan istrinya,
padahal diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya bahwa umur
wanita itu belum lima belas tahun, atau kalau umumya tidak jelas, bahwa
belum waktunya untuk dikawinkan, diancam dengan pidana penjara
paling lama sembilan tahun.
- (2) Penuntutan dilakukan hanya atas pengaduan, kecuali bila umur wanita
itu belum sampai dua belas tahun atau bila ada salah satu hal seperti
tersebut dalam pasal 291 dan pasal 294.
Pasal 290 :
2. barangsiapa melakukan perbuatan cabul dengan seseorang, padahal ia
tahu atau sepatutnya harus diduganya, bahwa umur orang itu belum lima
belas tahun atau kalau umumya tidak jelas, yang bersangkutan belum
waktunya untuk dikawinkan;
- 3. barangsiapa membujuk seseorang yang diketahuinya atau sepatutnya
harus diduganya bahwa umur orang itu belum lima belas tahun, atau
kalau umumya tidak jelas, yang bersangkutan belum waktunya untuk
dikawinkan, untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan
cabul, atau bersetubuh di luar perkawinan dengan orang lain.
Digantikan oleh Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak

Pasal KUHP : 297 Berisi Perdagangan wanita dan perdagangan anak laki laki
yang belum dewasa, diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun.

- 324 berisi Barangsiapa dengan biaya sendiri atau biaya orang lain
menjalankan perdagangan budak atau melakukan perbuatan perdagangan
budak atau dengan sengaja turut serta secara langsung atau tidak langsung
dalam salah satu perbuatan tersebut di atas, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua belas tahun.
-
Digantikan oleh Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana
Perdagangan Orang

Anda mungkin juga menyukai