Anda di halaman 1dari 3

Nama: Jasmine Natasha Pramestiti

NIM: 19/445149/HK/22163
Kelas: B

Studi Kasus Tindak Pidana Khusus Terorisme


Kelas A dan B

Diskusi Kelompok 09.00- 09.30


Silahkan pilih satu atau dua teman secara bebas.
Diskusikan kasus di bawah ini
Pertanyaan yang perlu didiskusikan di bawah box kasus
Dikumpulkan di Simaster pada pukul 09.30 WIB

Dwi Djoko Wiwoho, Pertanyaan Diskusi Kelompok


yang merupakan mantan
Direktur Hubungan 1. Identifikasi UU Terorisme yang mana dan pasal
Masyarakat dan berapa yang terkait dengan kasus di atas?
Pelayanan Terpadu Satu
2. Apa unsur-unsur pidana dalam pasal tersebut dan apa
Pintu Badan
hukumnya?
Pengusahaan (PTSP BP)
Batam, Kepulauan Riau,
3. Mengapa Djoko diadili di Pengadilan di Jakarta?
didakwa menggunakan
kekerasan atau ancaman
kekerasan yang
bermaksud untuk Jawab
menimbulkan suasana
teror atau rasa takut 1. Apabila bertuju dalam kalimat “Menggunakan
terhadap orang secara kekerasan atau ancaman kekerasan yang bermaksud
meluas serta untuk menimbulkan suasana teror atau rasa takut
memberikan bantuan terhadap orang secara meluas.” Maka Djoko dapat
atau kemudahan dengan
didakwa menggunakan Pasal 15 jo Pasal 7 UU Nomor
sengaja terhadap pelaku
15 Tahun 2003, yang berbunyi sebagai berikut;
tindak pidana terorisme
dengan cara
Pasal 15
menyembunyikan
informasi tentang tindak
Setiap orang yang melakukan permufakatan jahat,
pidana terorisme.
percobaan, atau pembantuan untuk melakukan tindak
Dia juga didakwa pidana terorisme sebagaimana dimaksud dalam Pasal
menyediakan, 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, dan
mengumpulkan, Pasal 12 dipidana dengan pidana yang sama sebagai
memberikan, atau pelaku tindak pidananya.
meminjamkan dana
dengan sengaja baik Pasal 7
secara langsung atau
tidak langsung untuk
mendanai tindak pidana
terorisme, organisasi
teroris, atau teroris.

Dakwaan tersebut
“Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
bermaksud untuk menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara
meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal dengan cara merampas
kemerdekaan atau hilangnya nyawa atau harta benda orang lain, atau untuk
menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis,
atau lingkungan hidup, atau fasilitas publik, atau fasilitas internasional, dipidana
dengan pidana penjara paling lama seumur hidup.”

Sedangkan, bertuju pada bagian “memberikan bantuan atau kemudahan dengan


sengaja terhadap pelaku tindak pidana terorisme dengan cara menyembunyikan
informasi tentang tindak pidana terorisme.” Maka Djoko dapat didakwa menggunakan
Pasal 13 huruf C UU no 15 tahun 2003 sebagaimana berbunyi:

“Setiap orang yang dengan sengaja memberikan bantuan atau kemudahan terhadap
pelaku tindak pidana terorisme, dengan:

a. memberikan atau meminjamkan uang atau barang atau harta kekayaan lainnya
kepada pelaku tindak pidana terorisme ;

b. menyembunyikan pelaku tindak pidana terorisme; atau

c. menyembunyikan informasi tentang tindak pidana terorisme, dipidana dengan


pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas)
tahun.”

Selanjutnya, pada bagian “menyediakan, mengumpulkan, memberikan, atau


meminjamkan dana dengan sengaja baik secara langsung atau tidak langsung untuk
mendanai tindak pidana terorisme, organisasi teroris, atau teroris.” Djoko dapat
didakwa atas perbuatannya menggunakan Pasal 4 UU nomor 9 Tahun 2012, yang
berbunyi:

“Setiap Orang yang dengan sengaja menyediakan, mengumpulkan, memberikan, atau


meminjamkan Dana, baik langsung maupun tidak langsung, dengan maksud
digunakan seluruhnya atau sebagian untuk melakukan Tindak Pidana Terorisme,
organisasi teroris, atau teroris dipidana karena melakukan tindak pidana pendanaan
terorisme dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).”

2. Unsur-unsur pidana

a. Apabila dilihat dari Pasal 7 UU nomor 15 tahun 2003 mengenai dengan


sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang bermaksud
untuk menimbulkan suasana terror, maka Djoko dapat dijatuhi hukuman
pidana penjara paling lama seumur hidup.

b. Selanjutnya berkenaan dengan Tindakan Djoko yaitu memberikan bantuan


kepada pelaku terorisme dengan cara penyembunyian informasi, maka
merujuk pada Pasal 13 huruf C UU nomor 15 tahun 2003, Maka Djoko dapat
dijatuhi pidana penjara paling sedikit 3 tahun dan paling lama 15 tahun.

c. Mengingat Djoko juga melakukan menyediakan, mengumpulkan,


memberikan, atau meminjamkan dana kepada pelaku tindak pidana terorisme
maka sesuai dengan Pasal 4 UU Nomor 9 Tahun 2013 maka Djoko dapat
dijatuhi hukuman berupa pidana penjara paling lama 15 tahun dan pidana
denda paling banyak Rp 1.000.000.000.000 (satu miliar rupiah)

3. Mengapa Djoko diadili di Pengadilan di Jakarta?

Berdasarkan pada Pasal 85 KUHAP menyatakan bahwa “Dalam hal keadaan daerah
tidak mengijinkan suatu pengadilan negeri untuk mengadili suatu perkara, maka atas
usul ketua PN atau Kepala Kejaksaan Negeri yang bersangkutan, MA mengusulkan
kepada Menteri Kehakiman untuk menetapkan atau menunjuk pengadilan negeri
lain.” Dalam kasus terorisme yang terjadi di Indonesia, MA baisanya menunjuk PN
yang berada di Jakarta. Hal ini tentu dapat dilakukan oleh MA mengingat
kewenangan MA yang disebutkan di dallam Pasal 85 KUHAP.

Anda mungkin juga menyukai