Anda di halaman 1dari 3

PENGETAHUAN HUKUM

MENGENAI PASAL-PASAL
PENCEMARAN NAMA BAIK
Menurut Adami Chazawi dalam Pelajaran Hukum Pidana (Rajagrafinda Persada, Jakarta,
2001), delik adalah “suatu perbuatan atau tindakan yang terlarang dan diancam dengan
hukuman oleh undang-undang (pidana).”
Fitnah yang disebarkan secara tertulis dikenal sebagai libel, sedangkan yang diucapkan
disebut slander.
Fitnah lazimnya merupakan kasus delik aduan. Seseorang yang nama baiknya
dicemarkan bisa melakukan tuntutan ke pengadilan sipil, dan jika menang bisa mendapat
ganti rugi. Hukuman pidana penjara juga bisa diterapkan kepada pihak yang melakukan
pencemaran nama baik.
Dalam KUHP setidaknya terdapat 16 pasal yang mengatur soal penghinaan.
Penghinaan terhadap institusi atau badan umum (seperi DPR, Menteri, DPR, kejaksaan,
kepolisian, gubernur, bupati, camat, dan sejenisnya) diatur dalam pasal 207, 208, dan
209. Jika penghinaan itu terjadi atas orangnya (pejabat pada instansi negara) maka diatur
dalam pasal 316.
Penghinaan terhadap anggota masyarakat umum diatur dalam pasal 310, 311, dan 315.
Selain itu, masih terdapat sejumlah pasal yang bisa dikategorikan dalam delik penghinaan
ini, yaitu pasal 317 (fitnah karena pengaduan atau pemberitahuan palsu kepada
penguasa), pasal 320 dan 321 (pencemaran atau penghinaan terhadap seseorang yang
sudah mati).
Pasal-Pasal Penghinaan di KUHP
Pasal 134, 136, 137
> Penghinaan terhadap Presiden dan wakil Presiden, dengan cara menyiarkan,
menunjukkan, menempelkan di muka umum
> Pidana 6 tahun penjara
Pasal 142
> Penghinaan terhadap Raja/Kepala Negara sahabat
> Pidana 5 tahun penjara
Pasal 143, 144
> Penghinaan terhadap wakil negara asing
> Pidana 5 tahun penjara
Pasal 207, 208, 209
> Penghinaan terhadap Penguasa dan Badan Umum
> Pidana 6 bulan penjara
Pasal 310, 311, 315, 316
> Penyerangan/pencemaran kehormatan atau nama baik seseorang, tuduhan dengan
tulisan
> Pidana 9 bulan, 16 bulan penjara
Pasal 317
>Fitnah pemberitahuan palsu, pengaduan palsu
> Pidana 4 tahun penjara
Pasal 320, 321
> Penghinaan atau pencemaran nama orang mati
> Pidana 4 bulan penjara
(Diolah dari buku Ketentuan-Ketentuan Hukum Pidana yang Ada Kaitannya dengan
Media Massa, Departemen Penerangan RI, 1998).
Catatan Penting :
Ketentuan hukum penghinaan bersifat delik aduan, yakni perkara penghinaan terjadi jika
ada pihak yang mengadu.
Hakikat penghinaan adalah menyerang kehormatan dan nama baik seseorang, golongan,
lembaga, agama, jabatan, termasuk orang yang sudah meninggal.
Dalam KUHP disebutkan bahwa penghinaan bisa dilakukan dengan cara lisan atau
tulisan (tercetak).
Bentuk penghinaan dibagi dalam lima kategori, yaitu:
1. Pencemaran,
2. Pencemaran tertulis,
3. Penghinaan ringan,
4. Fitnah,
5. Fitnah pengaduan dan fitnah tuduhan.
Ancaman hukuman bervariasi antara empat bulan hingga enam tahun penjara.
Pers sering harus berhadapan dengan anggota masyarakat yang merasa dirugikan oleh
suatu pemberitaan. Penafsiran adanya penghinaan atau pencemaran nama baik (dalam
pasal 310 KUHP) ini berlaku jika memenuhi unsur :
Dilakukan dengan sengaja, dan dengan maksud agar diketahui umum (tersiar)
Bersifat menuduh, dalam hal ini tidak disertai bukti yang mendukung tuduhan itu.
Akibat pencemaran itu jelas merusak kehormatan atau nama baik seseorang.
Semoga tulisan singkat ini dapat menjadi bahan referensi kita dalam tindak-tanduk
bersosial media.

(Abdu Allah)

Anda mungkin juga menyukai