Anda di halaman 1dari 3

Jurnal 1 : Pencemaran Nama Baik Melalui Teknologi Informasi Ditinjau Dari

Hukum Pidana
Oleh: Asrianto Zainal, Januari 2016
Dari: ejournal.iainkendari.ac.id

Pencemaran nama baik diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002


Tentang Penyiaran dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik. Pasal 36 ayat (5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002
menyebutkan bahwa :
“Isi siaran dilarang :
a. Bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong;
b. Menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalahgunaan narkotika
dan obat terlarang; atau
c. Mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan.”
Unsur-unsur yang terdapat dalam pasal tersebut adalah : Isi siaran;
Dilarang (Dilarang merupakan tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh lembaga
penyiaran); Bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong;
Menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalahgunaan narkotika dan
obat terlarang; Mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan

Jurnal 2: Perbedaan Penerapan Hukum Dalam Kasus Pencemaran Nama


Baik Melalui Layanan Pesan Singkat
Oleh: Dimas Luthfi Hardianto, 2017
Dari:e-journal.uajy.ac.id
Perbedaan penerapan hukum dalam kasus pencemaran nama baik melalui
layanan pesan singkat menurut beliau dikarenakan tidak adanya unsur dimuka
umum dalam Undang-Undang ITE sebagaimana yang ada pada KUHP.
Penerapan pasal dalam kasus pencemaran nama baik juga dihubungkan
dengan cara ataupun media yang digunakan dalam perbuatan melawan hukum si
pelaku. Pasal mana yang tepat untuk diterapkan atas perbuatan melawan hukum si
pelaku atau terdakwa dihubungkan dengan unsur-unsur pasal yang paling tepat
atau setidak-tidaknya mendekati keseluruhan unsur-unsur dari pasal. Jika
pencemaran nama baik itu menggunakan SMS, lebih tepat dan lebih konkret,
digunakanlah Undang-Undang ITE dikarenakan pencemaran nama baik dilakukan
dengan menggunakan media elektronik.

Jurnal 3: Perbandingan Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik Terhadap


Publik Figur Melalui Media Sosial Dan Media Massa
Oleh: Nurun Nazmi, 2016
Dari: fh.jurnal.unila.ac.id

Teknologi yang merupakan produk dari modernitas telah mengalami


lompatan yang luar biasa, karena sedemikian pesatnya, pada gilirannya manusia,
yang kreator teknologi itu sendiri kebingungan mengendalikannya, termasuk
perkembangan internet. juga membuat dan melahirkan media baru yang disebut
bersama sebagai media sosial. Pencemaran nama baik melalui media massa
merupakan salah satu bentuk khusus dari perbuatan melawan hukum.
Istilah yang dipakai mengenai bentuk perbuatan melawan hukum ini ada
yang mengatakan pencemaran nama baik, namun ada pula yang mengatakan sebagai
penghinaan tetapi melalui media cetak seperti Koran, majalah, dln Nama baik adalah
penilaian baik menurut anggapan umum tentang perilaku atau kepribadian seseorang
dari sudut moralnya. Nama baik seseorang selalu dilihatdari sudut orang lain, yakni
moral atau kepribadian yang baik, sehingga ukurannya ditentukan berdasarkan
penilaian secara umum dalam suatu masyarakat tertentu ditempat mana perbuatan
tersebut dilakukan dan konteks perbuatannya.

Jurnal 4: Delik Pencemaran Nama Baik Yang Dilakukan Oleh Advokat Dalam
Melaksanakan Tugasnya Sebagai Kuasa Klien
Oleh: Mohamad Adnan Fanani, 2018
Dari: e-journal.unair.ac.id

Dalam pembelaan tim kuasa hukum terdakwa menyatakan inti dari nota
pembelaan ini adalah untuk menunjukkan dan membuktikan bahwa terdakwa sebagai
Advokat yang sedang menjalankan profesinya dengan mendapat kuasa dari kliennya
harus mendapatkan perlindungan hukum sesuai amanat UU No 18 Tahun 2003
tentang Advokat dan putusan Mahkamah Konstitusi No. 26/PUU-XI/2013, juga
untuk menunjukkan bahwa Jaksa Penuntut Umum (JPU) dapat mengajukan tuntuan
hukum.
Pasal 16 UU No. 18/2003 tentang Advokat, hak imunitas advokat yang
dimaksud Pasal 16 meliputi tindak-tanduk advokat baik di dalam dan di luar
pengadilan. advokat berhak atas kekebalan dari tuntutan hukum, selama hal itu
masih dalam konteks menjalankan profesi dan didasari pada itikad baik.
Pertanggungjawaban tindak pidana terjadi karena adanya perbuatan yang
melanggar hokum di dalamnya. Sekalipun itu advokat atau seseorang yang berkerja
sebagai penegak hokum harus juga mempertanggungjawabkannya jika terbukti
melakukan kesalahan yang melanggar kode atika profesi advokat. Meskipun
dengan mutlaknya dia tidak dapat sepenuhnya baik itu berupa pidana atau perdata
yang sesuai dengan perundang-undanganya.

Jurnal 5: Tinjauan Yuridis Mengenai Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana


Pencemaran Nama Baik Melalui Media Sosial
Oleh : Shah Rangga Wiraprastya
Dari: ojs.unud.ac.id

Pencemaran nama baik merupakan suatu tindakan yang dapat dikenakan sanksi
pidana. Di dalam KUHP, pencemaran nama baik diatur di dalam Pasal 310 ayat (1)
dan (2) Pencemaran nama baik juga diatur di dalam Pasal 27 ayat (3) juncto Pasal
45 ayat(1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik

Melihat dari peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang


pencemaran nama baik, maka siapapun yang sengaja menyerang kehormatan
seseorang baik itu secara lisan, tulisan, maupun melalui media elektronik atau sosial
maka dapat dikenakan sanksi pidana pencemaran nama baik yang diatur dalam Pasal
310 KUHP dan juga di dalam Pasal 27 ayat (3) juncto Pasal 45 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Anda mungkin juga menyukai