Anda di halaman 1dari 2

Pencemaran Nama Baik menurut KUHP

Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan, dipertunjukkan atau
ditempelkan di muka umum, maka diancam karena pencemaran tertulis dengan pidana penjara
paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
Penghinaan atau defamation secara harafiah diartikan sebagai sebuah tindakan yang
merugikan nama baik dan kehormatan seseorang. Menurut R. Soesilo, dalam bukunya Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal
(1991), berdasarkan ketentuan yang ada di dalam KUHP, ada enam macam penghinaan, yakni:
menista, menista dengan surat, memfitnah, penghinaan ringan, mengadu secara memfitnah,
dan tuduhan secara memfitnah.
Ketentuan dalam KUHP yang fokus mengatur tentang Penghinaan ada pada Bab XVI Pasal 310
dan Pasal 311 KUHP.
Pasal 310 menyatakan:
(1) Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan
menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum, diancam
karena pencemaran dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan, dipertunjukkan atau
ditempelkan di muka umum, maka diancam karena pencemaran tertulis dengan pidana penjara
paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
(3) Tidak merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis, jika perbuatan jelas dilakukan
demi kepentingan umum atau karena terpaksa untuk membela diri.
Sedangkan Pasal 311 KUHP sebenarnya menjelaskan tentang fitnah. Pasal 311 KUHP
menyatakan:
(1) Jika yang melakukan kejahatan pencemaran atau pencemaran tertulis dibolehkan untuk
membuktikan apa yang dituduhkan itu benar, tidak membuktikannya, dan tuduhan dilakukan
bertentangan dengan apa yang diketahui, maka dia diancam melakukan fitnah dengan pidana
penjara paling lama empat tahun.
Berdasarkan Pasal 310 ayat (1) KUHP, penghinaan yang dapat dipidana harus dilakukan dengan
cara "menuduh seseorang telah melakukan perbuatan yang tertentu, dengan maksud tuduhan
itu akan tersiar (diketahui orang banyak)." Perbuatan tertentu dimaksud, tak terbatas pada
perbuatan yang dilarang hukum, artinya perbuatan apapun dapat menjadi tuduhan.
Tuduhan tersebut harus dilakukan dengan lisan, apabila dilakukan dengan tulisan (surat) atau
gambar, maka penghinaan itu dinamakan "menista/menghina dengan surat (secara tertulis)"
dan dapat dikenakan Pasal 310 ayat (2) KUHP.
Tindak pidana penghinaan lisan, tulisan maupun fitnah, sebagaimana diuraikan di atas hanya
dapat dituntut apabila ada pengaduan dari orang yang dirugikan, yang dalam hukum pidana
dikenal dengan istilah delik aduan. Sedangkan objek dari penghinaan tersebut harus manusia
perseorangan, maksudnya pemerintah, suatu perkumpulan, golongan masyarakat dan lain-lain.
Penghinaan menurut Pasal 310 ayat tidak dapat dihukum apabila tuduhan atau penghinaan itu
dilakukan untuk membela "kepentingan umum" atau terpaksa untuk "membela diri".
Sedangkan untuk kejahatan fitnah sebagaimana diatur menurut Pasal 311 KUHP, tidak perlu
dilakukan di muka umum, sudah cukup bila dapat dibuktikan bahwa ada maksud untuk
menyiarkan tuduhan tersebut.

Bunyi lengkap Pasal 310 :


Barangsiapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang, dengan menuduh sesuatu
hal, yang maksudunya terang supaya hal itu diketahui umum, diancam karena pencemaran, dengan
pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah.

Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan, dipertunjukkan atau
ditempelkan di muka umum, maka yang bersalah, karena pencemaran tertulis, diancam pidana
penjara paling lama satu tahun empat bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah.

Tidak merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis, jika perbuatan terang dilakukan demi
keuntungan umum atau karena terpaksa untuk bela diri.

Aturan pidana perbuatan pencemaran nama baik di dunia maya diatur dalam UU Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Pada Pasal 27 Ayat (3) UU ITE
disebutkan bahwa: Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.
Sanksi terhadap orang yang melakukan perbuatan tersebut, diancam pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun, serta denda maksimal satu miliar rupiah. Hal ini sebagaimana ketentuan
pada Pasal 45 Ayat (1) UU ITE, yang berbunyi: Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).

Untuk renovasi rumah yang tidak memerlukan IMB di antaranya adalah:


 Pekerjaan yang termasuk dalam kategori pemeliharaan dan perawatan bangunan yang bersifat biasa.
Seperti contoh melakukan pengecatan ulang dinding rumah atau memperbaiki atap rumah yang bocor.
 Mendirikan bangunan di halaman belakang yang isinya tidak lebih dari 12 m2
 Membangun bangunan di bawah tanah.

Anda mungkin juga menyukai